Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN
“PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatologi Pertanian

Disusun oleh:
Nama : Lina Marlina Febriani
Nim : 4442190019
Kelas : IV A

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya bisa menyelesaikan laporan praktikum Klimatologi Pertanian yang
berjudul “Pengenalan Peralatan Agroklimatologi”.Adapun laporan ini diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Klimatologi Pertanian.
Dengan tersusunnya laporan praktikum ini, saya mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc., selaku dosen mata kuliah Klimatologi
Pertanian
2. Ibu Yayu Romdhonah, S.TP., M.Si., Ph.D., selaku dosen mata kuliah
Klimatologi Pertanian
3. Ibu Nuniek Hermita, S.Hut., M.Sc., selaku dosen mata kuliah Klimatologi
Pertanian
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
saya selaku penulis menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang
membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi guna menjadi acuan di
masa yang akan datang. Saya berharap, semoga laporan ini bermanfaat untuk kita
semua.

Cibaliung, Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cakupan Ilmu Bidang Klimatologi................................................. 3
2.2 Hubungan Alat Klimatologi Terhadap Pertanian ........................... 3
2.3 Pengaruh Agroklimatologi Bagi Pertanian ..................................... 4
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................... 5
3.2 Cara Kerja ....................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................. 6
4.2 Pembahasan .................................................................................... 11
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 15
LAMPIRAN .................................................................................................. 16

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Gambar Skema Tata Letak Alat Klimatologi Dalam Sistem .. 7
Tabel 2. Hasil Gambar Peralatan Pengukuran Agroklimatologi ..................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang
terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu yang sama. Cuaca adalah
suatu keadaan fisik atmosfer pada suatu tempat tertentu dalam kurun waktu jangka
pendek.Cuaca terdiri dari beberapa unsur diantaranya matahari, suhu, kelembaban
udara, tekanan udara, curah hujan, angin, awan, dan lainnya.Sedangkan iklim
dalam bidang klimatologi merupakan kondisi lanjutan dari kondisi cuaca yang
disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata cuaca dalam kurun waktu tertentu.
Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir proses interaksi atau hubungan timbal
balik dari unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer. Proses tersebut berlangsung
setiap saat dan berlangsung terus menerus yang disebabkan atau dipicu oleh
beberapa faktor yang disebut sebagai weater and climatic controls. Proses
interaksi dari unsur-unsur cuaca atau iklim dengan faktor pengendaliannya pada
suatu tempat atau wilayah akan menghasilkan distribusi dan tipe iklim. Tipe iklim
yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan refleksi dan
karakteristik fisik daerah atau wilayah tersebut (Sabaruddin, 2014).
Cuaca atau iklim dapat diamati dengan menggunakan berbagai macam
alat.Alat yang digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim sangat beragam
jenisnya dan memiliki fungsi serta kegunaannya masing-masing.Peralatan tersebut
terdiri dari alat pengukur curah hujan, pengukur kelembaban udara, pengukur
hujan, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan
pengukur evaporasi.Dalam pendataan mengenai hasil klimatologi sering sekali
terjadi kesalahan sehingga ilmu pengetahuan mengenai klimatologi sangat
berguna terutama dalam bidang pertanian.
Beragamnya jenis dan fungsi dari masing-masing alat yang digunakan untuk
mengetahui cuaca dan iklim di suatu daerah tertentu, maka praktikum klimatologi
kali ini dilakukan agar kita dapat mengetahui nama dan fungsi dari setiap alat
tersebut serta dapat memahami kegunaan alat-alat tersebut sehingga pendataannya
nanti bisa akurat.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengenal cara kerja peralatan agroklimatologi
2. Mahasiswa dapat mengenal cara pengamatan peralatan agroklimatologi
3. Mahasiswa dapat mengenal tata letak dan pemasangan peralatan
agroklimatologi

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum pengenalan peralatan agroklimatologi ini
adalah praktikan mampu mengetahui berbagai macam peralatan klimatologi serta
fungsi dari masing-masing alat tersebut.Selain itu praktikan juga mengetahui
penempatan dan waktu pengamatan pada alat-alat tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cakupan Ilmu Bidang Klimatologi


Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsur-unsur cuaca atau iklim
baik skala global, regional maupun lokal atau setempat dalam kegiatan
pertanian.Dalam ilmu klimatologi hal yang harus dipahami terlebih dahulu adalah
mengenai cuaca – iklim dan meteorologi – klimatologi.Batasan secara klasik
menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimum dan
minimum), fekuensi terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca atupun frekuensi
dari tipe iklim.Iklim mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca
pada suatu tempat atau wilayah berulang selama waktu periode yang
panjang.Sebagai suatu sistem wilayah, iklim cakupannya sangat luas mulai dari
skala planiter sampai pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer
secara bersambung. Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses pembentukan
iklim (Sabaruddin, 2014).
Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua yaitu
meteorologi dan klimatologi.Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai kondisi
cuaca di atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya biasanya jangka waktunya dari
menit sampai jam.Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai perubahan iklim
di atmosfer dalam jangka panjang didaerah tertentu.Klimatologi ini biasanya
mengukur rata-rata temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, dan tekanan
atmosfer.Jangka waktu klimatologi biasanya dari hari sampai ke tahun
(Rusbiantoro, 2008).

2.2 Hubungan Alat Klimatologi Terhadap Pertanian


Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati dengan baik apabila letak
stasiun dapat mewakili hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan
tanaman di suatu daerah pertanian. Suatu wilayah memiliki iklim berbeda-beda
dalam jarak pendek karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti rawa,
bukit, danau, dan kota. Beberapa faktor lingkungan khusus yang dapat

3
mempengaruhi perubahan iklim antara lain: vegetasi, tinggi tempat, distribusi
darat – laut, gunung, perlakuan dan aktivitas manusia (Taufik, 2010).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan
(atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek
pertanian lainnya.Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap
stasiun meteorologi. Luas taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang dipasang
didalamnya. Tempat untuk membangun taman alat-alat disesuaikan dengan jenis
stasiun agar hasil peramatan cukup representatif, misalnya taman alat-alat untuk
keperluan penerbangan dibangun dekat landasan. (Gunawan, 2007).
Jenis alat-alat meteorolog dapat ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat
meteorologi dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat recording dan non recording.
Alat yang bersifat recording adalah alat yang dapat mencatat data dengan
sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga penggantian pias
berikutnya.Dari data yang diperoleh dapat ditentukkan harga minimum dan
maximum.Sedangkan alat yang bersifat non recording adalah alat-alat yang harus
dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data (Darsiman, 2006).

2.3 Pengaruh Agroklimatologi Bagi Pertanian


Agroklimatologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur-
unsur iklim dengan kehidupan tanaman. Radiasi matahari adalah suatu pancaran
yang bersumber dari sinar matahari pada saat proses fotosintesis yang terjadi di
dalam atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan dan sangat
berpengaruh terhadap hasil produksi (Tjasyono, 2004).
Dalam bidang pertanian, ilmu prakiraan penentuan kondisi cuaca dan iklim
diatmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman.Iklim
sangat mempengaruhi dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan
kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting.Dalam dunia pertanian,
air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan
air oleh tanah terbatas, sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi,
evaporasi, dan drainase (Wisnubroto, 1999).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat
pengukur penguapan, alat pengukur kecepatan angin, alat pengukur lama
dan intensitas penyinaran matahari, alat pengukur kelembaban udara, alat
pengukur hujan/ presipitasi, dan alat pengukur suhu udara/ suhu tanah.

3.2. Cara Kerja


Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Dibimbing praktikan untuk melakukan praktikum secara mandiri oleh
dosen pengampu mata kuliah Klimatologi pertanian.
3. Praktikan diarahkan untuk menonton video yang telah disediakan
sebagai pengganti mengenai pengenalan peralatan agroklimatologi
4. Diamati dan dipahami penjelasan dari video tersebut.
5. Dicatat dan dibuat hasil dalam bentuk laporan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Gambar Skema Tata Letak Alat Klimatologi Dalam Sistem
Klimatologi

Tabel 2. Hasil Gambar Peralatan Pengukuran Agroklimatologi


No Gambar Fungsi
1

Termometer biasa berfungsi untuk


mengukur suhu udara aktual yang
terjadi

Termometer Biasa (Air Raksa)

6
2

Termometer Maksimum-Minimum
berfungsi untuk mengukur suhu udara
ekstrim rendah

Termometer Maksimum-
Minimum
3

Termometer tanah berfungsi untuk


menyelidiki temperatur atau suhu
tanah

Termometer Tanah
4

Termograf berfungsi sebagai alat ukur


suhu otomatis

Termograf
5

Ombrometer berfungsi untuk


mengukur curah hujan di suatu daerah

Ombrometer

7
6

Tipehillman berfungsi untuk menakar


hujan secara otomatis

Tipehillman
7

Automatic Rain sampler berfungsi


untuk mengambil sampel air hujan
Wet dan Dry

Automatic Rain sampler


8

Automatic Rain gauge berfungsi untuk


mengukur seberapa banyak jumlah
curah hujan yang terjadi dalam suatu
waktu

Automatic Rain gauge


9

Psychrometer berfungsi untuk


mengukur suhu

Psychrometer

8
10

Termohygrograf berfungsi untuk


mengukur suhu dan kelembaban
dalam bentuk rekaman kertas pias
secara grafik

Termohygrograf
11

Barometer berfungsi untuk mengukur


tekanan udara

Barometer
12

Hv Sampler berfungsi untuk


mengukur partikel kecil pada aerosol
di udara

Hv Sampler
13.

Solarimeter Type Campbell Stokes


berfungsi untuk mengetahui lamanya
penyinaran matahari dalam satuan
jam/persen (%)
Solarimeter Type Campbell
Stokes

9
14. Pyrheliometer Type Bimetal
Actinograf berfungsi untuk mencatat
intensitas cahaya matahari dalam
satuan joule (J)

Pyrheliometer Type Bimetal


Actinograf
15.

Gunbellani berfungsi untuk mengukur


pemanasan bumi oleh matahari

Gunbellani
16. Cup Anemometer berfungsi untuk
mengukur kecepatan angin selama
periode waktu tertentu.

Cup Anemometer
17. Sangkar Meteorologi berfungsi untuk
melindungi komponen-komponen alat
yang terdapat dalam sangkar cuaca
tersebut dari gangguan luar seperti
hujan, angin, sinar matahari, hewan-
Sangkar Meteorologi hewan kecil dan lainnya.
18.

Clas A Pan Evaporimeter berfungsi


untuk mengukur evaporasi

Clas A Pan Evaporimeter

10
4.2 Pembahasan
Dalam pengenalan peralatan agroklimatologi terdapat berbagai macam alat
dengan cara kerjanya masing-masing. Selain itu pembagian skala dan satuan
dari masing-masing alat tersebut juga berbeda-beda, cara pengamatan pada
peralatan agroklimatologi juga beragam. Tata letak dan pemasangan pada
peralatan agroklimatologi juga berbeda-beda antara alat yang satu dengan yang
lainnya.
Alat Pengukur Suhu Udara / Suhu Tanah(satuannya derajat celcius (˚C)
dan presentase (%), jenisnya terdiri dari termometer biasa (air raksa),
termometer maksimum – minimum, termometer tanah, dan termograf. Cara
kerja pada alat ini beragam, termometer bola basah (BB) digunkan untuk
mengukur kelembapan udara (%), termometer bola kering (BK) untuk
mengukur suhu udara (˚C), dan Piche Evaporimeter digunakan mengukur
penguapan air dalam ruang (mm). Cara pengamatannya yaitu untuk termometer
biasa diamati tiap jam 07.00, 12.00, 15.00, dan 18.00. Demikian juga dengan
termometer tanah.Untuk termometer maksimum – minimum diamati setiap jam
16.00. Tata letak dan pemasangan pada alat ini yaitu alat dipasang pada rumah
kayu (shelter) setinggi 1,2 m.Alat dipasang vertikal dengan bola dibawah
(untuk termometer biasa), untuk termometer minimum dipasang
mendatar.Untuk termometer tanah, alat dimasukkan dalam tanah dengan
membuat lubang menggunakan bor tanah pada kedalaman tertentu ( 5 cm, 10
cm, 20 cm, 50 cm, dst) kemudian tanah dikembalikan seperti semula
strukturnya sesuai dengan yang asli.
Alat pengukur kecepatan angin (satuannya knots),jenisnya terdiri dari
Cup Anemometer dan Hand Anemometer. Cara kerja pada alat ini yaitu
Mangkuk ringan yang dipasang diatas sebuah rotor akan bergerak atau
digerakkan oleh angina, kecepatan angin (Knots: 1 knots = 1,8 km / jam). Cara
pengamatannya dilakukan tiap jam 07.00 dibaca pada alat pencatat, kecepatan
angin / satuan waktu sama dengan besarnya pembacaan kedua dikurangi
pembacaan pertama dibagi waktu pengamatan, dan untuk Hand Anemometer
dapat dinyatakan dalam perdetik / menit. Tata letak dan pemasangan pada alat
ini yaitualat dipasang pada ketinggian 1 m, 2 m, 3 m, dan 8 m kemudian pada

11
pemasangan pada tempat terbuka jarak benda yang terdekat minimum 10 kali
dari tinggi benda tersebut.
Alat Pengukur Lama Penyinaran Matahari (satuannya Jam/presentase
(%) pias harian) dan Intensitas Penyinaran Matahari(satuannya K
Calori/Cm2),jenisnya ada Solarimeter type Campbell Stokes (lama penyinaran)
dan Pyrheliometer type Bimetal Actinograf (intensitas penyinaran). Cara kerja
pada pencatat lama penyinaran matahari yaitu proses terbakarnya pias seperti
LUP / kaca pembesar, panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam dan
hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar. Cara kerja pada
pencatat intensitas cahaya matahari (otomatis) adalah dua strip bimetal hitam
dan dua strip bimetal putih melekat pada strip bimetal coupling yang dimana
bimetal yang putih mencerminkan radiasi dari matahari, strip bimetal hitam
menyerap radiasi matahari dan apabila suhu naik maka bimetal strip hitam
akan melengkung. Proses pengamatan pada alat ini yaitu pengamatan
dilakukan satu hari sekali pada jam 18.00 kemudian noda hitam pias pada
kertas pias diukur panjangnya. Lama penyinaran dinyatakan dalam %, yaitu
hasil pembagian panjang noda hitam pada kertas pias dengan panjang siang
hari dikalikan 100 % dan intensitas penyinaran dinyatakan dalam kalori / cm2 /
menit atau Langley per menit. Tata letak dan pemasangan pada alat ini yaitu
alat dipasang pada beton yang kuat dengan bagian atas mendatar, arah Utara –
Selatan dari alat sesuai dengan Utara – Selatan tempat pemasangan, alat
dipasang condong ke khatulistiwa (miringnya dengan vertikal tergantung letak
lintang), tutup kotak selalu menghadap ke khatulistiwa dan di dalam kotak
dipasang kertas pias.
Alat pengukur kelembaban udara(satuannya mb),terdiri dari
Psychrometer, Sling psychrometer, Termo hygrograf dan Hygrograf.Pada
umumnya cara kerja alat ini adalah udara yang mengandung partikel debu
dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor, debu akan
menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya denga
cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling. Proses
pengamatan pada alat ini yaitupPengamatan dilakukan 4 kali sehari pada jam
07.00, 12.00, 15.00, dan 18.00. Untuk psycrometer diamati temperatur basah

12
dan kering kemudian dengan tabel atau psycrometrik chart dapat ditentukan
kelembapan nisbi dan untuk saling psycrometernya dapat terbaca langsung.
Kemudian untuk hygrograf pengamatan dilakukan sehari sekali dan pembacaan
kelembapan nisbi dapat langsung digambarkan pada grafik.Tata letak dan
pemasangan pada alat ini yaitu Psycrometer terdiri dari dua termometer yaitu
termometer kering dan termometer basah yang bolanya dibungkus kain kasa
dan dibasahi air. Termometer dipasang pada statif dalam shelter dan
kedudukannya tegak kemudian untuk sling psycrometer sebelum dipakai
diputar 33 kali.
Alat pengukur hujan / presipitasi(satuannya mm),terdiri dari dua jenis
yaitu alat pengukur hujan biasa dan alat pengukur hujan otomatis.Cara kerja
pada alat pengukur hujan ini adalah curah hujan yang tertampung pada
ombrometer diukur dengan menggunakan gelas ukur, kemudian kran pada
ombrometer dibuka dan air ditampung pada gelas ukur lalu dibaca skala curah
hujannya.Pengamatannya dilakukan setiap jam 07.00 kran dibuka dan air hujan
ditakar dengan gelas ukur, luas corongnya yaitu 100 m2 sehingga volume air
hujan 10 cc sama dengan hujan 1 mm. apabila hujan kurang dari 0,5 mm maka
dianggap tidak ada hujan dan alat pengukur hujan otomatis diamati seminggu
sekali. Tata letak dan pemasangan alat pada pengukur hujan ini yaitu alat
dipasang tegak lurus dengan penyangga yang kuat, kemudian tinggi permukaan
corong 1,2 m, dan untuk alat pengukur hujan otomatis letaknya lebih rendah.
Alat pengukur penguapan(satuannya mm), yaitu Clas A pan
Evaporimeter.Alat ini dilengkapi dengan termometer air six bellani
(termometer apung) serta cup counter anemometer dengan tinggi 0,5 meter dan
satuannya mm. proses pengamatannya mula-mula ujung dari kail dipasang
tepat pada permukaan air, setelah waktu tertentu (misal 1 hari) terjadi
penguapan dan kail tidak lagi menempel pada permukaan air, dengan perantara
alat pemutar berskala, kail dikembalikan tepat menyinggung muka air
kemudian dibaca dengan alat penerangan penurunan dari kail tersebut.
Penurunan tersebut adalah penguapan (mm) dan bila ada hujan dapat
diperhitungkan. Tata letak dan pemasangannya yaitu pan diletakkan di atas
balok yang disusun di atas tanah terbuka kemudian pan diisi air.

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pengenalan peralatan
agroklimatologi maka dapat ditarik kesimpulan bahwaklimatologi merupakan
ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu
wilayah tertentu dalam kurun waktu yang sama.Dalam bidang pertanian
terdapat istilah meteorologi pertanian (agrometeorologi) dan klimatologi
pertanian (agroklimatologi) yaitu ilmu terapan yang membahas mengenai
tanggapan atau respon dari suatu organisme terhadap lingkungan
fisiknya.Agroklimatologi ditujukkan kearah pengambilan kebijakan untuk
pengembangan daerah pertanian.
Dalam mengamati keadaan cuaca dan iklim disuatu daerah tertentu maka
digunakkan alat-alat yang terdiri dari Evaporimeter yang berfungsi sebagai
alat pengukur penguapan.Solarimeter type Campbell Stokes (lama
penyinaran) dan Pyrheliometer type Bimetal Actinograf (intensitas
penyinaran) yang berfungsi sebagai alat pengukur lama penyinaran dan
intensitas matahari. Clas A pan Evaporimeter berfungsi sebagai alat pengukur
penguapan, alat pengukur hujan / presipitasi, Psychrometer, Sling
psychrometer, Termo hygrograf dan Hygrograf digunakan sebagai alat untuk
mengukur kelembaban udara. Cup Anemometer dan Hand Anemometer yang
berfungsi sebagai alat pengukur kecepatan angin. Dan yang terakhir adalah
alat pengukur suhu udara / suhu tanah.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini diharapkan praktikan
menyimak materi serta video yang sudah diberikan oleh dosen agar apa yang
sudah disampaikan dapat dipahami dan dipelajari kembali.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darsiman, 2006.Kharakteristik Zone Agroklimat E2 di Sumatera Utara.Makalah


Penunjang Kongres IV PERHIMPI Dan Simposium Internasional I, Bogor,
18-20 Oktober 2006.9 Pp.
Gunawan, 2007. Pengantar Klimatologi Dasar. Fakultas Pertanian Universitas
Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh.
Rusbiantoro, 2008.Global Warming for Beginner Pengantar Komprehensif
Tentang Pemanasan Global. Yogyakarta: 02.
Sabaruddin, 2014.Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik Untuk Sistem Budidaya
Tanaman. Bandung: Alfa Berta.
Taufik, 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah Di Palembang,
Sumatera Selatan: Volume 24 (1) : 42-49.
Tjasyono, 2004.Klimatologi. Penerbit ITB. Bandung. 348 ha.
Wisnubroto, 1999.Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya,
Yogyakarta.

15
LAMPIRAN

Ombrometer Gunbellani Cup Anemometer

Clas A Pan Evaporimeter Sangkar Meteorologi Automatic Rain sampler

Tipehillman Termometer Tanah Automatic Rain gauge

Solarimeter Type Termometer Maksimum-


Psychrometer
Campbell Stokes Minimum

16
17

Anda mungkin juga menyukai