Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

LAMA PENYINARAN MATAHARI


oleh :
Sabika Nabila (12813005)
Rima Amelia Syaraswati (12814001)
Yari Rinaldi (12814004)
Ni Luh Devi Agustiani (12814009)
Diema Octaviani (12814012)
Sujeki Roma Yananda (12814014)
Fikri Ramadhan (12814015)
Uly Amaliah (12814018)
Puji Rosita Anggraini Sibuea (12814021)
Gabriella Tania Adolong (12814027)
Said Fariz Hibban (12814030)
Hana Camelia (12814035)

PROGRAM STUDI METEOROLOGI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan............................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................... 2
DASAR TEORI......................................................................................... 2
1.

Intensitas Radiasi............................................................................. 2

2.

Lama Penyinaran Matahari................................................................2

3.

Faktor yang Mempengaruhi Lama Penyinaran Matahari terhadap Bumi....3

BAB III.................................................................................................... 4
METODE PENGOLAHAN DATA................................................................4
3.1 Prosedur Pengolahan Data...................................................................4
3.2 Analisis Data.................................................................................... 4
BAB IV.................................................................................................... 5
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................5
4.1 Hasil Pengamatan.............................................................................. 5
4.2 Pembahasan...................................................................................... 5
BAB V..................................................................................................... 6
KESIMPULAN......................................................................................... 6
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiasi matahari merupakan sumber energi utama dan terbesar di permukaan
bumi. Radiasi matahari ini adalah sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.
Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi matahari yang
dapat mengaktifkan melekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca.
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi
keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar
tempat di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara,
dan lain-lain.
Radiasi energi matahari yang sampai ke bumi tidak seluruhnya dapat disepa
oleh permukaan bumi hanya sekitar 20%-50% energi matahari diserap oleh
atmosfer dan sisanya dipantulkan kembali. Namun hal tersebut tergantung pada
kondisi atmosfer pada saat tersebut dan lamanya penyinaran sinar matahari.
Pengukuran radiasi energi matahari yang sampai di permukaan bumi di
pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh kedudukan matahari terhadap
bumi, kebersihan langit termasuk keawanan dan lokasi titik pengukuran. Radiasi
matahari yang diukur adalah jumlah energi radiasi yang sampai di permukaan
bumi dalam bentuk intensitas dan lama penyinaran dalam sehari, sebulan atau
setahun atau untuk periode waktu tertentu yang diinginkan.
Lama penyinaran matahari adalah lamanya matahari bersinar cerah pada
permukaan bumi yang dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam dan
ditulis dalam satuan jam sampai nilai persepuluhan atau sering ditulis dalam
satuan persen terhadap panjang hari maksimum.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Menghitung lamanya penyinaran matahari
2. Mengetahui kondisi atmosfer saat pengamatan

BAB II
DASAR TEORI
Unsur cuaca dan iklim adalah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan
udara, penguapan, kelembaban udara, keawanan, presipitasi, dan beberapa unsur
iklim lain yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tetap tetap pada
setiap saat dan tempat, selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor fisis di
alam yang disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang
bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara (Guslim, 2009).
Matahari adalah kontrol iklim yang sangat penting dan sumber energi utama
di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Energi tersebut
menyebabkan bumi tetap panas, memelihara pertumbuhan tanaman dan kehidupan
hewan serta manusia, juga menimbulkan peredaran atmosfer, hampir tidak berarti
dari seluruh energi matahari yang dipancarkannya lebih dari 2,2 milyar kali
jumlah yang diterima bumi. Tetapan radiasi matahari didefinisikan sebagai jumlah
fluks (aliran) radiasi matahari yang diterima pada permukaan di luar atmosfer
tegak lurus terhadap sinar matahari dan bumi . Serapan dan pancaran radiasi
terjadi melalui suatu proses yang sama yakni perubahan status energi dari atom
atau molekul penyerap atau pemancar. Oleh sebab itu, panjang gelombang
tertentu, jumlah energi yang diserap akan sama dengan jumlah energi yang
dipancarkan oleh suatu permukaan. Fenomena ini yang menjadi dasar hukum
Khirchoff (Kartasapoetra, 2004).
Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer
yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan
penyebab utama perubahan pergerakan atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca yang besar (Trewartha, 2009).
1. Intensitas Radiasi
Intensitas radiasi dalam arah tertentu didefinisikan sebagai daya yang
diradiasikan dari suatu antena per satuan sudut solid. Intensitas radiasi adalah
parameter medan jauh dan dapat diperoleh melalui perkalian rapat radiasi dengan
kuadrat jarak. Intensitas radiasi juga berhubungan dengan medan elektrik jaug
(far-zone). Hal ini dinyatakan dalam satuan luas per waktu atau langley per menit
atau watt per jam. Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari adalah
solarimeter atau solarigraf.
2. Lama Penyinaran Matahari
Lama penyinaran adalah periode matahari bersinar cerah yang dinyatakan
dalam jam. Faktor yang menentukan lama penyinaran adalah penutupan awan,
semakin lama penutupan awan maka lama penyinaran berkurang. Jadi, lama
penyinaran memang sangat ditentukan oleh keadaan awan. Sebagai contoh bahwa
keadaan matahari menyinari Indonesia sekitar 11-12 jam, namun lama penyinaran
maksimum sekitar 8 jam. Untuk menentukan lama penyinaran matahari digunaka

alat ukur bernama Cambell Stokes. Penggunaannya adalah dengan melihat


keadaan kertad pias sampai terbakar (Infonta, 2010).
Tabel 2.1 Jenis-jenis kertas pias
Macam kertas pias
Lengkung panjang
Lurus
Lengkung pendek

Belahan bumi utara


15 Oktober-28/29
Februari
11 Maret -11 April dan
3 September-14 Oktober
12 April-2 September

Belahan bumi selatan


12 April-2 September
1 Maret-11 April dan
3 September -14 Oktober
15 Oktober-28/29 Februari

3. Faktor yang Mempengaruhi Lama Penyinaran Matahari terhadap Bumi


Jumlah panas matahari yang diserap oleh bumi tergantung pada hal-hal
berikut :
a. Sudut datang sinar matahari. Semakin miring sinar datang matahari, maka
semakin berkurang panasnya. Namun semakin miring sinar datang matahari
maka semakin banyak juga daerah yang mendapat sinar matahari.
b. Lama waktu penyinaran matahari. Semakin lama waktu penyinaran sinar
matahari, maka semakin tinggi temperatur. Lama waktu penyinaran matahari
atau intensitas matahari terhadap bumi dapat diukur dengan menggunakan
sebuah alat yang bernama Campbell Stokes. Lamanya matahari bersinar dapat
dinyatakan dalam persentase atau jam yang ditunjukan oleh sunhine recorder.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang menerima radiasi
matahari yang sama dinamakan isohel.
c. Topografi, khususnya ketinggian tempat. Semakin tinggi suatu tempat, maka
temperatur semakin rendah, dan semakin rendah ketinggian tempat maka
semakin tinggi temperatur udaranya.
d. Komposisi udara. Udara yang banyaka mengandung uap air dan karbon
dioksida menyebabkan temperatur semakin panas.
e. Morfologi permukaan bumi atau keadaan tanah. Tanah yang putih dan licin
banyak memantulkan tanah, sedangkan tanah yang hitam dan kasar banyak
menyerap panas.
f. Sifat permukaan bumi. Daratan lebih cepat menerima daripada lautan. Hal ini
dikarenakan panas yang diterima oleh daratan hanhya pada permukaannya saja
dan langsung dipantulkan. Sedangkan panas yang diterima oleh lautan akan
disalurkan sampai pada ketinggian 200 m di bawah permukaan air laut,
sehingga pemantulan dari lautan juga semakin lama.
g. Angin dan arus laut. Adanya angin dan arus laut yang datang dari daerah dingin
akan mendinginkan temperatur daerah yang dilaluinya.

BAB III
METODE PENGOLAHAN DATA
3.1 Prosedur Pengolahan Data
Penentuan lama penyinaran matahari menggunakan data yang diperoleh dari
kertas pias.Kertas pias yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas pias
lengkung panjang dan kertas pias lengkung pendek. Jumlah jejak bakar dalam
kertas bias yang menjadi data lamanya penyinaran matahari. Cara pembacaan
kertas bias adalah sebagai berikut :
1. Apabila pembakaran pada kertas pias itu menghasilkan lubang berupa garis
lurus, maka lama penyinaran pada saat itu sepanjang garis lurus tersebut
2. Apabila bekas pembakaran terputus-putus, maka lama penyinaran pada saat itu
adalah sepanjang garis lubang yang telah digabungkan
3. Apabila bekas pembakaran pada kertas bias hanya membentuk lubang atau titik
kecil dikelilingi hangus disekitarnya, maka lama penyinaran dihitung dari
garis tengah noda tersebut
4. Apabila terdapat 2-3 noda berbentuk bulatan (tidak tembus) maka lama
penyinaran dihitung 0,1 jan sedangkan 4-6 noda bulatan dianggap 0,2 jam
5. Pengambilan dan pemasangan kertas pias dilakukan pada saat matahari
terbenam
3.2 Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis pendekatan isi secara kuantitaf
dengan metode kuantitaf dan kualitatif. Hasil yang diperoleh dibandingkan
dengan dasar teori untuk dianalisis

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Tanggal

Terbit
(WIB)

Tenggelam
(WIB)

Panjang
(jam)

1
2
3

06.00
06.00
06.00

18.00
18.00
18.00

12
12
12

Lama
Penyinaran
(jam)
2 jam 50 menit
9
4 jam 23 menit

% Lama
Penyinaran
23,61%
75%
26,53%

4.2 Pembahasan
Lama penyinaran matahari, semakin lama penyinaran matahari, maka semakin
tinggi pula temperatur pada daerah tersebut. Lama penyinaran matahari dihitung
dalam satuan jam/hari yaitu lamanya matahari menyinari bumi dalam periode satu
hari yang disebut juga sebagai panjang siang yaitu lamanya matahari berada pada
horizon. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama
penyinaran matahari akan semakin besar.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam pembacaan kertas pias dapat dijelaskan
bahwa intensitas penyinaran matahari pada tanggal 2 paling besar diantara tanggal
1 dan 3. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemungkinan temperatur udara pada
tanggal 2 lebih tinggi dibanding hari 1 dan 3. Apabila temperatur meningkat,
maka tekanan udara dan kelembaban pada tanggal 2 menurun.
Pada pias pertama terbaca bahwa persentase lama penyinaran matahari sebesar
23,61%. Apabila dikaitkan dengan perawanan, maka kemungkinan persentase
cuaca cerah adalah 23,61%. Hal tersebut berlaku pada pias kedua (kemungkinan
cuaca cerah 75%) dan pias ketiga dimana kemungkinan cuaca cerah adalah adalah
26,53%. Waktu kecerahan cuaca pada hari tersebut juga dapat disamakan dengan
lama penyinaran matahari.
Lamanya matahari berada pada horizon adalah 12 jam, yaitu pada saat matahari
terbit dan terbenam. Pada hasil pengamatan ketiga pias dapat dilihat bahwa lama
penyinaran matahari dalam 3 hari tersebut ternyata kurang dari 12 jam. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan perawanan, kemungkinan pada hari tersebut
matahari tertutup awan, sehingga intensitas penyinaran matahari berkurang.
Hujan. Pada pias ketiga, setelah pukul 12 ternyata kertas pias tidak terbakar. Hal
ini kemungkinan disebabkan karena hujan turun pada hari itu sehingga tidak ada
sinar matahari yang menyinari Campbell Stokes dan membakar kertas pias.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Penyinaran matahari paling lama terjadi pada tanggal 2 yaitu 75%. Sedangkan
pada tanggal 1 dan 3 penyinaran matahari berturut-turut adalah 23,61% dan
26,53 %.
2. Kondisi atmosfer yang ditunjukan oleh kertas pias adalah berawan karena
penyinaran matahari kurang dari 12 jam. Pada pias ketiga, setelah pukul 12
ternyata kertas pias tidak terbakar. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
5

hujan turun pada hari itu sehingga tidak ada sinar matahari yang menyinari
Campbell Stokes dan membakar kertas pias.

DAFTAR PUSTAKA
http://harnisuci06.blogspot.co.id/2015/01/laporan-klimatologi-radiasi-surya.html,
diakses tanggal 29 Maret 2016
http://sapakabar.blogspot.co.id/2015/03/unsur-cuaca-dan-iklim-penyinaranmatahari.html, diakses tanggal 29 Maret 2016
https://www.scribd.com/doc/218578552/Lama-Penyinaran-Fix,
diakses tanggal 29 Maret 2016
http://laborr-ilmu.blogspot.co.id/2013/03/radiasi-surya.html,
diakses tanggal 29 Maret 2016

http://www.slideshare.net/ratihsucir/laporan-praktik-peralatan-pengamatan,
diakses tanggal 29 Maret 2016
http://tonothemycry.blogspot.co.id/2012/03/pengantar-klimatologi.html,
diakses tanggal 29 Maret 2016
http://christinmori.blogspot.co.id/2013/06/campbell-stokes.html,
diakses tanggal 29 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai