Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Mata kuliah Teknologi Produksi Benih Ikan semester genap
Disusun oleh :
Kelas :
Perikanan B / Kelompok 9
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Regulasi Hormon dan
Hypofisasi” sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi laporan akhir praktikum
Teknologi Produksi Benih Ikan. Hasil laporan ini diharapkan akan mampu memberikan
pengertian lebih jauh mengenai regulasi hormon khususnya pada ikan. Kami selaku
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknologi Produksi
Benih Ikan, Asisten Laboratorium praktikum Teknologi Produksi Benih Ikan serta
teman-teman kami sekalian karena bantuannya dalam proses pengerjaan laporan akhir
ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak
dalam pengembangan pengetahuan di bidang perikanan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan....................................................................................... 2
1.4 Kegunaan .................................................................................. 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas ................................................................................... 3
2.2 Reproduksi Ikan Mas ............................................................... 3
2.3 Hormon dalam Teknik Hypofisasi ........................................... 4
2.4 Otak Ikan .................................................................................. 5
2.5 Teknik Hypofisasi .................................................................... 6
III BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu ................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 8
3.2.1 Alat Praktikum ......................................................................... 8
3.2.2 Bahan Praktikum ...................................................................... 8
3.3 Tahapan Praktikum .................................................................. 9
3.3.1 Persiapan hipofisa ................................................................... 9
3.3.2 Penyuntikan dan pengamatan ikan target ................................ 9
3.4 Metode ...................................................................................... 10
3.5 Parameter yang Diamati ........................................................... 10
3.5.1 Otak Ikan .................................................................................. 10
3.5.2 Syarat ikan donor .................................................................... 11
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ........................................................................................ 12
4.2 Pembahasan ............................................................................. 12
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................... 13
5.2 Saran ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 14
iii
LAMPIRAN ..................................................................................... 15
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ikan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
produk unggulan perikanan budidaya adalah ikan nilem (Osteochilus hasselti
C.V.).Ikan nilem sebagai komoditi perikanan memiliki beberapa keunggulan baik dari
aspek ekonomi, budidaya maupun kelestarian lingkungan (Samsudin 2009).Dari aspek
budidayanya ikan nilem mudah dipelihara, memiliki kelangsungan hidup dan
reproduksi yang tinggi (Cholik et al. 2005) serta tahan terhadap penyakit (Subagja et
al. 2006).Sedangkan dari aspek lingkungan ikan nilem berperan sebagai biocleaning
agent karena sifatnya yang suka memakan detritus, plankton dan perifiton sehingga
ikan ini bisa digunakan untuk membersihkan kolam ataupun danau (Syandri
2004).Dengan keunggulan-keunggulan tersebut maka ikan ini layak untuk
dikembangkan sebagai komoditas potensial bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Meskipun produksi ikan nilem meningkat dari tahun ke tahun, tetapi sebagian
besar budidaya ikan nilem belum optimal baik secara kuantitas maupun
kualitas.Sehubungan dengan kondisi tersebut, perlu dikembangkan teknologi
perbenihan untuk meningkatkan produksi ikan nilem.Keberhasilan budidaya nilem
memerlukan ketersediaan benih yang berkualitas baik dalam jumlah cukup secara
berkesinambungan.Saat ini penerapan berbagai pengetahuan mengenai hormone untuk
meningkatkan produksi budidaya, bukan lagi hal baru.Sejak dua dekade terakhir,
perkembangan endokrinologi ikan sangat berkembang pesat dan berperan serta dalam
meningkatkan produksi budidaya, terutama melalui penyuntikan atau induksi hormon.
Salah satu hormon alami yang biasa digunakan untuk induksi pemijahan adalah
ekstrak hipofisis sehingga pemijahan induksi menggunakan teknik ini dikenal dengan
hipofisasi. Maka dari itu, diperlukan pengetahuan mengenai teknik hipofisasi yang
berguna untuk meningkatkan produksi budidaya ikan nilem.
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Kegunaan
Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemijahan buatan dengan cara hipofisasi,
yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan budidaya.
2
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pematangan gonad yang dilanjutkan dengan proses ovulasi atau spermiasi pada
ikan merupakan suatu proses di bawah kendali kerja hormon-hormon. Hormon yang
mempengaruhi perkembangan gonad ikan terutama dalam pematangan oosit pada
betina dan sperma pada jantan sampai ke tingkat ovulasi dan spermiasi telah banyak
diteliti.
Secara garis besar, mekanisme kerja hormon untuk perkembangan dan
pematangan gonad merupakan suatu rangkaian dalam poros hipotalamus-hipofisis-
gonad.Stimulasi oleh adanya pelepasan gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari
hipotalamus menyebabkan kelenjar hipofisis mensekresikan gonadotropin (GtH) untuk
dialirkan ke dalam darah.Rangsangan untuk mensintesis hormon GnRH di atas
diterima oleh hipotalamus dari otak melalui reseptor-reseptor yang menerima
rangsangan dari luar lingkungan.Selain GnRH yang bersifat memacu, dari hipotalamus
juga dikeluarkan substansi penghambat pelepasan GtH yaitu Dopamin (DA) (Redding
1993).
4
GnRH mempunyai struktur dekapeptida, hormon ini mempunyai daya kerja
untuk merangsang sekresi GtH.Mekanisme pengaruh GnRH terhadap peningkatan
sekresi hormon-hormon hipofisis ini dilakukan melalui sistem adenilsiklase-
cAMP.GnRH merangsang produksi GtH yang kemudian akan mempengaruhi produksi
hormon-hormon gonad yaitu estrogen dan progesteron. Dari konsep umpan balik
negatif dimengerti bahwa terjadi kaitan antara keberadaan hormon-hormon gonad
dengan status hormon gonadotropin dan GnRH (Djojosoebagio 1990).
5
g. Trakus Optikus : Berfungsi untuk pengelihatan
h. Pituitary : Berfungsi untuk pengaturan hormon
6
Timbang ikan donor seberat 4 kali bobot induk (empat dosis).Siapkan dalam tempat
terpisah. Ambil ikan donor yang telah ditimbang sebanyak 1/4 nya dan ambil
hipofisanya dengan menggunakan pinset, tempatkan ke dalam penggerus, dan
kemudian lumatkan dengan penggerus tersebut.Hati-hati, pada saat hipofisa diambil
jangan sampai ada darah atau kotoran yang terbawa.Jika hipofisa telah lumat,
tambahkan 1 - 2 cc aquabidest (H202) untuk melarutkan.Ambit larutan hipofisa tersebut
dengan spuit dan kemudian suntikkan pada induk betina.Pegang erat-erat dengan
menggunakan kain yang halus, suntikkan jarum spuid di otot bagian punggung
ikan.Penyuntikan disarankan mengarah ke bagian depan(arah kepala) ikan.Setelah
penyuntikan ini, lepaskan kembali induk untuk menunggu penyuntikan kedua.
7
8
BAB III
BAHAN DAN METODE
9
3.4 Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode eksperimen, yaitu
suatu metode yang didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data yang nantinya menjawab suatu masalah atau menguji suatu
hipotesis.
10
o. Trakus Optikus : Berfungsi untuk pengelihatan
p. Pituitary : Berfungsi untuk pengaturan hormon
Ikan donor yang digunakan harus matang kelamin, agar kandungan hormon
gonadotropin dalam kelenjar hipofisanya maksimal.
Jangan menggunakan ikan donor yang baru selesai dikawinkan, karena
kandungan hormon gonadotropin pada ikan yang baru dikawinkan sangat
rendah.
Ikan donor masih dalam keadaan hidup. Ikan yang sudah mati masih dapat
digunakan sebagai donor dengan catatan kematiannya tidak boleh lebih dari 1
jam yang lalu.
11
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum sistem regulasi hormon yaitu sebagai berikut.
Ikan donor : Ikan mas (Cyprinus carpio)
Bobot : 162 gr
Dosis pengencer : 1 ml aquadest
4.2 Pembahasan
Praktikum sistem regulasi hormon dengan pemijahan buatan dengan teknik
hipofisasi ini menggunakan ikan mas sebagai ikan donor dengan bobor 162 gr.
Pemilihan ikan donor dilakukan dengan memilih ikan yang sudah matang kelamin,
hindari ikan yang selesai dikawinkan karena kandungan gonadotropinnya rendah, dan
yang terakhir ikan donor masih dalam keadaan hidup, atau paling maksimalnya ikan
mati tidak lebih dari 1 jam yang lalu.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemilihan ikan donor dilakukan dengan memilih ikan yang sudah matang kelamin,
hindari ikan yang selesai dikawinkan karena kandungan gonadotropinnya rendah, dan
yang terakhir ikan donor masih dalam keadaan hidup, atau paling maksimalnya ikan
mati tidak lebih dari 1 jam yang lalu.
2. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses ovulasi ikan
yaitu faktor internal, eksternal serta pembuatan dan pemberian dosis hormon hipofisa
yang sesuai
5.2 Saran
Diharapkan pengerjaan praktikum dilakukan secara hati-hati dan teliti untuk
mendapatkan hormon yang baik.Selain itu, keadaan fisiologis ikan harus dijaga agar
tidak menganggu fungsi tubuh yang menghambat ovulasi terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
Lampiran 1. Alat Praktikum
Mortar
Botol vial
r
Lampiran 2. Bahan Praktikum
15
Aquadest
16
Lampiran 4. Bagan Alir Prosedur Praktikum
Persiapan hipofisa
Jumlah ikan donor dan ikan terget disesuaikan jumlahnya berdasarkan bobot
Bagian kepala dari arah mulut dipotong secara horizontal hingga bagian otak
terlihat
17
Penyuntikkan dan Pengamatan Ikan Target
Hipofisa disuntikkan pada ikan target dibawah sirip dorsal sisik kedua
18