OLEH
RINETA KHAIRUNISSA
2104110010
SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
SENIN/1/08.30-11.30
KELOMPOK 1
UNENG RHAHMA SARI
Assalamu’alaikum, wr.wb.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala nikmat dan
rahmatnya sehingga dari praktikum hingga penyusunan laporan ini berjalan dengan
baik. Tak lupa pula kami kirimkan salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW, sebagai pengembang amanah seluruh umat manusia. Tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih kepada kak Uneng Rhahma Sari selaku asisten dosen yang
membantu saya dalam praktikum hingga membuat laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan
dan keliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun teknik
pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal saya selaku penulis usahakan.
Semoga dalam laporan ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna
memperbaiki kesalahan dengan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum, wr.wb.
i
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... v
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
2.1 Ikan Motan ............................................................................ 3
2.2 Pengenalan Jenis Ikan Dan Identifikasi ................................ 3
2.3 Seksualitas Ikan ..................................................................... 4
2.4 Tingkat Kematangan Gonad .................................................. 4
III. Metedologi Praktikum .............................................................. 6
2.1 Waktu dan Tempat ................................................................ 6
2.2 Bahan dan Alat Praktikum .................................................... 6
2.3 Prosedur Praktikum ............................................................... 6
2.4 Metode Praktikum ................................................................. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 8
4.1 Hasil ...................................................................................... 8
4.2 Pembahasan ........................................................................... 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 16
4.1 Kesimpulan............................................................................ 16
4.2 Saran ...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 17
LAMPIRAN ........................................................................................... 19
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ikan motan........................................................................................ 8
2. Tingkat kematangan gonad .............................................................. 11
3. Saluran pencernaan .......................................................................... 13
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil pengukuran morfometrik ikan motan ..................................... 9
2. Hasil pengukuran meristik ikan motan ............................................ 10
3. Hasil data tingkat kematangan gonad ............................................. 11
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat dan bahan..................................................................................... 20
2. Hasil .................................................................................................... 21
v
vi
I.PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mengetahui pengenalan jenis
ikan dan identifikasi melalui pengukuran secara morfometrik dan meristik, mengetahui
seksualitas pada ikan motan, serta tingkat kematangan gonad pada ikan motan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pratikum ini yaitu diharapkan kepada mahasiswa mampu mengetahui
jenis ikan dan identifikasi melalui pengukuran secara morfometrik dan meristik,
mengetahui seksualitas pada ikan motan, serta tingkat kematangn gonad pada ikan,
motan.
2
II.TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Saanin (1984) ikan ini dikenal dengan nama Kendie, Manangin, Lambak,
Ringan, Lumoh dan Pingan. Pada daerah Palembang ikan ini dinamakan Damaian atau
Lumopoko dan di Kalimantan ikan ini disebut juga Ketup atau Bau Ketup (Subardja et
al, 1995). Ikan motan ini selalu disenangi oleh masyarakat termasuk juga jenis ikan air
tawar yang memungkinkan untuk didomestik, karena jenis ikan motan ini selalu
dijumpai di kolam hidup bersama dengan ikan mas ataupun ikan kapiek atau jenis ikan
ari tawar lainnya di Sungai Kampar (Fauzi, 1978).
Salah satu bagian penting dari taksonomi adalah teknik identifikasi. Dalam
pelasanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah hal yang mudah karena
memerlukan suatu metode, perlatan tertentu (kaliper, kaca pembesar, misroskop, dan
lainnya), buku atau pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis ikan, dan pustaka
terkaitnya (Haryono, 2009). Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi data
meristik dan morfometrik.
3
3.3 Seksualitas Ikan
Menurut Arizom (2006), pada prinsipnya seksualitas hewan terdiri dari dua jenis
kelamin yaitu jantan dan betina, begitu pula sekaligus pada ikan. Seksualitas ikan perlu
diketahui karena dapat digunakan untuk membedakan antara ikan jantan dengan ikan
betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan
ikan betina adalah ikan mempunyai organ penghasil telur suatu populasi terdiri dari
ikan. Penentuan seksualitas ikan disuatu perairan harus berhati-hati karena secara
keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai dari heraprodit, sinkroni,
protansi, hingga genekorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak berdiferensiasi.
Menurut Wahyuningsih dan Temala (2006), sifat seksualitas pada ikan dibagi menjadi
2 yaitu sifat seksualitas primer dan sifat seksualitas sekunder.
Seksualitas primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuuhnya pada ikan
betina, dan testis dengan pembukuhnya pada ikan jantan. Penampakan ciri seksual
primer pada setiap individu ikan dilakukan beberapa cara yaitu membedah
tubuh,mengeluarkan gamet, mengambil gamet. Sedangkan seksualitas sekunder
adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk memebedakan ikan jantan dan ikan
betina, dengan cara memperhatikan bentuk,ukuran tubuh dan bagian-bagian tubuh
tertentu msupun organ pelengkapnya, serta warna pada permukaan tubuh dan organ-
organ pelengkapnya.
3.4 Tingkat Kematangan Gonad
Menurut Effendie (1979), yang dimaksud dengan tingkat kematangan gonad
adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan berpijah. Gonad
adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan
betina dan sperma pada ikan jantan. Ikan pada umumnya mempunyai sepasang gonad
dan jenis kelamin umumnya terpisah (Sukiya, 2005:20). Gonad yang berkembang
didalam tubuh individu ikan akan mempengeruhi berat tubuh.
Nilai indeks kematangan gonad ( IKG) atau sering juga disebut Coeffisien
Kematangan Gonad atau Gonado Somatic Index, yaitu suatu nilai dalam persen sebagai
hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikali
4
dengan 100%. Sebagai acuan standar, umum digunkana ada 5 tahap TKG, yakni TKG
I (bebentuk benang halus), TKG II (benang mulai membesar tetapi bentuk seperti
benang), TKG III (belum sempurna tetapi sudah membulat), TKG IV (bentuk sudah
sempurna), TKG V (gonad sudah tua dan mengerut).
5
III.METEDOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang digunakan adalah serbet, penggaris, pena, pensil, penghapus, gunting
bedah, tempat sampel gonad dan saluran pencernaan, plastic obat, tisu gulung, pinset,
nampan, dan buku penuntun praktikum biologi perairan.
Ambil ikan lalu letakkan di atas nampan, beri nomor pada ikan lalu foto ikan
tersebut. Kemudian lakukan identifikasi dengan pengukuran morfometrik dan meristik
sesuai pada ketentuan. Timbang ikan tersebut,selanjutnya buat tabel hasil perhitungan
data morfometrik dan meristik ikan dan symbol setiap sirip ikan. Ikan yang ditimbang
dibedah dari lubang anus mengarah keatas sampai ke line literalis, lalu potong kekiri
sampai menuju dibelakang overculum, dan potong lurus kebawah. Keluarkan
gelembung udara, gonad, dan saluran pencernaan dari dalam tubuh ikan tersebut.
Amati dari gonad ikan tersebut apakah gonad berada pada tingkatan 1,2,3,4,atau 5.,
lalu timbang berat gonad pada TKG IV.
6
3.4 Metode Praktikum
7
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
8
Family : Cyprinidae
Sub Family : Cyprininae
Genus : Thynnichthys
Spesies : Thynnichthys polylepis
Habitat : Air tawar
Tabel 1. hasil pengukuran morfometrik ikan motan
No Jenis Ikan Tl(Cm) Sl(Cm) HdL(Cm) BdH(Cm) Berat(Gr)
Ikan motan 16 12.4 3.7 4 60
1
Ikan motan 15.5 12.8 3.5 4 50
2
Ikan motan 16 13 3 4 50
3
Ikan motan 16 12.5 3 4 50
4
Ikan motan 14 11.5 2.5 3 30
5
Ikan motan 17.5 14 3.5 4 50
6
Ikan motan 13.5 10.5 2.5 3 20
7
Ikan motan 15 11.5 3 3.5 30
8
Ikan motan 17 13 3.5 4.5 75
9
Ikan motan 16.5 12.5 3.6 4.2 70
10
Ikan motan 15 12.5 3.6 4.5 75
11
Ikan motan 14.5 11.5 3.2 3.5 55
12
Ikan motan 12 10.5 3.5 4 30
13
Ikan motan 15.5 12 4 3.6 40
14
9
Ikan motan 15.5 12 3.5 4 50
15
Ikan motan 16 13 3.5 4.6 60
16
Ikan motan 13 10 3.5 3.5 30
17
Ikan motan 14 10.5 3.5 4 40
18
Ikan motan 15 12 3.2 4.5 50
19
Ikan motan 16 11.5 2.9 4 40
20
Ikan motan 16 11.5 2.7 4 40
21
Ikan motan 17.3 13.8 3.3 4.5 70
22
Ikan motan 14.5 12 3 4 30
23
Ikan motan 15.5 12.1 3 4 50
24
Ikan motan 14.5 12 3 4 30
25
No Meristik K L
10
4.1.2 Seksualitas Ikan Motan
1 60 IV 6.13
2 50 IV 4.08
3 50 IV 6.13
4 50 IV 7.43
5 30 II -
6 50 III -
7 20 I -
8 30 I -
11
9 75 II -
10 70 II -
11 75 III -
12 55 I -
13 30 I -
14 40 I -
15 50 I -
16 60 II -
17 30 III -
18 40 III -
19 50 II -
20 40 I -
21 40 I -
22 70 II -
23 30 I -
24 50 II -
25 30 I -
12
4.1.4 Saluran Pencernaan
13
Berat Tubuh: 50 gram
𝐵𝐺 7.43
IKG= 𝐵𝑇 ×100% = ×100% = 0.15
50
4.2 Pembahasan
Ikan motan merupakan air tawar yang banyak terdapat di sungai-sungai dan
perairan umum lainnya serta merupakan ikan asli yang banyak terdapat di sungai-
sungai Indonesia (Alamsyah, 1982). Pada saat praktikum, identifikasi ikan motan yang
dilakukan meliputi pengukuran morfometrik yaitu panjang total tubuh 16 cm, Panjang
baku 12.4 cm, Panjang kepala 3.7 cm, dan tinggi badan ikan motan 4 cm. Identifikasi
ini dinamakan morfometrik dimana dilakukan pengukuran bagian terluar umum ikan
motan. Menurut Omar (2011), yang menjelaskan bahwa morfometrik adalah ukuran
bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan. Menurut Widiyanto (2008), yang
menjelaskan bahwa studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat yaitu,
membedakan jenis kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman
morfologis antar populasi atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga
hubungan filogenik.
Adapun pengukuran meristik ikan motan yang diukur pada saat praktikum
meliputi, a) jumlah sirip punggung (D), jumlah sirip keras 6 dan jumlah sirip lemah 8;
b) jumlah sirip perut (V), jumlah sirip keras tidak ada dan jumlah sirip lemah 17; c)
jumlah sirip dada (P), jumlah sirip keras tidak ada dan jumlah sirip lemah 10; d) jumlah
sirip anus (A), jumlah sirip keras tidak ada dan jumlah sirip lemah 6; e) jumlah sirip
ekor (C), jumlah sirip keras tidak ada dan jumlah sirip lemah 23.
Pebedaan ciri-ciri seksual sekunder pada ikan motan adalah ukuran kepala ikan
jantan lebih kecil dari ikan betina, bentuk kepala ikan jantan agak lancip dan pada ikan
betina agak membulat, permukaan tengkorak kepala ikan jantan lebih besar dari ikan
betina, bentuk dan ukuran lubang pelepasan alat kelamin ikan jantan agak lonjong dan
kecil sedangkan pada ikan betina membulat dan lebih besar (Sukendi et al, 1992)
14
Pada hasil praktikum sebanyak 25 ekor ikan motan terdapat 4 ekor ikan yang berada
pada Tingkat Kematangan Gonad IV. Menurut Murtini (2006), ikan motan melakukan
pemijahan secara parsial dan berkala karena mengalami kematangan gonad secara
bertahap dari bulan ke bulan berikutnya.
15
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan dalam laporan ini, dapat disimpulkan bahwa untuk mengenal
jelas jenis ikan yang diamati dapat melakukan pengukuran secara morfometrik dan
meristik. Morfometrik adalah bagian tubuh luar ikan yang dapat diukur, sedangkan
meristik adalah bagian tubuh luar yang dapat dihitung.
Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan, pada
ikan gonad bedara disamping kiri dan kanan gelembung renang, dibawah vertebrae dan
aiatas saluran pencernaan. Gonad uyang berkembang didalam tubuh individu ikan akan
mempengaruhi pertambahan berat tubuh.Tingkat kematangan gonad mencapai pada
tingkat V.
5.2 Saran
Untuk kedepannya pada pembahasan mengenai praktikum ini lebih dijelaskan
lagi, dan asisten diharapkan dapat lebih membantu, membimbing, dan memberikan
arahan yang lebih baik dari sebelumnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Riau.
http://jlcome,blogspot.Come/2007/05.
halaman
Putra. R. M., C.P. Pulungan dan Windarti 2012. Buku Penuntun Prakttikum Biologi
Pekanbaru.
1852) Di Rawa Banjir Sungai Kampar Kiri, Riau, Institut Pertanian Bogor.
17
Bogor.
Uva. r. 2014. Identifikasi jenis Ikan Di Danau Pinang Luar Desa Bulu Cina Kecamatan
Umar, M. T., Suwarni., R. Salam, dan S. a. Omar. 2012. Kajian Pertumbuhan Ikan
Selatan.
Burhanudin et al 1984 in Astuti 2007. Morfologi perikanan. Edisi IV. Gadjah Mada
18
LAMPIRAN
19
Lampiran 1. Alat dan bahan
20
gunting bedah
buku penuntun
Lampiran 2. Hasil
21