EKOLOGI PERTANIAN
Oleh:
205040101111043
Asisten:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Kelas: H
Disetujui oleh:
Asisten kelas,
NIM. 185040200111179
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Ekologi Pertanian untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Ekologi Pertanian yang dapat diselesaikan tepat dengan waktu.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................vi
1. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Agroekosistem............................................................................................3
iii
2.2.1 Analisis Vegetasi.....................................................................................7
4.3 Pembahasan.............................................................................................21
5.1 Kesimpulan.................................................................................................27
5.2 Saran...........................................................................................................27
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1. PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Umum
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Agroekosistem
3
Menurut (Helen dan Rommy, 2015) tanaman perkebunan dikelompokkan
menjadi tanaman tahunan dan tanaman semusim. Tanaman tahunan
merupakan tanaman yang umumnya berusia lebih dari satu tahun dan proses
panennya bisa dilakukan lebih dari satu kali untuk satu kali masa pernanaman.
Sedangkan tanaman semusim merupakan tanaman yang pada umumnya
berusia pendek serta proses panennya hanya dilakukan satu atau beberapa kali
untuk satu kali masa penanaman.
2.3 Peran Arthropoda dan Biota Tanah dalam Agroekosistem
4
dikelompokkan menjadi produsen, konsumen tingat I,II, III dan seterusnya serta
dekomposer. Produsen merupakan organisme penghasil bahan organik yang
berasal dari proses fotosintesis. Konsumen merupakan organisme pengguna
dari bahan organik tersebut. Konsumen juga bisa disebut organisme yang tidak
bisa memproduksi bahan makanan mereka sendiri. Dekomposer merupakan
organisme pengurai yang ada dalam rantai makanan. Sedangkan gabungan
dari beberapa rantai makanan disebut dengan jaring makanan.
2.5 Keseimbangan Agroekosistem
2. Kerapatan Relatif
3. Frekuensi
4. Frekuensi relatif
5. Dominansi (m2/ha)
7. INP
Menurut [ CITATION Zoe05 \l 1033 ] tujuan dari pembelajaran ekologi adalah untuk
mengetahui:
6
3. BAHAN DAN METODE
2.2 Waktu dan Tempat Kegiatan
7
aplikasi, suhu dan tingkat kelembaban daerah akan otomatis terdeteks
i di aplikasi tersebut.
8
2.2.8 Pengamatan Yellowtrap
Pengamatan menggunakan yellowtrap memiliki tujuan untuk mengetahui
serangga yang ada di plot pengamatan. Yellowtrap dipasang pada botol bekas
air mineral dan diletakkan di tengah plot pengamatan sehari sebelum kegiatan
pengamatan. Pada sat hari pengamatan, dapat dilihat dan diidentifikasi jenis
serangga apa saja yang terperangkap pada trap. Terakhir, dokumentasikan
kegiatan pengamatan tersebut.
2.2.9 Pengamatan Pitfall
9
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Wilayah
Lokasi fieldtrip dilakukan pada dua lokasi yaitu di perkebunan pisang dan
perkebunan kelapa sawit. Perkebunan pisang terletak di Desa Plawangan,
Kecamatan Kragan. Secara umum, Kabupaten Rembang terletak diantara
Secara geografis terletak di ujung timur laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui
Jalan Pantai Utara Jawa (Jalur Pantura), pada garis koordinat 111 o 00′ – 111o 30′
Bujur Timur dan 6o 30′ – 7o 6′ Lintang Selatan. Desa Plawangan memiliki luas
wilayah 186.193 Ha dan berada di daerah dataran rendah. Perkebunan pisang
ini terletak di daerah persawahan. Di sebelah kiri lahan seluas kurang lebih 30 x
20 m ini terdapat beberapa petak lahan sawah yang belum diolah. Lalu, sebelah
kanannya terdapat lahan tebu yang baru saja dipanen. Jenis tanah pada
perkebunan pisang ini cenderung kering dengan warna coklat kehitaman. Batas-
batas administratif Desa Plawangan adalah sebagai berikut:
Jenis tanah pada tanah pada perkebunan ini adalah gambut. Menurut (Dramaga
2012), lahan gambut pada perkebunan kelapa sawit memiliki ketebalan 40
hingga 70 cm bagian permukaan lahan.
10
4.2 Hasil Pengamatan
4.2.1 Analisis Vegetasi
Pisang Musa paradisiaca 19
Cleome
Maman lanang 20
rutidosperma
Perkebunan
Lumut daun Bryophyta >1000
kelapa sawit
Melastoma
Senggani 3
candidum
Kelapa sawit Elaeis >400
Richardia
Goletrak >100
brasiliensis
Ageratum
Bandotan >100
conyzoides
11
serta gulma yang paling mendominasi ialah rumput teki yang tersebar di
permukaan tanah lahan.
12
4.2.2 Kelembaban dan Suhu Udara
1.2 8
1.3 11
1.4 14
1.6 12
13
1.7 10
1.8 -
1.9 -
1.10 -
Maks. 15
Min. 8
1.2 6
1.3 1,5
1.4 1
1.5 1
1.6 1,5
1.7 1
1.8 3
1.9 1
1.10 2
Maks. 15
Min. 1
14
dengan ukuran kedalaman terkecil terletak pada titik 1.2 dengan kedalaman 8
cm.
Berat
No. Lokasi Titik
Biomassa (g) Nekromassa (g)
1.1 0 280
1.2 0 30
1.3 0 25
1.4 0 20
Perkebunan
1.5 0 120
pisang
1.6 0 110
1.7 0 105
1.8 0 0
1.9 0 0
1.10 0 0
Maks. 0 280
Min. 0 0
Rata-rata 0 160
1.1 39 15
1.2 40 76
Perkebunan 1.3 0 12
1.5 0 8
15
1.6 0 2
1.7 0 3
1.8 0 8
0 7
1.9
1.10 0 4
Maks. 49 76
Min. 0 3
Rata-rata 49 39,5
16
4.2.5 Identifikasi Biota Tanah
Berdasarkan hasil pengamatan di perkebunan pisang dan perkebunan
kelapa sawit maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 5. Identifikasi Biota Tanah
Nama
Lokasi Nama Umum Jumlah Peranan
Ilmiah
Perkebunan
Rayap Isoptera >20 Dekomposer
pisang
Predator,
Semut hitam Formicidae >20
herbivora
Perkebunan
Cacing Lumbricina 2 Dekomposer
kelapa sawit
Blatta
Kecoa hitam 1 Dekomposer
orientalis
Nama
No. Lokasi Keliling Diameter LDB
Umum
Perkebunan
1. Pisang 36
pisang
Perkebunan Kelapa
2.
Kelapa sawit sawit
17
4.2.7 Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan di perkebunan pisang dan perkebunan
kelapa sawit maka diperoleh data sebagai berikut
Tabel 7. Tinggi tanaman
Tinggi
Nama Tinggi Pohon
Lokasi Sudut (° ) Pengamat Jarak (m)
Umum (m)
(m)
Perkebunan
Pisang - - - 2,4
pisang
Perkebunan Kelapa
45 160 7 8,6
kelapa sawit sawit
18
4.2.8 Keragaman Arthropoda
Berdasarkan hasil pengamatan di perkebunan pisang dan perkebunan
kelapa sawit maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 8. Keragaman Arthropoda
Jenis
Nama Nama
Lokasi Perangka Peran Dokumentasi
Umum Ilmiah
p
Lalat Tephritida
Hama
buah e
Rantai
Semut Formicida
Pitfall trap
hitam e Predator
19
Pengendali
Capung Anisoptera
hama
Formica
Pitfall trap Semut
pallidefulv Predator
merah
a
Pada perkebunan kelapa sawit juga berbagai jenis hewan, yakni lalat
buah sebagai hama, jangkrik sebagai pengendali gulma, capung sebagai
pengendali hama, semut merah dan laba-laba sebagai predator.
20
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Biodiversitas Tanaman terhadap Agroekosistem
21
22
4.3.2 Pengaruh Komponen Abiotik terhadap Agroekosistem
Faktor abiotik dalam kedua lokasi pengamatan ini meliputi suhu,
intensitas cahaya matahari, dan tingkat kelembaban. Keberhasilan
produksi tanaman dipengaruhi oleh iklim, seperti penyinaran matahari,
karbon dioksida, dan air secara efisien (Setiawan, 2009).
23
4.3.3 Pengaruh Arthropoda dan Biota Tanah dalam Agroekosistem
24
Pada biota tanah perkebunan pisang ditemukan rayap yang berperan
sebagai dekomposer atas organisme sisa dan semut hitam yang berperan
sebagai predator serta herbivora karena dapat menjadi organisme
penghancur seresah (Hasyimuddin dkk, 2017). Sedangkan pada
perkebunan kelapa sawit ditemukan cacing dan kecoa hitam yang
bertindak sebagai dekomposer atau pengurai.
1. Ratai Makanan pada Perkebunan Pisang
Pada perkebunan pisang dapat ditemukan rantai makanan sebagai
berikut:
Lalat buah
Lalat
25
2. Jaring-jaring Makanan pada perkebunan kelapa sawit
Jangkrik
Capung
Kelapa sawit
Laba-laba
Lalat buah
Semut merah
26
Jumlah arthropoda yang ditemukan di perkebunan pisang dan dan
perkebunan pun beragam. Perkebunan pisang memiliki jumlah
arthropoda sebanyak 3 ekor dan perkebunan kelapa sawit memiliki
jumlah arthropoda sebanyak 5 ekor. Ini membuktikan bahwa
keberagaman hewan yang ada pada perkebunan sawit membuat jaring-
jaring makanannya lebih kompleks.
27
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
Ardillah, Sulthan, Amin Setyo Leksono, dan Lukman Hakim. 2014. Diversitas
Arthropoda Tanah Di Area Restorasi Ranu Pani Kabupaten Lumajang. 2(4):
208
Hanafiah, A. S., T. Sabrina, dan H. Guchi. 2009. Biologi dan Ekologi Tanah.
Universitas Sumatera Utara. Medan 184.
Helen Yuseva Ayu, Rommy Qurniati, dan Rudi Hilmanto. 2015. Analisis Finansial
Dan Komposisi Tanaman Dalam Rangka Persiapan Pengajuan Izin (Studi
Kasus Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu)
Financial. 3(1):31–40.
29
Palijama, W., Johan Riry, dan A. .. Wattimena. 2018. “Komunitas Gulma Pada
Pertanaman Pala (Myristica fragrans H) Belum Menghasilkan Dan
Menghasilkan Di Desa Hutumuri Kota Ambon. Agrologia. 1(2).
Parmadi, E. H., I. Dewiyanti, dan S. Karina. 2016. Indeks Nilai Penting Vegetasi
Mangrove Di Kawasan Kuala Idi , Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah I(1):82–95.
Riyanto, Indriyanto, dan Afif Bintoro. 2018. Produksi Seresah pada Tegakan
Hutan di Blok Penelitian dan Pendidikan Provinsi Lampung. Sylva lestari
1(1):1–8.
Salim, Andi Gustiani, dan Budiadi Budiadi. 2014. Produksi Dan Kandungan Hara
Serasah Pada Hutan Rakyat Nglanggeran, Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta.
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 12(2):77–88.
Sitanggang, Netty Demak H., dan Yulistiana Yulistiana. 2015. Peningkatan Hasil
Belajar Ekosistem melalui Penggunaan Laboratorium Alam. Formatif: Jurnal
Ilmiah Pendidikan MIPA 5(2):156–67.
Tarwaca, Eka, dan Susila Putra. 2017. Tanggapan Produktivitas Kelapa Sawit
( Elaeis guineensis Jacq. ) terhadap Variasi Iklim.” Tanggapan Produktivitas
Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis Jacq. ) terhadap Variasi Iklim 4(4):21–34.
30
31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Analisis Vegetasi
32
2 Mengukur Suhu Mengukur suhu dan
kelembaban
dengan aplikasi
galaxy sensor
Mengamati
3 Kelembaban
intensitas cahaya
Mengukur
matahari dengan
Intensitas Cahaya
aplikasi galaxy
Matahari
sensor
Lampiran 2.
33
C. Pengamatan Aspek Tanah
kedalaman 20 cm.
Mengukur ketebalan
Mengamati pada
seresah
2 frame 50 × 50 cm
yang disusun
diagonal lima titik
3 Menghitung nilai LBD Mengukur LBD
pohon dengan
meteran
34
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG
FAKULTAS PERTANIAN
LOGBOOK
KONSULTASI
LAPORAN
PRAKTIKUM EKOLOGI
PERTANIAN 2020
Komoditas : Pisang
1.
10-13/12/20
2.
17/12/20
3.
35
4.
5.
6.
7.
8.
36