Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan, kita tidak pernah lepas dari orang lain, yang mana kita pasti

akan membutuhkan mereka sebagai pelengkap pada hidup kita akan tetapi sebelum

kita mengenal siapa mereka dan bagaimana dia kita harus beradaptasi pada mereka
terlebih dahulu. Individu merupakan organisme tunggal, tanpa bantuan dari orang lain

kita tidak bisa hidup sempurna. Adaptasi adalah bentuk penyesuaian yang dilakukan

makhluk hidup agar bisa bertahan hidup dengan lingkungannya. Sebelum lingkungan

yang baru, bukan hanya pada manusia saja, tetapi pada hewan dan tumbuhan juga

melakukan adaptasi pada lingkungan mereka berada.

Pada salah satu adaptasi pada makhluk hidup ialah adaptasi tumbuhan.

Adaptasi tumbuhan merupakan bentuk penyesuaian tumbuhan dengan

lingkungannya. Adaptasi juga diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, sebab jika

makhluk hidup tak bisa beradaptasi maka akan menyebabkan tumbuhan tidak

bertahan lama.

Pada bagian morfologi adaptasi sangat bisa terlihat karena masih jelas yaitu
pada tumbuhan xerofit,hidrofit dan mesofit. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat

bentuk adaptasi tumbuhan tersebut.

Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengamati adaptasi tumbuhan.

Dari uraian diatas, praktikum ini dirasa sangat penting untuk diadakan sebagai sarana

pemahaman mahasiswa dalam mengetahui histologi bagian tumbuhan terkait dengan

adaptasinya. Selain bisa mengenali bentuk adaptasi tumbuhan, juga dapat melatih
kemampuan mahasiswa dalam menggunakan mikroskop. Disamping itu praktikum
ini dirasa bisa menambah pengalaman mahasiswa, menambah pengetahuan akan

bentuk adaptasi tumbuhan.

Praktikum ini akan menjadi dasar dan ilmu awal bagi mahasiswa dalam

menunjang praktikum, pembelajaran dan penelitian selanjutnya. Praktikum ini sendiri

merupakan bentuk pembaruan ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis dan sebagai

bentuk dukungan pada penggunaan bahan alam dalam pengobatan.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


1. Maksud Percobaan

Maksud percobaan ini adalah untuk membandingkan gejala dan karasteristik

struktur organ dan jaringan pada tumbuhan air.

2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah agar para praktikan mengerthui gejala-gejala dan

beberapa karasteristik organ atau jaringan tumbuhan air.

C. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum ini yaitu pembuatan potongan kertas untuk

ditebar pada daerah yang telah ditentukan luasnya kemudian diambil kertas jilid yang

terlihat oleh mata dan kemudian dihitung besar yang terambil dan yang tak terambil,
kemudian dilakukan pula pengamatan stomata melalui pembuatan preparat pada daun

Eichhornia crassipes Solms., Hydrilla verticillata Royle., Nelumbium nelumbo

Druce., selain itu juga pengamatan morfologi bagian tangkai dan daun Eichhornia

crassipes Solms., Hydrilla verticillata Royle., Nelumbium nelumbo Druce. dan

dihitung kerapatan stomatanya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Adaptasi tanaman terhadap lingkungan merupakan rekayasa secara khusus.

Sifat-sifat karasterik anatomi dan fisiologi untuk memberikan peluang keberhasilan

dalam menyesuaikan kehidupan di habitat tertentu. Oleh karena itu, adaptasi anatomi
dan fisiologi dapat dijadikan indikator terhadap perubahan lingkungan bahkan

terhadap bahan tercemar khususnya logam berat (Haryanti, 2009: 101).

Habitat makhluk hidup mengharuskan makhluk hidup didalamnya untuk

menyesuaikan diri dengan terhadap lingkungan apapun agar dapat mampu bertahan

hidup. Penyesuaian tersebut akan dilakukan dengan cara spesifik karena daya

penyesuaian yang dimiliki oleh individu satu dengan yang lain berbeda-beda.

Tanaman yang melakukan fotosintesis dengan kondisi air yang terbatas akan

cenderung mempertahankan turgor dan memproduksi osmolytes dengan tujuan untuk

melindungi jaringan dan dehidrasi (Kastoplulou, 2009: 3).

Secara umum pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain cahaya, udara,
air dan tanah. Sedangkan faktor internal berasal dari tanama itu sendiri. Kedua faktor

tersebut saling berhubungan satu sama lain. Air yang digunakan oleh tanaman

sebagai bagian dari tubuh tanaman dan sarana transportasi zat-zat yang dibutuhkan

untuk metabolisme tanaman dalam pemberian air tanaman di setiap fase pertumbuhan

tanaman (Nurkhasanah, dkk., 2013: 90).

Air sangat mempengaruhi perkembangan tanaman baik secara langsung


maupun tidak langsung. Umumnya sistem perakaran lebih sempurna dihasilkan oleh
tanah yang kandungan airnya cukup baik. Dengan demikian, air sangat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Untuk spesies kaktus,

menolak kekeringan dengan menyimpan dalam jaringan selulernya. Air yang

disimpan cukup dari laju kehilangan sehingga tumbuhan dapat bertahan hidup (Fahn,

1990: 71).

Kekurangan air mempengaruhi tanaman, semua aspek pertumbuhan yang

meliputi proses fisiologis, biokimia, anatomi dan morfologi. Pada saat kekurangan
air, sebagian stomata daun penutup menutup sehingga terjadi hambatan masuknya

CO2 dan menurunkan aktivitas fotosintesis. Selain menghambat sintesis protein dan

dinding sel tanaman kekurangan air secara umum yang lebih kuat dibandingkan

tanaman yang tumbuh normal kekurangan air menyebabkan kematian pada

tanaman(Ai dan Banya, 2011: 201).

Ada tiga golongan tanaman berdasarkan ketersediaan air dan adaptasinya

yakni tanaman yang beradaptasi pada kondisi basah (hidrofit plant), tanaman yang

beradaptasi pada kondisi kering (xerofit plant) dan tanaman yang beradaptasi pada

kondisi cuukup air (mesofit plant). Hidrofit plant memiliki tempat penyimpanan gas

berbentuk rongga udara yang dipisahkan oleh diafragma (aerenkim). Mesofit plant
berkutikula tipis, jaringan epidermis bermodifikasi menjadi sel kipas untuk

mengurangi absorpsi yang lebih efektif. Tanaman hidrofit (hydrophytic plant) dapat

tumbuh di habitat yang tergenang air, sebagai contohnya kangkung (Ipoema aquatica

Forsk.) dan teratai (Nelumbium nelumbo Druce.), tanaman mesofit (mesophytic plant)

dapat tumbuh di lingkungan yang moderat (tidak terlalu basah), sebagai contohnya

jagung (Zea mays L.) sedangkan tanaman xerofit (xerophytic plant) dapat beradaptasi
pada lingkungan sedikit hingga tanpa air, contohnya pohon merah (Euphorbia

pulcherrima Willd.), kaktus dan tanaman sukulen (Zaman dan Padinesh, 2009: 88).

Tumbuhan air merupakan kumpulan dari berbagai golongan tumbuhan

sebagian kecil terdiri dari lumut dan paku-pakuan, sebagian besar terdiri dari

spermatophyta atau tumbuhan yang sebagian atau seluruh daun hidupnya berada di

air. Berdasarkan penelitian, orang dulu mengenal pengolahan limbah menggunakan

tumbuhan air, terdapat beberapa tanaman air yang dapat digunakan dalam pengolahan
air limbah. Tumbuhan air tersebut adalah kayu apu (Pistia stratiotes L.), kangkung

(Ipoema aquatica Forsk.), eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.) serta

berbagai tipe tumbuhan air mencaut dan tenggelam. Masing-masing tumbuhan air

tersebut memiliki tipe kemampuan yang berbeda dalam mengolah air limbah

(Apriandi, 2008: 101).

Jika memperlihatkan sifat dan posisi hidupnya di perairan, tanaman air dapat

dibedakan dalam empat jenis, yaitu tanaman air yang hidup pada bagian tepi perairan

atau disebut marginal aquatic plant, tanaman yang hidup pada bagian permukaan air

disebut floating aquatic plant, tanaman yang hidupnya melayang di dalam perairan

disebut submerge aquatic plant dan tanaman yang tumbuh pada dasar perairan
disebut the deep aquatic plant (Yusuf, 2008: 70).

Tumbuhan air efektif meningkatkan kadar oksigen dalam air melalui proses

fotosintesis. Karbon dioksida dalam fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke dalam

air. Proses fotosintesis mempunyai manfaat penting dalam aquakultur, diantaranya

adalah menyediakan sumber bahan organik bagi tumbuhan itu sendiri serta sumber

oksigen yang digunakan oleh semua organisme dalam ekosistem perairan

(Puspitaningrum, dkk., 2008: 99).


Tumbuhan air memiliki ciri-ciri sebagai sepeti kutikula tipis, kutikula

berperan mencegah kehilangan air. oleh karena itu sebagian tumbuhan air memiliki

kutikula tipis atau tidak memiliki kutikula. Pada tumbuhan air, stomata umumnya

selalu terbuka sepanjang waktu. Sebab, air melimpah dan oleh karena itu tidak

membutuhkan mekanisme untuk memperhatikan air. Ciri lainnya adalah terjadi

peningkatan jumlah stomata, baik permukaan atas maupun bawah, umumnya

mempunyai kantung udara untuk mengapung, akar kecil dan tipis dan umumnya akar
memiliki spesialisasi untuk mengambil oksigen tumbuhan dan umumnya mengapung

(Indrawati, 2008: 55).

Tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di air digolongkan menjadi empat yakni

Golongan pertama merupakan tumbuhan yang daunnya muncul di atas permukaan

air, batang dan akarnya di dalam air. Tumbuhan jenis ini memiliki segi positif dengan

menyediakan oksigen bagi organisme di udara oleh daunnya yang tumbuh diatas

permukaan daun dan air. Akar yang berada di dalam tanah juga tidak terlalu

mengganggu ketersediaan natrium dan unsur hara yang diambilnya berasal dari tanah.

Golongan yang kedua yaitu tumbuhan yang daunnya muncul di atas permukaan air,

namun akar-akarnya melayang di dalam air. Tumbuhan jenis ini memberikan oksigen
di udara karena daunnya yang tumbuh di atas permukaan air. Akar-akar yang

melayang di dalam air dapat menyerap natrium dan unsur hara yang yang terdapat di

dalam air. Selain itu, beberapa jenis tumbuhan ini akarnya dapat menyerap logam

seperti besi untuk menetralisir peranan air dan pencemaran logam sehingga

keberadaannya dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran perairan. Golongan

ketiga tumbuhan yang daunnya muncul di atas permukaan air, tidak memiliki batang

dan akarnya melayang di dalam air. Tumbuhan jenis ini kelipatannya memiliki
beberapa segi positif dengan menyerap senyawa toksik terlarut dalam saluran air

masuk (ingasi) dan saluran air keluar (drainase) seperti Fe dan SO4 sehingga

memiliki sifat toleransi terhadap kelarutan besi yang tinggi. Golongan yang terakhir

yaitu tumbuhan yang seluruh aktivitas hidupnya berada di dalam air sehingga

daunnya tidak dapat menyediakan oksigen bagi peraian yang dapat dimanfaatkan oleh

organisme/hewan air seperti ikan. Hal ini dikarenakan daunnya tumbuh di dalam

perairan. Selain itu, juga di dalamnya bisa menjadi makanan bagi ikan herbivora
(Manfaat dan Jenis-Jenis Tanaman Air, 2016: 77-78).

Tumbuhan air berfungsi sebagai penghasil energi pada suatu sistem.

Kehadiran tumbuhan air pada suatu ekosistem perairan adalah penting selama

populasinya masih terkendali. Fungsi tumbuhan air pada suatu ekosistem perairan

darat diantaranya sebagai sumber makanan hewan seperti ikan, tempat ikan

meletakkan telurnya dan tempat berlindung bagi hewan-hewan invertebrata maupun

vertebrata dari teriknya sinar matahari ataupun dari predator (Kurniawan, 2012: 63).

Allah swt.Berfirman dalam QS. As-Sajdah/ 32: 7.

ٍ ‫سا ِن ِم ْن ِط‬
‫ين‬ ِ ْ َ‫ش ْيءٍ َخلَقَهُ ۖ َوبَدَأَخ َْلق‬
َ ‫اْل ْن‬ َ ‫الَّذِي أ َ ْح‬
َ ‫سنَ ُك َّل‬
Terjemahnya :
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang
memulai penciptaan manusia dari tanah”.(QS. As-Sajdah/32: 7)

Ayat diatas menerangkan keragaman makhluk yang sengaja diciptakan Allah

swt.dan setiap jenis makhluk diciptakan secara lengkap, kompleks, rumit, teratur,

dalam bentuk, ukuran, dan proses atau waktu yang tepat, serta disusun dari komponen

secara seimbang dan akurat. Sejak awal penciptaannya setiap jenis makhluk memiliki

ciri-ciri yang khusus dan istimewa sehingga suatu jenis makhluk dapat dibedakan dari
jenis makhluk lainnya. Manusia hanya dapat mendeskripsikan, mengenal fungsi dan
manfaat, serta mengelola hasil ciptaan Allah swt.yang beragam itu untuk mencapai

tujuan hidup dan kehidupannya.

B. Uraian Tanaman

1. Eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.)

a. Klasifikasi (Harbie, 2015: 32)

Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledonae

Subclass : Sympetalae

Ordo : Commelinales

Famili : Pontederiaceae

Genus : Eichhornia

Species : Eichhornia crassipes Solms.

b. Deskripsi (Steenis, dkk., 2006: 140)

Herba yang mengapung, kadang-kadang berakar dalam tanah, menghsilkan

tunas merapayap yang keluar dari ketiak daun, dimana tumbuh lagi tumbuh-
tumbuhan baru; 0,4-0,8 m tingginya. Daun dalamm rozet; tangkai pada ekslampar

yang dewasa panjang, pada yang muda pendek dan berperut; helaian daun bulat telur

lebar, tulang daun melengkung rapat, panjang 7-27 cm, gundul. Karangan bunga

berbentuk bulir, bertangkai panjang, berbunga 10-35; tangkai dengan 2 daun

pelindung yang duduknya sangat dekat, yang terbawah dengan helaian kecil dan

pelepah yang berbentuk tabung, yang teratas berbentuk tabung. Poros bulir sangat
persegi. Tabung tenda bunga 1,5-2 cm panjangnya dengan pangkal hijau dan ujung
pucat; taju 6, tidak sama, lila, panjang 2-3 cm; taju belakang yang terbesar, dengan

noda di tengah-tengah warna kuning cerah. Benang sari 6, bengkok, 3 dari padanya

lebih besar dari pada orang lain.

2. Hidrilla (Hydrilla verticillataRoyle.)

a. Klasifikasi (Steenis, dkk., 2006: 97)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Hydrocartales

Famili : Hydrocartaceae

Genus : Hydrilla

Species : Hydrilla verticillataRoyle.

b. Deskripsi (Steenis, dkk., 2006: 97)

Tanaman air tawar yang tenggelam, panjang 0,2-2 m. Daun bergerigi-bergigi,

panjang 1-4 cm. Sarung terdapat sendirian di dalam ketiak daun. Tanaman berumah

2. Bunga berkelamin 1, terdapat sendiri dalam sarung, putih atau jambon. Bunga
jantan : panjang sarung sekitar 1 mm. Bunga sebelum membuka sudah dilepas, naik

ke atas permukaan, di sana membuka dan mengapung di atas kelopak daun yang

cekung. Daun kelopak dan mahkota panjang 2 mm. Benan sari 3, di muka daun

keloak. Bunga betina : sarung berbentuk tabung, panjang 4-5 mm. Daun kelopak dan

daun mahkota panjangnya lk. 3 mm. Bakal buah pada ujungnya diperpanjang menjadi

paruh yang panjang yang berbentuk seperti benang, yang persis menonjol di atas
permuakaan air. Kepala putik 3. Buah berduri tempel yang lunak, berbiji 2-6. Di

genagan dan sawah 5-1.6000 m.

3. Teratai (Nelumbium nelumbo Druce.)

a. Klasifikasi (Herbie, 2015: 800)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledonae

Subclass : Apetalae

Ordo : Nymphaeles

Famili : Nymphaeceae

Genus : Nelumbium

Species : Nelumbium nelumbo Druce.

b. Deskripsi (Steenis, dkk., 2006: 188)

Tumbuhan-tumbuhan air, menahun yang kuat, dengan akar rimpang di bawah

tanah. Daun sebagian datar dan mengapung, sebagian bentuk cekungan tidak dalam

dan muncul jauh keluar air, tegak atau mula-mula tegak kemudian menurun. Tangkai
daun dan bunga berjerawat tegas. Tangkai daun 75-150 cm. Helaian daun bulat, sisi

atas hijau kebiruan, berlilin, sisi bawah ungu, garis tengah sampai 60 cm. Tangkai

bunga 75-200 cm. Daun kelopak 2, cepat rontok. Daun mahkota banyak, yang terluar

yang terkecil, ros dengan pangkal putih jarang putih, panjang 7-15 cm. Benang sari

sangat banyak, kepala sari kuning, penghubung ruang sari dengan alat tambahan putih

atau kekuningan. Dasar bunga berbentuk kerucut terbalik, dengan ujung datar,

semacam spons, pada waktu mekar kuning, kemudian hijau, akhirnya coklat hitam,
garis tengah 6-11 cm. Bakal buah banyak, terpencar, 1 tenggelam dalam dasar bunga,

bebas. Buah lepas dalam ruang dari dasar bunga, berbiji 1. Seluruh buah semu

muncul di atas air. Dari benua Asia. Ditanam di genangan atau kolam, menjadi liar di

dataran rendah.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada pecobaan ini yaitu gunting, mikroskop, object

glass, pinset, silet, selotip dan lup.


2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu plastik mika berwarna

(cokelat, hijau danJingga), tali, tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes

Solms.), tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.)dan tanaman teratai

(Nelumbium nelumbo Druce.).

B. Cara Kerja

1. Pengamatan pada teori adaptasi

a. Diucapkan basmalah terlebih dahulu.

b. Disiapkan alat dan bahan.

c. Dibuat potongan kertas mika berwarna (coklat, hijau dan jingga) dengan lebar 1

cm x 1 cm dan masing-masing sebanyak 50 buah.


d. Dibuat daerah persegi pada lapangan berumput dengan ukuran 1 m dan kemudian

diberi batas dengan menggunakan tali.

e. Ditebar potongan kertas mika berwarna (cokelat, hijau dan jingga) secara acak

pada daerah yang telah dibuat.

f. Diambil kembali potongan kertas mika yang tampak oleh mata dengan lama

waktu 10 menit.
g. Dihitung jumlah masing-masing kertas mika berwarna (cokelat, hijau dan jingga)

yang terambil dan yang tidak terambil.

h. Dicatat hasil pengamatan.

2. Pengamatan stomata pada daun

a. Diucapkan basmalah terlebih dahulu.

b. Disiapkan alat dan bahan.

c. Dipotong daun sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),


tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium

nelumbo Druce.)) dengan ukuran 1 cm x 0, 5 cm atau secukupnya.

d. Dipotong selotip dengan ukuran panjang 2 cm atau secukupnya.

e. Diletakkan potongan daun pada selotip.

f. Dikupas atau dikerok potongan daun dengan menggunakan ujung pinset atau

silet.

g. Ditempel potongan daun pada object glass.

h. Diamati di bawah mikroskop

i. Difoto dan dicatat hasil pengamatan.

3. Pengamatan pada daun


a. Diucapkan basmalah terlebih dahulu.

b. Disiapkan alat dan bahan.

c. Dibersihkan sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),

tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium

nelumbo Druce.)).

d. Diamati tanaman tersebut dengan melihat ciri-ciri daun seperti lebar dan lilin.

e. Difoto dan dicatat hasil pengamatan.


4. Pengamatan pada tangkai daun

a. Diucapkan basmalah terlebih dahulu.

b. Disiapkan alat dan bahan.

c. Dibersihkan sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),

tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium

nelumbo Druce.)).

d. Diamati tanaman tersebut dengan melihat tangkainya.


e. Difoto dan dicatat hasil pengamatan.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

1. Pengamatan pada teori dasar adaptasi

Tabel 21. 1 Hasil pengamatan pada teori dasar adaptasi


Jumlah sampel
hijau cokelat jingga
No keterangan
Tidak Tidak Tidak
Terambil terambil terambil terambil terambil terambil

Yang tersisa
pada warna
hijau adalah
20 potongan
dan yang
terseleksi
adalah 30
potongan,
pada warna
cokelat
yang tersisa
adalah 11
potongan
1. 30 20 39 11 48 2 yang
terseleksi
adalah 39
potongan
sedangkan
pada warna
jingga yang
tersisa
adalah 2
potongan
dan yang
terseleksi
adalah 48
potongan.
2. Pengamatan stomata pada daun

Tabel 21. 2 Hasil pengamatan stomata pada daun


Jumlah
Gambar
No. Gambar sampel Keterangan
pengamatan rusak Tidak
rusak
Gambar 21. 1 Gambar 21. 2
Hasil pengamatan Eceng
stomata pada daun gondokbagian
eceng gondok atas perbesaran
(Eichhornia 4x
crassipes Solms.)
5 125

Pada bagian atas


eceng gondok
terdapat 5
stomata yang
Gambar 21. 3 rusak dan 125
Eceng stomata dengan
1. gondokbagian kondisi baik.
atas perbesaran
10x

5 125

Gambar 21. 4 Pada bagian atas


Eceng eceng gondok
9 89
gondokbagian terdapat 9
bawah stomata yang
perbesaran 4x rusak dan 89
stomata dengan
kondisi baik.

Gambar 21. 5
Eceng
gondokbagian
bawah
perbesaran 10x

9 89

Gambar 21. Gambar 21. 7 - - Tidak terdapat


6Hasil Daun hidrilla stomata karena
pengamatan bagian atas pada hidrilla
stomata pada perbesaran 4x hanya memiliki
daunhidrilla(Hydri klorofil tanpa
lla verticillata stomata karena
Royle.) tanaman hidrilla
tenggelam di
2. dalam air.

Gambar 21. 8 - -
Daun hidrilla
bagian atas
perbesaran 10x
Gambar 21. 9 - - Tidak terdapat
Daun hidrilla stomata karena
bagian bawah pada hidrilla
perbesaran 4x hanya memiliki
klorofil tanpa
stomata karena
tanaman hidrilla
tenggelam di
dalam air.

Gambar 21. 10 - -
Daun hidrilla
bagian bawah
perbesaran 10x

Gambar 21. Gambar 21. 12 - - Pada bagian atas


11Hasil Daun teratai teratai tidak
3. pengamatan terlihat stomata.
bagian atas
stomata pada Hal ini
perbesaran 4x
daunteratai dikarenakan
(Nelumbium faktor kesalahan
nelumbo Druce.) dalam
pengamatan.

Gambar 21. 13 - -
Daun teratai
bagian atas
perbesaran 10x
Gambar 21. - - Pada bagian
14Daun teratai bawah teratai
bagian bawah tidak terdapat
perbesaran 4x stomata karena
bersentuhan
langsung dengan
permukaan air.

- -

Gambar 21.
15Daun teratai
bagian bawah
perbesaran 10x
3. Pengamatan pada daun

Tabel 21. 3 Hasil pengamatan pada daun


No. Gambar sampel Keterangan
Gambar 21. 16Hasil pengamatan pada Pada daun eceng gondok terdapat
dauneceng gondok(Eichhornia rongga, permukaannya licin dan
crassipes Solms.) berwarna kehitaman, panjang daun
adalah 10 cm dan lebar 7,5 cm.
Daun berbentuk bulat telur, baik
ujung dan pangkal daun berbentuk
1. meruncing dengan tepi yang tidak
bergerigi serta permukaan daun
yang mengkilap.

Gambar 21. 17Hasil pengamatan pada Daun hidrilla berukuran kecil dan
daunhidrilla(Hydrilla verticillata tipis, ukurannya agak panjang
Royle.) dengan ukuran 1 cm dan lebar 0, 3
cm. Selain itu permukaan daun
hidrilla licin dan berair.

2.

Gambar 21. 18Hasil pengamatan pada Panjang daun 19,5 cm dengan


daun teratai(Nelumbium nelumbo lebar 15,6 cm, permukaan daun
Druce.) berlilin, lebar dan tipis, bentuk
daun bundar berwarna hijau di
bagian atas dan berwarna
keunguan di bagian bawah.
3.
4. Pengamatan pada tangkai daun

Tabel 21. 4 Hasil pengamatan pada tangkai daun


No. Gambar sampel Keterangan
Gambar 21. 19Hasil pengamatan pada Tangkai daun eceng gondok
tangkai dauneceng gondok (Eichhornia berbentuk bundar dan memiliki
crassipes Solms.) rongga, berlilin serta rongga-
rongga udara dibatasi oleh
dinding-dinding pembatas berupa
selaput tipis berwarna putih.
1.

Gambar 21. 20Hasil pengamatan pada Hidrilla memiliki tangkai yang


tangkai daunhidrilla (Hydrilla berongga, licin dan berbulu kecil
verticillata Royle.) serta halus. Tangkai dari hidrilla
lurus dan mempunyai sedikit duri
hitam yang hampir tidak bisa
dilihat sekilas, warna tangkai daun
2. adalah hijau.

Gambar 21. 21Hasil pengamatan pada Teratai memiliki tangkai yang


tangkai daunteratai (Nelumbium berongga dan terdapat duri-duri
nelumbo Druce.) hitam, teratai memiliki tangkai
yang lurus, berwarna hijau
kecoklatan dan terdapar ruang
udara kecil di dalam rongga
3. tangkainya.
5. Kerapatan stomata

Table 21. 5 Hasil penghitungan kerapatan stomata


Kerapatan stomata
No. Gambar sampel Epidermis keterangan
Epidermis atas bawah
Gambar 21. Kerapatan stomata Kerapatan Besar
22Hasil atas stomata bawah kerapatan
penghitungan stomata pada
kerapatan 5 8 bagian atas
stomata pad = ×100% = ×100% sebesar 3, 84
130 98
dauneceng dan pada
gondok(Eichhorni 500 800 bagian bawah
a crassipes = = sebesar 8, 16.
Solms.) 130 98

=3, 84 =8, 16

Luas bidang pandang 100 x

1
= ×3,14 (0,5)2
10
1
1. = ×3,14 (0,25)
10
0,785
=
10

= 0,078

Kerapatan jumlah stomata total

jumlah stomata
=
luas bidang pandang

240
=
0,078

= 3, 076
B. Pembahasan

Adaptasi adalah salah satu bentuk penyesuaian diri makhluk hidup terhadap

lingkungannya atau penyesuaian diri terhadap tempat di mana ia tinggal. Makhluk

hidup memerlukan adaptasi sebab makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri tanpa

adanya bantuan makhluk yang lain, untuk itu beradaptasi sangatlah diperlukan. Hal tu

berguna untuk menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup itu sendiri. Adaptasi

bermanfaat untuk memudahkan ia dalam menyesuaikan dengan tempat tinggalnya


dan juga bermanfaat untuk melindungi diri dari serangan musuh yang datang.

(Kimball, 2002: 23)

Berdasarkan praktikum yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan pada

beberapa bagian potongan kertas jilid yang termasuk ke dalam teori adaptasi dan

pengamatan pada stomata, daun dan tangkai dari sampel eceng gondok (Eichhornia

crassipes Solms.), hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan teratai (Nelumbium

nelumbo Druce.).

Percobaan pertama yaitu pengamatan yang berkenaan dengan teori dasar

adaptasi dimana terdapat 3 plastik mika berwarna yakni hijau, cokelat dan jingga

yang kemudian dipotong masing-masing menjadi 50 potongan. Dari pengamatan


diperoleh hasil yaitu plastik mika berwarna jingga, yang mampu beradaptasi ada 2

potongan dan yang terseleksi oleh alam ada 48 potongan, hal ini dikarenakan warna

jingga tidak mampu beradaptasi dan tidak memiliki banyak kesamaan dengan warna

alami sehingga banyak sekali yang terseleksi. Selanjutnya plastik mika berwarna

cokelat, yang mampu beradaptasi sebanyak 11 potongan dan yang terseleksi oleh

alam sebanyak 39 potongan, hal ini dipengaruhi oleh warna plastik mika cokelat

memiliki kesamaan dengan warna alami tanah yang berwarna cokelat pula. Yang
terakhir pada plastik mika berwarna hijau, yang mampu beradaptasi sebanyak 20

potongan dan terseleksi oleh alam sebanyak 30 potongan, hal ini dikarenakan

kemapuan beradaptasi plastik mika warna hijau sangat baik dan didukung oleh warna

alami alam sekitar yakni hijau sehingga yang terseleksi jauh lebih sedikit

dibandingkan dengan warna sebelumnya.

Percobaan kedua yaitu pengamatan stomata. Sampel yang pertama adalah

daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.), pada hasil pengamatan diperoleh
jumlah stomata pada bagian atas sebanyak 130 stomata dengan 125 stomata dengan

kondisi baik dan 5 stomata dengan kondisi rusak, sedangkan pada bagaian bawah

daun jumlah stomata yang utuh sebanyak 89 stomata dan yang rusak sebanyak 9

stomata. Jadi total stomata pada bagian bawah daun sebanyak 98 stomata dan dapat

disimpulkan bahwa stomata terbanyak terdapat pada bagaian atas daun. Sama halnya

pada literatur (Campbell, 2007: 7) jumlah stomata paling banyak terdapat pada bagian

atas permukaan daun, hal ini dikarenakan bagian atas daun lebih banyak terkena

cahaya dibandingkan dengan bagian bawah daun. Sampel yang kedua adalah daun

hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.), tidak ditemukan adanya stomata baik pada

permukaan atas maupun permukaan bawah daun. Hal ini disebabkan oleh hidrilla
termasuk tanaman hidrofit tipe deep aquatic plant yang jarang terkena cahaya matahri

dan tumbuh di dalam air. Sampel ketiga yaitu daun teratai (Nelumbium nelumbo

Druce.), baik permukaan atas maupun permukaan bawah tidak tampak adanya

stomata, namun pada literatur (Manfaat dan Jenis-Jenis Tanaman Air, 1992: 21)

sebagian dari permukaan daun teratai terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat

pertukaran CO2 dan O2.


Percobaan ketiga yaitu pengamatan pada daun. Sampel yang pertama yaitu

daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.), pada daun eceng gondok terdapat

rongga, permukaannya licin dan berwarna kehitaman, panjang daun adalah 10 cm dan

lebar 7,5 cm. Daun berbentuk bulat telur, baik ujung dan pangkal daun berbentuk

meruncing dengan tepi yang tidak bergerigi serta permukaan daun yang mengkilap.

Selanjutnya pada daun hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.), daun hidrilla berukuran

kecil dan tipis, ukurannya agak panjang dengan ukuran 1 cm dan lebar 0, 3 cm. Selain
itu permukaan daun hidrilla licin dan berair. Sampel yang terakhir yaitu daun teratai

(Nelumbium nelumbo Druce.), pada daun teratai memiliki panjang daun 19,5 cm

dengan lebar 15,6 cm, permukaan daun berlilin, lebar dan tipis, bentuk daun bundar

berwarna hijau di bagian atas dan berwarna keunguan di bagian bawah.

Percobaan keempat yaitu pengamatan pada tangkai. Sampel yang pertama

yaitu daun eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.), tangkai daun eceng gondok

berbentuk bundar dan memiliki rongga, berlilin serta rongga-rongga udara dibatasi

oleh dinding-dinding pembatas berupa selaput tipis berwarna putih. Selanjutnya pada

daun hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.), hidrilla memiliki tangkai yang berongga,

licin dan berbulu kecil serta halus. Tangkai dari hidrilla lurus dan mempunyai sedikit
duri hitam yang hampir tidak bisa dilihat sekilas, warna tangkai daun adalah hijau.

Sampel yang terakhir yaitu daun teratai (Nelumbium nelumbo Druce.), Teratai

memiliki tangkai yang berongga dan terdapat duri-duri hitam, teratai memiliki

tangkai yang lurus, berwarna hijau kecoklatan dan terdapar ruang udara kecil di

dalam rongga tangkainya.

Yang terakhir yaitu menghitung kerapatan stomata pada sampel daun eceng

gondok (Eichhornia crassipes Solms.). Pada bagian atas memiliki kerapatan stomata
sebesar 3, 84 dan pada bagian bawah sebesar 8, 16.Jadi dapat disimpulkan bahwa

kerapatan stomata lebih besar pada bagian bawah daun eceng gondok dibandingkan

dengan pada bagian atas daun.

Adapun hal-hal yang mempengaruhi hasil pengamatan pada percobaan ini

adalah rusaknya permukaan daun khusunya daun teratai (Nelumbium nelumbo

Druce.) yang dikarenakan kelalaian praktikan dalam mengerok sampel yang

berdampak pada tidak adanya stomata yang tampak pada hasil pengamatan.
Di dunia farmasi, memiliki banyak manfaat pada tanaman percobaan yang

bisa dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan yang bisa dimanfaatkan untuk

dijadikan sebagai bahan obat tradisional karna obat tidak hanya berasal dari bahan

kimia, bahan tradisional juga memiliki banyak manfaat namun hanya sedikit efek

samping yang ditimbulkan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Adaptasi erat kaitannya dengan seleksi

alam, dimana ketika makhluk hidup tidak mampu untuk beradaptasi maka makhluk
hidup tersebut harus rela terseleksi oleh alam. Berdasarkan hasil pengamatan yang

telah dilakukan pada beberapa sampel yakni tanaman Eichhornia crassipes Solms.,

tanaman Hydrilla verticillata Royle. dan tanaman Nelumbium nelumbo Druce.

Memiliki karasteristik seperti batang dan tangkai daun yang berongga karena

berfungsi bisa mengapung di permukaan air, sebagian juga terdapat lilin di

permukaan daunnya untuk menghambat penguapan, namun umumnya kutikula

tanaman air sangat tipis bahkan terkadang tidak ada sama sekali. Stomata umumnya

membuka pada saat pagi hari dan menutup pada malam hari. Pada pengamatan ini

stomata paling banyak terdapat di bagian atas daun, hal ini dikarenakan bagian atas

daun merupakan bagian yang paling banyak terkena cahaya matahari. Kerapatan

stomata yang diperoleh pada pengamatan stomata pada daun eceng gondok
(Eichhornia crassipes Solms.), diperoleh kerapatan stomata bagian atas sebesar 3, 84

dan kerapatan stomata bagian bawah sebesar 8, 16, dapat disimpulkan bahwa stomata

pada bagian bawah memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan bagian

atas daun dikarenakan stomata umumnya hanya membuka saat terkena cahaya

sedangkan bagian bawah daun sangat jarang terkena cahaya matahari.


B. Saran

1. Untuk Asisten

Diharapkan agar asisten selalu mengawasi praktikan pada saat percobaan agar

tidak ada lagi yang kurang paham masalah praktikum yang dilakukan pada saat itu.

2. Untuk Laboratorium

Diharapkan agar mikroskop dan peralatan lain dalam laboratorium untuk

diperbanyak agar praktikan tidak perlu meminjam peralatan dari laboratorium lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ai, N. S. Y. dan Banya, Konsentrasi Klorofil Daun sebagai Indikator Keterangan Air
pada Tanaman.Jakarta: Erlangga, 2011.

Apriandi, Tri. Kombinasi Bakteri dan Tumbuhan Air sebagai Biomediator dalam
Memproduksi Kandungan Bahan Organik Limbah Kantin.Jakarta: Erlangga,
2008.

Fahn, A. Plant Anatomy 4th Edition. New York: Pengamas Press, 1990.

Haryanti.Plant Growth and Development. London: Mc. Grow Hills Book, 2009.
Herbie, Tandi. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat 226. Bandung: Octopus, 2015.

Indrawati.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Radjawali


Press, 1994.

Kimbal.Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press, 1995.

Kurniawan, Riky. Keanekaragaman Jenis dan Penutup Tumbuhan Air. Cirebon:


Pusat Penelitian Limnologi LIPI, 2012.

Kastoplulou, D. Perennialike Adaptation Mechanisms of Annual (Legumes to Limited


Irrigation): Jurnal Biologi Lingkungan, 2009.

Manfaat dan Jenis-Jenis Tanaman Air. Jurnal Ilmiah Sains, 2016.

Nurkhasanah.Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kamsus, 2006.

Steenis, Van, C.G.G.J. Flora. terj. Ir. Moeso Surjowinoto, dkk, Flora. Cet. XI;
Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 2006.

Yusuf.Biologi. Jakarta:Erlangga, 1986.


Zaman dan Padenish.Plant Anatomy 3th Edition. New York: Pengamas Press, 2009.
SKEMA KERJA

1. Pengamatan pada teori dasar adaptasi

Diucapkan basmalah.

Disiapkan alat dan bahan.

Dibuat potongan kertas mika berwarna (coklat, hijau dan jingga) dengan lebar

1 cm x 1 cm dan masing-masing sebanyak 50 buah.

Dibuat daerah persegi pada lapangan berumput dengan ukuran 1 m dan

kemudian diberi batas dengan menggunakan tali.

Ditebar potongan kertas mika berwarna (cokelat, hijau dan jingga) secara acak

pada daerah yang telah dibuat.

Diambil kembali potongan kertas mika yang tampak oleh mata dengan lama

waktu 10 menit.

Dihitung jumlah masing-masing kertas mika berwarna (cokelat, hijau dan

jingga) yang terambil dan yang tidak terambil.

Dicatat hasil pengamatan.


2. Pengamatan stomata pada daun

Diucapkan basmalah.

Disiapkan alat dan bahan.

Dipotong daun sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),

tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium

nelumbo Druce.)) dengan ukuran 1 cm x 0, 5 cm atau secukupnya.

Dipotong selotip dengan ukuran panjang 2 cm atau secukupnya.

Diletakkan potongan daun pada selotip.

Dikupas atau dikerok potongan daun dengan menggunakan ujung pinset atau silet.

Ditempel potongan daun pada object glas.

Diamati di bawah mikroskop.

Difoto dan dicatat hasil pengamatan


3. Pengamatan pada daun

Diucapkan basmalah.

Disiapkan alat dan bahan.

Dibersihkan sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),


tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium
nelumbo Druce.)).

Diamati tanaman tersebut dengan melihat ciri ciri daun seperti lebar dan lilin.

Difoto dan dicatat hasil pengamatan.


4. Pengamatan anatomi pada daun teratai (Nelumbium nelumbo Druce.)

Diucapkan basmalah.

Disiapkan alat dan bahan.

Dibersihkan sampel (tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes Solms.),


tanaman hidrilla (Hydrilla verticillata Royle.) dan tanaman teratai (Nelumbium
nelumbo Druce.)).

Diamati tanaman tersebut dengan melihat tangkainya.

Difoto dan dicatat hasil pengamatan.


LAPORAN LENGKAP

BIOLOGI FARMASI DASAR

PERCOBAAN

ADAPTASI TUMBUHAN

OLEH :

KELOMPOK : IV (EMPAT)

KELAS : FARMASI B

ASISTEN : SUKRI, S. Farm, Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA

2017/2018

Anda mungkin juga menyukai