PANDUAN PRAKTIKUM
2023
AGROKLIMATOLOGI
TAHUN 2023
Tim Penyusun:
1. Rayhan Amadius weihan, M.P.
2. Amda Resdiar, S.P., M.Si
3. Mawaddah Siregar, S.P., M. Agr
4. Nana Ariska, S.P., M.Sc
Disusun Oleh :
ii
PERATURAN PRAKTIKUM
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas Rahmat
dan hidayahNya, sehingga penulisan buku Penuntun Praktikum Agroklimatologi
ini dapat diselesaikan. Buku Penuntun Praktikum Agroklimatologi ini disusun
terutama untuk mahasiswa tingkat sarjana (S1) program studi Agroteknologi di
lingkup Universitas Teuku Umar. Dalam buku Penuntun ini banyak
disampaikan pengantar pengetahuan atau prinsip-prinsip mengenai topik yang
akan dipraktekkan sehingga diharapkan dapat membantu dalam penyusunan
laporan maupun dalam pelaksanaan praktikum, serta memperluas cakrawala
dalam bidang ilmu Agroklimatologi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penuntun praktikum
Agroklimatologi ini masih memiliki banyak terdapat kekurangan, baik
penggunaan bahasa maupun isi tulisan, maka penulis mengharapkan kritik dan
saran dalam upaya mewujudkan kesempurnaan, juga sebagai bahan perbaikan
bagi penulis di masa yang akan datang.
Demikianlah penuntun praktikum Agroklimatologi disusun, dengan
harapan dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
PERATURAN PRAKTIKUM ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1
BAB II PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
2.1. Teori Dasar ................................................................................................. 3
2.2. Tujuan Praktikum ....................................................................................... 3
2.3. Alat Pengukur Iklim Mikro ........................................................................ 3
2.3.1. Alat Pengukur Intensitas Cahaya .................................................... 3
2.3.2. Alat Pengukur Kelembaban Udara ................................................. 5
2.3.3. Alat Pengukur Suhu ........................................................................ 6
2.3.4. Alat Pengukur Curah Hujan ........................................................... 8
2.4. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ........................................ 9
BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu ...................................................................................... 12
3.2. Alat dan Bahan ............................................................................................ 12
3.3. Prosedur Praktikum ................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 18
LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 19
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI
3
atmosfer pada saat tersebut. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi
mempunyai beberapa pengaruh, antara lain:
1. Pada tanaman hijau, berperan sebagai energi dalam proses fotosintesa
sehingga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman.
2. Mempengaruhi kecepatan transpirasi tanaman.
3. Pada keadaan kritis pertumbuhan tanaman, tingkat energi radiasi yang tinggi
dapat mengakibatkan terjadinya pembakaran.
4. Mempengaruhi perubahan unsur cuaca lain, seperti: suhu, kelembaban, dan
angin.
Cahaya yang mempengaruhi tumbuhan dibagi dalam tiga komponen
penting, yaitu : kualitas, lama penyinaran dan intensitas. Kualitas cahaya
berhubungan dengan panjang gelombang, dimana panjang gelombang yang
mempunyai laju pertumbuhan baik pada fase vegetatif inairpun generatif adalah
cahaya tampak dengan panjang gelombang 360 nm sampai 760 nm. Panjang
gelombang pada kisaran tersebut merupakan radiasi aktif untuk proses
fotosintesis. Intensitas cahaya merupakan safah sattl faktor yang sangat penting
daIam pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan yang refatif lambat pada hampir
selnua spesies rumput adalah akibat kurangnya cahaya. Namun demikian banyak
spesies rumput yang dapat tumbuh baik pada intensitas cahaya yang kurang dari
cahaya penuh. Secara langsung intensitas cahaya rnempengaruhi pertumbuhan
melaiui sintesis kforofil, fase reaksi cahaya fotosintesis, sintesis hormon dan
pembukaan stomata (SaIisbuly dan Ross 1995).
Lamanya penyinaran atau panjang hari berhubungan dengan inisiasi bunga
pada berbagai spesies tanaman. Perpindahan dari fase vegetatif ke fase reproduktif
dapat terjadi hanya pada panjang hari tertentu. Hal ini ditunjukkan pada penetitian
dengan menggunakan Dolichlos lablab, yaitu mengurangi panjang hari alamiah
dengan cara menutup tanaman sebelum matahari terbenam dan diperpanjang
dengan cahaya listrik setelah matahari terbenam. HasiInya adalah tanaman yang
dipelihara dengan 11 jam cahaya per hari berbunga dalam 56 hari, 12 jam per hari
berbunga selama 83 hari dan 13 jam per hari belum berbunga daIam 100 hari
(Mugnisjah dan Asep 1990).
4
Pengukuran intensitas matahari dapat dilakukan menggunakan berbagai
macam alat ukur. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur intensitas
cahaya matahari adalah Lux Meter. Lux meter merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mengukur intensitas cahaya di sebuah tempat atau ruangan. Alat
ini menggunakan satuan lux dalam pengukurannya. Pada Lux Meter terdapat
sebuah sensor cahaya yang bertugas untuk mengubah cahaya menjadi angka-
angka yang kemudian akan dibaca oleh Lux Meter. Pada praktikum ini akan
menggunakan light/lux-meter dengan mempunyai range intensitas cahaya 1-
400.000 lux. Cara membaca hasil pengukuran Lux Meter Digital (dengan satuan
lux):
6
Suhu udara tertinggi dimuka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekuator) dan
makin ke kutub semakin dingin.
Faktor suhu sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Apabila tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering
kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Lingkungan pertumbuhan tanaman
dijaga untuk berada atau mendekati kondisi optimum bagi tanaman yang
dibudidayakan (Syakur et al, 2011)
Suhu memperngaruhi tanaman dalam beberapa aktivitas fisiologi tanaman
seperti pertumbuhan akar, serapan unsur hara dan air dalam tanah, fotosintesis,
respirasi dan translokasi fotosintat (Lenisastri, 2000). Suhu udara dan atau suhu
tanah berpengaruh terhadap tanaman melalui proses metabolisme dalam tubuh
tanaman, yang tercermin dalam berbagai karakter seperti: laju pertumbuhan,
dormansi benih dan kuncup serta perkecambahan, pembungaan, pertumbuhan
buah dan pendewasaan/pematangan jaringan atau organ tanaman.
Biasanya pengukur suhu dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R),
dan Fahrenheit (F). Alat pengukur suhu digunakan Termometer Air Raksa atau
Alkohol. Ada 3 skala dasar dalam pengukuran suhu udara, yaitu :
1) Celcius : titik didih 100°C dan titik beku 0°C
2) Fahrenheit : titik didih 212° F dan titik beku 32°F
3) Reamur : titik didih 80°R dan titik beku 0°R
7
2.3.4. Alat Pengukur Curah Hujan
Dalam siklus hidrologi,matahari terus menerus menguapkan air ke
atmosfir. Sebagian dari air yang diuapkan itu kembali ke bumi sebagai hujan dan
sakju. Sebagian dari hujan ini diungkapkan Kembali ke atmosfir ada juga yang
mangalir ke danau dan sungai sebelum kembali ke laut. Selain itu, air juga
meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Secara alami, perlahan-lahan air tanah
akan muncul kembali
menjadi air permukaan dan menjadi sumber utama dari aliran sungai. Tumbuhan
menyatukan sebagian dari air tanah di dalam jaringannya kemudian melepaskan
sebagian dari air tersebut ke atmosfir dala proses transpirasi. (Ahcmad,2011)
Hujan memainkan peran penting dalam siklus hidrologi. Hujan merupakan
rangkaian dari terjadinya konveksi – evaporasi/evapotranspirasi – kondensasi–
presipitasi. Konveksi adalah proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu
fluida dari suatu daerah ke daerah lainnya. Evaporasi adalahproses penguapan air
yang terdiri dari air laut, air sungai, air tanah, air limbah, dan sebagainya akibat
adanya bantuan dari panas sinar matahari. Evapotranspirasi adalah
adalahproses penguapan air yang berasal dari vegetasi atau tumbuhan akibat
adanya bantuan dari panas sinar matahari. Kondensasi adalah uap-uap air
mengalami proses pemadatan di udara sehingga terbentuklah awan. Akibat
terbawa angin yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu dan membesar
dan kemudian menuju ke atmosfir bumi yang suhunya lebih rendah atau dingin
dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Terjadinya proses presipitasi karena
terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang angin akhirnya butiran-butiran air
atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi. Jika awan berada pada posisi yang
rendah, mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju akan mencair,
namun jika suhunya sangat rendah, maka akan turun menjadi salju.
Menurut Banowati dan Sriyanto 2013 tanaman sangat dipengaruhi oleh
fenomena geosfer, suatu lingkungan (geografi) atau kawasan sempit tempat
rumbuhnya suatu tumbuhan tertentu disebut habitat misalnya habitat dataran
tinggi, dataran rendah tebing dan lainya. Lingkungan merupakan aspek keruangan
yang meliputi factor iklim, tanah (lahan), yang menentukan kondisi dan suatu
tempat hidup mahluk hidup.
8
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau Ombrometer.
Ombrometer dijadikan instrumen untuk mendapatkan dan mengukur jumlah hujan
pada satuan waktu tertentu dengan cara menampung air hujan pada sebuah
penampungan air dan terdapat kran yang berfungsi untuk mengeluarkan air hujan
yang tertampung pada penampungan air tersebut. Prinsip pengukuran hujan ini
adalah mengukur tinggi air hujan lebih dari 0,5 mm. Ombrometer dipasang di
tempat terbuka, sehingga air hujan akan diterima langsung oleh alat ini. Satuan
yang digunakan adalah millimeter (mm) dan ketelitian pembacaannya sampai
dengan 0,1 mm.
9
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait
serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena faktor meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan
jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan
di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan
BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika.
10
Peran klimatologi bagi pertanian, sebagai dasar strategi dalam penyusunan
rencana dan kebijakan pengelolaan usahatani pertanian dan peternakan. Lingkup
kebijakan dapat meliputi sebidang lahan, suatu wilayah atau teritorial pertanian
maupun untuk kebijakan pada lingkup nasional yang meliputi berbagai hal
sebagai berikut (Nasir A.A, 1999):
1. Seleksi terhadap kultivar tanaman, spesies, dan ras ternak yang beradaptasi
baik dengan kondisi iklim setempat sehingga potensial untuk dibudidayakan
secara luas.
2. Memiliki wilayah-wilayah yang kondisi iklimnya sesuai untuk pengembangan
suatu kultivar tanaman dan ras ternak tertentu yang baru diintroduksi dari
daerah lain atau dari luar negeri.
3. Berbagai hasil penelitian dan percobaan memungkinkan untuk memilih
teknologi yang terbaik untuk perbaikan iklim mikro sehingga dapat
mendorong pertumbuhan, perkembangan, serta produksi tanaman dan ternak
baik jumlah maupun mutunya. Contohnya penggunaan berbagai jenis mulsa,
rumah kaca, rumah plastik, rumah jaring, irigasi, dan drainase dalam budidaya
tanaman. Dibidang peternakan dilakukan perbaikan desain kandang, sistem
ventilasi, drainase, sanitasi, dan pengaturan kepadatan populasi ternak di
dalam kandang.
4. Pengaturan pola tanam meliputi jadwal pergiliran tanaman dan pemilihan
kultivar untuk penanaman tumpangsari.
5. Pewilayahan komoditas pertanian dan pemetaannya
11
BAB III
Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pengenalan Alat
5 Pengukuran Suhu
6 Kunjungan ke BMKG
7 Pengerjaan Laporan
8 Ujian
12
3. Dicatat prosedur penggunaan alat dan hal penting lainnya.
13
3. Dicatat hasil pengukuran kelembaban sesuai format pada tabel 4.
Tabel 4. Data Pengukuran Kelembaban Udara
Kelembaban (RH)
Kelompok
Tanpa Tegakan Vegetasi Dibawah Tegakan Vegetasi
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN 1
FORMAT PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM
4. Cover
JUDUL PRAKTIKUM
Mata Kuliah:
Nama:
NIM:
16
5. Format Penulisan
3 CM
3 CM
4 CM
3 CM
17
6. Daftar Isi
3 CM
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………….. ii
DAFTAR GAMBAR…………………………….. iii
DAFTAR TABEL………………………………... iv
BAB I PENDAHULUAN………………………... 1
2,5
4 CM BAB II ALAT DAN BAHAN…………………… 2 CM
ii
2,5 CM
18
7. Isi Laporan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Berisi tentang teori yang berasal dr literatur yang terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(Berisi Tentang Foto dan tabel keseluruhan data yang belum ditampilkan pada Sub-
Bab hasil)
19
LAMPIRAN 2
FORMAT PENULISAN LOG BOOK
dst
Mengetahui,
Pranata Laboratorium Pendidikan Asisten Praktikum Agroklimatologi
Agroklimatologi
20