Anda di halaman 1dari 22

i

LAPORAN PRAKTIKUM PLANKTONOLOGI

PENGAMATAN LABORATORIUM, IDENTIFIKASI, ISOLASI,


KULTUR DAN PEMANENAN MIKROALGA

OLEH :

CHUSNUL KHOTIMAH ARRAMADANI


2104110431
MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JUMAT/08.00-10.00
KELOMPOK 2
ANNISA JULITA

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ ala Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
laporan pratikum yang berjudul ” Pengamatan Laboratorium, Identifikasi,
Isolasi, Kultur Dan Pemanenan Mikroalga “ selesai pada waktunya
Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum
yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perairan, laporan ini dibuat untuk
melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum Planktonologi yang telah
dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum
selanjutnya
Dalam penyusunan laporan ini, saya juga mengucapkan terimakasih kepada
pihak – pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini.
Terutama kepada Asisten Lab Planktonologi Kakak Annisa Julita yang telah
memberikan arahan kepada saya.
Semoga laporan praktikum ini bermanfat bagi para pembaca. Namun terlepas
dari itu, penulis memahami bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, Sehingga
penulis menerima keitik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
laporan yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, November 2022

Chusnul Khotimah A.
2

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat praktikum................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3
III. METODELOGI PRAKTIKUM.................................................... 5
3.1. Waktu dan Tempat................................................................... 5
3.2. Bahan dan Alat......................................................................... 5
3.3. Metode Praktikum.................................................................... 5
3.4. Prosedur Praktikum.................................................................. 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 7
4.1. Hasil......................................................................................... 7
4.2. Pembahasan.............................................................................. 9
V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 10
5.1. Kesimpulam............................................................................. 10
5.2..................................................................................................... Saran.................
10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Gleotrchia echinulata.............................................................................. 7
2. Microcystis aeruginosa............................................................................ 7
3. Pleurocapsa fuligino................................................................................ 7
4. Spirulina jenneri...................................................................................... 7
5. Oscilatoria formosa................................................................................. 7
4

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Klasifikasi Plankton................................................................................. 7
2. Perhitungan Kelimpahan Plankton (ind/L), Indeks Keanekaragaman (H`),
Indeks Dominansi (C) dan Indeks Keseragaman (E)............................... 8
5

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat yang digunakan................................................................................ 13
2. Bahan yang digunakan............................................................................. 14
3. Hasil Perhitungan..................................................................................... 15
6
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam air atau
mempunyai kemampuan renang yang sangat lemah dan pergerakannya selalu
dipengaruhi oleh pergerakan massa air (Niken, 2017). Plankton dikelompokkan
menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani)
(Asriyana dan Yuliana, 2017). Fitoplankton merupakan produsen utama (primary
producer) zat-zat organik di perairan.
Fitoplankton merupakan produsen utama (primary producer) zat-zat organik di
perairan.Keberadaan plankton di suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu intensitas cahaya, suhu, dan kecerahan suatu perairan. Intensitas cahaya
sangat dibutuhkan terutama bagi fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis
karena fitoplankton sebagai tumbuhan mengandung pigmen klorofil yang mampu
melaksanakan reaksi fotosintesis dimana air dan karbon dioksida dengan sinar
surya dan garam-garam hara dapat menghasilkan senyawa organik seperti
karbohidrat (Rahman, 2018). Fitoplankton selain berfungsi dalam keseimbangan
ekosistem perairan budidaya, juga berfungsi sebagai pakan alami di dalam usaha
budidaya (Marsambuana, 2018).
Mikroalga merupakan mikroorganisme yang hidup di lingkungan berair, baik
air laut maupun air tawar, dan mampu melakukan fotosintesis. Selain berperan
sebagai penyumbang oksigen bagi organisme lainnya di perairan, mikroalga juga
berperan sebagai rantai makanan terbawah, yaitu sumber makanan bagi ikan-ikan
kecil di lautan dalam1. Sebagian besar mikroalga termasuk ke dalam eukariot dan
sisanya berupa prokariot. Secara umum, mikroalga laut dikenal dengan sebutan
fitoplankton2.
Secara sederhana, mikroalga dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu prokariot
dan eukariot. Dimana, spesies mikroalga yang termasuk ke dalam prokariot adalah
Cyanophyta dan Prochlorophyta, sedangkan yang termasuk eukariot di antaranya:
Glaucophyta, Rhodophyta, Heterokontophyta, Haptophyta, Cryptophyta,
Dinophyta, Euglenophyta, Chlorarachniophyta, dan Chlorophyta.
2

1.2 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui jenis plankton
apa saja yang ada di dalam perairan Waduk FAPERIKA UNRI, sedangkan
manfaat dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kuliatas perairan Waduk
FAPERIKA UNRI dan untuk memahami bagaimana proses dan prosedur kerja
pengambilan sampel plankton.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan,


mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak
dapat melawan arus. Mikroorganisme ini baikdari segi jumlah dan jenisnya sangat
banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui
bahwa plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai
makanan (food chain) dan jaringan makanan (food web). Mereka menjadi pakan
bagi sejumlah konsumen dalam sistem rantai makanandan jaring makanan
tersebut (Ferianti, 2015).
Plankton merupakan istilah yang sangat umum digunakan sebagai
penyebutan organisme perairan baik hewan (zooplankton) maupun tumbuhan
(fitoplankton) yang berukuran mikroskopis. Kata plankton berasal dari
bahasaYunani “Planktos” yang berarti mengembara atau menghanyut . Pergerakan
plankton sangat bergantung pada arus atau gelombang air. (Harris, 2017).
Organisme plankton dapat dibedakan berdasakan fungsi. Plankton
digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu Fitoplankton. Fitoplankton
atau plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau melayang
di perairan. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 µm – 200 µm (1 µm = 0,001 mm).
Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal. Fitoplankton mempunyai
fungsi penting di perairan karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan
sendiri bahan organik makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena
mengandung klorofil (Musa dan Uun, 2016).
Fitoplankton merupakan organisme perairan yang menempati posisi sebagai
produsen primer pada rantai makanan dan dasar dari jaring-jaring
makanan.Fitoplankton dapat melakukan fotosintesis karena memiliki klorofil
sehinggamampu menyerap cahaya matahari. Hasil dari fotosintesis fitoplankton
berupabahan organik inilah yang dimanfaatkan oleh zooplankton, larva ikan,
maupunorganisme lainnya sebagai sumber makanan alami (Andriani et al., 2017).
4

Fitoplankton merupakan sumber mata rantai utama dalam suatu perairan


yaitu sebagai produsen primer atau organisme autotrof karena kemampuannya
membentuk zat organik dan anorganik. Fitoplankton ini sangat dibutuhkan oleh
organisme lain sebagai bahan makanan terutama bagi organisme yang mengawali
daur hidupnya sebagai plankton (Nontji, 2017).
Keberlangsungan hidup fitoplankton sangat bergantung pada kondisi fisikdan
kimia perairan. Fitoplankton dengan kelimpahan yang tinggi umumnya terdapat di
perairan sekitar muara sungai atau di perairan lepas pantai dimana terjadi air naik
(up welling). Zona lokasi ini terjadi proses penyuburan karena masuknya zat-zat
hara ke dalam lingkungan tersebut.
5

III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Planktonologi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 18 November
2022 pada pukul 08.00-10.00 WIB. Praktikum dilakukan di Waduk FPK dan
Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Riau, Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikroskop, coverglass,
suntikan, bipit tetes, buku penuntun praktikum dan alat tulis. Sedangkan han yang
digunakan dalam pratikum ini yaitu sampel plankton, alkohol, aquades.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung
dimana objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan guna diambil
datanya sesuai dengan tuntunan yang terdapat didalam buku penuntun praktikum.
3.4 Prosedur
- Pengamatan di bawah mikroskop
Penentuan luas lapang bidang pandang (LPB) Pertama Preparat plankton
yang sudah diletakkan di atas meja objek mikroskop. Sebelum dinyalakan,
pastikan pengatur cahaya mikroskop berada pada frekuensi terkecil, jika
sudah dinyalakan. Cahaya diperjelas, dengan memutar pengatur cahaya dan
bukaan diafragma, kemudia dipilih perbesaran yang akan digunakan (40x,
100x, 400x, 1000x). Menemukan fokus dengan memutar pemutar kasar dan
halus sedemikian rupa sehingga preparat terlihat jelas, untuk perbesaran
1000x menggunakan minyak emercy agar tidak terjadi gesekan dan
memperjelas objek. Setelah fokus, langkah selanjutnya mencari luas lapang
bidang pandang (LPB).
- Perhitungan plankton dibawah mikroskop
Pertama Perhitungan plankton dapat menggunakan 5 bidang pandang dan
9 bidang pandang, dalam praktikum ini menggunakan 5 bidang pandang.
Diamati jumlah plankton pada tiap bidang pandang 1-5 . Jika (P) adalah
jumlah bidang pandang maka (n) adalah jumlah plankton dalam bidang
6

pandang. Plankton yang ada pada setiap bidang pandang digambar dan
dihitung jumlahnya. Kemudian dimasukkan kedalam tabel.
- Isolasi Mikroalga
Pada kegiatan isolasi mikroalga menggunakan metode pipet kapiler dengan
Teknik pengenceran bertingkat. Langkah pertama yaitu amati air sampel di bawah
mikroskop. Jika terdapat beberapa jenis mikroalga pada pengamatan tersebut,
maka perlu dilakukan pengenceran dengan cara air sampel yang ada pada objek
glass di tetesi dengan air ke dalam cawan petri. Air sampel yang telah di encerkan
di aduk menggunakan pipet tetes untuk dapat di amati kembali di bawah
mikroskop. Teknik pengenceran tersebut dilakukan hingga didapatkan
monospesies dari jenis mikroalga dengan dua kelimpahan tertinggi jika
monospesies yang diinginkan telah didapatkan, maka sampel yang ada pada slide
glass dapat dipindahkan kedalam wadah kultur dengan menyiramnya secara
perlahan menggunakan aquades kedalam wadah kulktur untuk mendapatkan
sampel.
- Kultur mikroalga
Air sampel yang telah tersedia dicampurkan dengan air dan pupuk mpk
dalam satu toples dan diberikan aerator sebagai aerasi oksigen dalam toples.
Langkah terakhir, melakukan pengamatan harian terkait perubahan warna dan bau
terhadap sampel yang diberikan pupuk Npk tersebut dan catat setiap perubahan
data yang ada dalam bentuk laporan sementara dan buat dalam laporan individu
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang didapatkan dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan
beberapa jenis plankton Gleotrchia echinulate, Microcystis aeruginosa,
Pleurocapsa fuligino, Spirulina jenneri, Oscilatoria formosa.
Tabel 1. Klasifikasi plankton
BP Gambar Jumlah Klasifikasi
9 1 Kingdom: Bacteria
Filum: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Nostocales
Family: Rivulariaceae
Genus: Gleotrchia
Gambar 1. Gleotrchia echinulate
Spesies: Gleotrchia echinulata
9 1 Kingdom: Bacteria
Filum: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Chroococcales
Family: Microcystaceae
Genus: Microcystis
Gambar 2. Microcystis
Spesies: Microcystis aeruginosa
aeruginosa
9 1 Kingdom: Bacteria
Filum: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Family: Hyellaceae
Genus: Pleurocapsa
Gambar 3. Pleurocapsa fuligino Spesies: Pleurocapsa fuligino
9 1 Kingdom: Cyanophyta
Kelas: Cyanophyceae
Family: Oscilatoriacea
Genus: Spirulina
Gambar 4. Spirulina jenneri Spesies: Spirulina jenneri
9 1 Kingdom: Bacteria
Filum: Cyanobacteria
Kelas: Cyanophyceae
Ordo: Nostocales
Family: Oscilatoriaceae
Genus: Oscilatoria
Gambar 5. Oscilatoria formosa
Spesies: Oscilatoria formosa

Tabel 2. Perhitungan Kelimpahan Plankton


8

Jenis Plankton Kelimpahan Plankton (ind/L)


Zooplankton
Pleurocapsa fuliqino 3,33
Fitoplankton
Spirulena jenneri 3,33
Oscilatoria formoso 3,33
Gleotrachia echinulata 3,33
Micricystis aeruqinosa 3,33

Jenis ni N pi pi² Ln pi Pi Ln Ln S H′/H′max


plankton pi
Spirulena 1 5 0,2 0,04 -1,61 -0,322 1,61 1
jenneri
Oscilatoria 1 5 0,2 0,04 -1,61 -0,322 1,61 1
formoso
Gleotrachia 1 5 0,2 0,04 -1,61 -0,322 1,61 1
echinulata
Micricystis 1 5 0,2 0,04 -1,61 -0,322 1,61 1
aeruqinosa
Pleurocaps 1 5 0,2 0,04 -1,61 -0,322 1,61 1
a fuliqino

Keterangan
pi=ini/N
H′max = Ln S
S = Jumlah Jenis
a. Kelimpahan Plankton (ind/L) : 5
- Kelimpahan fitoplankton (sel/L) = 30 sel/L
- Kelimpahan zooplankton (ind/L) = -
b. Indeks Keanekaragaman H′ = 1,61
8

c. Indeks Dominasi (C) =0,2


d. Indeks Keseragaman (E) = 1
4.2. Pembahasan
Pada praktikum pengamatan plankton di lapangan yang dilakukan di
laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau, didapatkan 5 jenis plankton yaitu Gleotrchia echinulate,
Microcystis aeruginosa, Spirulina jenneri dan Oscilatoria formosa yang
termasuk fitoplankton dan Pleurocapsa fuliqino yang termasuk
zooplankton. Dari data tersebut dan dilihat dari indeks
keanekaragamannya yang didapatkan hasil H’ 1,61 maka menurut
klasifikasi Wilhm dan Dorris (1968) dalam Mason (1981) jika 1<H’>3
maka keanekaragaman sedang dan kestabilan komunitas sedang. Dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa tempat pengambilan sampel plankton
tersebut yaitu Waduk FPK UNRI memiliki keanekaragaman dan
kestabilan komunitas plankton yaitu sedang.
Praktikum kultur yang dilakukan pada praktikum ini dikatakan gagal
dikarenakan tidak adanya perubahan dalam proses kultur tersebut yang
dimana warna pada air kultur tersebut hanya berubah menjadi warna
mengikuti warna pupuk Npk yang diberikan. Kegagalan pada teknik kultur
jaringan sering disebabkan oleh adanya kontaminan pada eksplan dan
media kultur. Sterilisasi merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan
mikoorganisme penyebab kontaminan pada eksplan. Kontaminasi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan dalam teknik
kultur jaringan terutama pada eksplan. Beberapa bahan kimia yang dapat
digunakan untuk mensterilkan permukaan eksplan adalah sunligth cair,
clorox, (NaOCl), HgCl2, AgNo3 dan alkohol. (Sugiharto et al., 2007)
menggunakan larutan clorox dengan konsentrasi 5% selama 3 menit
kemudian dilakukan pembilasan berulang menggunakan aquades steril.
Eksplan dari jenis tanaman yang berbeda, kadangkala berbeda pula teknik
dan bahan sterilannya, sehingga perlu pengkajian. Faktor lain penentu
keberhasilan kultur jaringan adalah penggunaan zat pengatur tumbuh
(ZPT) pada media. jenis dan konsentrasi ZPT sangat tergantung pada jenis
8

tanaman dan tujuan kulturnya. ZPT merupakan komponen yang sangat


penting untuk pertumbuhan dan perkembangan eksplan (Indrianto, 2002).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Praktikum yang dilakukan pada pagi hari jam 08.00 di laboratorium
dengan menggunakan metode isolasi plankton dan mendapatkan yaitu
terdapat tiga jenis plankton yaitu 1 zooplankton Pleurocapsa fuliqino dan
4 fitoplankton Gleotrchia echinulate, Microcystis aeruginosa, Spirulina
jenneri dan Oscilatoria formosa.
Praktikum kultur yang dilakukan pada praktikum ini dikatakan gagal
dikarenakan tidak adanya perubahan dalam proses kultur tersebut yang
dimana warna pada air kultur tersebut hanya berubah menjadi warna
mengikuti warna pupuk Npk yang diberikan. Kegagalan pada teknik kultur
jaringan sering disebabkan oleh adanya kontaminan pada eksplan dan
media kultur. Sterilisasi merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan
mikoorganisme penyebab kontaminan pada eksplan. Kontaminasi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keberhasilan dalam teknik
kultur jaringan terutama pada eksplan.

5.2. Saran
Pada saat melalukan pratikum, para pratikan harus memperhatikan
alat dan bahan yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan penelitian. Selanjutnya, pada saat melalukan pratikum harus
didampingi oleh para asisten agar mudah dalam melakukan penelitian
selama kegiatan berlangsung.
8

DAFTAR PUSTAKA

Andriani et al., 2017. Hubungan antara konsentrasi klorofil-a dengan tingkat


produktivitas primer menggunakan citra satelit landsat-8. Jurnal
Teknologi Perikanan.
Asriyana dan Yuliana, 2017. Phytoplankton abundance as a preliminary study on
pearl oyster potential culture development in the North Gorontalo water,
Indonesia.
Niken, 2017. Kelimpahan Dan Faktor Bioekologi Tumbuhan Air Eceng Gondok
(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms) Di Waduk Cirata.
Ramadhania et al., 2017. Antioxidant activity from ten species of myrtaceae .
Sugiharto, B., T. Rahayu dan M. Faatih. 2007. Propagasi Tanaman Nilam
(Pogostemon cablin Benth) secara In Vitro dengan Kombinasi Sitokinin
dan Auksin 2,4-D. Jurnal Biologi. Semarang. 17(1):39-47.
8

LAMPIRAN
8

Lampiran 1. Alat yang digunakan

Mikroskop Suntikan Pipet tetes

Ca
Coverglass wan petri Toples
8

Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Air Sampel Air Pupuk Mpk Aquades


8

Lampiran 3. Perhitungan
Kelimpahan Plankton:
T xV 22 x 22m m2 x 150 ml 150
D= = x1= = 3,33 Sel/L
L x v xP x W 22 x 22m m 0,05 ml x 9 x 100 L
2
45 L

Kelimpahan Fitoplankton:
N = ni x (1/vd) x (vt/vs) = 1 x (1/100 L) x (150 ml/0,05 ml) = 1 x 0,01 x 3000
=30 Sel/L
Kepadatan Mikroalga:
N = n x 1/Vcg x Acg/Aa x 1000 ml/Vd
= 1 x 1/0,05 ml x 22x22 mm²/22x22 mm² x 1000 ml/10.000 ml
= 20 x 0,1 = 2 ind/ml
Indeks Dominansi:
s
C = ∑ (¿/ N )² = 5 (1/5)² = 5 (0,2)² = 5 x 0,04 = 0,2
i

Indeks Keseragaman:
E = H`/ H max = 1,61/1,61 = 1

Anda mungkin juga menyukai