PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan merupakana sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan
fungsi yang sama. Sel – sel yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan
maka disebut jaringan tumbuhan. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua
sel-sel melakukan pembelahan diri namun, dengan adanya pertumbhan dan
perkembangan lebih lanjut pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus
dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri.
Jaringan embrionik ini disebut jaringan meristem.
Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula terjadi pada jaringan lainnya.
Sel-sel meristem akan tumbuh dan mengalami deferensiasi membentuk berbagai
macam jaringan dan tidak mempunyai untuk membelah diri yang disebut sebagai
jaringan dewasa. Jaringan dewasa salah satunya ialah jaringan penguat.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi
jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhanabersifat homogeni,
hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri
atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim, sklerenkim adalah jaringan
sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit.
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi
tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar
utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang
berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal
dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok
tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola
penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam
1
dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada
tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder
berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang
berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks).
B. RumusanMasalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dibuat, dapat dirumuskan bahwa :
1. Apa pengertian jaringan penguat?
2. Bagaimana ciri-ciri jaringan penguat?
3. Apa saja macam-macam jaringan penguat?
4. Apa perbedaan antara kolenkim dan skelerenkim?
C. Tujuan
Tujuan pembelajaran jaringan penguat yaitu mahasiswa dapat :
1. Memahami konsep dan pengertian jaringan penguat
2. Mengetahui ciri-ciri jaringan penguat
3. Mengetahui macam-macam jaringan penguat
4. Mengetahui beda kolenkinm dan skelerenkim
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Fungsi : penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh.
4
Gambar 2.3 struktur kolenkim lamellar/tangensial
c) Kolenkim tubular (lakunar)
Penebalan terdapat pada bagian dinding yang menghadap ruang antar sel.
Contohnya pada tangkai daun Salvia, Malva, dan Athaea
5
Gambar 2.5 struktur kolenkim cincin (anular)
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan ini terdiri dari sel-sel mati, dinding selnya sangat tebal, kuat dan
mengandung lignin. Lignin ini terletak diantara dinding sel sekunder dan
dinding sel primer.
6
Terdiri dari sel-sel serat yang cukup panjang dan telah mati.
Cukup tebal dan terdiri dari zat kayu.
Pada irisan melintang, serat-seratnya berbentuk segi banyak.
Pada irisan membujur, serat-serat berbentuk kumparan panjang yang
ujungnya meruncing.
7
Gambar 2.8 skelereid (sel batu)
Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi :
i) Brakhiskelereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang
dijumpai pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti
pear (Pyrus communis)
8
Gambar 2.10 makrosklereid
iii) Osteosklereid, berbentuk seperti tulang dengan ujung yang membesar
dan kadang sedikit bercabang. Dijunpai dalam kulit biji dan kadang
daun dicotyledoneae
9
v) Trikoslereid, merupakan skelereid memanjang seperti benang
dengan satu percabangan yang teratur
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jaringan penguat / penyokong untuk memperkokoh tubuh tumbuhan.
Jaringan penguat terbagi 2, yaitu :
a) Jaringan kolenkim
Berdasarkan cara penebalan dinding kolenkim dikelompokkan menjadi 4,
yaitu : Kolenkim angular (sudut), Kolenkim lamellar/tangensial (lempeng
atau papan), Kolenkim tubular (lakunar), Kolenkim Cincin (anular).
b) Jaringan skelerenkim
Menurut bentuknya, jaringan sklerenkim terbagi atas dua, yaitu serabut
sklerenkim dan sel batu (sklereid).
Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi Brakhiskelereid,
Makrosklereid, Osteosklereid, Asteroslereid, Trikoslereid
B. Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan kita
tentang jaringan sklerenkim baik ciri-ciri, bentuk, letak dan fungsi dari
jaringan sklerenkim dan jaringan kolenkim. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari rujukan atau
referensi maupun penulisan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada kesempatan
berikutnya.
11