Anda di halaman 1dari 25

REGULASI HORMON DAN HYPOFISASI

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Mata kuliah Teknologi Produksi Benih Ikan semester genap

Disusun oleh :

M. Hijrah Muharrom 230110160089


Viani Puji Lestari 230110160094
William Cheung 230110160095
Suci Utami Nur Azizah 230110160115
Kintan Prameswari Finef 230110160116
Widy Lestari 230110160128

Kelas :
Perikanan B / Kelompok 9

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Regulasi Hormon dan
Hypofisasi” sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi laporan akhir praktikum
Teknologi Produksi Benih Ikan. Hasil laporan ini diharapkan akan mampu memberikan
pengertian lebih jauh mengenai regulasi hormon khususnya pada ikan. Kami selaku
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknologi Produksi
Benih Ikan, Asisten Laboratorium praktikum Teknologi Produksi Benih Ikan serta
teman-teman kami sekalian karena bantuannya dalam proses pengerjaan laporan akhir
ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak
dalam pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.

Jatinangor, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.4 Kegunaan .................................................................................. 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas ................................................................................... 3
2.2 Reproduksi Ikan Mas ............................................................... 3
2.3 Hormon dalam Teknik Hypofisasi ........................................... 4
2.4 Otak Ikan .................................................................................. 5
2.5 Teknik Hypofisasi .................................................................... 6
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 8
3.2.1 Alat Praktikum ......................................................................... 8
3.2.2 Bahan Praktikum ...................................................................... 8
3.3 Tahapan Praktikum .................................................................. 9
3.3.1 Persiapan hipofisa ................................................................... 9
3.3.2 Penyuntikan dan pengamatan ikan target ................................ 9
3.4 Metode ...................................................................................... 10
3.5 Parameter yang Diamati ........................................................... 10
3.5.1 Otak Ikan .................................................................................. 10
3.5.2 Syarat ikan donor .................................................................... 11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................ 12
4.2 Pembahasan ............................................................................. 12
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 13
5.2 Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 14

iii
LAMPIRAN ..................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Alat yang digunakan dalam praktikum ........................................... 8
2 Bahan yang digunakan dalam praktikum ........................................ 8

v
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Ikan Mas (Cyprinus carpio) ................................................................ 3

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1 Alat praktikum................................................................................. 15
2 Bahan praktikum ............................................................................. 15
3 Kegiatan praktikum ......................................................................... 16
4 Prosedur praktikum ......................................................................... 17

vii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ikan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
produk unggulan perikanan budidaya adalah ikan nilem (Osteochilus hasselti
C.V.).Ikan nilem sebagai komoditi perikanan memiliki beberapa keunggulan baik dari
aspek ekonomi, budidaya maupun kelestarian lingkungan (Samsudin 2009).Dari aspek
budidayanya ikan nilem mudah dipelihara, memiliki kelangsungan hidup dan
reproduksi yang tinggi (Cholik et al. 2005) serta tahan terhadap penyakit (Subagja et
al. 2006).Sedangkan dari aspek lingkungan ikan nilem berperan sebagai biocleaning
agent karena sifatnya yang suka memakan detritus, plankton dan perifiton sehingga
ikan ini bisa digunakan untuk membersihkan kolam ataupun danau (Syandri
2004).Dengan keunggulan-keunggulan tersebut maka ikan ini layak untuk
dikembangkan sebagai komoditas potensial bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Meskipun produksi ikan nilem meningkat dari tahun ke tahun, tetapi sebagian
besar budidaya ikan nilem belum optimal baik secara kuantitas maupun
kualitas.Sehubungan dengan kondisi tersebut, perlu dikembangkan teknologi
perbenihan untuk meningkatkan produksi ikan nilem.Keberhasilan budidaya nilem
memerlukan ketersediaan benih yang berkualitas baik dalam jumlah cukup secara
berkesinambungan.Saat ini penerapan berbagai pengetahuan mengenai hormone untuk
meningkatkan produksi budidaya, bukan lagi hal baru.Sejak dua dekade terakhir,
perkembangan endokrinologi ikan sangat berkembang pesat dan berperan serta dalam
meningkatkan produksi budidaya, terutama melalui penyuntikan atau induksi hormon.
Salah satu hormon alami yang biasa digunakan untuk induksi pemijahan adalah
ekstrak hipofisis sehingga pemijahan induksi menggunakan teknik ini dikenal dengan
hipofisasi. Maka dari itu, diperlukan pengetahuan mengenai teknik hipofisasi yang
berguna untuk meningkatkan produksi budidaya ikan nilem.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalahnya adalah


seberapa efektif teknik hipofisasi dalam meningkatkan produksi ikan nilem.

1.3 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik pemijahan buatan ikan


nilem dengan ekstrak kelenjar hipofisa atau biasa disebut hipofisasi.

1.4 Kegunaan
Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemijahan buatan dengan cara hipofisasi,
yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan budidaya.

2
3

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas


Secara umum, karakteristik ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak
memanjang dan sedikit memipih ke samping (compressed).Sebagian besar tubuh ikan
mas ditutupi oleh sisik. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
(pharynreal teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham (Pribadi 2002).Sirip
punggung ikan mas memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan
dengan permukaan sirip perut (ventral).Sirip punggungnya (dorsal) berjari-jari keras,
sedangkan di bagian akhir bergerigi.Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang
simetris.Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak
beraturan (Pribadi 2002).

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)


(sumber: dokumentasi pribadi)
Ikan Mas tergolong jenis omnivora, yakni organisme yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang
renik.Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
dan tepi perairan (Suseno 2000).

2.2 Reproduksi Ikan Mas

Sistem reproduksi ikan Mas (Cyprinus carpio) yaitu ovipar dimana


perkembangbiakan seksual yang ditandai dengan pelepasan sel telur jantan dan betina,
dimana spermatozoa diluar tubuh dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Ciri-ciri lain
adalah sel telur berukuran besar karena banyak mengandung kuning telur yang dapat
menjadi bekal bagi anak-anaknya dalam mengawali hidupnya diluar
tubuh (Susanto,2004).
Siklus hidup ikan Mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium
pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang
menghasilkan sperma). Sebenarnya, pemijahan ikan Mas dapat terjadi sepanjang tahun
dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya ikan Mas sering memijah
pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering
yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir
fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan Mas aktif mencari tempat yang rimbun,
seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah
yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus
membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan (Suseno, 2000).

2.3 Hormon dalam Teknik Hypofisasi

Pematangan gonad yang dilanjutkan dengan proses ovulasi atau spermiasi pada
ikan merupakan suatu proses di bawah kendali kerja hormon-hormon. Hormon yang
mempengaruhi perkembangan gonad ikan terutama dalam pematangan oosit pada
betina dan sperma pada jantan sampai ke tingkat ovulasi dan spermiasi telah banyak
diteliti.
Secara garis besar, mekanisme kerja hormon untuk perkembangan dan
pematangan gonad merupakan suatu rangkaian dalam poros hipotalamus-hipofisis-
gonad.Stimulasi oleh adanya pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari
hipotalamus menyebabkan kelenjar hipofisis mensekresikan gonadotropin (GtH) untuk
dialirkan ke dalam darah.Rangsangan untuk mensintesis hormon GnRH di atas
diterima oleh hipotalamus dari otak melalui reseptor-reseptor yang menerima
rangsangan dari luar lingkungan.Selain GnRH yang bersifat memacu, dari hipotalamus
juga dikeluarkan substansi penghambat pelepasan GtH yaitu Dopamin (DA) (Redding
1993).

4
GnRH mempunyai struktur dekapeptida, hormon ini mempunyai daya kerja
untuk merangsang sekresi GtH.Mekanisme pengaruh GnRH terhadap peningkatan
sekresi hormon-hormon hipofisis ini dilakukan melalui sistem adenilsiklase-
cAMP.GnRH merangsang produksi GtH yang kemudian akan mempengaruhi produksi
hormon-hormon gonad yaitu estrogen dan progesteron. Dari konsep umpan balik
negatif dimengerti bahwa terjadi kaitan antara keberadaan hormon-hormon gonad
dengan status hormon gonadotropin dan GnRH (Djojosoebagio 1990).

2.4 Otak Ikan

Gambar 2 . Bagian Otak


Posisi otak terletak di kepala bagian tengah, bentuk dan warna otak teramati
jelas dari sisi atas, samping dan belakang.Adapun fungsi bagian-bagian otak yang
teramati yaitu:
a. Trakus Olfaktori : Menghubungkan dengan lobus olfaktori
b. Lobus Olfaktori : Berfungsi dalam indera penciuman
c. Lobus opticus : Menggerakkan bola mata (Lobus bagian atas) dan
untuk penglihatan (Lobus bagian bawah)
d. Cerebelum : Pengatur keseimbangan tubuh
e. Lobus Vagal : Berhubungan dengan jantung, saluran
pencernaan dan perut
f. Medula Oblongata : Merupakan otak bagian belakang

5
g. Trakus Optikus : Berfungsi untuk pengelihatan
h. Pituitary : Berfungsi untuk pengaturan hormon

2.5 Teknik Hypofisasi


Pemijahan sebagai salah satu bagian reproduksi merupakan mata rantai daur
hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies.Ikan berkembang biak secara
seksual, yaitu terjadinya persatuan sel telur ikan betina dan spermatozoa ikan
jantan.Faktor perangsang pemijahan terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor
internal yang utama adalah kematangan gonad ikan, sedangkan faktor eksternal
merupakan lingkungan termasuk faktor fisika (cahaya, suhu, arus), faktor kimia (pH,
kelarutan oksigen, feromon), dan faktor biologis (adanya lawan jenis, dan
hormon).Untuk mempercepat pemijahan dapat pula diberikan rangsangan buatan
berupa manipulasi lingkungan, suntikan hormon atau imbas.
Pemijahan dapat dilakukan dengan pemberian sediaan hormon baik yang alami
maupun sintetis.Hormon alami yang biasa digunakan untuk pemijahan adalah ekstrak
hipofisis sehingga pemijahan induksi menggunakan teknik ini dikenal dengan
hipofisasi.Hipofisis yang sering digunakan adalah hipofisis ikan mas. Salam
pelaksanaan hipofisasi, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu persyaratan
ikan donor hipofisis, ketepatan dosis ekstrak hipofisis dan kematangan gonad induk
resipien. Ikan donor yang digunakan haruslah ikan yng sehat dan sudah matang
kelamin serta tidak habis mijah.Hal ini perlu diperhatikan agar kadar hormon
gonadotropin yang ada di dalam kelenjar hipofisis mencukupi untuk menginduksi
maturasi dan pemijahan.Berat tubuh ikan donor sekurang-kurangnya sama dengan
berat tubuh ikan resipien.Kelenjar hipofisa letaknya dibawah otak, diambil dengan cara
membelah kepala ikan.Pengambilannya harus dengan menggunakan pinset.Untuk itu
harus dipersiapkan sejumlah ikan donor yang total bobotnya empat kali bobot induk.
Langkah pertama yang harus dijalani dalam pemijahan buatan dengan
penyuntikan ekstrak hipofisa adalah seleksi induk.Setelah induk diseleksi dan
diketahui bobotnya, langkah berikutnya adalah menentukan bobot ikan donor.

6
Timbang ikan donor seberat 4 kali bobot induk (empat dosis).Siapkan dalam tempat
terpisah. Ambil ikan donor yang telah ditimbang sebanyak 1/4 nya dan ambil
hipofisanya dengan menggunakan pinset, tempatkan ke dalam penggerus, dan
kemudian lumatkan dengan penggerus tersebut.Hati-hati, pada saat hipofisa diambil
jangan sampai ada darah atau kotoran yang terbawa.Jika hipofisa telah lumat,
tambahkan 1 - 2 cc aquabidest (H202) untuk melarutkan.Ambit larutan hipofisa tersebut
dengan spuit dan kemudian suntikkan pada induk betina.Pegang erat-erat dengan
menggunakan kain yang halus, suntikkan jarum spuid di otot bagian punggung
ikan.Penyuntikan disarankan mengarah ke bagian depan(arah kepala) ikan.Setelah
penyuntikan ini, lepaskan kembali induk untuk menunggu penyuntikan kedua.

7
8

BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Kegiatan praktikum teknologi produksi benih ikan yaitu regulasi hormon dan
hipofisasi dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 April 2018 yang bertempat di
Laboratorium Ex SBA Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran,
Jatinangor.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat Praktikum


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No Nama Alat Fungsi
1. Alat bedah Membedah ikan
2. Pisau Memotong bagian kepala ikan
3. Talenan Alas pada saat membedah
4. Kain lap Memegang ikan saat injeksi hormon
5. Tisu Membersihkan hipofisa
6. Petridisk Wadah menyimpan hipofisa
7. Alat penggerus Menggerus hipofisa
8. Sentrifugasi Memisahkan padatan dari larutan
9. Tabung sentrifugasi Wadah larutan yang akan disentrifugasi
10. Suntikan Menginjeksi hormone
11. Aquarium Media pemeliharaan
12. Botol vial Wadah melarutkan hormon
3.2.2 Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Fungsi
1. Ikan donor (ikan mas) Pemberi hormon
2. Ikan target (ikan nilem) Objek pengamatan
3. Aquades Campuran saat menggerus hipofisa
3.3 Tahapan Praktikum

3.3.1 Persiapan hipofisa


Adapun langkah-langkah persiapan hipofisa yang dilakukan antara lain:
a. Ikan target (ikan nilem) diambil dan ditimbang bobotnya
b. Ikan donor (ikan mas) diambil dan ditimbang bobotnya
c. Jumlah ikan donor dan ikan target disesuaikan jumlahnya berdasarkan bobot
d. Kepala ikan dipotong secara vertikal hingga terpisah dengan tubuh
e. Bagian kepala dari arah mulut dipotong secara horizontal hingga bagian otak
terlihat
f. Otak dipisahkan dan diambil kelenjar hipofisanya
g. Kelenjar hipofisa digerus dengan mortar sambil diencerkan menggunakan
aquades sedikit demi sedikit
h. Larutan disentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 2000 rpm.
i. Diambil larutan supernatannya dan dimasukkan ke dalam botol fial
j. Hormon disimpan dalam refrigerator

3.3.2 Penyuntikan dan Pengamatan Ikan Target


Adapun langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. Hipofisa di dalam refrigerator disiapkan
b. Ikan target diambil
c. Bagian kepala dan ekor ikan ditutup dengan kain lap
d. Hipofisa diambil menggunakan suntikan
e. Hipofisa disuntikkan pada ikan target dibawah sirip dorsal sisik kedua
f. Ikan target disimpan kembali dalam aquarium
g. Diamati selama 8-22 jam sampai ikan ovulasi

9
3.4 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode eksperimen, yaitu
suatu metode yang didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data yang nantinya menjawab suatu masalah atau menguji suatu
hipotesis.

3.5 Parameter yang Diamati


3.5.1 Otak

Gambar 4 . Bagian Otak


Posisi otak terletak di kepala bagian tengah, bentuk dan warna otak teramati
jelas dari sisi atas, samping dan belakang.Adapun fungsi bagian-bagian otak yang
teramati yaitu:
i. Trakus Olfaktori : Menghubungkan dengan lobus olfaktori
j. Lobus Olfaktori : Berfungsi dalam indera penciuman
k. Lobus opticus : Menggerakkan bola mata (Lobus bagian atas) dan
untuk penglihatan (Lobus bagian bawah)
l. Cerebelum : Pengatur keseimbangan tubuh
m. Lobus Vagal : Berhubungan dengan jantung, saluran
pencernaan dan perut
n. Medula Oblongata : Merupakan otak bagian belakang

10
o. Trakus Optikus : Berfungsi untuk pengelihatan
p. Pituitary : Berfungsi untuk pengaturan hormon

3.5.2 Syarat Ikan Donor


Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan donor
berkualitas baik, yaitu:

 Ikan donor yang digunakan harus matang kelamin, agar kandungan hormon
gonadotropin dalam kelenjar hipofisanya maksimal.
 Jangan menggunakan ikan donor yang baru selesai dikawinkan, karena
kandungan hormon gonadotropin pada ikan yang baru dikawinkan sangat
rendah.
 Ikan donor masih dalam keadaan hidup. Ikan yang sudah mati masih dapat
digunakan sebagai donor dengan catatan kematiannya tidak boleh lebih dari 1
jam yang lalu.

11
12

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum sistem regulasi hormon yaitu sebagai berikut.
Ikan donor : Ikan mas (Cyprinus carpio)
Bobot : 162 gr
Dosis pengencer : 1 ml aquadest

4.2 Pembahasan
Praktikum sistem regulasi hormon dengan pemijahan buatan dengan teknik
hipofisasi ini menggunakan ikan mas sebagai ikan donor dengan bobor 162 gr.
Pemilihan ikan donor dilakukan dengan memilih ikan yang sudah matang kelamin,
hindari ikan yang selesai dikawinkan karena kandungan gonadotropinnya rendah, dan
yang terakhir ikan donor masih dalam keadaan hidup, atau paling maksimalnya ikan
mati tidak lebih dari 1 jam yang lalu.
13

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Pemilihan ikan donor dilakukan dengan memilih ikan yang sudah matang kelamin,
hindari ikan yang selesai dikawinkan karena kandungan gonadotropinnya rendah, dan
yang terakhir ikan donor masih dalam keadaan hidup, atau paling maksimalnya ikan
mati tidak lebih dari 1 jam yang lalu.

2. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses ovulasi ikan
yaitu faktor internal, eksternal serta pembuatan dan pemberian dosis hormon hipofisa
yang sesuai

5.2 Saran
Diharapkan pengerjaan praktikum dilakukan secara hati-hati dan teliti untuk
mendapatkan hormon yang baik.Selain itu, keadaan fisiologis ikan harus dijaga agar
tidak menganggu fungsi tubuh yang menghambat ovulasi terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Cholik, F. et al. 2005. Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara. Taman Akuarium


Air Tawar. Jakarta.
Dewi, R. R. Sri Pudji S. 2002.Pengaruh Penyuntikan Ekstrak Kelenjar Hipofisis Ikan
Mas Dalam Bentuk Emulsi Tipe WIO Terhadap Perkembangan Gonad
Ikan Jarnbal Siam (Pangasius hypophthalmus). Disertasi. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Epler, P., M. Sokolowska, W. Popek and K. Bieniarz. 1986. Joint action og carp
(Cyprinus carpio L.) pituitary homogenate and human chorionic
gonadotropin (hCG) in C=carp oocyte maruration and ovulation: in vitro
and in vivo studies. Aquaculture, 51: 133-142.
Hardjamulia, A. 1978. Budidaya Ikan Introduksi. Departemen Pertanian . Balai Latihan
Pendidikan dan Penyuluhan. SUPM Bogor. 49 hal.
Nagahama, Y., M. Yoshikuni, M. Yamashita, N. Sakai, and M. Tanaka. 1993.
Molecular Endrocrinology of Oocyte Growth and Maturation In Fish. Fish
Physiology and Biochemistry, 7:3-14.
Syandri, H. 2004. Penggunaan Ikan Nilem (Osteochilus haselti CV) dan Ikan Tawes
(Puntius javanicus CV) sebagai Agen Hayati Pembersih Perairan Danau
Maninjau, Sumatera Barat. Jurnal Natur Indonesia 6(2):87-90
Wicaksono, Prabowo. 2005. Pengaruh Padat Tebar Terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Hidup Ikan Nilem Osteochilus hasselti C.V. yang dipelihara
dalam Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata Dengan Pakan Perifiton.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Wijayanti G.E. Panduan Teknis Pembenihan Ikan Nilem Secara Intensif.
Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan, Fakultas Biologi,
Universitas Jenderal Soedirman.

14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Praktikum

Peralatan praktikum Sentrifugasi

Mortar
Botol vial

r
Lampiran 2. Bahan Praktikum

Ikan donor Ikan target

15
Aquadest

Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Bobot ikan donor ditimbang Ikan donor dibedah

Pengambilan kelenjar hipofisa


Cairan kelenjar hipofisa

16
Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Praktikum
Persiapan hipofisa

Ikan target (ikan nilem) diambil dan ditimbang bobotnya

Ikan donor (ikan mas) diambil dan ditimbang bobotnya

Jumlah ikan donor dan ikan terget disesuaikan jumlahnya berdasarkan bobot

Kepala ikan dipotong secara vertikal hingga terpisah dengan tubuh

Bagian kepala dari arah mulut dipotong secara horizontal hingga bagian otak
terlihat

Otak dipisahkan dan diambil kelenjar hipofisanya

Kelenjar hipofisa digerus dengan mortar sambil diencerkan menggunakan


aquades sedikit demi sedikit

Larutan di sentrifugasi selama 2 menit dengan kecepatan 2000 rpm

Larutan supernatannya diambil dan dimasukkan ke dalam botol fial

Hormon disimpan dalam refrigerator

17
Penyuntikkan dan Pengamatan Ikan Target

Hipofisa di dalam refrigerator disiapkan

Ikan target diambil

bagian kepala dan ekor ikan ditutup dengan kain lap

Hipofisa diambil menggunakan suntikan

Hipofisa disuntikkan pada ikan target dibawah sirip dorsal sisik kedua

Ikan target disimpan kembali dalam aquarium

Diamati selama 8 - 22 jam sampai ikan ovulasi

18

Anda mungkin juga menyukai