Anda di halaman 1dari 19

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakan


Gulma didefinsikan antara lain sebagai tumbuhan yang tumbuh pada tempat
yang tidak dikehendaki, hal ini dapat berarti tumbuhan tersebut akan menimbul
kan kerugian secara langsung maupun tidak langsung. Akar, batang, daun, serta
bagian-bagian tumbuhan lainnya adalah bagian-bagian yang secara langsung
berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa
pertumbuhannya. Maka, sebelum suatu tanaman mati, biasanya telah dihasilkan
suatu alat yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru alat
perkembangan, yang dibedakan dalam dua golonganm diantaranya yang bersifat
vegetatif dan bersifat generatif.
Biomassa diartikan sebagai bobot hidup, yang biasanya dinyatakan sebagian
tubuh organisme, populasi, atau komunitas. Biomassa tumbuhan adalah jumlah
total bobot kering semua bagian tumbuhan hidup. Biomassa tumbuhan bertambah
karena tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dari udara dan mengubah zat
ini menjadi bahan organik melalui fotosintesis.
Tumbuhan air dapat dijumpai dengan mudah disekitar lingkungan perairan.
Banyak tumbuhan air yang hidup pada daerah-daerah tertentu yang sulit dijangkau
dan sudah banyak tanaman yang mungkin terancam punah akibat aktivitas
manusia. Maka, oleh karna itu dengan adanya herbarium akan sangat
memudahkan studi literatur tentang ciri-ciri morfologi suatu tumbuhan, herbarium
juga dapat digunakan sebagai bahan bahan penelitian untuk para ahli bunga atau
ahli taksonomi, untuk mendukung studi ilmiah lainnya.
1.2 Tujuan dari praktikum
Tujuan dari praktikum untuk mengetahui dan melihat bagaimana keadaan
disekitaran dan perairan waduk unri,selain itu juga mengamati tumbuhan yang
tumbuh diperairan tersebut seperti melihat jenis dan bentuk dan melihat juga
apakah tumbuhan tersebut akan menyebabkan gulma diperairan waduk
Universitas Riau.
2

1.3. Manfaat dari praktikum


Manfaat dari praktikum ini adalah untuk memudahkan praktikan
dalam memahami apa itu gulma,dan tau cara mudah untuk mengidentifikasi suatu
tumbuhan air baik itu berdasarkan morfologi maupun anatominya yang bertumpu
kepada buku atau jurnal.Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum
Biologi Perikanan dan sumber informasi bagi yang membutuhkan.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada


lahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan tanaman budidaya
sehingga berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya tersebut.
Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di lahan produksi yang diperuntukkan
untuk jenis tanaman lainnya juga digolongkan sebagai gulma. Kompetisi antara
gulma dan tanaman dapat berupa kompetisi antara tajuk dalam memanfaatkan
cahaya matahari dan/atau kompetisi antara sistem perakarannya dalam
memanfaatkan air dan unsur hara.
Pengelompokan gulma berdasarkan morfologi dan biotani pengelompokan ini
berdasarkan bentuk/ukuran daun, dan pada kenyataannya hal ini berkaitan dengan
kesamaan reaksi gulma dengan morfologi daun tertentu terhadap herbisida yang
serupa. Berdasarkan morfologi dan biotaninya, gulma dikelompokkan menjadi
golongan yaitu golongan rumput (grasses) famili poaceae Gramineae), golongan
teki (sedges) famili Cyperaceae, dan golongan daun lebar
(Broadleaves/herbaceous).
a. Gulma golongan rumput (Grasses) Gulma golongan rumput (grasses)
termasuk dalam suku/famili Gramineae/Poaceae. Ciri-ciri umum gulma
golongan rumput antara lain memiliki batang bulat atau agak pipih dan
rata-rata berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku (ruas), tersusun
dalam dua deret, umumnya memiliki tulang daun sejajar.
b. Gulma golongan teki (sedges) Gulma golongan teki termasuk dalam
familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang
juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan,
tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga
tidakberbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir,
biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung.Buahnya tidak membuka.
Kelompok teki-tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap
4

pengendalian mekanis, karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang


mampu bertahan berbulan-bulan.
c. Golongan gulma daun lebar (Broadleaves) Gulma berdaun lebar
umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan
tulang daun berbentuk jala. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa
budidaya. Kompetisi terhadap tanamanutama berupa kompetisi cahaya.
Tanaman hijau memiliki dinding sel yang kokoh mengandung selulosa.
Tanaman hijau termasuk dalam kategori autotrof (mampu memproduksi makanan
sendiri). Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, yakni memproduksi
energi sendiri dengan mengubah energi cahaya matahari melalui proses yang
disebut fotosintesis dalam organel sel bernama kloroplas. Karena warna hijau
yang dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah
Viridiplantae tumbuhan hijau. Nama lainnya adalah Metaphyta. Namun ada juga
tumbuhan yang bersifat parasit dan beberapa sudah tidak memiliki kemampuan
fotosintesis dengan sedikit atau bahkan tanpa klorofil.
Tumbuhan akuatik merupakan tumbuhan yang berhabitat di lingkungan air.
Tumbuhan ini sangat mudah dijumpai karena habitatnya yang mudah di temui
oleh setiap orang. Menurut Apriandi (2008) tumbuhan air merupakan kumpulan
dari berbagai golongan tumbuhan, sebagian kecil terdiri dari lumut dan paku-
pakuan, sebagian besar terdiri dari Spermatophyta atau tumbuhan yang sebagian
atau seluruh daur hidupnya berada di air. Tumbuhan akuatik sering disebut pula
tumbuhan air yang berfungsi sebagai produsen penghasil energi dalam ekosistem.
Tumbuhan air adalah tumbuhan yang hidup di dalam air
dan memiliki organ yang beradaptasi dengan lingkungan perairan, atau tumbuh di
dekat badan air, terendam sebagian atau seluruhnya. Tumbuhan akuatik ini
umumnya sebagai tanaman hias, karena keindahan bentuk dan warna, baik pada
daun maupun bunga. Selain itu tumbuhan akuatik dapat berfungsi sebagai
pengelola pencemar atau yang disebut fitoremedasi, dan cocok apabila ditata
sebagai taman yang estetik (Kusumawardani & Irawanto, 2013).
5

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Biologi perikanan tentang Penentuan Umur Ikan ini dilaksanakan
pada hari Kamis, tanggal 02 November 2022, pukul 15.00 WIB sampai dengan
selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam kegiatan pratikum ini adalah tumbuhan kiapu,
eceng gondok, talas dan asian watergrass. Sedangkan alat-alat yang digunakan
adalah plastik ukuran 5 kg, plot 1 m x 1 m, timbangan, buku penuntun dan laporan
praktikum sementara.

3.3. Metode Praktikum


Praktikum ini dengan judul materi Pengamatan Gulma, Biomassa Tumbuhan
Air dan Identifikasi Tumbuhan praktikan menggunakan metode pengamatan
secara langsung terhadap objek yang diamati. Praktikan juga berpedoman pada
literatur-literatur yang berhubungan dengan praktium ini, yaitu Buku Penuntun
Praktikum Biologi Perikanan dan literatur-literatur yang lainnya.

3.4. Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum pada parktikum kali ini yaitu Prosedur praktikum yang
dilakukan yaitu pertama-tama asisten keompok akan mengarahkan praktikan
untuk pergi kewaduk setelah sampai disana maka semua
praktikan akan turun kewaduk dengan membawa plot yang telah disediakan.
Setlah semua praktikan turun maka plot yang telah dibawa tadi diletakkan
tumbuhan air yang berada disana,pengambilan gulma ini dilakukan pada 2 tempat
yang berbeda namun cara pemngambilan nya tetap sama. Setalah selesai
mengambil tumbuhan air dari 2 stasiun yang berbeda maka tumbuhan tersebut
akan ditimbang berat basahnya menggunakan timbangan, kemudian meminta data
1 stasiun pada teman untuk selengkapnya data yang diinginkan. Selanjutnya
6

tumbuhan
yang telah ditimbang dimasukkan kedalam plastik ukuran 5 kg dan dibawa pulang
untuk dikeringkan sebagai bahan praktikum untuk pertemuan selanjutnya.
Kemudian masukkan ke dalam rumus yang telah ditentukan.
Rumus:

∑ total individu spesies X


Kerapatan (Kr) :
∑ total plot ×luas plot minimal
∑ Kr spesies X × 100%
Kerapatan Relatif (KR) :
∑ total Kr
∑ plot dengan spesies X × 100%
Frekuensi (F) :
∑ total plot
∑ F spesies X × 100%
Frekuensi Relatif (FR) :
∑ total F
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Praktikum yang dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan yang kami
lakukan di perairan waduk FPK Universitas Riau mendapatkan beberapa jenis
tumbuhan air dari plot yang kami letakkan pada setiap masing-masing stasiun.
Jenis-jenis tumbuhan air yang diperoleh ialah kiapu (Pistisia stratiotes), eceng
gondok (Echornia crassipes), talas (Colocassia esculata) dan asian watergrass
(Hygroryza aristata).
Tabel 1. Jumlah individu spesies pada setiap plot pengamatan
No Spesies Individu Plot Ke Jumlah
Individu
1 2 3
1. Kiapu (Pistia stratiotes) 15 20 1 36
2. Eceng gondok (Echornia 1 - - 1
crassipes)
3. Talas (Colocassia esculata) 1 - - 1
4. Asian watergrass (Hygroryza - 1 - 1
aristata)

Tabel 2. Berat basah (BB) dan persentase setiap spesies pengamatan


No Spesies Total BB (g) Persentase (%)
1. Kiapu (Pistia Stratiotes) 150 1,5
2. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) 0,5 0,005
3. Talas (Colocasia esculanta) 10 0,1
4. Asian Watergrass (Hygroryza 0,5 0,005
aristata)

Tabel 3. Nilai Kerapatan, Kerapatan relatif, Frekuensi, dan Frekuensi relatif

No Spesies Nilai
Kr Kr% F Fr%
1. Kiapu (Pistia Stratiotes) 5 0,09 1 25
2. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) 0,3 0,05 1 25
3. Talas (Colocasia esculanta) 0,3 0,05 1 25
4. Asian Watergrass (Hygroryza 5 0,29 1 25
aristata)
8

Tabel 4. Gambar dan Klasifikasi

No. Gambar Klasifikasi Tumbuhan


Kiapu
1. Kingdom : Plantae
(Pistia
Divisi : Magnoliophyta
Stratiotes)
Kelas : Liliopsida
Famili : Aroles
Genus : Pistia
Spesies : Pistia Stratiotes

2. Kingdom : Plantae Eceng


Divisi : Spermatophyta Gondok
Kelas : Monocotyledonea (Eichhorni
Famili : Pontederiaceae a
Genus : Eichhornia crassipes)
Spesies : Eichhornia
crassipes

Talas
3. Kingdom : Plantae
(Colocasia
Divisi : Magnoliophyta
esculanta)
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculanta
9

4. Kingdom : Plantae Asian


Divisi : Magnoliophyta Watergrass
Kelas : Liliopsida (Hygroryza
Ordo : Poales aristata)
Genus : Hygroryza
Spesies : Hygroryza aristata

4.2. Pembahasan
Praktikum yang dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan yang kami
lakukan di perairan waduk FPK Universitas Riau mendapatkan beberapa jenis
tumbuhan air dari plot yang kami letakkan pada setiap masing-masing stasiun.
Jenis-jenis tumbuhan air yang diperoleh ialah kiapu (Pistisia stratiotes), eceng
gondok (Echornia crassipes), talas (Colocassia esculata) dan asian watergrass
(Hygroryza aristata).
1. Kiapu (Pistisia stratiotes)
Daun tumbuhan kiapu memiliki struktur berongga-rongga, dan bila dilihat
secara histologis, maka nampak bahwa terdapat rongga kosong pada jaringan
mesofilnya yang disebut jaringan aerenkim. Hal ini menunjukkan cara apu-apu
untuk beradaptasi dengan lingkungan hidupnya yaitu perairan atau lahan basah,
yang bertujuan agar dapat mengapung di permukaan air. Selain itu, berdasarkan
pengamatan terhadap phytochemical screening maka menunjukkan bahwa
tumbuhan apu-apu (Pistia Stratiotes L.) mengandung alkaloid, tanin, flavonoid,
saponin, minyak, lemak dan glikosid.
2. Eceng gondok (Echornia crassipes)
Tanaman eceng gondok merupakan tanaman air yang
mempunyai beberapa keunggulan dalam kegiatan fotsintesis, penyediaan oksigen,
dan penyerapan sinar matahari. Bagian dinding permukaan akar, batang, dan
daunmemiliki lapisan yang sangat peka sehingga pada kedalaman yang ekstrem
sampai 8 meter dibawah permukaan air masih mampu menyerap sinar matahari
10

serta zat-zat yang terlarut dibawah permukaan air. Akar, batang dan daunya juga
memilikikantung-kantung udara sehingga mampu mengapung di air.
3. Talas (Colocassia esculata)
Tinggi tanaman ini antara 0,5-1,5 m dan memiliki daun berjumlah 2
sampai dengan 5 helai. Daun merupakan daun lengkapdandaun tunggal. Tangkai
daunberwarna hijau, lembut, panjang ± 20-60 cm, padat berisi, tetapi memiliki
banyak rongga udara yang memungkinkan tanaman beradaptasi terhadap kondisi
tergenang,danbergaris-garis tua. Sifat umum talasan adalah terdapatnya cairan
getah menggigit yang ditemukan di seluruh jaringan.
4. Asian watergrass (Hygroryza aristata).
Asian watergrass(Hygroryza aristata) adalah rumput terapung yang
berakar di air dengan herba. Akar rerumputan ini menempel pada tanah dasar dan
batangnya seperti bunga karang dengan cabang-cabang berbulu akar melingkar
dangkal pada bukunya, dan secara alami menjadi panjang dengan bertambahnya
ketinggian air.
Secara alami, ia tumbuh lagi dengan meningkatnya suhu dan ketinggian
air. Rumput ini menyediakan tempat persembunyian yang baik untuk serangga air,
crustacea dan moluska, yang dimakan oleh banyak spesies ikan. Rumput ini
merupakan makanan yang disukai beberapa jenis ikan, terutama ikan mas rumput.
Petani lokal menanam rumput ini di lahan basah dataran rendah yang tergenang
air pasang daripada produksi padi untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Dalam beberapa kasus, petani menanam satu tanaman padi selama musim
kemarau/musim dingin di lahan basah mereka dan setelah panen mereka
mengolah rumput dan menggunakannya untuk produksi kompos organik yang
digunakan untuk memproduksi sayuran dan bibit tanaman rempah-rempah.
Gulma didefinisikan sebagai salah satu organisme penganggu tanaman
yang mampu menghambat pertumbuhan,perkembangan dan produktivitas
tanaman. Kerugian yang ditimbulkan gulma adalah menurunkan hasil tanaman
pertanian, meningkatkan biaya untuk pengendalian hama dan penyakit,
menurunkan kualitas produk pertanian, meningkatkan masalah dalam pengelolaan
air, menurunkan efisiensi tenaga kerja, mengurangi nilai estetika serta mengurangi
tingkat efisiensi penggunaan.
11

Identifikasi proses untuk mengetahui identitas dari tanaman yang belum


diketahui. Identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yakni
mendeskripsikan tanaman dan menggunakan daftar kemungkinan. Tanaman yang
akan diidentifikasi harus dideskripsikan semua bagian morfologinya. Penggunaan
referensi harus mencakup semua kemungkinan yang akan terjadi dalam proses
identifikasi. Tanaman asli ataupun tanaman naturalisasi dan flora daerah dapat
pula digunakan dalam proses identifikasi tumbuhan yang belum diketahui.
Identifikasi dilakukan dengan mengacu pada metode yang jelas dan harus
sesuai dengan kajian ilmiah. Identifikasi biasanya dilakukan dengan mengamati
ciri morfologi dengan mendeskripsikan secara detail. Identifikasi tanaman dapat
dilakukan dalam 4 metode, diantaranya kunci taksonomi, menulis deskripsi
tanaman, membandingkan spesimen, membandingkan gambar, dan pendapat
lembaga atau ahli.
Biomassa adalah jumlah total bahan organik hidup di atas tanah dalam
pohon yang dinyatakan dalam berat kering oven dalam ton per unit area. Jumlah
biomassa dalam hutan merupakan selisih antara produksi melalaui fotosintesis dan
konsumen melalaui respirasi. Data dan informasih mengenai biomassa suatu
ekosistem menunjukkan tingkat produktifitas ekosistem tersebut.
12

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Praktikum yang dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan yang kami
lakukan di perairan waduk FPK Universitas Riau mendapatkan beberapa jenis
tumbuhan air dari plot yang kami letakkan pada setiap masing-masing stasiun.
Jenis-jenis tumbuhan air yang diperoleh ialah kiapu (Pistisia stratiotes), eceng
gondok (Echornia crassipes), talas (Colocassia esculata) dan asian watergrass
(Hygroryza aristata). Dan dalam praktikum tersebut mendapatkan data basah dari
tumbuhan yang didapatkan dan juga mendapatkan hasil perhitungan dari nilai
kerapatan, kerapatan relatif, frekuensi dan frekuensi relatif.

5.2. Saran
Saran saya untuk praktikum ini adalah penggunaan waktu lebih dioptimalkan
lagi, agar semua penelitian dapat dilakukan dan selesai tepat waktu. Sebelum
melaksanakan praktikum, seharusnya praktikan membaca dan mempelajari
terlebih dahulu materi atau judul yang akan di praktikum kan agar praktikum
berjalan dengan lancar.
13

DAFTAR PUSTAKA

Apriandi, 2008. Kombinasi Bakteri dan Tumbuhan Air Sebagai Bioremediator


dalam Mereduksi Kandungan Bahan Organik Limbah Kantin. Bogor
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan.
Firdaus, L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat
Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Hatzios, .K. and D. Penner, 1985. Inter actionsof Herbicideswth other
agrochemicalsin Higher Plants. Review of weed Science(1): 1-52.
Hidayat, E.B. 2004. Morfologi Tumbuhan. Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik. Jalan Pintu Satu. Senayan. Jakarta.
Scheffer, M. Jeppesen, E. 2007. Regime shifts in shallow lakes. Ecosystems. 10,
1–3. (Google Scholer) (Crossref).
Senbayang. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu. Yogyakarta. 168
halaman.
14

LAMPIRAN
15

Lampiran 1. Bahan yang digunakan pada praktikum

Kiapu Eceng gondok Talas

Asian watergrass
16

Lampiran 2. Alat yang digunakan pada praktikum

Plot 1 m x 1 m Timbangan Plastik Ukuran 5 kg

Alat tulis Buku penuntun Laporan Sementara


17

Lampiran 3. Hasil perhitungan pengamatan

∑ total individu spesies X


Kerapatan (Kr) :

∑ total plot ×luas plot minimal


1
Eceng gondok (Kr) = 3 x 1 x 1

= 0,3

15
Kiapu (Kr) =3x1x1

=5

1
Talas (Kr) =3x1x1

= 0,3

15
Asian watergrass (Kr) = 3 x 1 x 1

=5

∑ Kr spesies X × 100%
Kerapatan Relatif (KR) :
∑ total Kr

0, 3 X 100%
Eceng gondok (KR) =
5,6
= 0,05%
5 X 100%
Kiapu =
5,6

= 0,89%

0,3 X 100%
Talas = 5,6

= 0,05%
18

5 X 100%
Asian watergrass =
5,6

= 0,89%

∑ plot dengan spesies X × 100%


Frekuensi (F) :
∑ total plot

3 X 100%
Eceng gondok (F) =
3

= 1%

3 X 100%
Kiapu (F) =3

= 1%

3 X 100%
Talas (F) =
3

= 1%

3 X 100%
Asian watergrass (F) =
3

= 1%

∑ F spesies X × 100%
Frekuensi Relatif (FR) :
∑ total F

1 X 100%
Eceng gondok (FR) =
4

= 25%

1 X 100%
Kiapu (FR) =
4
19

= 25%

1 X 100%
Talas (FR) =
4

= 25%

1 X 100%
Asian watergrass =
4

= 25%

Anda mungkin juga menyukai