Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MIKROSKOP DAN STRUKTUR SEL

Disusun Oleh :
Selestinus Watu
20170212067

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULITAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN YOGYAKARTA
2017
A. Latar Belakang
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat)
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata kasar. Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama
dicipatakan adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik
yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang
diperbesar dari sebuah bendayang ditaruh di bidang fokal dari lensa
tersebut. Berdasarkan sumber cahanya, mikroskop dibagi menjadi 2
macam, yaitu mikrosokop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop
cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan
kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan.
Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan
menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan
mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel.
Mikroskop monokuler merupakan yang hanya memiliki satu lensa okuler
dan binokuler memiliki dua lensa okuler (Anonim,2012). Mikroskop
cahaya adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati benda yang
berukuran kecil (berberapa mikron). Satuan ukuran sel lazim digunakan
mikrometer. Demikian pula untuk organella (1 mikrometer = 10-6 m)
sedangkan untuk struktur subseluler lainnya dan ukuran molekul biasanya
diguanakan satuan nanometer (10-9 m). Penggunaan mikroskop telah
dimulai 300 tahun yang lalu oleh Robert Hooke untuk mengamati irisan
gabus, kemudian sekitar tahun 1830 mikroskop mengalami
penyempurnaan hingga mampu untuk melihat benda-benda berukuran
beberapa mikron. Syarat agar suatu benda (sel atau jaringan) dapat diamati
baik bentuk maupun strukturnya, maka benda tersebut harus tembus
cahaya. Oleh karena itu suatu organ perlu dibuat irisan yang setipis
mungkin (20 µm).
Sifat bayangan mikroskop Baik lensa objektif maupun lensa okuler
keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu,

1
2

terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang


menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada
mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada
mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti
gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang
menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah
mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan
diperbesar.
Sel adalah suatu unit struktural dan fungsional terkecil penyusun
Makhluk Hidup. Sel berasal dari kata cella yang berarti ruangan berukuran
kecil.Maka sel merupakan unit terkecil organisasi yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan diatur dan
berlangsung di dalam sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara
autonomy asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari
batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia
menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal.
Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah
Cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert hooke merupakan sel-sel
gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuan semakin
berlomba untuk mengetahui lebih banyak sel. Seorang ahli mikroskop
Belanda bernama Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) merancang
sebuah mikroskop kecil berlenda tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk
mengamati air rendaman jerami.
Salah satu perbedaan dari sel hewan dan tumbuhan adalah adanya
dinding sel dan sel tumbuhan yang di dalamnya mengandung selulosa.
Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi yang ada di dalam sel dan
memberikan bentuk pada sel tersebut. Misalnya jika dibandingkan antara
sel pada bawang merah dan sel gabus pada batang umbi kayu, maka
dinding sel dari bawang merah ternyata lebih tipis dibandingkan dengan
dinding sel yang ada pada batang umbi kayu.
Apabila dalam ruang sel/lumer terdapat protoplasma sel tumbuhan
di dalamnya terdapat plasma sel, inti sel, butir-butir plastida dan
mitokondria. Sel gabus tumbuhan wercus suber termasuk sel yang mati
karena sudah tidak memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang selnya
tampak kosong. Bentuk sel gabus adalah heksagonal yang tersusun rapat
antara satu dengan yang lainnya. Pada umumnya setiap sel mempunyai
sitoplasma yang merupakan sayuran yang terdapat di dalam sel dan di luar
sel. Penelitian Robert Brown membuktikan bahwa sitoplasma dapat
bergerak secara acak, rotasi, dan sirkulasi. Hal ini membuktikan bahwa sel
melakukan aktivitas kehidupan.
Dalam sel terdapat organel-organel yaitu;
1. Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini
mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah
mati, rusak atau sudah tua.
2. Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel
bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam
aktivitas sel.
3. Aparatus Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik
protein, polisakarida maupun lemak.
4. Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis
produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian
permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak
memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein,
sedangkan RE halus berfungsi dalam sintesis lemak dan sterol.
5. Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna). Vakuola, organel
yang berfungsi dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri
dan sisa metabolisme sel.
6. Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya
flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel
(untuk pembelahan sel).
7. Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang).
berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot. Badan
Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung
enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim katalase dan
oksidase)
8. Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi
bentuk sel dan sebagai pelindung sel.

3
4

9. Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol


berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan.

B. Tujuan Praktikum
a. Mampu menggunakan mikroskop optik untuk pengamatan
preparat biologi.
b. Memahami perbedaan antara sel hidup dan sel mati serta bagian-
bagian dari sel

C. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Waktu : Praktikum dilaksanakan pada hari selasa, 5 Desember 2017
2. Tempat: Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Institut
Pertanian Yogyakarta.

D. Bahan dan Alat Praktikum.


1. Alat
1) Mikroskop biologi
2) Bahan latihan
3) Aquadest
4) Kaca benda
5) Mikroscope slides atau object glass
6) Kaca penutup
7) Pisau silet
2. Bahan
1) Penampang melintang tangkai daun Manihot sp
2) Selaput bagian dalam umbi Allium cepa var. Ascalonicum
3) Ganggang Spirogyra sp
4) Irisan melintang korteks akar pena umbi Daucus carota
5) Kerokan endokarpium tempurung kelapa Cocos nucifera
6) Selaput bagian luar daun Rhoeo discolor
E. Metodologi Praktikum
1. Penggunaan Mikroskop
1) Keluarkan mikroskop dari lemari penyimpanan dengan hati-hati,
salah satu tangan memegang lengan mikroskop sedangkan
tangan yang lainnya menyangga kaki mikroskop
2) Letakkan mikroskop di atas meja kerja, tetapi jangan terlalu ke
tepi. Posisi mikroskop yang baik adalah jika meja benda dan
cermin di bawahnya langsung berhadapan tidak telalu dekat ke
arah sumber cahaya (lampu) yang terdapat pada meja kerja.
3) Periksalah kelengkapan bagian mikroskop anda.
4) Naikan tabung (turunkan meja benda) dengan menggunakan
pengatur kasar sehingga lensa objektif tidak membentur meja
jika revolver diputar.
5) putarlah revolver dan pilih objektif lemah sampai terdengar
bunyi “klik” yang menandakan bahwa tabung dari lensa okuler
sampai lensa objektif telah lurus.
6) Bukalah diafragma dan putarlah cermin sehingga posisi cermin
dapat menghasilkan cahaya pantul yang merata. Jika lensa
okuler dan objektif kelihatan berkabut gunakan kertas lensa
menurut gerakan melingkar dengan tekanan lemah. Bila masih
kabur laporkan kepada asisten.
7) Perhatikan keterangan asisten untuk mengenal bagian-bagian
mikroskop.
8) Mikroskop dikembalikan ke dalam lemari setelah digunakan,
dalam kondisi bersih dan lensa objektif berada pada pembesaran
terkecil (5x).
2. Penggunaan Kaca Benda dan Kaca Penutup pada Pengamatan
Preparat
1) Sediakan kaca benda dan kaca penutup.
2) Teteskan reagen di atas kaca benda, kemudian letakan preparat
di atas kaca benda. Tutup preparat menggunakan kaca penutup

5
6

secara perlahan dengan membentuk sudut 45º pada salah satu


sisi kaca benda.
3. Struktur Sel
1. Bentuk Sel
Preparat 1 : Penampang melintang tangkai daun Manihot
sp.(dalam air) Gambar beberapa sel dengan perbesaran
kuat, beri keterangan dan catatlah bentuk sel yang terlihat.
2. Nukleus
Preparat 2 : Selaput bagian dalam umbi Allium cepa
var.ascalonicum.(dalam air) Ambilah selaput bagian dalam
umbi dengan memakai pinset. Amati dalam air dengan
perbesaran kuat. Gambar beberapa sel dan beri keterangan.
Perhatikan nukleus dan nukleolus /binukleoli, apabila
kurang jelas dapat di teteskan JKJ.
3. Plastida
a. Preparat 3 : Ganggang Spyrogyra sp (dalam air).
Ambilah beberapa helai ganggang, amati preparat
tersebut dalam medium air, dibawah mikroskop.
Gambar sel dengan perbesaran kuat dan beri
keterangan selengkapnya. Perhatikan bentuk
kloroplas yang seperti pita spiral, letak nukleus yang
berada di tengah-tengah sel, letak pirenoid-pirenoid
dan hubungan plasama yang menyelubungi inti serta
plasma yang ada di tepi.
b. Preparat 4: Irisan melintang korteks umbi Daucus
carota (dalam air). Buatlah sayatan tipis dari umbi
pada bagian korteksnya. Periksa dalam air dan amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat.
Gambar sel dan beri keterangan selengkapnya,
perhatikan bentuk kromoplasnya dan catat.
4. Dinding sel
a. Preparat 5 : Kerokan endokarpium Cosos nucifera
(dalam phloroglucine + HCL). Keroklah bagian
endokarpium kelapa dan letakkan pada gelas benda
yang telah ditetesi phloroglucine + HCL pekat.
Gambar sel sklereida yang mengandung lignin dan
berwarna merah. Perhatikan lapisan-lapisan
penebalan dinding sel serta saluran-saluran noktah.
Periksa dalam perbesaran kuat.
b. Preparat 6: Selaput bagian luar daun Rheo discolor.
Irislah tipis-tipis selaput luar daun, letakkan pada
gelas benda dan tetesi air. Gambar sel dan beri
warna sesuai yang terlihat. Selanjutnya tetesilah
dengan larutan garam 10%, lihatlah dan gambarlah
perubahan yang terjadi.

F. Hasil Pengamatan
1. Mikroskop

7
8

Bagian bagian Mikroskop berserta dan fungsinya,


antaralain:

1) TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini


berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan
lensa objektif dengan lensa okuler.
2) REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu
cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke
meja objek melalui lubang yang terdapat di meja
objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar
digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka
menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya.
3) LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan
mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk
bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif.
4) KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat
putar dan di naik turunkan.
5) MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini
berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil
daripada makrometer.
6) REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur
perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
7) LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada
objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur
oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa
objektif.
8) DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk.
9) MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer
berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat.
10)MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat
meletakkan objek yang akan di amati.
11)PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk
menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.
12)LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai
pegangang pada mikroskop.
13)KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga
atau menopang mikroskop.
14)SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk
mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

2. Struktur Sel

Daun singkong( Manihot sp.) Selaput bagian dalam umbi bawang merah
:Bentuk sel, dinding sel, dan (Allium cepa var.Ascalonicum ) : Dinding
ruang antar sel. Perbesaran sel, sitoplasma, nukleus. Perbesaran
10x10= 100x 10x10= 100x

pER

Ganggang Spirogyra sp : Irisan melintang korteks akar


umbi wortel dalam air ( Daucus
Kloroplas bentuk pita.
carota : Kromatofora (pigmen
Perbesaran 10x10= 100x
warna.). Perbesaran 10x10= 100x

Kerokan endokarpium kelapa (Cocos Sel daun nanas karang (Rheo discolor ):
nucifera) : Sklereida. Perbesaran Pigmen kromatofora, plasmolisis,
10x10= 100x deplasmolisis. Perbesaran 10x10= 100x

9
10

G. Pembahasan

Mikroskop adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam


pengamatan, terutama dalam bidang biologi. Mikroskop membuat benda-
benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop
membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata
telanjang. Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang
mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus
menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan
komponen tersebut.
Perbesaran yang dicapai suatu mikroskop cahaya adalah hasil kerja
dua sistem lensa yaitu lensa objektif yang terdekat dengan cermin dan
lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata.
Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan
mengahasilkan bayangan nyata, pada gilirannya diperbesar oleh lensa
okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat (Volk, 1984).
Sel adalah suatu susunan atau unit terkecil yang menyusun mahluk
hidup. Di dalam sel terjadi berbagai kegiatan kehidupan seperti makan,
mengeluarkan zat sisa, bernafas, berkembangbiak, dan berbagai aktivitas
kehidupan lainnya. Oleh sebab itu, sel disebut juga unit fungsional terkecil
dari kehidupan. Namun pada sel mati, sel tidak melakukan kegiatan
kehidupan. Bila diamati di bawah mikroskop, pada sel mati akan terlihat
ruang-ruang kosong. Hal ini disebabkan karena protoplasma telah mati
(mengering). Sedangkan pada sel hidup akan mengandung protoplasma
yang mencangkup sitoplasma yang berisi organel-organel, seperti inti sel,
plastida, mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom dan
mikrobodi. Suatu sel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda
antara sel yang satu dengan yang lainnya terutama pada sel hewan dengan
sel tumbuhan bila pada sel tumbuhan terdapat dinding sel pada sel hewan
tidak memiliki hal itu karena bila sel hewan memiliki dinding sel, sel
tersebut akan kaku dan tidak dapat bergerak dan pada sel hewan saat
pembelahan dibantu oleh organel yang disebut sebagai sentrosom dan
sentriol dimana organel ini tidak terdapat pada sel tumbuhan selain itu
terdapat mitokondria dan organel lain yang tidak ada pada sel tumbuhan.
Pada percobaan pengamatan sel tumbuhan dengan menggunakan
enam sampel bahan percobaan yaitu daun Manihot sp, umbi Allium cepa,
ganggang Spirogyra sp, umbi Daucus carota, Cocos nucifera, dan sel
daun Rheo discolor dengan perbesaran lensa okuler 10 kali dan
perbesaran lensa obyektif 10 kali jadi perbesaran totalnya 100 kali. Pada
pengamatan daun Manihot sp dan umbi Allium cepa memiliki Persamaan
memiliki dinding sel akan tetapi memiliki perbedaan yaitu, sel gabus
batang ubi kayu tidak memiliki inti sel, sedangkan sel umbi Alium cepa
memiliki inti sel. Inti sel merupkan pusat pengendali seluruh kegiatan
metabolisme dan pengaturan informasi genetik, maka bila inti sel tidak
ada, maka sebuah sel dikatakan sel mati. Disamping itu, sel hidup juga
harus memiliki cairan sitoplasma yaitu sebagai tempat segala aktifitas
mahkluk hidup. Sel umbi Alium cepa memiliki sitoplasma, sel epitel
memiliki sitoplasma, dan kedua sel tersebut memiliki inti sel ( nukleus ).
Umbi lapis Allium cepa, bagian sel hidup yang paling jelas diamati adalah
sitoplasmanya yang berbentuk butiran-butiran halus. Sedangkan sel gabus
batang ubi kayu tidak terlihat adanya inti sel melainkan hanya sel kosong .
Sehingga, sel umbi Alium cepa dan sel epitel mulut merupakan sel hidup
karena memiliki inti sel dan sitoplasma, sedangkan sel gabus batang ubi
kayu merupakan sel mati, karena hanya berbentuk “kamar kosong” tanpa
ada inti sel maupun sitoplasma.
Pengamatan ganggang Spirogyra sp dapat diamati kloroplas bentuk
pita. Sel-sel tumbuhan ini membentuk koloni berupa benang yang tidak
bercabang. Koloni tersebut selalu bertambah panjang karena pembelahan
selnya yang vegetatif, tiap selnya satu inti sel dan satu kloroplas (plastida
berpigmen hijau) berbentuk pita yang membujur seperti spiral dan
menempel pada dinding sel yang mengandung pirenoid. Ganggang
Spirogyra sp. bagian sel hidup yang paling jelas di amati adalah
kloroplastnya yang berbentuk pita spiral. Pada umbi Daucus carota dapat
diamati adanya kromoplas, Adapun bentuk kromoplas ini bervariasi, ada
yang berbentuk batang dan ada juga yang berbentuk bulat dan berwarna

11
12

orange. Pada preparat irisan akar wortel ditemukan kromoplast berwarna


orange yang terdapat di sela-sela sel. kromoplas berupa pigmen karoten
(plastida yang berwarna kuning atau jingga) yang berbentuk segitiga. Pada
kromoplas terkandung zat warna karotenoid dalam hal ini yaitu alfa dan
beta karoten yang menyebabkan warna jingga pada umbi wortel sebagai
pigmen karotenoid utama. Kandungan beta karoten yang mencapai
minimal 50 % pada umbi wortel juga menyebabkan warna jingga. Hal ini
sesuai dengan (Hidayat, 1995) yang menyatakan bahwa Warna orange
pada kromoplas disebabkan oleh kandungan karotinoidnya. Kromoplast
sendiri biasnya berasal dari kloroplas, tetapi juga dapat berasal dari
proplastida. Diferensiasi kloroplas menjadi kromoplas bergantung pada
sintsis dan penempatan pigmen karotinoid yang ada pada akar wortel.
Perkembangan pigmen itu juga berkaitan dengan modifikasi (perombakan)
tilakoid. Dalam proses ini, globula lipid bertambah banyak dan berkumpul
menjadi kristaloid karoten pada akar wortel (Hidayat, 1995). Umbi wortel
Daucus carota, bagian sel hidup yang paling jelas diamati adalah
plastidanya yang berwarna jingga dikarenakan kandungan zat warna
karotenoid.
Pengamatan kerokan endokarpium Cocos nucifera yang diamati
dibawah mikroskop dapat terlihat bahwa pada batok kelapa jaringan
sklerenkimnya tersusun dari sklereid berupa brakisklereid dan fiber
dengan bentuk ramut-rambut yang bercabang-cabang. Sel daun Rheo
discolor yang diamati memiliki bentuk lonjong segi enam, jarak antar
dinding sel berdekatan atau menyatu. Memiliki pigmen warna ungu.
Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan
meristem. Dan jaringannya terbagi menjadi dua yang berdasarkan
kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak diri yaitu jaringan
meristem dan jaringan permanen. Di gambar masih terlihat kurang jelas
karena proses pemotongan yang kurang tipis.
H. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
a. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat,
meneliti atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil
menjadi lebih besar dari aslinya.
b. Sel adalah suatu susunan atau unit terkecil yang menyusun
mahluk hidup.
c. Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat dilihat di bawah
mikroskop memiliki ruang-ruang kosong pada
protoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki isi pada
protoplasmanya. Sel mati tersebut ditunjukan pada
pengamatan sayatan gabus singkong.
d. Suatu sel dikatakan hidup apabila mengandung protoplasma
yang mencakup sitoplasma yang berisi organel-organel,
seperti inti sel, plastida, mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasma, diktiosom dan mikrobodi. Sel hidup tersebut
ditunjukan pada pengamatan Allium cepa, Spirogyra sp,
Daucus carota, Cocos nucifera, dan Rhoeo discolor.

B. Saran
a. Perlu untuk memperhatikan bagian-bagian dari mikroskop
apakah dalam keadaan baik dan lengkap.
b. Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium
diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat
yang kurang baik.
c. Praktikum mikroskop ini harus diperhatikan dengan baik
karena mikroskop sangat penting dalam kegiatan biologi.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga.
Jakarta.

Anonim. 2010. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses


tanggal 19 Nopember 2010.

Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.

Anonim. 2012. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses


tanggal 24 Oktober 2012.

Asnani.2009.Biology struktur dan fungsi sel. diunduh dari


http://biology.blogspot.com/2009.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji . Bandung : Penerbit ITB.

Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan


(tentang Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Amintarti, Sri dan H. Muchyar. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan.
FKIP UNLAM :Banjarmasin.

Anonim A. 2015. http://biology.touchspin.com/Allium cepa_Leaf.php (diakses


tanggal 2 Maret 2015).
LAMPIRAN

Hasil gambar

15

Anda mungkin juga menyukai