Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI PERTANIAN
“PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatologi Prtanian

Disusun Oleh :

Nama : Mochamad Bachruli


Kelas : 4A
NIM : 4442200129

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petujuk serta limpahan nikmat sehat-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan laporan praktikum. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad
SAW yang dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Laporan
praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Klimatologi pertanian.
Maka dengan itu, pada kesempatan ini saya menyempaikan
rasa terimakasih atas segala petunjuk, bimbingan, serta bantuannya
kepada :

1. Ibu Sri Ritawati, S.TP., M.Sc. selaku dosen mata kuliah Klimatologi
Pertanian, dan
2. Ibu Yayu Romdhonah, S.TP., M.Si., Ph.D. selaku dosen mata kuliah
Klimatologi Pertanian.
Demikian laporan yang telah saya buat ini. Saya menyadari
bahwa laporan saya ini masih kurang sempurna, maka dari itu, kritik
dan saran selalu saya harapkan agar tulisan saya setelah ini lebih baik.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga
bermanfaat bagi saya selaku penulis.

Cirebon, Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................1
1.3 Manfaat..............................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................2
2.1 Klimatologi Pertanian.........................................................................................2
2.2 Alat-alat Agroklimatologi..................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................5
METODOLOGI PRAKTIKUM.................................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan...................................................................................................5
3.3 Cara Kerja..........................................................................................................5
BAB IV.......................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................................6
4.1 Hasil...................................................................................................................6
4.2 Pembahasan........................................................................................................9
BAB V.......................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................13
5.1 Simpulan..........................................................................................................13
5.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN..............................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca adalah keadaan atmosfer pada suatu saat (waktu yang pendek) dan
pada tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah keadaan atmosfer dalam jangka
panjang di suatu tempat atau pada suatu wilayah. Karakteristik iklim pada
permukaan bumi berbeda ditiap tempat. Tiap tanaman membutuhkan keadaan
cuaca dan iklim tertentu untuk dapat tumbuh berkembang dengan baik dan
optimal, pertumbuhan tanaman sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan sekitar
dimana tanaman itu tumbuh.
Pengetahuan hubungan iklim dengan kegiatan pertanian memungkinkan
terjadinya eksplorasi potensi iklim untuk perencanaan intensifikasi dan
ekstensifikasi produksi. Sehingga kita dapat membuat strategi penyusunan
rencana dan kebijakan pengelolaaan usaha tani (pola tanam, irigasi, pemupukan,
tindakan modifikasi, shelterbelt dan lainnya) agar kegiatan produksi dapat
melimpah.
Praktikum ini dilatarbelakangi keinginan untuk mengetahui nama,fungsi,
dan prinsip kerja dari alat-alat klimatologi. Dimana kita ketahui bahwa
klimatologi adalah ilmu yang mempelajari jenis iklim dimuka bumi dan faktor
penyebabnya yang tentunya sangat bermanfaat dalam dunia pertanian.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari acara praktikum ini adalah :
1. Mengenal cara kerja peralatan agroklimatologi
2. Mengenal cara pengamatan peralatan agroklimatologi
3. Mengenal tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari diadakannya praktikum ini adalah :
1. Dapat mengenal cara kerja peralatan agroklimatologi
2. Dapat mengenal cara pengamatan peralatan agroklimatologi
3. Dapat mengenal tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klimatologi Pertanian
Klimatologi pada dasarnya mempelajari peranan unsure-unsur cuaca/iklim
baik skala global, regional maupun local atau setempat dalam kegiatan pertanian.
Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu harus memahami istilah cuaca-
iklim dan meteorologi- klimatologi. Batasan secara klasik menyatakan bahwa
iklim adalah keadaan rata-rata, ekstrim (maksimun dan minimum), frekuensi
terjadinya nilai tertentu dari unsur cuaca ataupun frekuensi dari tipe iklim. Iklim
mengkaji dan membahas tentang pola tingkah laku cuaca pada suatu tempat atau
wilayah berulang selama waktu periode waktu yang panjang. Sebagai suatu
sistem, wilayah iklim cakupannya sangat luas mulai dari skala planiter sampai
pada skala lokal atau setempat merupakan kisaran atmosfer secara bersambung.
Kajiannya menyangkut berbagai aspek proses pembentukan iklim (Sabaruddin,
2014).
Agroklimatologi adalah klimatologi terapan yang membahas tentang
aspek-aspek iklim yang berhubungan dengan bidang pertanian. Menurut World
ofMeteorology Organization (2011) agroklimatologi adalah interaksi (persa-
lingtindakan) antara klimatologi dan ilmu pertanian utuk mengetahui
pengaruhcuaca (iklim) dan manfaat pengaruh-pengaruh tersebut untuk usaha
pertanian. Didalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian memerlukan
data cuacayang benar. Data yang benar tentunya dihasilkan dari peralatan yang
baku, cara,dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan yang disepakati secara
nasional.Peralatan meteorologi haruslah dapat menghasilkan data yang benar dan
dapatdipertanggungjawabkan kebenarannya. Kemudian data ini dapat
dibandingkandengan data di tempat lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan
ilklim.
2.2 Alat-alat Agroklimatologi
Pengaruh iklim terhadap tanaman dapat diamati baik bila letak stasiun
dapat mewakili hubungan alamiah antara iklim dengan tanah, air dan tanaman di
suatu daerah pertanian yang. Tempat yang mempunyai iklim berbeda-beda dalam
jarak pendek karena faktor lingkungan yang bersifat khusus seperti: rawa, bukit,

2
danau, dan kota, sedapat mungkin tidak dipilih untuk lokasi stasiun. Beberapa
faktor lingkungan khusus yang mempengaruhi perubahan iklim antara lain:
Vegetasi, Tinggi tempat, Distribusi darat-laut, Gunung, Perlakuan dan aktivitas
manusia (Taufik, 2010).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan
pengamatan secara terus–menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan
(atmosfer) serta pengamatan tentang keadaan biologi dari tanaman dan objek
pertanian lainnya. Taman alat-alat meteorologi umumnya terdapat pada setiap
stasiun meteorologi. Luas taman alat tergantung pada jenis alat-alat yang
dipasang didalamnya. Tempat untuk membangun taman alat-alat disesuaikan
dengan jenis stasiun, agar hasil peramatan cukup representatif, misalnya taman
alat-alat untuk keperluan penerbangan dibangun dekat landasan. Taman alat-alat
meteorologi pertanian dibangun ditempat yang representatif untuk keperluan
pertanian (Gunawan, 2017).
Jenis Alat-alat Meteorologi, Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat
Meteorologi dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat Recording dan Non
Recording. Alat yang bersifat Recording adalah alat yang dapat mencatat data
dengan sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan pias hingga
penggantian pias berikutnya. Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga
minimum dan harga maximum. Sedangkan alat yang bersifat Non Recording
adalah alat-alat yang harus dibaca pada saat-saat tertentu untuk memperoleh data
(Darsiman, 2016).
Alat yang digunakan untuk mengukur lama penyinaran adalah sunshine
recorder type champbell-stokes. Alat ini ditemukan pertama kali oleh John
Francis Campbell pada tahun 1835 di mana idenya adalah memasang bola kaca di
mana nantinya akan berfungsi sebagai lensa sehingga akan membakar kartu
pencatat yang terbuat dari kertas (seperti membakar kertas dengan menggunakan
lup di bawah sinar matahari). Lamanya penyinaran matahari dalam satu hari akan
diketahui dari berapa banyak bagian kartu pencatat yang terbakar (Aryanto, 2013).
Pertanian merupakan budaya yang pertama kali dikembangkan manusia
sebagai respon terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi
sukar karena semakin menipisnya sumber pangan dialam bebas akibat laju

3
pertambahan manusia. Pengelolahan hamparan tanaman (pertanaman)
memadukkan faktor-faktor produksi bahan organic secara sinergi dengan tujuan
meningkatkan produksi bahan organik secara optimal baik kuantitatif maupun
kualitatif, atau bertujuan untuk meningkatkan penampilan tanaman menurut selera
konsumen (tanaman ornament dan tanaman bunga). Pengelolahan pertanaman
meliputi kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi pemanfaatan radiasi matahari,
komponen iklim makro dan mikro lainnya, hara tanaman dan air tanah oleh
tanaman (Nurmala, dkk. 2012).
Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya
dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain
dalam pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang
pembangunan yang sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-
kebudayaan besar dari sejak zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya
dalam berinteraksi dan mengenal perilaku serta nampak dalam alam sekitar
mereka (Kurnia, 2010).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum Pengenalan Peralatan Agroklimatologi ini dilaksanakan
melalui Google Meet pada hari kamis, 10 januari 2022 bertempat di rumah
masing-masing yaitu Kp. Manjun Ds. Rancabuaya Kec. Jambe Kab. Tangerang.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan
Peralatan Agroklimatologi ini adalah termometer biasa (air raksa), termometer
maksimum-minimum, termometer tanah, termograf, alat pengukur hujan biasa,
alat pengukur hujan otomatis, psychrometer, sling psychrometer, termo hygrograf,
hygrograf, solarimeter type campbell stokes, pyrheliometer type bimetal
actinograf, cup anemometer,hand anemometer, clas A pan Evaporimeter, alat tulis
dan handphone.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini yaitu dengan menyimak video
dari BMKG,kemudian mengamati alat-alat agroklimatologi yang dipaparkan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Alat-Alat Agroklimatologi
No Alat Fungsi
1. Termometer Tanah
Digunakan untuk mengukur derajat
keasaman dan PH tanah.

2. Termometer Maksimum
Minimum Digunakan untuk mengukur suhu
tertinggi dan suhu terendah di suatu
tempat.

3. Termograf
Digunakan untuk mengukur suhu secara
otomatis.

4. Termometer Biasa
Digunakan untuk mengukur suhu atau
temperatur,serta perubahan suhu.

5. Alat Pengukur Hujan Biasa Digunakan untuk mendapatkan dan


mengukur jumlah curah hujan pada
satuan waktu tertentu.

6
6. Alat Pengukur Hujan
Otomatis Digunakan untuk mengukur curah hujan
tinggi maupun rendah,selang periode
waktu tertentu juga dapat dicatat lamanya
waktu hujan.

7. Psichometer
Digunakan untuk mengukur kelembaban
relatif udara.

8. Sling psychrometer
Digunakan untuk mengukur kelembaban
udara.

9. Termo hygrograf
Digunakan untuk mengukur suhu
lingkungan,kelembaban udara relatif dan
tekanan atmosfir.

10. Hygrograf Digunakan untuk mengukur kelembaban


udara.

7
11. Solarimeter type Campbell
stokes Digunakan untuk mengukur intensitas
dan lama penyinaran matahari.

12. Pyrheliometer type bimetal


actinogra Digunakan untuk mengukur radiasi
matahari.

13. Cup anemometer


Digunakan untuk mengukur laju angin.

14. Hand anemometer


Digunakan untuk mengukur kecepatan
angin.

15. Clas a pan evaporimeter

8
Digunakan untuk mencatat jumlah
penguapan yang terjadi selama 24 jam.

4.2 Pembahasan
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada alat-alat klimatologi dapat kita
ketahui bahwa dengan alat-alat klimatologi, kita dapat mengatur dengan baik
kapan waktu yang tepat dalam melakkukan aktivitas pertanian yaitu kapan waktu
yang tepat untuk menanam dan memanen. Salasatu hal terpenting yang harus kita
ketahui dalam pertanian adalah keadaan iklim terutama curah hujan. Dengan
pengamatan yang dilakukan dengan alat-alat klimatologi kita bisah memprediksi
curah hujan tahun berikutnya dengan kata lain kita bisah meningkatkan hasil
pertanian dan dapat mencegah terjadinya gagal panen.
Pengambilan data cuaca berfungsi untuk meramalkan cuaca dan iklim
yangakan terjadi dimasa yang akan datang. Dalam bidang pertanian, hal ini sangat
berguna untuk menentukan kalender pertanian. Kita dapat menentukan komoditas
yang cocok ditanam pada cuaca dan iklim tertentu, sehingga tidak
terjadi kegagalan panen atau kesalahan penanaman.
Termohigrometer dapat digunakan secara lebih praktis untuk mengukur
suhusekaligus kelembaban nisbi dalam satu alat ukur.Satuan yang tertera pada alat
ukurini adalah ºC pada skala penunjuk suhu dan % pada skala penunjuk
kelembabannisbi. Spiral dwi logam pada alat ini berfungsi sebagai sensor suhu
sedangkan untuksensor kelembaban nisbinya menggunakan spiral benda
higroskopis.Alat inidigunakan untuk mengukur kelembaban suatu tempat,
digunakan pada waktumelakukan riset tentang lingkungan.Dengan alat ini dapat
menunjukkan banyaknya organisme pada ekosistem.Karena salah satu faktor
eksteral dari suatu ekosistemadalah kelembaban.
Termometer tanah merupakan alat untuk mengukur suhu tanah pada
beberapakedalaman yang telah ditentukan. Kedalaman tanah yang diukur
meliputikedalaman tanah 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm.
Termometertanah terbagi dua yaitu termometer tanah berumput dan termometer

9
tanah gundul.Termometer tanah berumput merupakan sebagai sampel untuk tanah
yang memilikivegetasi, sedangkan termometer tanah gundul merupakan sampel
untuk tanah yangtidak memiliki vegetasi.
Anemometer merupakan alat non recording. Cup counter
anemometerdigunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata angin pada ketinggian
yangditentukan. Data yang dihasilkan berupa kecepatan rata-rata angin pada
ketinggiantersebut dalam satuan km / jam. Di stasiun klimatologi sicincin
dipasang tiga buahcup counter anemometer dengan ketinggian 0,5 meter, 2 meter
dan 10 meter. Namun sebenarnya anemometer ini ada dua tipe yaitu anemometer
putaran dananemometer tabung tekanan. Pada umumnya alat pengukur kecepatan
angina tipe putaran adalah anemometer mangkuk. Tiga buah atau lebih bentuk
mangkukdipasang simetris dan dipancangkan tegak lurus pada sumbu vertical.
Cup counter anemometer terdiri tiga bagian utama yaitu tiga buah
mangkoksebagai baling-baling yang dibatasi sudut 123 derajat, cup Counter dan
tiang.Prinsip kerja anemometer adalah dengan adanya hembusan angin yang
mengenai baling- baling pada perangkat tersebut. Putaran dari baling-baling
tersebut akan dikonversi menjadi sebuah besaran dalam bahasa matematika.
Baling-baling padaanemometer digunakan sebagai alat reseptor atau yang
menangkap suaturangsangan berupa hembusan angin. Setelah baling-baling
berputar maka hal iniakan menggerakan sebuah alat yang akan mengukur
kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling-baling pada
anemometer.
Termometer maksimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi
yangterjadi dalam periode waktu 24 jam (1 hari). Termometer maksimum
termasuk alatnon recording dan terpasang dalam sangkar meteorologi. Data yang
dihasilkandinyatakan dalam satuan ºC. Spesifikasi dari termometer maksimum
adalahterdapatnya celah sempit bagian antara bola termometer dan kolom raksa
padaskala, untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah masuk ke kolom
raksakembali ke bola termometer saat terjadinya penyusutan oleh penurunan
suhu.Termometer maksimum dipasang dengan kemiringan 50 dari garis
horizontal.Setelah dilakukan pembacaan suhu maksimum, alat ini diayunkan
sehinggamenunjukkan suhu yang sama dengan suhu bola termometer bola kering.

10
Ombrometer dipasang di tanah lapang dan sebaiknya tegak lurus di atas
kayudengan pondasi kuat dan permukaan corong rata (datar).Ombrometer
otomatisletaknya lebih rendah dari manual.Curah ujan diukur setiap jam 7 pagi
denganmengamati gelas ukur. Angka kurang dari 0,5 mm dibulatkan ke bawah
dan jika >atau = 0,5 mm dapat dianggap nol. Ombrometer manual mempunyai
beberapa kerugian, antara lain pada waktuhujan lebat, kemungkinan air akan
meluber sehingga hasil pengukuran tidakmenunjukkan pengukuran sebenarnya,
sejumlah air di dalam tabung kemungkinan bukan berasal dari air hujan tetapi dari
kondensasi,serta intensitas hujan tidak dapatdiukur. Penakar hujan yang baku
digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium. Semua alat penakar hujan yang
beragam bentuknya atau yang otomatisdibandingkan dengan alat penakar hujan
otomatis.
Klimatologi yang pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi
periode waktu yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi
pengamatan utama yang dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah
dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, banglash horizontal,
durasi penyinaran matahari dan suhu tanah oleh karena itu persyaratan stasiun
klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak
mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi
persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Kadir,2006).
Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat untuk mengadakan
pengamatan secara terus menerus keadaan lingkungan (atmosfer). Suatu stasiun
meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-
turut, sehingga akan didapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim suatu
tempat. Agar diperoleh hasil pemgamatan yang akurat, maka dibutuhkan
persyaratan sebagai berikut :
1. Penempatan lokasi stasiun harus mewakili keadaan lahan yang luas.
2. Masing-masing alat harus dapat memberikan hasil pengukuran parameter
cuaca yang absah (tepat dan akurat), sederhana, kuat atau tidak mudah rusak,
mudah penggunaan dan perawatannya.
3. Pengamatan harus dapat dipercaya, terlatih, dan terampil.

11
Stasiun meteorologi harus ditempatkan pada daerah terbuka dan representatif
(mewakili). Secara umum. Luas daerah terbuka bagi suatu stasiun meteorologi
pertanian dengan peralatannya lengkap kira-kira 2-2,5 Ha (Kadir, 2006).

Alat alat klimatologi ini sangat berpengaruh besar pada bidang pertanian
sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa pengetahuan tentang iklim harus kita
ketahui agar kita dapat menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan
memanen, sehingga kegagalan panen bisah dicegah seminimal mungkin. Misalnya
pada alat penakar hujan, dengan alat ini kita dapat mengetahui curah hujan dan
dapat memprediksi curah hujan tahun berikutnya. Pada alat Combel stokes,
dengan alat ini kita dapat mengetahui lamanya penyinarab matahari, sehingga kita
dapat menentukan tanaman yang membutuhkan banyak sinar matahari dan mana
yang sedikit butuh sinar matahari.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari Praktikum Tersebut, bahwa dengan mengenal alat-alat
agroklimatologi kita bisa lebih mengetahui macam-macam alat yang memiliki
fungsi nya masing-masing,.serta pentingnya mengetahui segala unsur yang terjadi
pada klimatologi dengan mengetahui nya menggunakan alat-alat agroklimatologi
dan beserta praktikum ini dilatarbelakangi keinginan untuk mengetahui
nama,fungsi, dan prinsip kerja dari alat-alat klimatologi. Dimana kita ketahui
bahwa klimatologi adalah ilmu yang mempelajari jenis iklim dimuka bumi dan
faktor penyebabnya yang tentunya sangat bermanfaat dalam dunia pertanian.
5.2 Saran
Praktikum pengenalan alat agroklimatologi merupakan praktikum yang
sangat penting karena alat-alat tersebut kita selaku praktikan seharusnya bisa
mengetahui secara langsung, dan semoga kedepannya bisa lebih baik dalam
pemahaman materi praktikum selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-aspek Klimatik untuk Sistem
Budidaya Tanaman. Alfa Beta : Bandung.
Taufik, Muhammad. 2010. Analisis Tren Iklim dan Ketersediaan Air Tanah di
Palembang, Sumatra Selatan: Volume 24 (1) : 42-49
Aryanto, Anik 2013. Majalah Geodinamika. Stasiun Geofisika Klas II Sanglah :
Denpasar
Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pertanian. Graha Pustaka: . Bandung
Kurnia, Rendy. 2010. Identifikasi Kenyamanan Termal Bangunan (Studi Kasus:
Ruang Kuliah Kampus IPB Baranangsiang dan Darmaga Bogor). Volume
24 (1) : 14- 22.
World Meteorogical Organization. 2011. Guide to Climatological Practices.
WorldMeteorological Organization. Geneva.

14
LAMPIRAN
Tugas

1. Gambarkan skema peralatan agroklimatologi tersebut !


2. Terangkan cara kerja masing-masing alat !
3. Jelaskan bagaimana pembagian skala dan satuan dari masing-masing alat
tersebut !
4. Jelaskan cara pengamatan peralatan agroklimatologi tersebut !
5. Jelaskan tentang tata letak dan pemasangan peralatan agroklimatologi
tersebut !
Jawab
1. Gambaran skema peralatan agroklimatologi :

Thermometer Tanah Termo hygrograf Psychrometer

2. Cara kerja masing-masing alat


Digunakan untuk Digunakan untuk Digunakan untuk
mengukur derajat mengukur suhu secara mengukur kelembaban
keasaman dan PH otomatis. relatif udara
tanah
Psychrometer
Thermometer Tanah Termohygrograf

3. Skala dan satuan masing-masing alat :


Satuan dan suhu Satuan suhu pada Satuan suhu pada
thermometer tanah yaitu Thermohygrograph psychrometer
masuk ke dalam 4 satuan adalah Celcius (oC), adalah Celcius
ialah sedangkan satuan (oC), sedangkan
celcius,fahrenheit,kelvin, padakelembaban/Relative satuan pada
Humadity (RH) adalah psychrometer

15
dan reamur (%) adalah satuan
panjang ( Meter ),
dan satuan berat
( Kg)
Termohygrograf Psychrometer
Thermometer Tanah

4. Pengamatan peralatan agroklimatologi :


Termometer Tanah Pengamatannya, ialah bahwasanya thermometer
tanah memiliki 2 pengamatan yang thermometer tanah berumput
merupakan thermometer yang digunakanuntuk mengukur suhu tanah yang
ditumbuhi vegetasi. Thermometer tanah gunduldigunakan untuk mengukur
suhu tanah yang tidak ditumbuhi vegetasi. Keduathermometer tersebut
pada dasarnya sama, yang membedakan hanya jenistanahnya yaitu tanah
berumput dan tanah gundul.
Termograf Pengamatannya , alat ini mencatat otomatis temperatur
dankelembaban sebagai fungsi waktu selama 24 jam.
Psychrometer Penggunaannya, pada psikrometer penggunaan dalam
bertujuan dengan suhu dan kelembaban udara merupakan unsur yang
berpengaruh terhadap iklim. Iklim yang baik berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman.
5. Tata letak dan pemasangan alat agroklimatologi :
Termometer Tanah, Tata letak dan pemasangannya, Penggunaan tata
letak thermometer tanah berumput dan thermometer tanah gundul yaitu
dengan caraditanam pada tanah dengan kedalaman yang berbeda-beda
(Pardosi, 2013). Dan pada pemasangan Bagian-bagian alat thermometer
tanah berbentuk bengkok yang ditanam dalamtanah pada kedalaman yang
berbeda dengan kemiringan 45 derajat. Thermometertanah yang berbentuk
silinder disebut juga thermometer berselubung logamdengan kedalaman
50 dan 100 cm.

16
Termograf, Tata letak dan pemasangannya ialah thermohygrograph
berbentuk spiral dan terpasang pada sumbu horizontal yang terletak di luar
kotak thermohygrograph dan satu ujung bimetal lainnya dipasang pada
kotak dengan sekrup penyetel halus, sehingga letak pena pada
Thermohygrograph dapat diatur. Ujung lain dihubungkan ke tangkai pena
melalui sumbu horizontal sehingga dapat menimbulkan track rekaman
pada kertas piasyang berputar selama 24 jam per rotasi. Jika temperatur
naik, ujung bimetalmenggerakkan tangkai pena ke atas begitu juga
sebaliknya. Sebelum dipakai, Thermohygrograph harus dikalibrasi terlebih
dahulu. Alat ini harus ditempatkandalam sangkar apabila dipakai untuk
mengukur atmosfer.
Psychrometer, Tata letak dan pemasangannya ialah psikrometer
diletakkan di dalam bangunan berbentuk rumah berwarna putih
yangdisebut sangkar meteorologi. Hal ini bertujuan agar semua alat
terlindung dariradiasi surya dan hujan. Thermometer bola kering
menunjukkan suhu udara,sedangkan thermometer bola basah digunakan
untuk mencari kelembaban udara dengan bantuan tabel. Kedua
thermometer diletakkan secara bersebelahan.

17

Anda mungkin juga menyukai