Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN
“PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatogi Pertanian

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Naufal Fauzian
NIM : 4442190095
Kelas : 4D - Agroekoteknologi

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Klimatologi Pertanian
yang berjudul “Pengenalan Peralatan Agroklimatologi”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat dalam proses pembuatan laporan praktikum ini terkhusus
kepada Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc.. selaku dosen pengampu Mata kuliah
Klimatologi Pertanian, karena atas bimbingannya laporan ini dapat terselesaikan.
Demikian laporan praktikum ini saya buat dengan sepenuh hati, tidak lupa
kritik dan saran saya harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Bogor, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan .................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1 Klimatologi ............................................................................................2
2.2 Agroklimatologi ....................................................................................3
2.3 Peralatan Agroklimatologi......................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................5
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................5
3.3 Cara Kerja ...........................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................6
4.1 Hasil.....................................................................................................6
4.2 Pembahasan ........................................................................................10
BAB V PENUTUP ..............................................................................................15
5.1 Simpulan..............................................................................................15
5.2 Saran ...................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama dan Fungsi Alat Agroklimatologi............................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima
berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos
berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan
bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia.
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya
dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain
dalam pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-
kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya
dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar
mereka.
Sebelum mempelajari tentang iklim kita harus mengetahui peralatan
agroklimatologi cara kerja, cara pengamatan, serta tata letak dan
pemasangannya. Oleh karena itu penting bagi kita untuk melakukan
pengenalan peralatan agroklimatologi pada praktikum kali ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini diantaranya:
1. Mengenal cara kerja peralatan agroklimatologi
2. Mengenal cara pengamatan peralatan agroklimatologi
3. Mengenal tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klimatologi
Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai keadaan rata-rata
cuaca pada wilayah dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim merupakan hasil
akhir dari proses interaksi atau hubungan timbal balik dari unsur-unsur atau
perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur cuaca/iklim). Proses tersebut
berlangsung setiap saat dan berlangsung terus menerus yang disebabkan atau
dipicu oleh beberapa faktor yang disebut sebagai weater and climatic controls.
proses interaksi dari unsur-unsur cuaca atau iklim dengan faktor
pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah akan menghasilkan distribusi
dan tipe iklim. Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya
merupakan refleksi dan karakteristik fisik daerah atau wilayah tersebut.
Informasi mengenai iklim dan cuaca dapat diketahui melalui Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG merupakan sebuah
lembaga pemerintah yang berfungsi untuk melaksanakan tugas di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika sesuai dengan aturan perundang-
undangan yang berlaku (Sholeh, 2011).
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim
baik skala global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan
pertanian. Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami
istilah cuaca- iklim dan meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik
menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan
minimum), frekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun
frekuensi dari tipe iklim. Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah
laku cuaca pada suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode
waktu yang panjang. Sebagai suatu sistem, wilayah iklim cakupannya sangat
luas mulai dari skala planiter sampai pada skala lokal atau setempat
merupakan kisaran atmosfer secara bersambung. Kajiannya menyangkut
berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin, 2014).

2
2.2 Agroklimatologi
Cabang ilmu meteorologi pertanian (agrometeorologi) atau klimatologi
(agroklimatologi) adalah ilmu terapan yang membahas tanggapan (respon)
organism terhadap lingkungan fisiknya. Dalam ariti sempit klimatologi
pertanian adalah cabang ilmu yang mengkaji proses fisik dari atmosfer yang
membentuk kondisi skala mikro yang berhubungan dengan proses produksi
sedangkan dalam arti luas sebagai subyek yang mengkaji tanggap organisme 
terhadap lingkungan fisik (Sabaruddin, 2014).
Klimatologi pertanian membahas tentang hubungan antara keadaan cuaca
dan masalah-masalah dalam kegiatan pertanian, misalnya hubungan laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan unsur-unsur cuaca, lama
musim pertanian, dan pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Klimatologi sangat diperlukan dalam bidang pertanian karena iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim dapat menentukan jenis-jenis tanaman
yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya (Karyono, 2009).

2.3 Peralatan Agroklimatologi


Jenis Alat-alat Klimatologi, Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat
Meteorologi dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat Recording dan Non
Recording. Alat yang bersifat Recording adalah alat yang dapat mencatat data
dengan sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga
penggantian pias berikutnya.  Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga
minimum dan harga maximum. Sedangkan alat yang bersifat Non Recording
adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh
data (Darsiman, 2006).
Termometer Biasa, mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan
adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering
yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua
termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur
suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya
adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi

3
dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna
sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat
mempengaruhi pengukuran suhu udara (Hendayana, 2011).
Solarimeter, lamanya penyinaran matahari selama sehari yang diukur
dengan memanfaatkan pergerakan semu matahari atau garis edar semu yang
dimiliki oleh matahari dari timur ke barat dan sinar matahari yang datang
menuju permukaan bumi. Bola kaca pejal akan memusatkan (memfokuskan)
sinar matahari yang jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal
sedemikian rupa hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai
permukaan kertas pias dan meninggalkan jejak pias yang terbakar sesuai
posisi matahari saat itu (Samantha, 2008).
Anemometer, fungsinya adalah mengukur kecepatan arah dan
kecepatanya. Untuk menentukan arah angin biasanya digunakan bendera angin.
Arah dari bendera angin itu selalu menunjuk arah darimana angin tersebut
datang. Pada anemometer angin mengadakan tekanan yang besar pada bagian
yang cekung, maka mangkok selalu berputar ke satu arah. Bila gerakan angin
amkin cepat perputaran anemometer makin cepat. Jumlah perputaran dapat
dihitung dengan alat perputaran, dengan menghitung jumlah perputaran dalam
waktu tertentu dapat ditentukan jarak yang telah ditempuh angin yang
kemudian dapat ditentukan kecepatan angin pada waktu itu (Waryono, 1987).

4
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan secara mandiri dengan menonton video terkait
materi pengenalan peralatan agroklimatologi pada hari Sabtu, 27 Maret
2021 pukul 09:10-11.00 WIB dan bertempat di Jasinga, Bogor, Jawa Barat.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, di antaranya
alat pengukur suhu udara / suhu tanah (termometer air raksa, termometer
maksimum-minimum, termometer tanah, dan termograf), alat pengukur
hujan / presipitasi (alat pengukur hujan biasa dan alat pengukur hujan
otomatis), alat pengukur kelembaban udara (psychrometer, sling
psychrometer, termo hygrograf, dan hygrograf), alat pengukur lama dan
intensitas penyinaran matahari (campbell stokes dan bimetal actinograf),
alat pengukur kecepatan angin (cup anemometer dan hand anemometer),
alat pengukur penguapan (clas a pan evaporimeter), dan alat tulis.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, di antaranya
video terkait materi pengenalan peralatan agroklimatologi.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini, di antaranya :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diamati video terkait materi pengenalan peralatan agroklimatologi,
fungsinya, dan cara penggunaannya.
3. Dicatat macam-macam peralatan agroklimatologi, fungsi, dan cara
penggunaannya.
4. Dibuat hasil dalam bentuk laporan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Nama dan Fungsi Alat Agroklimatologi
No Nama Alat Cara Kerja Skala Gambar
1. Actinograph Alat
Bimetal pengukur/pencatat
secara automatis
Intensitas Radiasi
Matahari.

2. Anemometer Pencatat Arah dan


Kecepatan Angin
Sesaat

3. Campbel Mencatat lamanya


Stokes penyinaran matahari

4. Cup counter Pengukur Kecepatan


anemometer Angin Rata-rata
harian Prinsip kerja
seperti gerakan
Spedometer sepeda
motor dalam satuan
km/jam Kecepatan
angin rata-rata

6
harian selisih
pembacaan angka
dibagi 24 jam.
5. HHigh  Pengukur partikel
Volume Air kecil padat aerosol di
Sampler udara (debu, carbon
(HV. dll)
SAMPLER

6. Lysimeter Untuk mengukur


evapotranspirasi

7. Panci Pengukur Penguapan Mm


Penguapan air langsung dengan
(Open Pan satuan : Milimeter
Evaporimeter (mm).
)

8. Penakar Pencatat Instensitas


Hujan Curahhujan / tingkat
Otomatis kelebatannya
(Hellman)

7
9. Penakar Pengukur Curah
Hujan Hujan
(Observasi)

10. Psycrometer Untuk mengukur


Standar suhu udara dan
kelembaban udara
dengan satuan
derajat celcius serta
persen

11. Sangkar Tempat meletakkan


Meteorologi peralatan
meteorologi
(Psycrometer)

12. Hook Gauge Alat untuk


dan Still Well mengukur perubahan
tinggi permukaan air
dalam panci.
Still Well: Tempat
diletakkannya hook
gauge

8
13. Thermometer Mencatat suhu
apung maksimum dan
maksimum minimum air yang
dan minimum terjadi selama 24
jam.

14. Thermometer Pengukur Suhu


Tanah tanah gundul
Gundul

15. Thermometer Pengukur Suhu


Tanah tanah Berumput
Berumput

16. Thermometer Untuk mengukur


Minimum suhu
Rumput terendah/minimum
rumput pada suatu
periode pengamatan.

9
17. Thermohygro Pencatat Suhu udara
graph dan Kelembaban
Udara (Nisbi)

4.2 Pembahasan
Nama alat yang pertama ialah Actinograph Bimetal, memiliki fungsi
sebagai alat pengukur atau pencatat intensitas radiasi matahari secara
otomatis. Cara pengamatan, awal pengoperasi dimulai pada pukul 06.00
waktu setempat (saat matahari belum belum besinar). Penggunaan alat ini
ialah sebagai berikut: Buka cover atau penutup alat, lepaskan drumclock dari
shafnya, pasang kertas pias (sisi pias tepat terhimpit di penjepit drumclock),
hidupkan system drumclock, pasang drumclock kembali pada tempatnya,
putar drumclock agar ujung pena tepat jatuh pada jam dan hari awal
pengukuran, tutup kembali cover atau penutup, setelah matahari terbenam
selama 1,5jam, pias harus di ambil dan pada hari berikutnya, ulangi langkah 1
sampai dengan 9.
Alat yang kedua ialah Anemometer yang berfungsi mencatat arah dan
kecepatan angin sesaat, satuan alat ini ialah arah angin (8 mata angin).
Kecepatan angin dihitung dengan satuan knots. (1 Knots = 1.8 Km/Jam),
sedikit keterangan yang dimaksud arah angin yaitu arah dari mana angin
berhembus. Alat ketiga, Campbel Stokes berungsi mencatat lamanya
penyinaran matahari, memiliki satuan: Jam/ Prosentase ( % ). Memiliki jenis
pias 3 macam, yaitu: pias lengkung panjang (11 oktober sampai dengan 28
februari), pias lurus (11 september sampai dengan 10 oktober dan 1 maret
sampai dengan 10 april) dan pias lengkung pendek (11 april sampai dengan
10 agustus).
Nama alat keempat cup counter anemometer memiliki fungsi pengukur
kecepatan angin rata-rata harian, cara pengamatan memiliki prinsip kerja

10
seperti gerakan spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam kecepatan
angin rata-rata harian selisih pembacaan angka dibagi 24 jam. Kelima HHigh
Volume Air Sampler (Hv. Sampler) berfungsi mengukur partikel kecil padat
aerosol di udara (debu, carbon dll), cara pengamatannya memilki satuan
microgram, keterangan pias harian atau mingguan. Sensor suhu terbuat dari
logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila
udara dingin mengkerut gerakan pena turun. Sensor kelembaban udara terbuat
dari rambut manusia, bila udara basah rambut memanjang dan bila udara
kering rambut memendek.
Lysimeter berungsi untuk mengukur evapotranspirasi, cara engamatan
sedot air perkolasi dan diukur, jika sebelum pengamatan ada hujan lebih besar
atau sama dengan 10 mm lysimeter tidak perlu disiram. Jika hujan 5-10 mm
siram lysimeter dengan air 5 liter, namun jika tidak ada hujan siram lysimeter
dengan air 10 Liter lalu hitung evapotranspirasi. Panci penguapan (Open Pan
Evaporimeter) berfungsi mengukur penguapan air langsung dengan satuan
milimeter (mm). Ukuran: tinggi alat 25,4 cm, diameter alat 120.7 cm,
keterangan : alat ini dilengkapi dengan thermometer air six bellani
(Thermometer Apumg)
Cup Counter anemometer tinggi 05 meter
Alat pengukur tinggi permukaan air (Hook Gauge).
Pengukuran jumlah evaporasi dilaksanakan satu kali setiap hari pada jam
07.00 waktu setempat. Penakar hujan otomatis (Hellman)
berfungsi: mencatat instensitas curah hujan atau tingkat kelebatannya. Jika
terjadi hujan air masuk ke corong
dan air mengalir ke tabung pelampung melalui selang dan mengangkat
pelampung, pena yang terhubung ke pelampung merekam data ke kertas pias
lalu kertas pias berputar seirama dengan gerakan clock drum.
Jika jumlah curah hujan yang tertampung mencapai 10 mm maka air tsb
tumpah melalui pipa hevel dan mereset pena keposisi nol,
demikian proses ini terjadi berulang.
Penakar hujan (Observasi) berfungsi mengukur curah hujan. Cara
pengamatan, buka gembok pada kran penakar hujan obs, letakkan gelas

11
penakar di bawah corong atau kran, kemudian buka kran pelan-pelan. Tunggu
sampai air di bak penampung habis, baca jumlah air hujan yang tertampung di
gelas ukur dan catat hasilnya, jika diperkirakan jumlah curah hujan melebihi
25 mm, sebelum airnya mencapai skala 25 mm tutup krannya, kemudian
lakukan pembacaan dan catat hasilnya. Kemudian buang airnya dan lanjutkan
pengukuran terhadap air yang masih tersisa di bak penakar hujan obs. Setelah
selesai jumlahkan semua hasil pengukuran yang sudah dilakukan.
Pada waktu melakukan pembacaan letakkan gelas ukur pada bidang yang
rata/datar untuk menghindari kesalahan pembacaan akibat kesalahan paralak.
Psycrometer standar terdiri dari 4 buah thermometer: thermometer bola
kering, thermometer bola basar, thermometer maksimum dan thermometer
minimum. Fungsi alat: untuk mengukur suhu udara dan kelembaban udara
dengan satuan derajat celcius serta persen. Cara pengamatan, thermometer
BK menunjukan suhu udara thermometer BB digunakan mencari kelembaban
udara dengan bantuan Table. Thermometer BB, bola air raksa harus selalu
basah dengan menggunakan kain muslin yang selalu basah oleh air murni.
Thermometer maksimum digunakan untuk mencari suhu maksimum dalam
sehari, pembacaan jam 12.00 UTC atau jam 20.00 Wita. Thermometer
minimum digunakan untuk mencari suhu minimum dalam sehari, pembacaan
jam 00.00 UTC atau jam 08.00 Wita.
Sangkar meteorology berfungsi sebagai tempat meletakkan peralatan
meteorologi (Psycrometer). Berventilasi, doubel jaruci mengalirkan udara
masuk-keluar, kegunaan sangkar meteorology yaitu: menahan tiupan angin
kencang, menghindari radiasi matahari, menghindari tetesan air hujan dan
menghindari penjalaran radiasi suhu lokal baik dari udara maupun dari tanah.
Hal yang perlu diperhatikan pintu sangkar menghadap utara selatan dan
sangkar dicat putih agar memantulkan cahaya (WMO).
Hook gauge berfungsi sebagai alat untuk mengukur perubahan tinggi
permukaan air dalam panic dan still well sebagai tempat diletakkannya hook
gauge. Cara pengamatan hook gauge,alat ini berupa batang berskala dan
sebuah sekrup ulir yang berada pada batang tersebut yang digunakan untuk
mengatur letak letak ujung jarum pada permukaan air di dalam panci.

12
Sekrup ulir ini berfungsi sebagai mikrometer dengan 50 bagian skala, satu
putaran penuh mikrometer menunjukkan perubahan ujung jarum setinggi 1
mm. Cara pengukuran putar sekrup pengatur pada hook gauge pelan-pelan
sampai ujung jarum tepat berada pada permukaan air, angkat hook gauge dan
catat sekala yang ditunjukkan pada sekrup mikrometer. Sedangkan, still well
atau bejana ini membuat air dalam bejana menjadi tenang dibandingkan
dengan air pada panci, sehingga penyetelan ujung pancing dapat lebih mudah
di lakukan.Thermometer apung maksimum dan minimum berfungsi mencatat
suhu maksimum dan minimum air yang terjadi selama 24 jam. Cara
pengamatan, suhu maksimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks dalam
thermometer atas dan suhu minimum ditunjukkan oleh ujung kanan indeks
dalam tabung bawah. Untuk menyetel kedudukna indeks kembali, setelah
suhu dibaca di gunakan magnet batang.
Thermometer tanah gundul berfungsi mengukur suhu tanah gundul,
memiliki satuan derajat celciu, kedalaman 0 cm,2 cm, 5 cm. 10 cm, 20 cm, 30
cm,50 cm, 100 cm. Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100 cm
adalah parapin yang berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu
tidak berubah dan data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan
tanah. Thermometer tanah berumput berfungsi mengukur suhu tanah
berumput, satuan derajat celcius. Kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20
cm, 30 cm, 50 cm, 100 cm. Benda kuning pada thermometer 50 cm dan 100
cm adalah parapin yang berfungsi agar ketika alat tersebut dibaca maka suhu
tidak berubah dan data suhu tanah ini digunakan dalam kegiatan pemupukan
tanah. Thermometer minimum rumput berfungsi untuk mengukur suhu
terendah atau minimum rumput pada suatu periode pengamatan.
Pengamatan dilakukan pada pukul 07.00 WS. Jika suhu turun, alkohol akan
menyusut dan naik, permukaan alkohol akan naik sedangkan indeks tetap
tertinggal menunjukkan skala terendah yg dicapai suhu udara.
Setelah dilakukan pengamatan/pembacaan skala, posisi indeks harus di
kembalikan ke posisi suhu pada waktu itu.
Thermohygrograph berfungsi mencatat suhu udara dan kelembaban udara
(Nisbi). Pias harian atau mingguan satuannya derajat celcius & persentase

13
(%). Sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan
menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun.
Sensor kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah
Rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa klimatologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang iklim. Iklim dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, sehingga iklim menjadi salah satu faktor penting dalam
pertanian. Setiap peralatan unsur iklim cuaca memiliki cara kerja yang
berbeda-beda sesuai dengan fungsi masing-masing alat ukur dengan tata
letaknya. Pemasangan alat ukur umumnya dilakukan dan dipasang di tempat
terbuka. Cara kerja tiap alat ukur akan menghasilkan data pencatatan yang
akurat, apabila penggunaanya dilakukan dengan baik dan benar tanpa
kesalahan. Cara pengamatan peralatan ukur unsur iklim dan cuaca disesuaikan
dengan kerja masing-masing alat ukur tersebut. Pengamatan umumnya
dilakukan pada pagi hari dan berlangsungnya bisa dalam harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan ialah mencari info-info yang terkait peralatan
klimatologi ini, karena penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh
dari kata sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Darsiman, B,.Sutrisno., Mukri Siregar., Nazaruddin Hisyam. 2006. Kharakteristik


Zone Agroklimat E2 di Sumatera Utara. Makalah Penunjang Kongres IV
PERHIMPI dan Simposium Internasional I. Bogor.
Hendayana. 2011. Alat-alat Klimatologi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Karyono, 2009. Cabang Ilmu Terapan Klimatologi. Jakarta: Bentang Pustaka
Sabaruddin, Laode.  2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem  
Budidaya Tanaman.  Bandung: Alfa Beta.  
Samantha, Olivia. 2008. Alat-alat Pengukuran Meteorologi. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.
Sholeh, Muhammad Fauzi. 2011. Klimatologi dan Geofisika. Jakarta: PT.
Gramedia.
Waryono. 1987. Pengantar meteorologi dan Klimatologi. Surabaya: PT. Bina
Ilmu.

16
LAMPIRAN
2

Anda mungkin juga menyukai