Anda di halaman 1dari 22

BAKTERI AKAR PEMACU

TUMBUH TANAMAN
sebagai Pengendali
Hayati
Endang Sulistyorini., S.P.,M.Si
Pendahuluan
 Abad ke 20; peneliti berusaha merubah komunitas
mikrob tanah pertanian untuk membantu
pertumbuhan dan kesehatan tanaman
 Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) atau
dikenal dengan Rhizobacteria pemacu tumbuh
tanaman.
 Rhizobacteria adalah bakteri menguntungkan yang
secara agresif mengkolonisasi daerah perakaran
(Kloepper & Schroth,1978;Schroth & Hancock,1982)
Contoh bakteri PGPR
 Bakteri pengkoloni akar bersifat strain spesifik:
satu strain mampu mengkoloni akar tapi tidak
semua strain dari kelompok yang sama adalah
pengkoloni akar misalnya:
1. Bacillus (gram +) --- pengkoloni akar—tapi tidak
semua strain Bacillus dapat mengkoloni akar
2. Sebagian besar bakteri pengkoloni akar bersifat
gram – (genus Pseudomonas, genus Serratia)
3. Bakteri gram (+) Arthrobacter
Peranan PGPR

Febriyanti et al., 2015


FUNGSI BAKTERI PGPR

Pemacu Tumbuh Tanaman & Pengendali Hayati 


2 sisi mata uang yang sama

Pemacu tumbuh:
1. Langsung (direct growth promotion)
2. Tidak langsung (indirect growth promotion)

1.“Direct growth promotion”


bakteri akar menghasilkan metabolit yang secara
langsung memacu pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan atas kemapuannya memfasilitasi
penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah.
MEKANISME SECARA LANGSUNG
2. “Indirect growth promotion”
PGPR meningkatkan pertumbuhan tanaman secara
tidak langsung dengan mengendalikan/menekan
populasi DRB (deleterious rhizobacteria/patogen) ---
dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau
metabolit seperti antibiotik, HCN dan siderophore
Bakteri Antagonis dan Kesehatan tanaman

 Mikroba antagonis dapat berfungsi sebagai agens


pengendali patogen melalui mekanisme kompetisi
(nutrisi dan daerah infeksi) serta secara antibiosis
(menghasilkan antibiotik)
 Penggunaan bakteri antagonis untuk meningkatkan
hasil panen dan melindungi tanaman dari organisme
pengganggu tanaman (OPT) merupakan pendekatan
yang menjanjikan dalam sistem pertanian modern
(Kuswinanti 2014)
MEKANISME PENGENDALI HAYATI OLEH
BAKTERI AKAR

1. Antibiosis
Bakteri akar menghasilkan senyawa antibiotik---
suatu senyawa yang dihasilkan oleh
mikroorganisme yang pada konsentrasi rendah
dapat memusnahkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain (Radji, 2010).

Contoh : Bakteri Pseudomonas fluorescent


mengkoloni akar gandum (menghasilkan
antibiotik phenazine dan mengurangi kerusakan
akibat penyakit take all pada gandum (busuk
batang dan akar bagian bawah)
2. Produksi sianida, dihasilkan oleh banyak bakteri
akar– memainkan peran dalam pengendalian hayati
patogen
Contoh : Schippers dkk (1991)  produksi HCN oleh
DRB menurunkan pertumbuhan akar kentang.
Pseudomonad - PGPR meningkatkan hasil kentang dg
cara mengurangi produksi HCN oleh DRB, melalui
mekanisme siderofor (persaingan Fe), dimana Fe
dibutuhkan untuk produksi HCN
3. Siderofor
merupakan senyawa molekul
kimia yang berbobot rendah yang
berfungsi sebagai pengkhelat ion
Fe. Siderofor dapat digunakan
dalam pengendalian penyakit
tanaman dengan memanfaatkan
peranannya untuk menyerap besi
dari lingkungan
Pengendalian hayati Penyakit tanaman

 Banyak kasus penyakit tanaman yang belum dapat diatasi


sampai sekarang, selalu ada pada setiap musim tanam, serta
dijumpai pada semua jenis tanaman termasuk jagung.
 Pengendalian hayati salah satu upaya untuk mewujudkan
pertanian yang berkelanjutan untuk mendukung
keseimbangan ekosistem.
 Beberapa pembuktian penggunaan bakteri untuk mengatasi
masalah penyakit tanaman jagung, menurut Soesanto
(2009), di antaranya ketidakmampuan fungisida sintetis. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh patogen telah resisten
terhadap jenis fungisida sintetik yang selalu digunakan, atau
patogen target mampu membentuk struktur istirahat,
sehingga sulit dikendalikan dengan fungisida sintetis.
 Di dunia pertanian memungkinkan timbulnya polusi,
terutama yang disebabkan oleh penggunaan bahan
kimia, baik pestisida maupun pupuk
 Pencegahan: mengurangi penggunaan pestisida atau
bahan kimia sintetis dengan menggiatkan
penggunaan agensia hayati, khususnya untuk
mengendalikan patogen tanaman, sehingga sistem
produksi tanaman dapat berkelanjutan.
 Agensia hayati untuk mencegah timbulnya penyakit
tanaman, mulai sejak perlakuan benih, awal tanam,
hingga awal berbunga, maka masalah penyakit
tanaman dapat dicegah, khususnya pada tanaman di
tanah yang sudah tercemar patogen.
PENGENDALIAN HAYATI JAMUR
ENTOMOPATOGEN

Konidia
Metarizium
2007
NEMATODA ENTOMOPATOGEN
NEP dari genus Steinernematidae dan Heterorhabditidae
merupakan parasit yang efisien bagi serangga-serangga yang
hidup di tanah atau pada stadia tertentu hidup dalam tanah,
PELAKSANAAN DI LAPANGAN
PROSEDUR
Dafrosa, L., 2016
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai