Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN
“RUMUS EMPIRIS DALAM PERKIRAAN ANASIR IKLIM”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatogi Pertanian

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Naufal Fauzian
NIM : 4442190095
Kelas : 4D - Agroekoteknologi

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum Klimatologi Pertanian
yang berjudul “Rumus Empiris Dalam Perkiraan Anasir Iklim”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlibat dalam proses pembuatan laporan praktikum ini terkhusus
kepada Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc.. selaku dosen pengampu Mata kuliah
Klimatologi Pertanian, karena atas bimbingannya laporan ini dapat terselesaikan.
Demikian laporan praktikum ini saya buat dengan sepenuh hati, tidak lupa
kritik dan saran saya harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Bogor, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Tujuan .................................................................................................1
1.3 Manfaat................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2
2.1 Iklim Indonesia....................................................................................2
2.2 Penanggulangan Permasalahan Iklim..................................................2
2.3 Agroklimatologi..................................................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM....................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat..............................................................................4
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................4
3.3 Cara Kerja ...........................................................................................4
3.4 Analisis Data.......................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................5
4.1 Hasil.....................................................................................................5
4.2 Pembahasan ........................................................................................8
BAB V PENUTUP ..............................................................................................10
5.1 Simpulan..............................................................................................10
5.2 Saran ...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Perhitungan Persentase Lama Penyinaran Bulanan...................5


Tabel 2 Hasil Perhitungan Energi Radiasi Sinar Matahari...............................6
Tabel 3 Hasil Perhitungan RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db . ..7

iii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Hasil Perhitungan Persentase Lama Penyinaran Bulanan .............. 5


Grafik 2 Grafik Hasil Perhitungan Tekanan Uap Air ................................... 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klimatologi berasal dari bahasa Yunani di mana klima dan logos. Klima
berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat, sedangkan logos
berarti ilmu. Jadi definisi klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan
penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda, dan
bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia.
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya
dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain
dalam pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-
kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya
dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar
mereka.
Pengamatan iklim, prakiraan cuaca dan kondisi tanah sangat diperlukan
dalam bidang pertanian, aspek-aspek tersebut tidak dapat lepas dari praktik
budidaya pertanian. Oleh karena itu penting bagi kita untuk melakukan
perhitungan iklim wilayah, prakiraan cuaca, kondisional tanah, curah hujan,
bencana alam dan hal lainnya yang menyangkut pertanian.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini ialah:
Memperkirakan salah satu data anasir iklim berdasarkan data meteorologi
yang tersedia.

1.3 Manfaat
Manfaat dilaksanakannya praktikum ini ialah dapat menambah wawasan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Iklim Indonesia


Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang didukung oleh kondisi
geografis berupa dataran rendah dan tinggi, sinar matahari yang melimpah,
curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di sebagian wilayah, dan
keanekaragaman jenis tanah yang memungkinkan pengembangan budi daya
aneka jenis tanaman asli daerah tropis, serta komoditas introduksi dari daerah
subtropis yang telah beradaptasi dengan kondisi iklim tropis (Hadi dan
Susilowati 2010).
Dampak perubahan iklim ekstrim berupa kekeringan menempati urutan
pertama penyebab gagal panen. Kondisi ini berimplikasi terhadap penurunan
produksi dan kesejahteraan petani (Hadi et al. 2000).
Selain berpengaruh langsung terhadap tingkat produksi tanaman pangan,
perubahan iklim juga memiliki pengaruh tidak langsung yang dapat
menurunkan produktivitas tanaman pangan dengan meningkatnya serangan
hama dan penyakit. Pada musim hujan, berkembang penyakit tanaman seperti
kresek dan blas pada tanaman padi, antranoksa pada cabai, dan sebagainya.
Pada musim kemarau berkembang hama penggerek batang padi, hama
belalang kembara, dan thrips pada cabai (Wiyono 2007).

2.2 Penanggulangan Permasalahan Iklim


Pengembangan tanaman pangan harus memperhitungkan kondisi lahan
dan iklim setempat. Tidak satu pun komponen teknologi budi daya menjadi
terbaik di semua lokasi mengingat beragamnya lingkungan abiotik, biotik,
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya petani (Makarim 2009).
Salah satu inovasi teknologi produksi padi, jagung, dan kedelai yang
memperhitungkan keadaan lokasi setempat adalah sistem pakar padi
(SIPADI), sistem pakar jagung (SIPAJA), dan sistem pakar kedelai
(SIPALE). Sistem pakar ini mengintegrasikan program komputer yang
dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang

2
dihadapi petani secara spesifik lokasi. Variabel dalam model ini terdiri atas
fisik tanah, iklim, nutrisi tanaman, hama dan penyakit, gulma, kondisi sosial
ekonomi, serta tenaga kerja (Puslitbangtan 2010).
Langkah yang dapat ditempuh untuk mengurangi dampak perubahan
iklim adalah mengidentifikasi wilayah kekeringan, banjir, endemik hama dan
penyakit serta memperbaiki sarana prasarana yang menunjang peningkatan
produksi serta mengembangkan teknologi spesifik lokasi yang mampu
meningkatkan produktivitas tanaman pangan
Menyiapkan paket teknologi budi daya yang mampu beradaptasi pada
kondisi El Nino dan La Nina, mencakup pola tanam, varietas,
penanggulangan hama dan penyakit, serta input yang mudah diperoleh petani
(Djaenudin dan Hendrisman 2008).
Memperbaiki saluran irigasi, terutama lahan sawah untuk meningkatkan
kapasitas produksi dan mencegah gagal panen pada musim kemarau
(Sumarno et al. 2008).

2.3 Agroklimatologi
Cabang ilmu meteorologi pertanian (agrometeorologi) atau klimatologi
(agroklimatologi) adalah ilmu terapan yang membahas tanggapan (respon)
organism terhadap lingkungan fisiknya. Dalam ariti sempit klimatologi
pertanian adalah cabang ilmu yang mengkaji proses fisik dari atmosfer yang
membentuk kondisi skala mikro yang berhubungan dengan proses produksi
sedangkan dalam arti luas sebagai subyek yang mengkaji tanggap organisme 
terhadap lingkungan fisik (Sabaruddin, 2014).
Klimatologi pertanian membahas tentang hubungan antara keadaan cuaca
dan masalah-masalah dalam kegiatan pertanian, misalnya hubungan laju
pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan unsur-unsur cuaca, lama
musim pertanian, dan pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek.
Klimatologi sangat diperlukan dalam bidang pertanian karena iklim
merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim dapat menentukan jenis-jenis tanaman
yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya (Karyono, 2009).

3
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan secara mandiri dengan pemaparan materi oleh
dosen pengampu mata kuliah Klimatologi Pertanian dan pendalaman dari
literatur terkait pada hari Rabu, 6 April 2021 pukul 13:00-15.00 WIB dan
dilaksanakan secara daring.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini, ialah peralatan
klimatologi dengan data yang telah disajikan dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, di antaranya data hari
hujan dan intensitas radiasi matahari.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum kali ini, di antaranya :
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Penghitungan data yang telah disajikan dengan rumus empiris.
3. Dicatat hasil perhitungan.
4. Dibuat hasil dalam bentuk laporan.
3.5 Analisis Data
1. Rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan berdasarkan
jumlah hari hujan bulanan
S = ( - 2,25 hari hujan + 90 ) %
2. Rumus empiris untuk menentukan energi radiasi matahari
I / Io = a + b. n / N
3. Rumus empiris untuk menentukan tekanan uap air berdasarkan wet
bulb dan dry bulb
ed = es – 0,000660.p. ( Ta – Tw ) . ( 1 + 0,00115. Tw )

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Persentase Lama Penyinaran Bulanan
Jumlah Hari % Penyinaran % Penyinaran
No Bulan
Hujan (HH) Hasil Pengamatan Perhitungan
1 Januari 25 45.9 33.75
2 Februari 19 43.1 47.25
3 Maret 18 59.5 49.50
4 April 11 60.0 65.25
5 Mei 4 63.9 81.00
6 Juni 2 61.9 85.50
7 Juli 1 64.4 87.75
8 Agustus 5 88.1 78.75
9 September 0 72.3 90.00
10 Oktober 14 46.9 58.50
11 November 18 45.3 49.50
12 Desember 19 57.8 47.25

Grafik 1. Hasil Perhitungan Persentase Lama Penyinaran Bulanan


100
90
80
70
60
50
40
30 %Pengamatan
20 %Perhitungan
10
0

Tabel 2. Hasil Perhitungan Energi Radiasi Sinar Matahari


Tgl/Mei Io a B n/N I (Kal/cm2/hari)
1 933,2 0,230 0,480 0,98 653,613
2 933,2 0,230 0,480 0,95 640,175
3 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
4 933,2 0,230 0,480 0,76 555,067

5
5 933,2 0,230 0,480 0,50 438,604
6 933,2 0,230 0,480 0,50 438,604
7 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
8 933,2 0,230 0,480 0,75 550,588
9 933,2 0,230 0,480 0,80 572,985
10 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
11 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
12 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
13 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
14 933,2 0,230 0,480 0,75 550,588
15 933,2 0,230 0,480 0,20 304,223
16 933,2 0,230 0,480 0,70 528,191
17 933,2 0,230 0,480 0,85 595,382
18 933,2 0,230 0,480 0,70 528,191
19 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
20 933,2 0,230 0,480 0,70 528,191
21 933,2 0,230 0,480 0,90 617,778
22 933,2 0,230 0,480 0,70 528,191
23 933,2 0,230 0,480 0,75 550,588
24 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
25 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
26 933,2 0,230 0,480 0,85 595,382
27 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
28 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
29 933,2 0,230 0,480 0,80 572,985
30 933,2 0,230 0,480 1,00 662,572
31 933,2 0,230 0,480 0,50 438,604

Tabel 3. Hasil Perhitungan RH dari Tekanan Uap Berdasarkan Wb dan Db


es ed
P RH
Tgl/Mei Ta oC Tw oC (mbar (mbar RH*
(mbar) (%)
) )
25,300 21,200 1012,3 78
1 30,45 27,64 90,77
8
25,300 21,000 1012,3 78
2 30,39 27,45 90,33
8
25,400 21,100 1012,3 74
3 30,42 27,48 90,34
8
25,400 24,200 1012,3 80
4 31,41 30,59 97,39
8
26,600 23,800 1012,3 84
5 31,29 29,37 93,86
8
27,500 23,800 1012,3 80
6 31,29 28,75 91,88
8
7 27,600 25,000 1012,3 31,67 29,88 94,35 79

6
8
27,800 25,600 1012,3 81
8 40,85 39,34 96,30
8
28,400 25,000 1012,3 82
9 31,67 29,33 92,61
8
27,500 23,200 1012,3 86
10 31,09 28,14 90,51
8
26,800 23,400 1012,3 80
11 31,16 28,83 92,52
8
26,800 24,000 1012,3 82
12 31,35 29,43 93,88
8
27,500 25,200 1012,3 82
13 40,71 39,13 96,12
8
27,900 24,800 1012,3 80
14 31,61 29,48 93,26
8
26,800 23,000 1012,3 84
15 31,03 28,42 91,59
8
26,500 22,400 1012,3 82
16 30,84 28,03 90,89
8
25,900 20,800 1012,3 78
17 30,33 26,84 88,49
8
25,100 21,000 1012,3 78
18 30,39 27,58 90,75
8
25,700 22,000 1012,3 75
19 30,71 28,18 91,76
8
26,800 21,600 1012,3 76
20 30,58 27,02 88,36
8
26,500 24,200 1012,3 75
21 31,41 29,83 94,97
8
27,500 24,200 1012,3 79
22 31,41 29,14 93,58
8
27,600 23,000 1012,3 74
23 31,03 27,87 92,77
8
26,800 23,600 1012,3 75
24 31,22 29,02 92,96
8
27,300 24,400 1012,3 75
25 31,48 29,49 93,68
8
27,400 23,800 1012,3 75
26 31,29 28,82 92,11
8
27,000 23,800 1012,3 79
27 31,29 29,09 92,97
8
27,300 24,600 1012,3 79
28 31,54 29,68 94,10
8
27,600 24,000 1012,3 76
29 31,35 28,88 92,12
8
27,100 23,600 1012,3 75
30 31,22 28,82 92,31
8

7
26,700 23,800 1012,3 80
31 31,29 29,3 93,64
8

Grafik 2. Grafik Hasil Perhitungan Tekanan Uap Air


120

100

80

60 RH Perhitungan
RH Pengamatan
40

20

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

4.2 Pembahasan
Pada tabel 1 hasil perhitungan persentase lama penyinaran bulan
diperoleh hasil bahwa jumlah hari hujan yang paling banyak ialah dari bulan
oktober hingga bulan april dan pada bulan mei hingga september sudah
memasuki musim kemarau. Sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim wilayah
di daerah tersebut merupakan iklim tropis dengan panjang musim hujan lebih
lama dibandingkan musim kemarau, dan seperti diketahui bahwa di pulau
jawa merupakan daerah hutan hujan tropis. Dari tabel 1 diperoleh hasil
pengamatan lama penyinaran bulanan, bahwa penyinaran tertinggi ialah di
bulan agustus dan september dengan persentase penyinaran hasil pengamatan
88,1% pada bulan agustus dan 72,3% pada bulan september, dan persentase
penyinaran hasil pengamatan terendah ialah pada bulan februari sekitar
43,1%. Data yang diperoleh dari stasiun agroklimatologi wilayah pada bulan
januari jumlah hari hujan 25 hari dan persentase penyinaran hasil pengamatan
45,9% maka hasil perhitungan penyinaran pada bulan Januari ialah sekitar
33,75%. Begitu seterusnya perolehan hasil perhitungan disajikan dalam
bentuk tabel dari bulan januari hingga desember. Perhitungan tertinggi jatuh
pada bulan september dengan persentase lama penyinaran 90% dengan

8
jumlah hari hujan 0 dan hasil pengamatan penyinaran 72,3%. Dapat ditinjau
pula dari grafik 1 hasil perhitungan persentase lama penyinaran bulan dari
bulan januari rendah terus naik hingga bulan april dan pada bulan september
perolehan persentase penyinaran bulanan meningkat dengan signifikan, lalu
jatuh kembali dari bulan oktober hingga desember.
Tabel 2 hasil perhitungan energi radiasi sinar matahari pada bulan Mei
dari tanggal 1 hingga tanggal 31, dan berdasarkan data yang diperoleh dari
stasiun agroklimatologi diperoleh hasil hasil pancaran radiasi sinar matahari
yang dihitung dalam satuan kalori per cm2 per hari, tinggi radiasi matahari
ialah pada Tanggal 3, 11, 24, 25, 27, 28 dan 30 sebesar 662, 572 kal per cm2
per hari dan paparan sinar matahari terendah pada tanggal 15 sebesar 304,203
kalori per cm persegi per hari. Dihitung berdasarkan l o 933,2; a 0,230; B
0,480 dan n/N yang bervariasi per harinya di setiap tanggal pada bulan Mei
dari data stasiun agroklimatologi wilayah setempat.
Tabel 3 hasil perhitungan RH dari tekanan uap berdasarkan WB dan DB
telah disajikan tekanan uap air dari udara (ed) tekanan uap air basah(es) dan
temperatur kering (Ta) dan basah (Tw) serta tekanan udara (p). Perolehan
hasil pada tabel 3 disajikan dengan ringkas pada grafik 2 grafik hasil
perhitungan tekanan uap air, dengan perolehan hasil rata-rata kata-kata lomba
ban udara pada bulan Mei dari tanggal 1 sampai tanggal 31, dengan
persentase disajikan dalam kolom RH. Relative humidity atau RH iyalah
kelembaban relatif rata-rata dalam satu bulan penuh, hasilnya yang diperoleh
ialah kelembaban relatif yang diamati kurang lebih sekitar 80% dan
kelembaban relatif yang dihitung sekitar 90 sampai 100%.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa iklim
merupakan rata-rata kondisi cuaca tahunan dan meliputi wilayah yang luas.
Untuk dapat menentukan tipe iklim suatu wilayah diperlukan data cuaca
antara 10 sampai 30 tahun. Ilmu yang secara khusus mempelajari kondisi
cuaca dan iklim adalah meteorologi dan klimatologi. Dari hasil praktikum
diketahui bahwa faktor iklim yang satu dengan faktor iklim yang lain saling
mempengaruhi. Dan dari data hasil perhitungan dan hasil pengamatan
menunjukan adanya perbedaan hasil yang kemungkinan disebabkan karena
kurangnya keakuratan data ataupun kurang telitinya praktikan saat
menghitung hasil.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan ialah mencari info-info yang terkait
perhitungan rumus empiris serta pemahaman data-data klimatologi ini, karena
penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djaenudin, D. dan M. Hendrisman. 2008. Prospek pengembangan tanaman


pangan lahan kering di Kabupaten Merauke. Jurnal Litbang Pertanian
Vol. 27(2):55-62.
Hadi, P.U. dan S.H. Susilowati. 2010. Prospek masalah dan strategi pemenuhan
kebutuhan pangan pokok. Seminar Nasional Era Baru Pembangunan
Pertanian: Strategi Mengatasi Masalah Pangan, Bio-Energi dan
Perubahan Iklim Vol. 25(1): 35-57.
Hadi, P.U., C. Saleh, A.S. Bagyo, R. Hendayana, Y. Marisa, dan I. Sadikin. 2000.
Studi kebutuhan asuransi pertanian pada pertanian rakyat. Laporan Hasil
Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Karyono, 2009. Cabang Ilmu Terapan Klimatologi. Bentang Pustaka. Jakarta.
Makarim, A.K. 2009. Aplikasi ekofisiologi dalam sistem produksi padi
berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian Vol. 2(1):14- 34.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan). 2010.
Penggunaan sistem pakar tanaman pangan.
http://pangan.litbang.pertanian.go.id/berita-284- penggunaan-sistem-
pakar-tanaman-pangan.html. diakses 15 April 2021.
Sabaruddin, Laode.  2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem  
Budidaya Tanaman.  Alfa Beta. Bandung. 
Santoso, Agung Budi. 2016. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Produksi
Tanaman Pangan di Provinsi Maluku. Jurnal Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan Vol. 35 (1): 29-38.
Sumarno, J.W., U.G. Kartasasmita, dan A. Hasanuddin. 2008. Anomali iklim
2006/2007 dan saran kebijakan teknis pencapaian target produksi padi.
Iptek Tanaman Pangan Vol. 3(1): 69-97.
Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama penyakit tanaman. Makalah
disampaikan pada Seminar Sehari tentang Keanekaragaman Hayati di
Tengah Perubahan Iklim: Tantangan Masa Depan Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai