Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM PEMUPUKAN DAN

KESUBURAN PERAIRAN

Pengaruh Pemberian Pupuk Organik & Anorganik


Terhadap Kepadatan Plankton Sebagai Pakan Alami

Oleh
Baiq Wulan Purnami
C1K020015

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai syarat untuk lulus mata kuliah Pemupukan dan
Kesuburan Perairan. Disusun oleh:
Nama : Baiq Wulan Purnami
NIM : C1K020015
Kelompok : 2 (dua)

Mataram, 27 Novermber 2023

Menyetujui:

Asisten Praktikum, Praktikan,

Muhammad Faris Baiq Wulan Purnami


NIM. C1K021012 NIM. C1K020015

Tanggal ACC

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan PKL .................................................................................................... 2
1.3 Manfaat PKL .................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
III. METODOLOGI .............................................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 5
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................................. 6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 8
4.1 Hasil ................................................................................................................ 8
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 10
V. PENUTUP ........................................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 13
5.2 Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
LAMPIRAN...........................................................................................................16

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Daftar Alat ............................................................................................................. 5
Daftar Bahan ........................................................................................................ 6
Tabel Hasil ............................................................................................................ 8

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Gambar Hasil .................................................................................................. 7
2. Gambar Kegiatan .......................................................................................... 19

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Jurnal .......................................................................................................... 16
2. Kegiatan ..................................................................................................... 19
3. Laporan Sementara .................................................................................... 20
4. Pretes + postes............................................................................................ 21

vi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan hias koi sebagai salah satu ikan hias yang banyak diminati karena
keindahan bentuk badan serta warnanya, dan dipercaya membawa keberuntungan
oleh para pencinta koi di Indonesia. Selain itu ikan koi sering dijadikan hiasan
kolam dan merupakan konsumsi seni bagi peminatnya.ikan koi berasal dari ikan
mas atau ikan carper yang merupakan ikan nasional jepang. Nenek moyang ikan
koi adalah ikan mas atau carp yang berasal dari Asia Timur. Koi merupakan raja
ikan hias air tawar, mempunyai ukuran tubuh cukup besar, dan warnanya yang
bervariasi. Pada pupulasinya, ikan koi menunjukan hidup secara damai, tidak
beringas, mudah berdampingan dengan jenis lain bila berada dalam satu tempat.
Ikan ini bersifat omnivora dan mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungannya
(Iskandar et al., 2021).
Budidaya ikan dikolam ialah kegiatan usaha pemeliharaan atau pembesaran
ikan di kolam mulai dari ukuran benih (juvenil) sampai menjadi ukuran yang layak
untuk dikonsumsi. Kolam yang sering dijadikan kegiatan budidaya tidak lepas dari
keberadaan air sebagai media dan juga tanah, dimana di dalamnya terdapat unsur-
insur hara makro dan mikro. Karna unsur-unsur tersebut dipengaruhi oleh beberapa
factor lingkungan, sehingga mengakibatkan nilai-nilai unsur hara makro dan mikro
di perairan tidak konstan dan stabil. Maka dari itu perlu dilakukan pengelolaan
kolam, salah satu dari kegiatan pengelolaan kolam adalah pemupukan. Pemupukan
dimaksud sebagai usaha pemberian nutrient ke dalam tanah atau kolam dengan
tujuan untuk meningkatkan daya dukung perairan guna menghasilkan makanan
alami bagi mikroorganisme.
Pemupukan adalah kegiatan memelihara atau meperbaiki kesuburan tanah
dan air dengan memberikan unsur atau zat-zat kedalam tanah yang secara langsung
atau tidak langsung dapat menyumbang bahan makanan pada algae. Disamping itu
pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah atau air dan memperbaiki lingkungan
air bagi tempat hidup dan tumbuh algae. Pemupukan memegang peran penting
dalam upaya meningkatkan hasil kegiatan budidaya. Selain memperhatikan faktor
lingkungan, dalam metode pemberian pupuk juga perlu di perhatikan seperti

1
takaran pupuk yang digunakan untuk memupuk kolam budidaya, hal ini dapat
dipahami karena setiap jenis kolam atau perairan memiliki karakteristik yang
berbeda. Beberapa hal yang perlu dicermati untuk mendapatkan efisiensi dalam
pemupukan antara lain: jenis pupuk yang digunakan, sifat dari pupuk tersebut,
waktu pemupukan dan syarat pemberian pupuk serta cara atau metode pemupukan.
Oleh karena itu kegiatan praktikum pemupukan dan kesuburan perairan
sangat penting dilakukan untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiwa
dalam mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik dalam
menumbuhkan plankton sebagai makanan ikan yang dibudidayakan.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada kegiatan praktikum ini, ialah untuk mengetahui pengaruh
pemberian pupuk organik dan anorganik dalam menumbuhkan plankton sebagai
makanan ikan yang dibudidayakan.
1.3 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat pada kegiatan praktikum ini, ialah agar mahasiswa dapat
mengetahiu bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik dalam
menumbuhkan plankton sebagai makanan ikan yang dibudidayakan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fitoplankton merupakan protista menyerupai tumbuhan yang terdapat di
perairan dan hidupnya bebas melayang dan hanyut dalam perairan serta mampu
berfotosintesis. Sifat tumbuhan yang dimiliki fitoplankton memungkinkan untuk
melakukan fotosintesis dan berperan sebagai produsen dalam ekosistem.
Fitoplankton dapat berperan sebagai parameter ekologi yang merupakan komponen
biotik penting dalam metabolisme badan air dan juga dapat menggambarkan
kondisi suatu perairan, karena pada rantai makanan bertindak sebagai mata rantai
primer dalam ekosistem perairan. Fitoplankton digunakan sebagai pakan alami
pada budidaya ikan.Demi mendapatkan ketersediaan pakan alami yang mencukupi,
produksi dari fitoplankton tersebutperlu ditingkatkan. Mendapatkan fitoplankton
dengan jumlah yang banyak perlu dilakukan kultur dengan menambahkan nutrisi
atau pupuk yang sesuai untuk pertumbuhan fitoplankton tersebut (Binantara et al.,
2017).
Pupuk organik adalah pupuk yang Sebagian besar atau seluruhnya terdidi dari
bahan organic yang bersal dari tanaman dan hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan
organic, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik
dapat memperbaiki struktur tanah terhadap air, menaikan bahan serap tanah
terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai sumber zat
makanan bagi tanaman Dewanto et al (2017). Kandungn unsur hara yang terdapat
pada pupuk organic (pupuk kendang) tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini
dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah, porositas
tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation-kation tanah. Secara umum
setiap ton pupuk kendang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5, dan 5 kg K2O serta
unsur-unsur hara esensial lain dalam jumlah yang re;atif kecil (Roidah, 2023).
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan
biologis dan merupakan hasil industry atau pabrik pembuatan pupuk. Pemberian
pupuk anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan Dewanto et
al (2017). Penambahan unsur hara berupa pupuk urea menjadi alternatif untuk
memelihara kesuburan plankton, karena kondisi setiap perairan berbeda sehingga
kebutuhan nutrien yang baik untuk pertumbuhan plankton belum diketahui. Pupuk

3
urea merupakan pupuk yang dapat meningkatkan daya tahan tumbuhan terhadap
serangan penyakit. Pupuk ini mengandung unsur N, Nitrogen merupakan unsur
makro yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan suatu tumbuhan.
Kekurangan N akan menghambat pertumbuhan plankton karena merupakan unsur
yang digunakan dalam proses fotosintesis (Setiaji et al., 2012).

4
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Pemupukan dan Kesuburan Perairan dilaksanakan pada hari
Kamis 19 Oktober 2023 pukul 16.00 WITA - Selesai di Gedung Budidaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini, ialah sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Alat – alat praktikum
No Alat Fungsi
1 Alat Tulis Untuk mencatat hasil yang diperoleh
Aerasi Untuk menyuplai oksigen
Charger Untuk mengaliri listrik ke box
Gelas ukur Untuk wadah sample plankton yang diamati
Handphone Untuk mendokumentasikan kegiatan
Kontainer Untuk wadah ikan sementara
Sikat Untuk membersihkan kolam
Skopnet Untuk mengambil ikan
Spons Untuk membersihkan kolam
Timbangan Untuk menimbang ikan, pupuk dan kapur
Toples Untuk wadah ikan sementara dan wadah sample
plankton

5
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini ialah sebagai
berikut:
Table bahan 3.2 Bahan praktikum
No Nama Bahan Fungsi
Air tawar Sebagai media pemeliharaan
Ikan koi Sebagai objek praktikum
Kapur bangunan Sebagai bahan praktikum
Kapur pertanian Sebagai bahan praktikum
Pupuk anorganik Sebagai bahan praktikuma
Pupuk organik Sebagai bahan praktikum

3.3 Prosedur Praktikum


Adapun prosedur kerja pada kegiatan praktikum ini ialah sebagai berikut:
3.3.1 Kultur Plankton
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Diambil air sample plankton menggunakan botol,
3. Dibersihkan toples dan diisi air tawar setengah dari toples,
4. Ditiangkan air sample ke dalam toples yang sudah diisikan air tawar,
5. Dimasukkan batu aerasi kedalam toples yang berisikan sample plankton,
6. Ditambahkan pupuk yang sesuia dengan dosis yang ditambahkan,
7. Diamati plankton 24 jam sekali
3.3.2 Pembersihan dan pengisian air Kolam
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Dikuras air kolam hingga habis, lalu kolam dibersihkan menggunakan sikat
dan spons untuk menghilangkan kotoran yang ada sebelum kegiatan
budidaya,
3. Dibersihkan kolam menggunakan air bersih agar kotoran tidak menempel,
4. Dikeringkan dan dijemur dengan bantuan sinar matahari dengan tujuan
untuk menghilangkan senyawa – senyawa beracun dari dekomposisi bahan
organik,

6
5. Ditebar kapur pertanian susuai dengan dosis yang diberikan hingga merata
pada dasar kolam,
6. Dibersihkan kembali kolam menggunakan air bersih dan diisi air kolam
sampai 80 cm,
7. Dimasukkan pupuk organik kedalam kolam yang telah diisi air,
8. Ditebar ikan koi dengan jumlah 227 dan dipelihara selama 14 hari.
3.3.3 Pemanenan
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
2. Dikeluarka sebagian air yang ada di kolam untuk memudahkan
penangkapan,
3. Ditangkapan ikan menggunakan skopnet dan ditemptakan di wadah
sementara (kontainer)
4. Di timbang ikan menggunakan timbangan analitik dan dihitung jumlah ikan
di akhir pemeliharann,
5. Dilepaskan kembali ikan ke dalam kolam

7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
Adapun hasil yang didapatkan dalam kegiatan praktikum ini, ialah sebagai
berikut:
4.1.1 Kultur Plankton
Adapun hasil kultur plankton yang diperoleh pada kegiatan praktikum ini
sabagai berikut:
Table 4.1 Kultur Plankton

No. Hari / Tanggal Deskripsi Kegiatan Foto Bukti Kegiatan


1. Jum’at, 20 Oktober Pada hari pertama media kultur
2023 pakan alami masuh berwarna
benig, tidak keruh

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023
2. Sabtu, 21 Oktober Pada hari kedua, air media
2023 kultur terlihat sedikit berubah
warna menjadi sedikit
kehijauan, namun masih
terlihat bening.

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023
3. Minggu, 22 Hari ketiga air media kultur
Oktober 2023 pakan alami mengalami
peningkatan warna kehijauan,
masih sedikit transparan

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023

8
No. Hari / Tanggal Deskripsi Kegiatan Foto Bukti Kegiatan
4. Senin, 23 Oktober Hari berikutnya atau hari
2023 keempat warna tidak terlalu
beda jauh dari warna hari
ketiga, masih sedikit
transparan

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023
5. Selasa, 24 Oktober Hari kelima warna kehijauan
2023 sedikit meningkat yang
ditandai dengan semakin keruh
air media pemeliharaan

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023
6. Rabu, 25 Oktober Hari keenam warna sudah
2023 sedikit pekat, dominan warna
kehijauan, air mulai keruh

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023
7. Kamis, 26 Oktober Pada hari ketujuh media
2023 pemeliharaan mulai terlihat
keruh, berwarna kehijauan.

Sumber: Dokumentasi
Pribadi,2023

9
4.1.2 Analisis data pemupukan
Adapun hasil analisis data pemupukan yang diperoleh pada kegiatan
praktikum ini sabagai berikut:
Table 4.2 Analisi data pemupukan
No Keterangan Perhitungan
1 Sampling awal kolam 1 Jumlah keseluruhan = 455 ekor
(pupuk organik) & 2 (pupuk Bobot keseluruhan =1886,1 gram
anorganik Rata-rata = 4,1 gram/ekor
2 Sampling akhir kolam 1 Jumlah keseluruhan = 227 ekor
(pupuk organi) Bobot keseluruhan = 805,9 gram
Rata-rata = 3,71 gram/ekor
3 SR (Survival Rate) 𝐽𝑖𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
SR = 𝑋 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
217
= 227X 100%

SR = 95%

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa pada
kultur plnkton, kepadatan plankton diukur dengan melihat warna air pada hari
pertama sampai hari ketujuh, yg dimana pada hari pertama warna air pada sample
plnkton berwarna bening dan setelah 7 hari di kultur warnanya menjadi hijau
bening, warna air hijau bening dapat mengindikasikan keberadaan plankton,
terutama fitoplankton. Kemudian air kultur plnkton di tuang di dalam kolam dan di
berikan pupuk organik (pupuk kandang), setelah beberapa hari air dalam kolam
berubah menjadi warna hijau kecoklatan yang menunjukkan tingginya kepadatan
fitoplankton, yang dapat memberikan warna hijau pada air. Jadi, kemungkinan
besar, kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
plankton, terutama fitoplankton. Hal ini sejalan dengan pendapat Herwati (2019)
yang menyatakan bahwa kesuburan perairan berdasarkan kelimpahan plankton,
eutrofik berarti kelimpahan plankton dengan ciri-ciri perairan berwarna hijau
karena kepadatan plankton tinggi dan semakin dalam perairan maka semakin
berkurang kandungan oksigen.

10
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa,
pemberian pupuk dapat memengaruhi kepadatan fitoplankton dalam perairan.
Pupuk mengandung nutrisi seperti nitrogen dan fosfor, yang merupakan faktor
pembatas pertumbuhan bagi fitoplankton. Pemberian pupuk dapat meningkatkan
ketersediaan nutrisi ini, yang pada gilirannya dapat merangsang pertumbuhan
fitoplankton. Namun, perubahan ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan
ekosistem dan masalah lingkungan seperti eutrofikasi, di mana terlalu banyak
nutrisi dapat merugikan ekosistem perairan. Hal ini sejalan dengan pendapat
Bimantata et al (2017) yang menyatakan bahwa pupuk merupakan bahan yang
ditambahkan untuk menyediakan unsur hara dan berfungsi mendorong
pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi, serta memperbaki kualitasnya.
Pemupukan kolam atau tambak merupakan salah satu contoh penggunaan pupuk
untuk meningkatkan jumlah fitoplankton. Penambahan pupuk pada kolam tersebut
akan meningkatkan jumlah fitoplankton sebagai produsen pada jaring-jaring
makanan yang kemudian akan dikonsumsi oleh ikan atau konsumen fitoplankton
lainnya sebagai pakan alami.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan bahwa Pertumbuhan ikan yang
dipelihara di kolam 1 (pupuk organik) dipengaruhi oleh faktor seperti kualitas air,
pakan, dan suhu. Pada awal pemeliharaan ikan yang ditebar berjumlah 227 ekor dan
pada akhir pemeliharaan ikan yang tersisa 217 ekor, bobot ikan pada akhir
pemeliharaan mengalami penurunan, rata-rata bobot awal pada ikan sekitar 4,1
g/ekor dan pada akhir pemeliharaan memiliki berat rata-rata 3,71 g/ekor ini
menandakan bahwa pertumbuhan ikan yang dipelihara menurun yang disebabkan
oleh faktor lingkungan dan pakan yang tidak sesuai. Hal ini sejalan dengan
pendapat Syafika et al., (2022) yang menyatakan bahwa pertumbuhan bobot pada
ikan terjadi karena adanya energi yang berasal dari pakan yang diberikan.
Ketersediaan plankton di dalam air membantu mempercepat pertumbuhan ikan di
samping pakan komersil yang diberikan. Pertumbuhan bobot mutlak yang tinggi
diduga karena adanya suplai pakan tambahan yang ada dalam wadah pemeliharaan.
Jumlah ikan yang hidup dikolam dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk
ukuran kolam, jenis ikan yang dipelihara, pemberian pakan, dan kondisi
lingkungan. Penggunaan pupuk disekitaran kolam dapat mempengaruhi jumlah

11
ikan yang hidup. Pupuk dapat menyebabkan pertumbuhan berlebihan alga dan
tanaman air, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas air. Tingkat
kelangsungan hidup atau survival rate (SR) ikan adalah persentase jumlah ikan
hidup pada saat waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah ikan saat awal
pemeliharaan. Jumlah ikan yang dibudidayakan di kolam 1 (pupuk organik)
mendapatkan SR 95% nilai tersebut didapatkan dari jumlahh total awal ikan yang
ditebar sebanyak 227 ekor dan pada akhir pemeliharaan jumlah total ikan yang
didapatkan 217. Nilai SR yang didaptkan tergolong tinggi, hal ini didukung oleh
kegiatan pemupukan yang sesuai dengan dosis yang ditentukan, serta padat tebar
ikan yang rendah, sehingga pakan yang tersedia di dalam kolam tidak berebutan
atau merata. Hal ini sejalan dengan pendapat Tampubolon, (2021) yang
menyatakan bahwa sintasan (kelangsungan hidup) rata – rata pada budidaya ikan
air tawar sebesar 84%. Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan yang baik rata – rata
63,5 – 86,0%. Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan adalah padat
tebar, pemberian pakan, penyakit dan kualitas air yang meliputi suhu, oksigen
terlarut, pH perairan.

12
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapaun kesimpulan yang didapatkan dalam kegiatan praktikum ini, ialah
pemberian pupuk dapat memengaruhi kepadatan fitoplankton dalam perairan.
Pupuk mengandung nutrisi seperti nitrogen dan fosfor, yang merupakan faktor
pembatas pertumbuhan bagi fitoplankton. Pemberian pupuk dapat meningkatkan
ketersediaan nutrisi ini, yang pada gilirannya dapat merangsang pertumbuhan
fitoplankton. Penambahan pupuk pada kolam tersebut akan meningkatkan jumlah
fitoplankton sebagai produsen pada jaring-jaring makanan yang kemudian akan
dikonsumsi oleh ikan atau konsumen fitoplankton lainnya sebagai pakan alami.
Jumlah ikan yang dibudidayakan di kolam 1 (pupuk organik) mendapatkan SR 95%
nilai tersebut didapatkan dari jumlahh total awal ikan yang ditebar sebanyak 227
ekor dan pada akhir pemeliharaan jumlah total ikan yang didapatkan 217. Nilai SR
yang didaptkan tergolong tinggi, hal ini didukung oleh kegiatan pemupukan yang
sesuai dengan dosis yang ditentukan, serta padat tebar ikan yang rendah, sehingga
pakan yang tersedia di dalam kolam tidak berebutan atau merata.
5.2 Saran
Adapun saran dalam kegiatan praktikum ini, ialah asisten praktikum lebih
tegas lagi supaya arahan yang diberikan ke praktikan bisa dimengerti atau lebih
jelas, sehingga praktikum yang dilaksanakn lebih tertib, dan susunan kegiatan
teratur serta tidak membosankan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aprilliyanti, S., Soeprobowati, T. R., & Yulianto, B. (2016). Hubungan


Kemelimpahan Chlorella sp dengan Kualitas Lingkungan Perairan pada
Skala Semi Masal di BBBPBAP Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(2),
77-81.
Abnas, A. (2020). Potensi Klorofil Alga Hijau (Chlorella spp.) Sebagai Obat
Penyembuhan Luka (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/2211
Bimantara, A., Santri, D. J., & Susanti, R. (2017). Pengaruh Pupuk Cair Anorganik
terhadap Kepadatan Fitoplankton dan Sumbangannya pada Pembelajaran
Biologi di SMA. In Seminar Nasional Pendidikan IPA Tahun 2021. 1(1),
415-427.
Christwardana, M., Nur, M. M. A., & Hadiyanto, H. (2013). Spirulina platensis:
Potensinya sebagai Bahan Pangan Fungsional. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan, 2(1), 1-4.
http://jatp.ift.or.id/index.php/jatp/article/view/88
Herawati, E. Y. (2019). Identifikasi Jenis-jenis Phytoplankton pada Tambak
Bandeng dengan Kualitas Omega-3 Tinggi. Journal of Fisheries and
Marine Research, 3(2), 258-262.
Nurhayati, T., Lutfi, M., & Hermanto, M. B. (2013). Penggunaan Fotobioreaktor
Sistem Batch Tersirkulasi Terhadap Tingkat Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella Vulgaris, Chlorella Sp. Dan Nannochloropsis Oculata. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 1(3), 249-257.
Roidah, I. S. (2013). Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.
Jurnal Bonorowo, 1(1), 30-43.
DOI: https://doi.org/10.36563/bonorowo.v1i1.5
Salim, M. A. (2015). Kadar Lipida Scenedesmus sp. pada Kondisi Miksotrof dan
Penambahan Sumber Karbon Dari Hidrolisat Pati Singkong. Jurnal Istek,
9(2), 222-243
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/26330

14
Setiaji, K., Santosa, G. W., & Sunaryo, S. (2012). Pengaruh Penambahan NPK dan
UREA Pada Media Air Pemeliharaan Terhadap Pertumbuhan Rumput
Laut Caulerpa racemosa var. uvifera. Journal of marine Research, 1(2),
45-50.
DOI: https://doi.org/10.14710/jmr.v1i2.2018
Syafika, N., Putra, I., Pamukas, N. A., Masjudi, H., & Darfia, N. E. (2022).
Pengaruh Pemberian POC (Pupuk Organik Cair) dengan Dosis Berbeda
pada Media Pemeliharaan terhadap Pertumbuhan Ikan Gurame
(Osphronemus gouramy) dalam Sistem Akuaponik. Jurnal Akuakultur
SEBATIN, 3(1), 1-11.
Tampubolon, F. R. (2021). Alih Fungsi Kolam Tanah Menjadi Kolam Beton pada
Budidaya Ikan Lele di Kelompok Tani Wakaf Mandiri. Jurnal Ilmiah
Madiya, 2(1), 14-19.
DOI: https://doi.org/10.31100/matappa.v2i1.260
Tsany, M. R. N. (2016). Kultur Fitoplankton Tetraselmis Sp. Skala Laboratorium
sebagai Pakan Rotifer (Brachionus Sp.) di Sriracha Fisheries Research
Station, Chonburi, Thailand.
http://repository.unair.ac.id/id/eprint/57491

15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal

16
17
18
Lampiran 2. Kegiatan

19
Lampiran 3. Laporan Sementara

20
Lampiran 4. Pretes + Postes

21

Anda mungkin juga menyukai