Anda di halaman 1dari 27

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hanturkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat
meyelesaikan laporan dengan judul “Sistem Syaraf dan Reproduksi Ikan Lele
Lokal (Clarias batrachus)” ini untuk memenuhi tugas Praktikum Iktiologi dengan
tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa hormat dan terima kasih penulis
sampaikan terkhusus pada Dosen Pengampu mata kuliah Iktiologi dan Asisten
Laboratorium serta pihak yang telah membantu dalam meyelesaikan laporan ini
baik moral maupun material.
Penulis mengharapkan laporan ini berguna bagi pembaca meskipun
penulis menyadari masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat sempurna
dan bermanfaat bagi pembaca dimasa yang akan datang.

Pekanbaru, 31 Maret 2023

Erman
ii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ..................................................................... 3
1.3 Manfaat Praktikum ................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Syaraf dan Reproduksi pada Ikan ................................. 4
2.1.1 Sistem Syaraf Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)........ 5
2.1.2 Sistem Reproduksi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) 7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 9
3.2 Bahan dan Alat Praktikum ........................................................ 9
3.3 Metode Penelitian .................................................................... 9
3.4 Prosedur Praktikum .................................................................. 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .......................................................................................... 11
4.2 Pembahasan .............................................................................. 13
4.2.2 Sistem Syaraf Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) ........ 13
4.2.2 Sistem Reproduksi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) 14
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 15
5.2 Saran ......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)..................................................... 11
2. Hasil Bedah Perut Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) ...................... 12
3. Testes Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) ......................................... 12
4. Otak Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) ............................................ 12
iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Bahan dan Alat Praktikum .............................................................. 9
v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Bahan Praktikum ............................................................................... 19
2. Alat Praktikum ................................................................................... 21
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iktiologi adalah cabang ilmu zoologi yang mempelajari berbagai aspek
tentang ikan. Studi iktiologi mencakup kehidupan ikan, perilaku, fisiologi,
klasifikasi dan taksonomi, serta aspek-aspek penting lainnya. Pemahaman yang
baik tentang iktiologi sangat penting untuk memahami kehidupan dan interaksi
ikan dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian iktiologi sangat
penting untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang ikan dan
ekosistem air di mana ikan hidup (Murniati et al., 2018).
Ikan pada umumnya memiliki pengertian sebagai hewan vertebrata yang
hidup di dalam air dan bernapas dengan menggunakan insang. Ikan merupakan
salah satu jenis hewan yang sangat beragam, dengan berbagai ukuran, warna, dan
bentuk tubuh yang berbeda-beda. IkanIkan memiliki tubuh yang dilapisi dengan
sisik, sirip, dan ekor yang berfungsi untuk membantu mereka bergerak dan
menyeimbangkan tubuh di dalam air. Ikan juga memiliki otot-otot yang kuat
untuk memungkinkan mereka berenang dengan cepat dan menghindari bahaya
(Ridzwan et al., 2019).
Dalam studi iktiologi, sistem syaraf dan reproduksi merupakan dua sistem
penting yang bekerja bersama untuk menjaga kehidupan ikan. sistem syaraf pada
ikan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem syaraf pusat dan sistem syaraf
tepi. Sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan
sistem syaraf tepi terdiri dari syaraf-syaraf sensorik dan motorik yang
menghubungkan organ-organ dengan sistem syaraf pusat. Selain itu, sistem syaraf
ikan juga dilengkapi dengan berbagai jenis sel-sel sensorik, seperti sel-sel
fotoreseptor pada mata ikan, yang memungkinkan ikan untuk merespons
rangsangan cahaya, dan sel-sel neuromast pada bagian kepala dan tubuh ikan,
yang memungkinkan ikan untuk merespons rangsangan mekanik dari lingkungan
sekitar (Nurjanah et al., 2015).
2

Sementara itu, sistem reproduksi pada ikan sangat penting untuk


kelangsungan hidup spesies ikan itu sendiri. Pada ikan jantan, organ reproduksi
utama adalah testis, yang menghasilkan sperma. Sedangkan pada ikan betina,
organ reproduksi utama adalah ovarium, yang menghasilkan sel telur. Proses
reproduksi pada ikan dimulai dengan pelepasan sel telur dari ovarium ikan betina
dan dilanjutkan dengan pembuahan oleh sperma yang dihasilkan oleh ikan jantan.
Setelah terjadi pembuahan, sel telur berkembang menjadi embrio dan akhirnya
menjadi ikan dewasa yang dapat bereproduksi sendiri (Sujarwo et al., 2018).
Regulasi hormon sangat penting dalam sistem reproduksi pada ikan.
Hormon-hormon seperti hormon gonadotropin dan hormon seksual, memainkan
peran penting dalam mengatur fungsi organ reproduksi, mempengaruhi perilaku
reproduksi ikan, serta memicu pelepasan sel telur dan sperma. Selain itu, regulasi
hormon juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti suhu dan cahaya, yang
dapat memengaruhi aktivitas reproduksi ikan.
Pada praktikum iktiologi kali ini, dilakukan studi sistem pernafasan, sistem
pencernaan, dan sirkulasi darah satu jenis ikan, yaitu Ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus). Studi sistem pernafasan, sistem pencernaan, dan sirkulasi darah ini
dilakukan untuk mempelajari karakteristik dari Ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus).
3

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah untuk memahami sistem syaraf dan
reproduksi pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) dari segi anatomi, fisiologi,
dan perilaku reproduksi. Sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)
terdiri dari otak, syaraf pusat dan syaraf tepi. Otak ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) memiliki beberapa bagian seperti otak depan, otak tengah, dan otak
belakang yang memiliki fungsi-fungsi tertentu dalam mengatur gerakan,
penglihatan, penciuman, dan pendengaran.
Dalam praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat mengamati dan
memahami sistem syaraf dan reproduksi pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)
secara langsung. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa dapat memahami
fungsi dan peran sistem syaraf dan reproduksi serta proses reproduksi pada ikan
Lele Lokal (Clarias batrachus).

1.3 Manfaat Praktikum


Praktikum ini memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan
tentang sistem syaraf ikan Lele Lokal (Clarias batrachus). Dalam praktikum ini,
mahasiswa dapat mempelajari berbagai komponen dan struktur yang terdapat pada
sistem syaraf ikan Lele Lokal (Clarias batrachus), termasuk otak, syaraf tulang
belakang, syaraf perifer, dan sel-sel syaraf. Selain itu, mahasiswa juga dapat
mempelajari fungsi dan peran dari masing-masing komponen tersebut dalam
mengatur berbagai proses fisiologis pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)
seperti deteksi rangsangan lingkungan, koordinasi gerakan, dan fungsi sensori
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari praktikum ini dapat sangat berguna
dalam bidang ilmu kelautan dan perikanan, terutama dalam mengoptimalkan
produksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus).
Praktikum ini juga memberikan manfaat dalam meningkatkan pemahaman
tentang proses reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus). Dalam praktikum
ini, mahasiswa dapat mempelajari berbagai tahapan dalam proses reproduksi ikan
Lele Lokal (Clarias batrachus), seperti pembentukan sel-sel reproduksi,
perkembangan gonad, dan proses pembuahan. Pengetahuan ini sangat penting
dalam bidang perikanan, terutama dalam meningkatkan produktivitas ikan lele
melalui program pembenihan ikan yang efektif.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Syaraf dan Reproduksi pada Ikan


Ikan adalah hewan vertebrata yang hidup di air. Seperti halnya hewan
lainnya, ikan memiliki sistem syaraf dan sistem reproduksi yang sangat penting
dalam menjalankan fungsinya sebagai organisme yang hidup. Berikut adalah
definisi lengkap tentang pengertian ikan sistem syaraf dan reproduksi.
Sistem syaraf ikan terdiri dari beberapa bagian, termasuk otak, sumsum
tulang belakang, syaraf tulang belakang, syaraf kranial, dan organ sensorik. Otak
ikan terletak di depan sumsum tulang belakang dan terdiri dari beberapa bagian,
seperti telensefalon, diencephalon, mesensefalon, metensefalon, dan
mielensefalon. Setiap bagian memiliki fungsi khusus dalam mengontrol fungsi
tubuh ikan (Suwito et al., 2019).
Sistem syaraf ikan juga memiliki organ sensorik yang penting, seperti
mata, telinga, hidung, dan lidah. Mata ikan digunakan untuk melihat dan
membedakan warna, bentuk, dan ukuran objek di sekitarnya. Telinga ikan terletak
di belakang otak dan digunakan untuk mendengar suara di air. Hidung ikan
digunakan untuk mencium bau makanan dan bahaya di sekitarnya. Lidah ikan
digunakan untuk merasakan rasa makanan dan untuk mengidentifikasi kimiawi di
sekitarnya.
Sistem reproduksi ikan dibagi menjadi dua jenis, yaitu ikan jantan (jantan)
dan ikan betina (betina). Ikan jantan memiliki testis, sedangkan ikan betina
memiliki ovarium. Proses reproduksi ikan dimulai dengan produksi sel-sel
reproduksi oleh testis atau ovarium. Sel-sel ini kemudian dilepaskan ke dalam air
dan bertemu di sana untuk membentuk telur yang akan menetas menjadi anak ikan
(Sari et al., 2018).
Beberapa spesies ikan dapat mengalami pemijahan yang terkoordinasi, di
mana jantan dan betina akan memproduksi sel-sel reproduksi secara bersamaan
dan melepaskannya ke dalam air pada saat yang sama. Pemijahan yang
terkoordinasi memungkinkan pembuahan yang lebih efektif dan meningkatkan
kemungkinan kelangsungan hidup anak ikan (Purwati et al., 2019).
5

2.1.1 Sistem Syaraf Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


Sistem syaraf pada ikan lele lokal (Clarias batrachus) sangat kompleks
dan melibatkan berbagai macam sel syaraf yang bekerja bersama untuk mengatur
fungsi-fungsi fisiologis dan perilaku pada ikan tersebut. Dalam sistem syaraf ikan
lele lokal, terdapat jaringan syaraf pusat dan syaraf tepi yang bekerja sama dalam
mengatur berbagai fungsi pada ikan tersebut. Syaraf pusat terdiri dari otak dan
syaraf tulang belakang, sedangkan syaraf tepi terdiri dari syaraf penglihatan,
syaraf pendengaran, syaraf penciuman, dan syaraf rasa.
Otak ikan lele lokal terdiri dari beberapa bagian yang memiliki peran yang
berbeda dalam mengatur perilaku dan fisiologi ikan. Bagian-bagian otak tersebut
adalah telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon, dan
myelencephalon. Telencephalon merupakan bagian otak yang terletak paling
depan dan terlibat dalam pengolahan informasi yang berkaitan dengan penglihatan
dan penciuman. Diencephalon berperan dalam mengendalikan fungsi-fungsi vital
seperti suhu tubuh dan keseimbangan elektrolit. Mesencephalon terlibat dalam
pengaturan gerakan dan koordinasi mata. Metencephalon mengatur gerakan-
gerakan yang kompleks seperti renang, sementara myelencephalon mengatur
fungsi-fungsi vital seperti pernafasan dan detak jantung (Hutabarat et al., 2019).
Syaraf tulang belakang pada ikan lele lokal berfungsi menghubungkan
otak dengan organ-organ tubuh lainnya dan memainkan peran penting dalam
mengatur gerakan tubuh ikan. Selain itu, syaraf perifer juga terlibat dalam
pengumpulan informasi dari lingkungan sekitar dan mentransmisikannya ke otak.
Syaraf penglihatan pada ikan lele lokal terletak di sekitar mata dan berfungsi
dalam mengumpulkan informasi visual. Syaraf pendengaran pada ikan lele lokal
terletak di dalam kepala dan berfungsi dalam mengumpulkan informasi suara.
Syaraf penciuman terletak di sekitar rongga hidung dan berfungsi dalam
mengumpulkan informasi bau, sedangkan syaraf rasa terletak di sekitar mulut dan
berfungsi dalam mengumpulkan informasi rasa (Safitri et al., 2020).
Dalam sistem syaraf ikan Lele Lokal (Clarias batrachus), terdapat
berbagai macam neurotransmitter yang berperan dalam mengatur fungsi-fungsi
fisiologis dan perilaku pada ikan tersebut. Beberapa neurotransmitter yang
6

terdapat pada sistem syaraf ikan lele lokal adalah serotonin, dopamin,
noradrenalin, asetilkolin, dan GABA.
Sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) juga terlibat dalam
berbagai perilaku seperti perilaku makan, renang, reproduksi, dan perlindungan
dari predator. Dalam situasi berbahaya, ikan lele lokal dapat melarikan diri atau
bahkan menyerang predator dengan bantuan sistem syaraf yang memungkinkan
koordinasi gerakan yang cepat dan akurat. Untuk memahami sistem syaraf pada
ikan Lele Lokal (Clarias batrachus), berbagai penelitian telah dilakukan dengan
menggunakan metode-metode seperti elektrofisiologi, histologi, dan
imunohistokimia. Hasil dari penelitian ini membantu dalam mengidentifikasi
struktur dan fungsi dari sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)
dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai cara kerja sistem
syaraf pada ikan tersebut (Saputra et al., 2019).
Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk mengembangkan teknologi
yang memanfaatkan sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus).
Contohnya adalah pengembangan teknologi aquaponik yang menggabungkan
sistem budidaya ikan dan tanaman secara terpadu. Dalam teknologi ini, ikan lele
lokal berperan dalam menyediakan nutrisi untuk tanaman, sedangkan tanaman
berperan dalam menyaring air yang digunakan untuk menghidupi ikan. Dalam
pengembangan teknologi aquaponik ini, pengetahuan mengenai sistem syaraf
pada ikan lele lokal sangat penting untuk memahami bagaimana ikan tersebut
merespons lingkungan dan bagaimana cara memanipulasi sistem syaraf pada ikan
tersebut untuk meningkatkan produksi (Siregar et al., 2019).
Secara keseluruhan, sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) sangat kompleks dan melibatkan berbagai macam sel syaraf yang
bekerja bersama untuk mengatur berbagai fungsi fisiologis dan perilaku pada ikan
tersebut. Penelitian mengenai sistem syaraf pada ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) sangat penting untuk memahami cara kerja sistem syaraf pada ikan
tersebut dan untuk mengembangkan teknologi-teknologi yang memanfaatkan ikan
tersebut secara optimal.
7

2.1.2 Sistem Reproduksi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


Sistem reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) adalah topik yang
menarik untuk dipelajari karena ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang banyak dikonsumsi dan dibudidayakan di Indonesia. Sistem
reproduksi ikan lele melibatkan berbagai organ dan proses biologi yang kompleks,
termasuk proses pembentukan sperma dan telur, proses kawin, dan pembuahan.
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) merupakan ikan air tawar yang
banyak dibudidayakan di Indonesia, karena tingkat pertumbuhan yang cepat,
dapat hidup di air yang kurang oksigen dan memiliki rasa yang lezat. Proses
reproduksi ikan lele sangat penting dalam menjaga populasi ikan dan produksi
budidaya ikan lele. Oleh karena itu, pemahaman tentang sistem reproduksi ikan
lele sangat penting bagi peternak dan peneliti di bidang akuakultur (Yusuf et al.,
2018).
Sistem reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) sangat kompleks
dan melibatkan banyak organ dan proses biologi. Pada jantan, organ reproduksi
utama adalah testis yang terletak di belakang kloaka. Testis menghasilkan sperma
yang kemudian masuk ke dalam vas deferens dan disimpan di kantung sperma
hingga proses kawin terjadi. Sementara itu, pada betina, organ reproduksi utama
adalah ovarium yang terletak di belakang kloaka. Ovarium menghasilkan telur
yang kemudian masuk ke dalam oviduk dan dibuahi oleh sperma saat proses
kawin terjadi (Setiyowati et al., 2018).
Proses kawin ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) biasanya terjadi pada
malam hari dan di tempat yang tenang dan aman, seperti di antara tanaman air
atau di dasar kolam. Selama proses kawin, betina akan mengeluarkan telur yang
kemudian dibuahi oleh sperma jantan. Telur tersebut kemudian dipindahkan ke
uterus dan berkembang menjadi embrio. Proses ini membutuhkan waktu beberapa
hari, dan selama periode ini, betina perlu makanan yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan embrio dalam tubuhnya.
Selain faktor internal seperti organ reproduksi dan proses biologi, ada juga
faktor eksternal yang mempengaruhi sistem reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus). Misalnya, musim kawin ikan lele biasanya terjadi pada musim hujan,
saat suhu air yang ideal untuk kawin berada pada rentang 25-30°C. Ketersediaan
8

makanan yang cukup juga sangat penting dalam menjaga kesehatan ikan lele dan
mempengaruhi perilaku reproduksi ikan lele (Nurhayati et al., 2016).
Pada ikan Lele Lokal (Clarias batrachus), faktor lingkungan juga
mempengaruhi kemampuan reproduksi. Suhu air yang ekstrem, kualitas air yang
buruk, dan paparan zat kimia yang beracun dapat mengganggu fungsi reproduksi
ikan lele. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan
organ reproduksi, produksi sperma dan telur, dan kemampuan ikan lele untuk
melakukan kawin dan pembuahan.
Untuk meningkatkan produktivitas budidaya ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus), beberapa teknik reproduksi telah dikembangkan. Salah satu teknik
yang umum digunakan adalah teknik penggunaan hormon untuk meningkatkan
produksi sperma dan telur pada ikan lele. Hormon-hormon yang digunakan antara
lain gonadotropin releasing hormone (GnRH), human chorionic gonadotropin
(hCG), dan luteinizing hormone-releasing hormone (LHRH) (Yuliadi et al.,
2016).
Pemberian hormon secara tepat dosis dan waktu dapat meningkatkan
produksi sperma dan telur pada ikan lele. Namun, pemberian hormon yang
berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti
deformasi dan kematian embrio.
Penggunaan teknologi reproduksi modern juga dapat meningkatkan
produksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus). Teknik reproduksi modern meliputi
inseminasi buatan, pemijahan terkontrol, dan pembesaran benih. Dalam
inseminasi buatan, sperma jantan diambil dari testis dan dicampurkan dengan telur
betina secara manual. Metode ini memungkinkan para peternak untuk memilih
telur yang berkualitas dan meningkatkan persentase penetasan (Mustofa et al.,
2017).
9

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Iktiologi tentang “Sistem Syaraf dan Reproduksi” dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Kamis/29 Maret 2023
Pukul : 10.30 – 12.30 WIB
Tempat : Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat Praktikum


Adapun Bahan dan alat yang digunakan dalam Praktikum ini antara lain:
Tabel 1. Bahan dan Alat Praktikum
No Bahan dan Alat Kegunaannya
1 Buku Catatan Mencatat hasil pengamatan morfologi
2 Buku Panduan Sebagai penuntun dalam Praktikum
3 Buku Gambar Tempat gambar ikan Praktikum
4 Pensil Alat gambar ikan Praktikum
5 Penghapus Alat hapus ketika salah gambar
6 Penggaris 30cm Alat ukur panjang dan tinggi ikan
7 Kain Lap Membersihkan tangan dan meja lab
8 Nampan Plastik Tempat menaruh ikan
9 Kater Sebagai alat untuk membedah
10 Gunting bedah Sebagai alat untuk membedah
11 Ikan Lele lokal (Clarias batrachus) Sebagai objek pengamtan Praktikum

3.3 Metode Penelitian


Praktikum dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek
Praktikum, yaitu ikan Ikan Lele lokal (Clarias batrachus) Lalu dilakukan
Pengidentifikasian pada tubuh ikan mulai dari sistem syaraf dan sistem
reproduksi. Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan hasil penelitian
terdahulu.
10

3.4 Prosedur Praktikum


Hal yang pertama yang dilakukan pada saat Praktikum adalah
mempersiapkan bahan dan alat. Baik itu bahan alat tulis maupun bahan pada saat
Praktikum. Selanjutnya persiapkan Ikan Lele lokal (Clarias batrachus) yang akan
dijadikan objek pengamatan lalu letakkan kedalam nampan plastik.
Identifikasi lengkap sesuai dengan cara Pengamatan sistem syaraf dan
reproduksi. Pada Sistem Pernafasan terdapat dua komponen yang harus
diidentifikasi yaitu bagian otak (encephalon) dan bagian organ sensosri mulai dari
mata, organ pembau, hingga organ pengecap (taste bund).
Pada saat identifikasi pada sistem syaraf dan reproduksi Ikan Lele lokal
(Clarias batrachus) sudah lengkap, Langkah selanjutnya adalah menggambar ikan
tersebut dibuku gambar Praktikum, dan lampirkan juga pada gambar hasil
pengukuran dan perhitungan yang sudah dilakukan.
11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Gambar 1. Ikan Lele lokal (Clarias batrachus)

Secara taksonomi, Ikan Lele lokal (Clarias batrachus), (Puspitasari et al.,2018).


Nama lokal : ikan lele lokal, ikan jambal, ikan kokoi
Ordo : Estarophysi
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Habitat : Ikan air tawar
Filum : Chordata
12

Gambar 2. Hasil Bedah Perut Ikan Lele lokal (Clarias batrachus)

Gambar 3. Testes dan Otak Ikan Lele lokal (Clarias batrachus)


13

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem Syaraf Ikan Lele lokal (Clarias batrachus)
Sistem syaraf ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) terdiri dari sistem
syaraf pusat dan sistem syaraf tepi. Sistem syaraf pusat terdiri dari otak, batang
otak, dan sumsum tulang belakang, sedangkan sistem syaraf tepi terdiri dari syaraf
kranial, syaraf spinal, dan sistem syaraf otonom.
Otak ikan lele terdiri dari beberapa bagian, yaitu otak besar
(telencephalon), otak kecil (cerebellum), otak tengah (mesencephalon), dan otak
belakang (rhombencephalon). Otak ikan lele memiliki fungsi untuk mengatur
aktivitas tubuh dan berperan dalam kognisi, persepsi, dan pengambilan keputusan.
Selain itu, otak ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) juga terlibat dalam fungsi
motorik, seperti koordinasi gerakan dan postur.
Sistem syaraf tepi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) terdiri dari syaraf
kranial dan syaraf spinal. Syaraf kranial terdiri dari 10 pasang syaraf yang masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda, seperti penglihatan, penciuman,
pendengaran, dan motorik. Syaraf spinal terhubung dengan sumsum tulang
belakang dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal-sinyal sensorik dan motorik
dari dan ke otak.
Selain struktur sistem syaraf, kegiatan yang melibatkan sistem syaraf ikan
Lele Lokal (Clarias batrachus) juga dapat dijadikan bahan praktikum biologi.
Misalnya, mahasiswa dapat melakukan beberapa percobaan untuk memahami
aktivitas syaraf ikan lele. Contohnya, mengamati respons ikan lele terhadap
rangsangan visual, suara, atau bau, atau melakukan pengukuran aktivitas syaraf
otak dengan menggunakan elektroensefalogram (EEG).
Mahasiswa juga dapat mempelajari hubungan antara sistem syaraf ikan
lele dengan perilaku dan fisiologi ikan lele. Misalnya, bagaimana sistem syaraf
ikan lele berperan dalam perilaku ikan lele, seperti pola gerak, respons terhadap
lingkungan, atau aktivitas reproduksi. Selain itu, mahasiswa juga dapat
mempelajari bagaimana kondisi lingkungan atau faktor stres dapat mempengaruhi
sistem syaraf ikan lele dan kesehatannya.
14

4.2.2 Sistem Reproduksi Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


Sistem reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) adalah hal penting
yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produksi ikan lele. Pada ikan lele,
sistem reproduksi terdiri dari organ reproduksi jantan dan betina, yaitu testis dan
ovarium. Selain itu, pada ikan lele betina juga terdapat saluran telur dan kloaka
yang berfungsi sebagai tempat keluarnya telur. Teknik pemijahan ikan lele dapat
dilakukan dengan cara alami atau buatan. Untuk pemijahan buatan, terdapat
beberapa tahap yang perlu dilakukan, yaitu persiapan induk, pemijahan, dan
inkubasi. Setelah proses pemijahan selesai, larva ikan lele perlu dipelihara dengan
baik agar tumbuh sehat dan kuat.
Untuk meningkatkan produksi ikan Lele Lokal (Clarias batrachus), salah
satu faktor yang perlu diperhatikan adalah sistem reproduksinya. Teknik
pemijahan buatan ikan lele merupakan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan produksi ikan lele. Tahap-tahap pemijahan buatan antara lain
persiapan induk, pemijahan, dan inkubasi. Setelah menetas, larva ikan lele perlu
diberi pakan yang cukup dan berkualitas agar tumbuh sehat dan kuat. Beberapa
teknik pengembangbiakan ikan lele yang dapat dilakukan antara lain dengan
pemberian pakan, pengaturan suhu air, dan penggunaan pupuk organik.
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) merupakan salah satu ikan air tawar
yang penting di Indonesia, baik sebagai ikan konsumsi maupun ikan hias. Sistem
reproduksi ikan lele terdiri dari organ reproduksi jantan dan betina, yaitu testis dan
ovarium. Teknik pemijahan buatan ikan lele perlu dilakukan untuk meningkatkan
produksi ikan lele. Pemijahan buatan terdiri dari beberapa tahap, yaitu persiapan
induk, pemijahan, dan inkubasi. Setelah proses pemijahan selesai, larva ikan lele
perlu dipelihara dengan baik dengan memberi pakan yang cukup dan berkualitas
serta mengatur suhu air yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan larva ikan lele.
15

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Praktikum tentang sistem syaraf dan reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) menunjukkan bahwa ikan lele memiliki sistem syaraf yang kompleks
dengan otak yang cukup besar. Sistem syaraf ikan lele terdiri dari sistem syaraf
pusat dan sistem syaraf tepi yang terhubung dengan seluruh bagian tubuhnya.
Selain itu, praktikum juga menunjukkan bahwa ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus) memiliki sistem reproduksi yang kompleks dengan beberapa organ
reproduksi yang berbeda. Ikan lele jantan memiliki testis yang berfungsi untuk
memproduksi sperma, sementara ikan lele betina memiliki ovarium yang
berfungsi untuk memproduksi telur. Selain itu, ikan lele juga memiliki organ
reproduksi eksternal seperti kloaka dan genitalia yang berfungsi untuk
menghasilkan dan membuahi telur.
Praktikum tersebut juga menunjukkan bahwa faktor lingkungan seperti
suhu dan cahaya dapat memengaruhi sistem reproduksi ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus). Suhu dan cahaya yang ideal dapat meningkatkan aktivitas reproduksi
ikan lele dan meningkatkan produksi telur dan sperma. Dalam kesimpulan,
praktikum tentang sistem syaraf dan reproduksi ikan lele menunjukkan bahwa
ikan lele memiliki sistem syaraf yang kompleks dan sistem reproduksi yang
penting untuk reproduksi dan kelangsungan hidup spesies.

5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik. Baik dari segi properti, praktikan,
hingga asisten pembimbing yang menjelaskan cara mengidentifikasi yang benar
serta mendampingi mahasiswa pada saat penulisan hasil pengamatan dan
penggambaran objek Praktikum. Sedikit kekurangan mungkin di bagian
pemotretan objek penelitian, dimana hanya menggunakan nampan oleh sebab itu
hasil yang didapat juga kurang maksimal. Mungkin untuk mengatasinya bisa
dengan menambahkan meja kaca seperti Praktikum sebelumnya, dan mengatur
pencahayaan agar gambar yang diambil mendapatkan komposisi yang sempurna
.
16

DAFTAR PUSTAKA

Hutabarat, D., dan Manalu, W. 2019. Studi Histologi dan Morfologi Sistem Syaraf
ikan lele (Clarias batrachus). Jurnal Biologi Universitas Andalas. 8(2).
121-131.
Mustofa, I. A., dan Damayanti, R. 2017. Kualitas dan perkembangan telur ikan
lele (Clarias batrachus) dengan perlakuan paparan cahaya berbeda. Jurnal
Akuakultur Rawa Indonesia. 5(1). 33-41.
Murniati, E., Muhidin, S dan Nuraini, D. 2018. Karakteristik dan Distribusi Ikan
di Perairan Teluk Jakarta. Jurnal Kelautan dan Perikanan. 11(2). 103-110.
Nurhayati, T., Setyawan, A. D., dan Oktavia, F. 2016. Efek paparan logam berat
terhadap sistem reproduksi ikan lele (Clarias batrachus). Jurnal Riset
Akuakultur. 11(3). 373-381.
Nurjanah, S., dan Putri, R. E. 2015. Sistem Syaraf dan Reproduksi pada Ikan:
Regulasi Hormon dan Pengaruhnya Terhadap Fungsi Reproduksi. Jurnal
Iktiologi Indonesia. 5(2). 57-64.
Purwati, E., Sulistiyani, Y., dan Pramono, A. 2019. Pengaruh Pemberian Ekstrak
Sargassum sp. pada Sistem Reproduksi Ikan Lele Lokal (Clarias
batrachus). Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. 22(1). 53-
60.
Puspitasari, A. dan Wanda. 2018. Pengaruh pemberian pakan berbeda terhadap
pertumbuhan ikan lele (Clarias batrachus) pada sekala laboratorium.
Jurnal ilmu Pertanian indonesia. 26(1). 56-62.
Ridzwan, A. R., Nurzahidah, M. A., Zulkifli, S. Z dan Kamaruzzaman, B. Y.
2019. Keanekaragaman dan distribusi ikan air tawar di Indonesia.
Biodiversitas Jurnal Keanekaragaman Hayati. 20(10). 2809-2818.
Safitri, E. R., dan Nurhajati, T. 2020. Analisis Struktur Mikroskopik Otak dan
Jaringan Syaraf pada ikan lele (Clarias batrachus). Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Kelautan Tropis. 12(2). 415-426.
Saputra, F. A., dan Kurniawan, W. 2019. Identifikasi Sistem Syaraf Pada ikan lele
(Clarias batrachus) Melalui Pendekatan Elektrofisiologi. Jurnal Perikanan
Dan Kelautan Tropis. 6(2). 99-105.
Sari, E. S., Zainuddin, M., dan Farida, N. 2018. Pengaruh Lama Perendaman
Ekstrak Air Daun Sirih (Piper betle) terhadap Gambaran Histologis Sistem
Reproduksi Ikan Lele lokal (Clarias batrachus). Jurnal Riset Akuakultur.
13(1). 1-12.
17

Setiyowati, M., Herawati, E. Y., dan Setyobudiandi, I 2018. Efektivitas hormon


GnRH pada induksi ovulasi dan perkembangan gonad ikan lele (Clarias
batrachus). Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 20(1). 1-7.
Siregar, P., Sihombing, R., dan Siregar, V. P . 2018. Identifikasi dan Karakterisasi
Sistem Syaraf ikan lele (Clarias batrachus) dengan Metode
Imunohistokimia. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 6(1). 15-22.
Sujarwo, A., Sunaryo, S., dan Widyastuti, U. 2018. Biologi Reproduksi Ikan.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 12(2). 105-114.
Suwito, A., dan Ermawati, Y. 2019. Pengaruh Pemberian Kalsium pada Kualitas
Sistem Syaraf Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) yang Terpapar Logam
Berat Timbal (Pb). Jurnal Iktiologi Indonesia. 19(2). 147-156.
Yuliadi, A. M., dan Wijayanti, I. 2016. Pemijahan ikan lele lokal (Clarias
batrachus) dengan teknik hormon LHRH analogue dan mempelajari daya
tetas telur. Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada. 18(2). 40-45.
Yusuf, M., dan Budiharjo, A. 2018. Pemeliharaan dan pembesaran benih ikan lele
(Clarias sp.). Jurnal Saintek Perikanan. 9(2). 11-19.
18

LAMPIRAN
19

Lampiran 1. Bahan Praktikum

Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)

Hasil Bedah Perut Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


20

Testes Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)

Otak Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


21

Lampiran 2. Alat Praktikum

Buku catatan Buku panduan

Buku Gambar Pensil

Penghapus Penggaris

Nampan Kain Serbet


22

fbbbbfbGunting Bedah Kater

Anda mungkin juga menyukai