Anda di halaman 1dari 36

IDENTIFIKASI IKAN BELANAK (Mugil cephalus)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun oleh :

Beni Putra Alva Ivano Hulu 230110170154


Ayudya Primarini 230110170164

Kelompok 18/Perikanan C

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
IDENTIFIKASI IKAN BELANAK (Mugil cephalus)

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Ikhtiologi

Disusun oleh :
Beni Putra Alva Ivano Hulu 230110170154
Ayudya Primarini 230110170164

Kelompok 18/Perikanan C

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
JUDUL : IDENTIFIKASI BELANAK (Mugil cephalus)

PENULIS : Beni Putra Alva Ivano Hulu 230110170154

Ayudya Primarini 230110170164

Jatinangor,23 April 2018

Menyetujui:

Asisten Laboratorium Dosen Penanggung Jawab,


Koordinator,

Sona Yudha Diliana, S.Pi. Dra. Rosidah, M.Si


NIP. 19581029 199501 2 001

Penanggung Jawab Kelas,

Rizki Nugraha Saputra


NPM. 230110140094
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktikum ikhtiologi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya hingga akhir zaman.
Laporan praktikum Ikhtiologi yang berjudul Identifikasi Belanak

(Mugil cephalus) dibuat untuk memenuhi laporan praktikum mata kuliah


Ikhtiologi pada Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Rosidah, M.Si., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
2. Sona Yudha Diliana, S.Pi., selaku koordinator asisten mata kuliah
Ikhtiologi.
3. Rizki Nugraha Saputra, selaku asisten penanggung jawab mata kuliah
Ikhtiologi.
4. Dosen dan asisten mata kuliah Ikhtiologi atas segala bimbingan dan
masukkan.
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan laporan
praktikum, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang
membangun bagi penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan praktikum
yang telah disusun dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jatinangor, April 2018

Kelompok 18

iii
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ........................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Belanak (Mugil cephalus) ....................................... 3
2.2 Klasifikasi Ikan Belanak .................................................................. 3
2.3 Morfologi Ikan Belanak ................................................................... 4
2.4 Anatomi Ikan Belanak ..................................................................... 4
III BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ........................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 6
3.2.1 Alat-Alat Praktikum......................................................................... 6
3.2.2 Bahan Praktikum ............................................................................. 6
3.3 Prosedur Kerja ................................................................................. 7
3.3.1 Ciri Morfometrik .............................................................................. 7
3.3.2 Ciri Meristik ..................................................................................... 7
3.3.3 Sistem Integumen ............................................................................. 7
3.3.4 Sistem Pernapasan ............................................................................ 7
3.3.5 Sistem Pencernaan .......................................................................... 7
3.3.6 Sistem Pernapasan ............................................................................ 8
3.4 Analisis Data .................................................................................... 8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Ciri Meristik..................................................................................... 9
4.2 Ciri Morfometrik ............................................................................. 10
4.3 Ciri Morfologi Khusus ..................................................................... 10
4.4 Sistem Integumen ............................................................................ 12
4.5 Sistem Otot ...................................................................................... 12
4.6 Sistem Pencernaan ........................................................................... 13
4.7 Sistem Pernafasan ............................................................................ 14
V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................... 16
5.2 Saran ............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18

iv
LAMPIRAN ............................................................................................. 21

v
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1 Ciri Meristik Ikan Belanak .............................................................. 9


2 Ciri Morfometrik Ikan Belanak ....................................................... 10
3 Ciri Morfologi Khusus Ikan Belanak .............................................. 11
4 Sistem Integumen ............................................................................ 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Ikan Belanak ................................................................................... 3
2 Sistem Otot Ikan Belanak ................................................................ 13
3 Sistem Pencernaan Ikan Belanak .................................................... 13
4 Sistem Pernafasan Ikan Belanak ..................................................... 14

iv
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikhtiologi merupakan suatu ilmu yang khusus mempelajari ikan dari segala
aspek kehidupannya, termasuk di dalamnya bentuk luar (morfologi), anatomi,
fisiologi, taksonomi serta identifikasinya (Saanin 1968). Menurut Afrianto
(1996), Ikhtiologi berasal dari gabungan dua kata Yunani, yaitu ichtyes yang
artinya ikan dan logos yang artinya ajaran atau ilmu. Maka dari itu ikhtiologi
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek
kehidupannya, termasuk morfologi, anatomi, fisiologi, taksonomi, serta
bagaimana mengidentifikasinya.
Ikan belanak merupakan ikan yang habitatnya berasal dari air laut. Jenis-
jenis ikan belanak diperairan pantai Indonesia digolongkan kedalam Genus Mugil
(Djuahanda 1981). Ikan belanak, berasal dari famili mugilidae penyebarannya
luas dan mampu bertoleransi pada kondisi yang ekstrim terhadap salinitas, suhu
dan juga dapat menyesuaikan terhadap keadaan makanan di berbagi macam
habitat, tersebar di estuari dan perairan pantai tropik dan subtropik. Famili ini
diperkirakan mempunyai 64 spesies (Effendie 1984). Di Indonesia terdapat 21
spesies (Effendie 1984).
Hasil identifikasi terhadap jenis makanan yang terdapat dalam lambung Liza
subviridis ditemukan beberapa jenis alga yaitu Microcystis aeruginosa, Nitzschia
seriata, Zygnema pectinatum, dan Closterium parvulum. Ikan ini dapat
digolongkan herbivore A yaitu jenis ikan yang memakan bahan tumbuhan yang
hidup di air atau di dalam lumpur seperti alga, hifa jamur, alga biru dalam
beberapa kasus khusus perutnya berisi sejumlah detritus yang termakan secara
tidak sengaja (Firhansyah 2005).
Praktikum ini dilaksanakan karena, ikan belanak merupakan ikan yang
termasuk kedalam ikan pelagis dengan nilai ekonomis tinggi, sehingga menjadi
3

salah satu komoditas yang penting bagi para nelayan di Indonesia. Ikan belanak
ini dapat digunakan sebagai bahan olahan masakan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari didakannya praktikum mengenai IDENTIFIKASI
IKAN BELANAK (Mugil cephalus) adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan mengetahui ciri morfometrik dan meristik.
2. Mempelajari dan mengetahui sifat integumen.
3. Mempelajari dan mengetahui sistem pernapasan.
4. Mempelajari dan mengetahui sistem pencernaan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum IDENTIFIKASI IKAN BELANAK
(Mugil cephalus) adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengethaui ciri morfometrik dan ciri meristik ikan belanak.
2. Dapat mengetahui sifat integument ikan belanak.
3. Dapat mengetahui sistem pernapasan ikan belanak.
4. Dapat mengetahui sistem pencernaaan ikan belanak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Ikan Belanak


Ikan Kembung merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan pantai
maupun lepas pantai. Ikan ini hidup bergerombol dan masuk ke perairan estuari
untuk mencari makan berupa plankton, copepoda, dan crustaceae (Moazzam
2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luther (1973) dalam
Burhanuddin et al.,(1984), ikan kembung jantan pemakan plankton seperti
detritus dan filamenteus algae.

2.2 Klasifikasi Ikan Belanak


Wahyuni (2002), menyatakan ikan belanak mempunyai klasifikasi sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Order : Perciformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies : Mugil cephalus
Klasifikasi ikan belanak Menurut Kottelat et al. (1993) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class :Actinopterygii
Order :Mugiliformes
Family :Mugilidae
Genus : Mugil
Spesies : Mugil dussumieri

Gambar 1. Ikan Belanak

4
Ikan kembung merupakan jenis ikan yang termasuk kedalam genus
Rastelliger dengan famili Scombridae. Ikan yang masih satu kerabat dengan ikan
tenggiri, tongkol, tuna, dan makerel ini digemari oleh masyarakat, karena rasanya
yang enak dan harganya yang ekonomis (Saanin 1984).

5
6

2.3 Morfologi Ikan Belanak


Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti torpedo dengan panjang tubuh serta
hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut, tergolong ikan
pelagis yang mengkehendaki perairan bersalinitas tinggi, suka hidup secara
bergerombol baik diperairan pantai maupun dilepas pantai. Kebiasaan
makanannya adalah memakan plankton besar atau kasar, copepoda dan crustacea
(Kriswanto 1986).
Ciri lain dari morfologi ikan kembung Perempuan ini adalah memiliki sirip
ekor bercagak dua dan lekukkan dari cagak tersebut dimulai dekat pangkalnya.
Pangkal sirip ekor bentuknya bulat kecil. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang
pada pangkalnya. Tepat di belakang sirip punggung dan dubur, terdapat sirip-sirp
tambahan yang kecil (Djuhanda 1981).
2.4 Anatomi Ikan Belanak
a. Sistem Integumen
Sistem integumen pada ikan kembung terdiri dari kulit, yang berfungsi
sebagai protektif misalnya melindungi jaringan dibawahnya dari gangguan
mekanik. Pada kulit juga terdapat kelenjar sebagai protektif misalnya melindungi
jaringan dibawahnya dari gangguan mekanik, yang seperti ikan lainnya yaitu
mengeluarkan mucus atau lendir. Di dalam kulit vertebrata terdapat lima macam
kromatofora yaitu melanofora menyebabkan warna hitam, eritrofora
menyebabkan warna merah, dan xantofora menyebabkan warna kuning
(Mahardono 1979). Bagian terluar dari kulit ikan kembung dilindungi oleh sisik
dengan tipe stenoid, yang cirinya itu terdapat stenii.
b. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan proses penyederhanaan makanan melalui
mekanisme fisik dan kimiawi sehingga makanan menjadi bahan yang mudah
diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (Fujaya
2004).
Ikan kembung memiliki organ pencernaan seperti mulut, usus dan memiliki
organ tambahan yaitu empedu. Usus merupakan segmen terpanjang dari saluran
pencernaan. Pada bagian depan usus ada yang terdapat dua saluran da nada yang
7

terdapat satu saluran (Yuwono 2001). Pada ikan kembung yang kita amati
terdapat dua saluran yang berasal dari kantung empedu dan berasal dari pankreas.
Ikan kembung termasuk jenis ikan yang dikelompokan kepada ikan karnivora
karena ikan kembung memakan plankton, copepoda, dan crustaceae (Moazzam
2005).
Kelenjar empedu merupakan organ yang terletak disekitar Hati dan memiliki
warna hijau kebiruaan.organ ini berfungsi sebagai penampung cairan emepedu.
Jika kekurangan cairan empedu dapat menurunkan kecernaan lemak dan
kekurangan vitamin – vitamin yang hanya larut lemak, seperti vitamin A,D, K
(Fujaya 2004)
c. Sistem Pernapasan
Sistem pernafasan ikan terdiri dari organ yang mengikat oksigen dan
mengeluarkan buangan karbondioksida hasil respirasi. Organ tersebut adalah
insang dan struktur yang berhubungan dengan insang seperti pembuluh darah,
sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida. Letak
insang berada di dua sisi tubuh ikan bagian depan, yang terdiri dari gill filament
terstruktur dan permukaan yang luas untuk menyerap oksigen. Transfer gas
pernafasan dilakukan melalui epitel khusus yaitu filamen insang dan lamella
insang yang disebut epithelium respiratorik, yang biasanya sangat tipis
disesuaikan dengan kebutuhan pertukaran gas (Erlangga 2007).
Insang merupakan organ respirasi yang utama dan vital pada ikan. Epitel
insang ikan merupakan bagian utama untuk pertukaran gas, keseimbangan asam
basa, regulasi ion dan ekskresi nitrogen. Oleh karena itu, jika ikan tercemar oleh
polutan lingkungan seperti amonia, pestisida, logam, nitrit dan petroleum
hidrokarbon, fungsi vital ini dalam keadaan bahaya karena menghalangi
penerimaan oksigen misalnya terjadi fusi (Ersa 2008).
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum tentang Identifikasi Ikan Belanak (Mugil cephalus) dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 17 April 2018 pukul 13.00 – 14.30 WIB di Laboratorium
Pendidikan, Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Padjadjaran.

3.2.1 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.Gunting bedah, untuk membedah ikan.
2. Pisau bedah, untuk memotong.
3. Cawan petri, sebagai tempat menyimpan organ dalam.
4. Millimeter block, untuk mengukur ikan.
5. Pinset, untuk mencabut bagian-bagian kecil.
6. Timbangan, untuk menimbang.
7. Penggaris, untuk mengukur bagian morfometrik ikan.
8. Baki preparasi, untuk tempat menyimpan ikan.
9. Mikroskop, sebagai alat bantu pengamatan.
10. Jarum pentul, sebagai alat bantu dalam pengukuran.
11. Sterofoam, sebagai alas millimeter blok.
12. Cover glass, sebagai penutup objek.
13. Jarum sonde, untuk membantu merobek bagian perut ikan.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Ikan Belanak, sebagai spesies yang akan diidentifikasi

8
9

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Ciri Morfometrik
Untuk mengetahui ciri morfometrik dari ikan kembung dilakukan beberapa
prosedur kerja sebagai berikut:
1. Ikan ditimbang beratnya, serta dokumentasikan.
2. Setelah ditimbang, ikan diletakkan di atas millimeter block.
3. Ikan diukur sifat morfometrik menggunakan penggaris.
4. Ikan diidentifikasi sifat morfometrik.
3.3.2 Ciri Meristik
Untuk mengetahui ciri meristik dari ikan kembung dilakukan beberapa
prosedur kerja sebagai berikut:
1. Ikan yang telah diletakkan di atas millimeter block mulai diamati.
2. Bagian sirip ikan diluruskan dan ditusuk menggunakan jarum agar
memudahkan saat pengukuran.
3. Sirip diamati betuknya menggunakan jari untuk mengetahui sirip
keras, lunak mengeras, lunak dan jarum digunakan untuk memudahkan
dalam menghitung sirip.
3.3.3 Sistem Integumen
Untuk mengetahui sistem integumen dari ikan kembung dilakukan
beberapa prosedur kerja sebagai berikut:
1. Ikan yang telah diletakkan di atas millimeter block diamati.
2. Ikan diidentifikasi mulai dari bentuk sisik, tubuh, dan mulut.
3.3.4 Sistem Pernapasan
Untuk mengetahui sistem pernapasan dari ikan kembung dilakukan
beberapa prosedur kerja sebagai berikut:
1. Ikan yang telah diukur sifat morfometrik, meristik diidentifikasi sistem
pernapasannya.
2. Operkulum dibuka dengan gunting hingga terbuka.
3. Insang diambil menggunakan tangan secara perlahan dan hati-hati.
4. Insang diamati dan didokumentasikan.
3.3.5 Sistem Pencernaan
Untuk mengetahui sistem integumen dari ikan kembung dilakukan
beberapa prosedur kerja sebagai berikut:
10

1. Ikan yang telah diidentifikasi sistem pencernaannya dilanjutkan


dengan identifikasi sistem pencernaan.
2. Bagian tubuh ikan dibedah menggunakan gunting bedah mulai dari
anus.
3. Ikan dibedah sampai bagian linea lateralis.
4. Gunting digunakan untuk memotong sampai terasa engenai tulang.
3.3.6 Sistem Pernapasan
1. Buka hasil bedahan dan organ bagian dalam dipisahkan.
2. Organ dalam dipisahkan untuk memudahkan identifikasi, ukuran, dan
bentuk.
3.4 Analisis Data
Identifikasi ikan kembung yang dilakukan menggunakan metode deskriptif
komparatif. Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif
adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis
suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas. Menurut Sugiyono (2005) penelitian komparatif adalah suatu
penelitian yang bersifat membandingkan. Jadi, metode deskriptif komperatif ini
merupakan metode yang menggambarkan serta membandingkan suatu
penelitian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ciri Meristik


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang identifikasi ikan
belanak didapatkan data ciri meristik sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Ciri Meristik Ikan Belanak
No Ciri Meristik Hasil
1 Dorsal (D) D1.VII.0.1 D2.IV.0.8
2 Pectoral (P) P.I.0.19
3 Ventral (V) V.I.0.6
4 Anal (A) A.0.i.7
5 Caudal (C) C.0.v.16
6 Linea lateralis (Ll) 79
7 Linea transversalis (Ltr) 10 dan 6
8 DOrigin 18
9 VOrigin 29
10 AOrigin 10

Berdasarkan hasil praktikum yang kami lakukan didapatkan data sirip dorsal
(D1) terdiri dari 7 sirip keras, dan 1 sirip lunak, sedangkan pada D2 terdiri dari 4
sirip mengeras dan 8 sirip lunak. Sirip pectoral terdiri dari 1 sirip keras, dan 19
sirip lunak. Sirip ventral terdiri dari 1 sirip keras dan 6 sirip lunak. Sirip anal
terdiri dari 1 sirip lunak mengeras dan 7 sirip lunak. Sirip caudal terdiri dari 5
sirip lunak mengeras dan 16 sirip lunak. Memiliki 1 linea lateralis yang terdiri
dari 79 buah, serta linea transversalis sebanyak 10 dan 6 buah. Selain itu terdapat
DOrgin 18cm, VOrigin 29cm, dan AOrigin 10cm.
Menurut Collins (1985) ikan belanak memiliki sirip dorsal V jari-jari keras
dan 8 jari-jari lunak. Sirip anal mempunyai III jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak.
Sirip pectoral terdiri dari 16-17 jari-jari lunak, sedangkan sirip caudal teriri dari
18-20 jari-jari lunak. Jumlah sisik linea lateralis berjumlah 34-42, pola warna
ikan pada bagian dorsal berwarna abu-abu keperakan dan putih peraj pada bagian
ventral.

11
12

4.2 Ciri Morfometrik


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang identifikasi ikan
belanak didapatkan data ciri morfometrik sebagai berikut:
Tabel 2. Tabel Hasil Pengamatan Ciri Morfometrik Ikan Belanak
No. Ciri Morfometrik Hasil
1 Standard Length (SL) 17,5 cm
2 Fork Length (FL) 19 cm
3 Total Length (TL) 21 cm
4 Head Length (HL) 5,5 cm
5 Orbit Diameter (OD) 2 cm
6 Snout Length (SntL) 1,5 cm
7 Dorsal Fin Lenght (DFL) 2 cm
8 Dorsal Fin Base (DFL) 2,5 cm
9 Caudal Peduncle Length (CPL) 1,5 cm
10 Body Depth (BD) 5,5 cm
11 Caudal Peduncle Depth (CPD) 6 cm
12 Pectoral Fin Length 5 cm
13 Ventral Fin Length 2,5 cm
14 Anal Fin Length 2 cm

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan


(measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk
diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar
badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Parin 1999).
Menurut Rahmatin et.al (2012), yang menyatakan bahwa pengamatan
morfologi diikuti dengan pengamatan pada meristik dan pola warna. Data hasil
pengamatan menunjukkan SL 17,5 cm, TL 21 cm, HL 5,5 cm, OD 2 cm, SntL
1,5 cm, DFL1 2,5 cm dan DFL2 2 cm , CPL 1,5 cm, BD 5,5 cm, CPD 6 cm, PFL 5
cm, VFL 2,5 cm, dan AFL 2 cm
4.3 Ciri Morfologi Khusus
13

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang identifikasi ikan


belanak didapatkan data ciri morfologi sebagai berikut:
14

Tabel 3. Hasil Pengamatan Ciri Morfologi Khusus Ikan Belanak


Ciri Morfologi
No. Hasil Gambar
Khusus

1 Bentuk Tubuh Ikan Fusiform

2 Bentuk Mulut Biasa

3 Letak Mulut Terminal

4 Bentuk Sirip Homocercal


Caudal

5 Bentuk Misai Tidak Ada


6 Scute Tidak Ada
7 Keel Tidak Ada
8 Adiposa Fin Tidak Ada
9 Finlet Tidak Ada

Dari praktikum kali ini didapatkan data ciri morfologi khusus bahwa ikan
kembung memiliki bentuk tubuh fusiform, bentuk mulut biasa dengan letak mulut
15

terminal dengan bentuk sirip caudalnya homocercal. Ikan kembung memiliki


bentuk tubuh fusiform. Posisi mulut ikan kembung berada di ujung moncong
(terminal). Bentuk sirip ekor ikan kembung bercagak (forked). Ikan kembung
memiliki cirri khusus yaitu scute (Murniyati 2004). Cycloid, berbentuk seperti
lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah
(Malacopterygii) (Sharifuddin 2011).
4.4 Sistem Integumen
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang identifikasi ikan
belanak didapatkan data sistem integumen sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Pengamatan Sistem Intergumen Ikan Belanak
No Ciri Meristik Hasil Gambar

1 Bentuk Sisik Cycloid

2 Kelenjar -
Beracun
Data sistem integumen pada praktikum kali ini menunjukkan bahwa ikan
kembung mempunyai bentuk sisik cycloid dan tidak memiliki kelenjar racun.
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana
kehidupan ikan tersebut. Sisik cycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan
rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti cycloid tetapi mempunyai
pinggiran yang kasar (Lalli 1993).
4.5 Sistem Otot
Berdasarkan hasil praktikum tentang sistem otot pada ikan kembung terdapat
bagian-bagiannya antara lain; myoseptum, epaxial, hypaxial, dan myomer. Daging
ikan cenderung berwarna merah muda dengan tekstur yang agak lembek, karena
ikan yang kami amati bukan ikan yang masih hidup.
16

Gambar 2. Sistem otot


Pada saat tubuh lateral dibuka terlihat pola myotome atau kelompok serabut otot
yang dilapisi oleh mioseptum. Otot terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
dorsal atau epaxial dan bagian ventral atau hipaxial. Kedua bagian tersebut dibagi
oleh selaput yang memanjang yang disebut dengan septum skeletogenous
horizontal. Sedangkan pada bagian atas septum biasanya terdapat otots musculas
lateralis superficial yang berwarna merah atau hitam yang mengadung lemak
(Rahardjo 2011). Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot
epaksial yaitu otot yang terletak di atas sekat horizontal,dan otot hipaksial yang
terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya 2004).
4.6 Sistem Pencernaan
Ketika praktikum tentang pengamatan sistem pencernaan, kami mendapatkan
beberapa organ dalam seperti: gonad, usus, pyloric caceca sebagai alat bantu
sistem pencernaan. Pyloric caeca itu hanya terdapat pada ikan kembung.

Gambar 3. Sistem Pencernaan


Pencernaan pada ikan berlangsung secara fisik dan kimaiawi. Pencernaan
secara fisik dimulai dai bagian rongga mulut dan gigi dalam proses pemotongan
17

dan penggerusan makanan. Pencernan secara mekanik juga berlangsung dalam


segmen lambung dan usus, yaitu melalui gerakan kontraksi otot dan segmen
selanjutnya adalah pencernaan secara mekanik di lambung dan usus terjadi lebih
efektif karena adannya peranan cairan digestif (Suyanto 1993).
Hal ini diperkuat oleh Asyari dan Fatah (2011), yang menyatakan bahwa usus
herbivore memiliki pencernaan lebih panjang.Ikan kembung memiliki pyloric
caeca pada sistem pencernaannya yang terletak diantar lambung dan usus yang
berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke
segmen usus (Fujaya 2004).
4.7 Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan pada ikan kembung menggunakan insang dengan bentuk
filamen yang panjang dan tidak rapat sebagai organ utama yang terdiri dari tapis
insang, lengkung insang, dan filamen insang. Ikan kembung tidak mempunyai alat
bantu pernapasan di dalam sistem pernapasannya.

Gambar 4. Sistem Pernapasan


Pernapasan pada ikan menggunakan insang. Sebagian besar insang pada ikan
dilindungi oleh operkulum yang dapat menyaring air yang masuk melalui mulut
sehingga zat-zat yang berbahaya dapat dihindarkan. Ikan mengambil oksigen
terlarut dalam air dengan cara menyaring air yang masuk melalui mulut dan
mengambil oksigen yang terlarut dalam air menggunakan insang (Pough et al
2005).
Alat pernapasan pada ikan dapat digolongkan ke dalam organ pernapasan
akuatik dan pernapasan udara. Organ pernapasan akuatik terdiri dari insang dalam
yakni insang dalam rongga insang dan juga insang luar. Pada ikan bertulang sejati
18

memiliki satu lubang insang yang masing – masing terdapat dikedua sisi kepala
dibawah tulang tutup insang. Insang terletak pada belakang rongga mulut. pada
lengkung insang bagian depan terdapat insang tapis insang dan dibagian belakang
terdapat filament ikan. Tapis insang berfungsi sebagai pelindung filament. Jumlah
lengkung insang pada tulang sejati ada lima pasang (Salman dkk 2005).
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum ikhtiologi tentang Identifikasi Ikan Kembung


didapatkan beberapa data diantaranya:

1. Ciri meristik pada ikan kembung terdiri dari sirip dorsal (D1) terdiri dari 7
sirip keras, dan 1 sirip lunak, sedangkan pada D2 terdiri dari 4 sirip
mengeras dan 8 sirip lunak. Sirip pectoral terdiri dari 1 sirip keras, dan 19
sirip lunak. Sirip ventral terdiri dari 1 sirip keras dan 6 sirip lunak. Sirip
anal terdiri dari 1 sirip lunak mengeras dan 7 sirip lunak. Sirip caudal
terdiri dari 5 sirip lunak mengeras dan 16 sirip lunak. Memiliki 1 linea
lateralis yang terdiri dari 79 buah, serta linea transversalis sebanyak 10
dan 6 buah. Selain itu terdapat DOrgin 18cm, VOrigin 29cm, dan AOrigin
10cm. Sedangkan ciri morfometrik ikan kembung terdiri dari SL 17,5 cm,
TL 21 cm, HL 5,5 cm, OD 2 cm, SntL 1,5 cm, DFL1 2,5 cm dan DFL2 2
cm , CPL 1,5 cm, BD 5,5 cm, CPD 6 cm, PFL 5 cm, VFL 2,5 cm, dan
AFL 2 cm.
2. Sistem integumen pada ikan kembung mempunyai bentuk sisik cycloid
dan tidak memiliki kelenjar racun.
3. Sistem pernapasan pada ikan kembung menggunakan insang yang bentuk
filamennya panjang dan tidak rapat, selain itu ikan kembung tidak
memilik alat bantu pernapasan.
4. Sistem pencernaan pada ikan kembung dilengkapi dengan alat bantu yaitu
pyloric caeca yang berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan
(chyme) dari lambung ke segmen usus.

19
20

5.2 Saran
Saat praktikum selanjutnya praktikan dapat lebih teliti dan berhati-hati
dalam melakukan pembedahan ikan khususnya. Dalam pembedahan harus
dilakukan dengan serius agar organ dalam ikan tidak hancur.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E. 1996. Kamus Istilah Perikanan. Kanisius. Bandung.
Burhannudin,Moelyanto R, Martosewoto S, Djamali A. 1984. Suku Scombridae.
Tinjauan Mengenai Tuna, Cakalang, dan Tongkol. LON-LIPI. Jakarta
Djuhanda, T., 1981. Dunia Ikan. Armico. 191 hal.
Erlangga. 2007. Efek Pencemaran Perairan Sungai Kampar Di Provinsi Riau
Terhadap Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Sekolah Pasca sarjana,
Institut Pertanian bogor, Bogor. 67 hlm.
Ersa, I.M. (2008). Gambaran Histopatologi Branchia, Usus dan Otot Pada Ikan
Mujair (Oreochromis mossambicus) di Daerah Ciampea Bogor. Bogor:
Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor
Fujaya, Yusinta. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi
Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit
LIPI Press. Jakarta.
Kriswanto. 1986. Mengenal Ikan Air Tawar. BP Karya Baru : Jakarta
Lalli, 1993. Biological Oceanography: An Introduction. Pergamon Press,
Columbia.
Mahardono, 1979. Anatomi Ikan. PT Inter Masa, Jakarta.
Muhammad, F. 2011. Penyuluhan Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
[Diakses Melalui http://kkp.go.id .Pada 10 April 2018].
Moazzam,M.,H.B.Osmany, and K.Zahra. 2005. Indian Mackerel (Rastelliger
branchysoma).some aspects of biology and Fisheries
Murniyati, A. S. 2004. Biologi 100 Ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia.
Departemen Kelautan dan Perikanan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Perikanan. Jakarta.
Parin, N.V. 1999. FAO Species Identification Guide for Fishery Purposes. The
living Marine Resources of the Western Central Pacific. (Mugilidae to
Carangidae). Food and Agriculture Organization of the United Nations,
Rome. Bony Fishes 4(2).
Pough, F., Harvey, C. M., Jans, J. B., Heiser. 2005, Vertebrate Life Seventh
edition. Pearson Education Inc. US
Rahardjo. 2011. Iktiology. Lubuk Agung. Bandung.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. PT Bina Cipta.
Bandung.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta. Hal
520 .

21
22

Salman NA, Al – Mahdawi NAGJ, Heba HMA.2005. Gill rakers morphometry


and filtering mechanism in some marine teleost from Red Sea Coasts of
Yemen. Egyptian Journal of Aquatic Research, 31: 286 – 296
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sharifuddin. 2011. Iktiologi. Buku Ajar. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin Makassar.
Suyanto. 1993. Nila. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wiadnya. 2012. Ikan Hasil Tangkap
Yuwono.2001.Fisiologi Hewan 1.Purwokerto: Universitas Soedirman.n
LAMPIRAN
Lampiram 1. Alat Praktikum

Cawan petri Gunting Bedah Jarum Sonde

Kaca Preparat Penggaris


Milimeter block

Pinset Pisau Bedah


Sterefoam

Timbangan Mikroskop

24
Lampiran 2. Bahan

Ikan Kembung Perempuan (Rastrelliger brachysoma)

25
Lampiran 3. Prosedur Kerja
Prosedur praktikum mengenai identifikasi ikan mas antara lain:
1. Ciri Morfometrik

Ikan ditimbang beratnya dan di dokumentasikan.

Ikan mas diletakkan di atas millimeter block .

Ikan diukur sifat morfometrik menggunakan penggaris.

Ikan diidentifikasi sifat morfometrik.

2. Ciri Meristik

Ikan yang telah diletakkan di atas millimeter block mulai


diamati.

Bagian sirip ikan diluruskan dan ditusuk menggunakan


jarum agar memudahkan saat pengukuran.

Sirip diamati betuknya menggunakan jari untuk mengetahui


sirip keras, lunak mengeras, lunak dan jarum digunakan
untuk memudahkan dalam menghitung sirip.

26
3. Sistem Integumen

Ikan yang telah diletakkan di atas millimeter block diamati.

Ikan diidentifikasi mulai dari bentuk sisik, tubuh, dan mulut.

4. Sistem Pencernaan

Ikan yang telah diukur sifat morfometrik, meristik diidentifikasi sistem


pernapasannya.

Operkulum dibuka dengan gunting hingga terbuka.

Insang diambil menggunakan tangan secara perlahan dan hati-hati.

Insang diamati dan didokumentasikan.

27
Ikan yang telah diidentifikasi sistem pencernaannya
dilanjutkan dengan identifikasi sistem pencernaan.

Bagian tubuh ikan dibedah menggunakan gunting bedah mulai


dari anus.

Ikan dibedah sampai bagian linea lateralis.

Gunting digunakan untuk memotong sampai terasa engenai


tulang.

Buka hasil bedahan dan organ bagian dalam dipisahkan.

Organ dalam dipisahkan untuk memudahkan identifikasi,


ukuran, dan bentuk.

28
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum identifikasi ikan antara lain :

Penimbangan Ikan Pengukuran Sifat Meristik Pembedahan untuk


melihat organ
pernapasan

Pembersihan sisik ikan Pembedahan Ikan Ikan yang telah dibedah


untuk melihat sistem otot

Struktur sisik di bawah Alat pernapasan pada ikan Pemisahan organ dalam
pada ikan
mikroskop

29

Anda mungkin juga menyukai