Anda di halaman 1dari 18

KASUS 1

Biji pala mengandung miristin. Miristin adalah alkaloid yang bersifat tahan pemanasan.
Alkaloid pada biji pala larut dalam eter. Sebuah pabrik obat tradisional akan membuat ekstrak
dari biji pala.
Pertanyaan soal :
Metode apakah yang cocok untuk pembuatan ekstrak biji pala?
A. Infusa
B. Dekoktasi
C. Maserasi
D. Perkolasi
E. Sokhletasi

Kunci Jawaban E Nama : ..........................................

SOAL LATIHAN UJI KOMPETENSI D3 FARMASI


BIDANG FARMAKOGNOSI

Petunjuk mengerjakan :
Jawablah soal berikut ini dengan melingkari huruf di depan jawaban yang paling benar.

KASUS 2:
Sebuah perusahaan farmasi ingin membuat ekstrak kulit jeruk. Zat aktif yang akan diambil
adalah minyak atsiri dan flavonoid. Senyawa kimia dalam kulit jeruk bersifat tidak tahan
panas.
Pertanyaan soal :
Metode penyarian apa yang sesuai untuk pembuatan ekstrak kulit jeruk?
A. Infusa
B. dekoktasi
C. Maserasi
D. Perkolasi
E. Sokhletasi
Kunci Jawaban C

KASUS 3:
Sebuah industry makanan bayi akan mengambil karoten dari brokoli. Karoten yang akan
diambil adalah beta karoten. Beta karoten mempunyai struktur alifatis rantai panjang dengan
rantai rangkap berseling.
Pertanyaan soal :
Pelarut apakah yang cocok untuk membuat isolat brokoli ?
A. Etanol
B. Air
C. Heksana
D. Etil asetat
E. Propanol
Kunci Jawaban C
KASUS 4:
Sebuah industri farmasi akan membuat sediaan fitofarmaka dari ekstrak herba seledri. Seledri
mengandung flavonoid dengan komponen utama apigenin.
Pertanyaan soal :
Pelarut apakah yang sesuai untuk menyari apigenin?
A. Butanol-Air-asam asetaat
B. Benzena-asam asetat-air
C. Heksan-Aseton-butanol
D. Kloroform-metanol-air
E. Asam asetat-Air-HCl
Kunci Jawaban A

KASUS 5:
Sebuah industry obat tradisional akan membuat ekstrak daun tempuyung. Berdasar literature
rendemen yang akan diperoleh adalah 7,5% jika dibuat dengan metode maserasi
menggunakan etanol 30% selama 6 jam.
Pertanyaan soal :
Berapakah ekstrak yang diperoleh jika perusaahn tersebut memiliki 150 kg
simplisia?
A. 112,5 kg
B. 11,25 kg
C. 1,125 kg
D. 0,112 kg
E. 0,011 kg
Kunci Jawaban B

KASUS 6:
Seorang mahasiswa melakukan ekstraksi tumbuhan tapak dara untuk melakukan uji
aktivitas anticancer dengan cara serbuk kering rimpang kencur ditambah 10 bagian
etanol 95 %,direndam se;ama 6 jam sambil sekali-kali diaduk,kemudian didiamkan
selama 24 jam. Ekstrak dipisahkan dan proses diulangi 2 kali menggunakan jenis dan
jumlah pelarut yang sama.

Pertanyaan soal :
Apakah metode ekstraksi yang tepat dilakukan oleh mahasiswa tersebut?
A. Remaserasi
B. Maserasi
C. Perkolasi
D. Infundasi
E. Digesti

Kunci Jawaban B
KASUS 7:
Seorang TTK melakukan penelitian uji aktivitas anti bakteri dengan merefluk sampel
daun salam untuk memperoleh tanin. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian
dipekatkan untuk menghilangkan etanolnya.

Pertanyaan :
Apakah tujuan terapi pada sampel tersebut ?
A. Sebagai analgetik
B. Sebagai karminatif
C. Sebagai anti diare
D. Sebagai antimikoba
E. Sebagai ekspektoran
Kunci Jawaban C

KASUS 8:
Seorang mahasiswa mengisolasi piperin dari Piperis Albi Fructus untuk melakukan uji
aktivitas imunomodulator, diawali dengan menguapkan ekstrak diatas waterbath
sampai konsistensi kental, sesudah ekstrak dingin baru ditambahkan pelarut KOH-
etanol secukupnya dan penambahan diaduk sampai timbul endapan.

Pertanyaan soal :
Apakah fungsi penambahan pelarut tersebut dilakukan dalam keadaan dingin?

A. Agar piperin terhidrolisis menjadi garam piperinat dan piperidin


B. Agar terbentuk piperinnya bagus
C. Agar piperin tidak terhidrolisis menjadi asam piperinat dan piperidin
D. Agar piperin tidak teroksidasi menjadi garam piperinat dan piperidin
E. Agar piperin tidak terhidrolisis menjadi garam piperinat dan piperidin
Kunci Jawaban E/ C

KASUS 9:
Seorang mahasiswa melakukan analisis minyak atsiri dari rimpang temu kunci sebagai anti
kanker dengan identifikasi secara kromatografi lapis tipis,. Proses diawali dengan melakukan
penjenuhan chamber sebelum melakukan elusi.

Pertanyaan :
Apakah tujuan proses awal analisis tersebut ?
A.Agar memudahkan terjadinya elusi
B.Agar suasananya asam
C. Agar suasana di dalam chamber jenuh terhadap eluen sehingga elusi dapat berjalan
sempurna
D. Agar analisisnya berjalan sempurna
E. Agar memudahkan reaksi identifikasi

Kunci Jawaban C

KASUS 10:
Dita akan mengekstraksi daun gambir dengan cara perendaman. Pada hari pertama serbuk
daun gambirdirendam dengan etanol 96% dan diaduksesekali kemudian disimpan semalam.
Hari kedua, filtrat dipisahkan dari ampasnya. Ampas ditambah kembali dengan etanol 96%
dan disimpan kembali. Proses tersebut berlangsung3 hari.
Pertanyaan soal :
Apakah metode ekstraksi yang dilakukan oleh Dita ?
a. Maserasi
b. Digesti
c. Dekok
d. Remaserasi
e. Infus
KunciJawaban D. Remaserasi

KASUS 11 :
Dela ingin membandingkan hasil rendemen kuinina dari kulit kina (Chincona succirubra)
antara metode maserasi dan perkolasi. Hasil yang diperolehmenujukkan bahwa metode
perkolasi lebih baik daripada maserasi dalam meningkatkan rendemen kuinina.
Pertanyaan soal :
Apakah keuntungan dari metode yang menghasilkan rendemen lebih bagus ?
a. Adanya aliran cairan penyari mampu menurunkan derajat perbedaan konsentrasi
b. Adanya aliran cairan penyari mampu meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi
c. Adanya ruang antar butir serbuk simplisia mampu menurunkan derajat perbedaan
konsentrasi
d. Adanya ruang antar butir serbuk simplisia mampu meningkatkan daya kapilaritas
e. Adanya ruang antar butir serbuk simplisia mampu meningkatkan lapisan batas
KunciJawaban B.

KASUS 12:
Hasil isolasi caffeine dari Camellia sinensis menggunakan pelarut kloroform dan dilanjutkan
dengan mikrosublumasi diperoleh Kristal berwarna putih dan berasa pahit. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan caffeine hasil identifikasi adalah
menggunakan metode mikroskopi dengan perbesaran 10 X 40.
Pertanyaan soal :
Bagaimanakah gambaran bentuk kristal yang diperoleh?
a. Prisma
b. Jarum
c. Roset
d. Oval
e. Rompang
KunciJawaban B. Jarum
KASUS 13:
Rafa melakukan isolasi piperin dari lada putih dengan metode sohkletasi. Bobot
simplisia yang ditimbang adalah 30,00 gram. Bobot kertas saring untuk wadah kristal
piperin adalah 2,50 gram. Bobot kertas saring bersama kristal piperin yang dikeringkan
adalah 5,50 gram.
Pertanyaan soal
Berapa rendemen yang diperoleh dari isolasi tersebut ?
a. 10 % b/b
b. 10 % v/b
c. 0,1 % b/b
d. 0,1 % v/b
e. 0,1 % v/v
KunciJawaban A. 10 % b/b

KASUS 14:
Rimpang temulawak dapat diisolasi salah satu kandungan aktifnya yaitu minyak atsiri.
Dari sebanyak 300 g temulawak segar yang telah diperkecil ukurannya dengan cara
diiris-iris,setelah diisolasi dengan destilasi air ternyata didapatkan minyak atsiri
sebanyak 15,5 g.
Pertanyaan soal :
Berapa rendemen yang diperoleh dari isolasi tersebut ?
a. 0,52%
b. 5,2%
c. 6,6%
d. 52%
e. 66%
KunciJawaban B. 5,2%

KASUS 15:
Dani melakukan isolasi minyak atsiri terhadap rimpang jahe dan menghasilkan
rendemen sebesar 78,57%, berat cawan dan zat sebesar 78,45. Sedangkan berat
cawan kosong adalah 69,23.
Pertanyaan soal :
Berapa berat simplisia yang digunakan oleh Dani ?
a. 11,76 gr
b. 11,75 gr
c. 11,74 gr
d. 11,73 gr
e. 11,72 gr
KunciJawaban E.11,72 gr
KASUS 16 :
Seorang tenaga teknis kefarmasian di bagian QC industri jamu melakukan analisis
kadar minyak atsiri dalam simplisia rimpang kunir putih dari berbagai daerah dengan
menggunakan metode Destilasi Stahl.
Pertanyaan soal :
Cairan apakah yang diperlukan dalam analisis tersebut ?
a. Etanol
b. Air
c. Toluen
d. Xilen
e. Kloroform
KunciJawaban B. Air

KASUS 17:
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dapat digunakan sebagai obat dan belum
mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah
dikeringkan. Ada beberapa tahapan dalam pembutan simplisia salah satunya adalah
proses perajangan.
Pertanyaan soal :
Apa tujuan dari proses diatas?
a. Memperluas permukaan bahan
b. Mempermudah proses pengeringan dan penggilingan
c. Mempermudah proses penyimpanan
d. Mencegah terjadinya proses reaksi enzimatis yang dapat menurunkan mutu
e. Mencegah pertumbuhan jamur
KunciJawaban B. Mempermudah proses pengeringan dan penggilingan

KASUS 18:
Seorang tenaga teknis farmasi yang bertugas di divisi QC melakukan analisis kristal
piperin secara kromatografi lapis tipis. Kristal piperin yang telah dilarutkan dalam etanol
ditotolkan pada lempeng silika GF254nm 1 cm dari tepi bawah dan dilakukan eluasi
sepanjang 8 cm total panjang lempeng KLT 10 cm. Setelah disemprot vanillin-asam
sulfat diperoleh noda berwarna kuning dengan jarak 4,36 dari tepi bawah.
Pertanyaan soal :
Berapakah harga Rf noda tersebut?
a. 0,13
b. 0,42
c. 0,55
d. 42
e. 55

KunciJawaban B. 0,42
KASUS 19:
Rendra mengidentifikasi simplisia dengan cara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop.
Berikut adalah hasil dari pengamatannya :

Pertanyaan soal :
Gambar mikroskopis tersebut merupakan gambar mikroskopis pati dari ?
a. Padi
b. Jagung
c. Singkong
d. Gandum
e. Kentang
KunciJawaban B. Jagung
KASUS 20:
Seorang Mahasiswa DIII Farmasi melakukan identifikasi zat aktif dari ekstrak etanol Camellia
sinensis. Pada tabung gelas 1 gram ekstrak tersebut ditambahkan 5 mL akuades dan dikocok
kuat selama 30 detik. Setelah tabung dibiarkan dalam posisi tegak menunjukkan terbentuknya
buih setinggi 1 cm selama 30 menit.

Pertanyaan soal :
Dari pengujian di atas zat aktif apa yang telah diidentifikasi?
a. Alkaloid
b. Tanin
c. Flavonoid
d. Saponin
e. Terpenoid

Kunci Jawaban D

KASUS 21:
Ekstraksi dari 500 gram simplia buah morindae citrifolia L. secara maserasi dengan pelarut
etanol 70% menghasilkan 25,5 gram maserat. Maserat tersebut selanjutnya difraksinasi
dengan kloroform hingga diperoleh fraksi kloroform sejumlah 1,25gram. Fraksi tersebut
dipisahkan menggunakan teknik kromatografi kolom dengan fase diam silika gel dan elusinya
dilakukan secara gradient dengan campuran heksan:kloroform:methanol. Fraksi no.6
menunjukkan keberadaan senyawa skopoletin dan selanjutnya direkristalisasi. Kristal murni
yang diperoleh sebesar 75 mg.

Pertanyaan soal:
Berapa persen rendemen senyawa skopoletin yang diperoleh pada proses isolasi tersebut ?
a. 60% b/b
b. 25% b/b
c. 15% b/b
d. 0,25% b/b
e. 0,015%b/b
KunciJawaban E
KASUS 22:
Seorang TTK di bagian R&D di suatu Industri Farmasi sedang melakukan proses isolasi
senyawa kafein dari Camellia sinensis L folium. Dilakukan teknik refluks dari 100 gram
simplisia dalam 300 mL aquadest yang selanjutnya dilakukan penambahan 6gram Na 2CO3.
Ekstrak cair yang diperoleh difraksinasi menggunakan kloroform 150mL dan diuapkan
hingga diperoleh serbuk kafein kasar. Berat cawan setelah berisi serbuk 331,973g dan berat
cawan kosong adalah 322,723g. Kafein kasar dimikrosublimasi hingga diperoleh kristal yang
selanjutnya dimasukan dalam flakon. Diketahui berat botol kosong tersebut adalah 211, 698
gram dan setelah berisi kristal tersebut beratnya menjadi 214,948 gram.

Pertanyaan soal:
Hitung berapa banyak randemen senyawa kafein yang diperoleh dari isolasi diatas ?
a. 1,08% b/b
b. 3,25% b/b
c. 9,25% b/b
d. 24,14% b/b
e. 35,14% b/b
KunciJawaban B

KASUS 23:
Seorang Tenaga Teknis Kefarmasian melakukan penetapan kadar minyak atsiri dengan
tujuan standarisasi ekstrak Myristica fragransis semen. 150 gram ekstrak dimasukan ke
dalam labu alas bulat dan ditambahkan 200mL air suling pada alat destilasi Stahl. Setelah
penyulingan selesai dibiarkan selama tidak kurang 15 menit dan dicatat volume minyak
atsirinya pada buret sebesar 6,60 mL.

Pertanyaan soal :
Berapakah rendemen minyak atsiri yang diperoleh ?
a. 4,1 %
b. 4,2 %
c. 4,3 %
d. 4,4 %
e. 4,5 %
Kunci Jawaban D

KASUS 24:
Seorang TTK melakukan isolasi minyak atsiri dari rhizome Zingiber officinale dengan
metode destilasi air dengan alat destilator Stahl. Sejumlah 200 gram didestilasi dengan 500
mL air selama 6 jam. Hasil destilasi akhir pada pipa skala sebanyak 10 mL kemudian
dipisahkan dari fase airnya. Selanjunya tertampung fase airnya sejumlah 8,4 mL.

Pertanyaan soal :
Berapa rendemen minyak atsiri yang diperoleh?
a. 0,8 % b/v
b. 1,0 % b/v
c. 2,0 % b/v
d. 4,2 % b/v
e. 5,0 % b/v
Kunci Jawaban A
KASUS 25.
Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman penghasil alkaloid. Untuk memperoleh
alkaloid tersebut, perlu dilakukan ekstraksi pada temperature titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendingin balik.

Pertanyaan soal :
Disebut apakah, metode ekstraksi tersebut?
a. Digesti
b. Sokhletasi
c. Destilasi
d. Refluks
e. Infundasi
Kunci Jawaban D

KASUS 26.
Piper nigrum, merupakan salah satu tanaman penghasil piperin. Untuk memperoleh piperin
tersebut, perlu dilakukan ekstraksi. Setelah dilakukan proses ekstraksi dilakukan proses
separasi yaitu pertama dengan menguapkan filtrate pada suhu 70°C hingga diperoleh ekstrak
kental. Proses separasi kedua yaitu mereaksikan ekstrak kental dengan KOH etanolis 10%.
Proses separasi yangterakhir yaitu filtrate yang dihasilkan disimpan dalam lemari es dan
didiamkan selama semalam.
Pertanyaan soal :
Apakah fungsi proses separasi yang ketiga?
a. Membentuk resin
b. Membentuk kristal
c. Menghilangkan resin
d. Menghilangkan pelarut
e. Menghilangkan pengotor
Kunci Jawaban B

KASUS 27
Seorang TTK diminta untuk melakukan ekstraksi suatu bahan simplisia. Metode ekstraksi
yang digunakan adalah infundasi, namun karena simplisia yang digunakan berasal dari
batang maka metode ekstraksi tersebut dimodifikasi menjadi dekokta.

Pertanyaan soal :
Pada suhu berapa dan berapa lama waktu yang dibutuhkan pada metode ekstraksi yang telah
dimodifikasi tersebut?
a. 100°C selama 30 menit
b. 100°C selama 15 menit
c. 90°C selama 30 menit
d. 90°C selama 15 menit
e. 60°C selama 30 menit
Kunci Jawaban C
KASUS 28.
Seorang TTK melakukan identifikasi Orthosiphon stamineus L secara kromatografi lapis
tipis. Fase diam yang digunakan adalah silika gel F254 dan fase gerak diklormetan-metanol
(8:2). Selanjutnya diidentifikasi dengan berbagai penampak bercak antara lain uap ammonia,
Dragendorf, dan FeCl3. Diperoleh hasil terbentuk noda berwarna kuning dengan uap
ammonia, tidak terbentuk dengan perekasi Dragendorf dan noda berwarna abu-abu dengan
pereaksi FeCl3.

Pertanyaan soal :
Dari hasil identifikasi simplisia tersebut, metabolit sekunder apakah yang terdapat dalam
simplisia tersbeut?
a. alkaloid
b. tannin
c. flavonoid
d. terpenoid
e. saponin
Kunci Jawaban C

KASUS 29
Seorang TTK melakukan identifikasi secara kromatografi lapis tipis. Diketahui sampel
ditotolkan 1cm dari tepi bawah, kemudian dieluasi sepanjang 12cm. diperoleh tiga (3) bercak
noda dengan ketinggian yang diukur dari tepi bawah secara berurutan dari bawah adalah
3,5cm; 5,6cm dan 8,9cm.

Pertanyaan soal :
Berapakah harga HRf dari noda yang paling bawah?
a. 21
b. 29
c. 66
d. 74
e. 47
Kunci Jawaban A
KASUS 30.
Seorang TTK melakukan destilasi rimpang Curcuma domestica. Minyak atsiri yang
diperoleh akan diidentifikasi secara kromatografi lapis tipis dengan eluen toluene-etil
asetat (93:7 v/v) dan pereaksi penampak bercak ternyata menghasilkan bercak
berwarna ungu violet. Setelah lempeng tadi disemprot dengan penampak bercak
diperoleh 6 bercak dengan hRf antara 5,4 sampai 95.

Pertanyaan soal :
Apakah penampak bercak yang digunakan pada prosedur di atas?
a. FeCl3
b. Anisaldehid
c. Anisaldehid- asam sulfat
d. Toluen –anisaldehid
e. Toluen-asam sulfat
Kunci Jawaban E
KASUS 31.
Eugenol dari bunga cengkeh dapat diidentifikasi kualitatif menggunakan KLT. Setelah
lempeng KLT dieluasi kemudian dikering-anginkan. Bercak dilihat dengan penyemprot
lempeng menggunakan vanillin-H2S04, kemudian lempeng dioven pada suhu 100C
selama 5 menit.

Pertanyaan soal :
Apa fungsi pengeringan menggunakan oven pada prosedur tersebut?
a. Mengaktifkan lempeng
b. Mempercepat reaksi komplek sampel dengan penampak bercak
c. Mempercepat penguapan H2SO4
d. Menghilangkan sisa eluen
e. Menghindari proses kontaminasi dari udara
Kunci Jawaban B

KASUS 32.
Seorang mahasiswa melakukan isolasi eugenol minyak cengkeh dengan mengukur 5 mL
minyak cengkeh dimasukkan Erlenmeyer lalu ditambah 30 mL KOH 1N dan ditutup,
dikocok 5 menit. Dipanaskan dengan penangas air lalu dikocok kembali ditambah KOH
lagi sampai basa dan dikocok lagi 5 menit. Fase air dipisahkan dan dinetralkan,
kemudian dimasukkan corong pisah dan ditambah eter 5mL x 3 kali. Fase eter diuapkan
sampai kering.
Pertanyaan soal :
Metode ekstraksi apakah yang digunakan pada proses isolasi tersebut?
a. Sokhletasi
a. Ekstraksi cair-cair
b. Refluks
c. Destilasi air
d. Perkolasi
Kunci Jawaban B

KASUS 33.
Seorang staff R&D akan membuat sediaan lotion dari daun sereh anti nyamuk. Senyawa
zat aktif yang akan diambil dari daun sereh adalah minyak atsiri. Minyak atsiri dapat
diperoleh dengan cara destilasi.
Pertanyaan soal :
Apa prinsip penyarian yang tersebut?
a. Perbedaan titik didih
b. Perbedaan bobot jenis
c. Perbedaan cairan penyari
d. Perbedaan sifat kepolaran
e. Perbedaan sifat kelarutan

Kunci Jawaban A
KASUS 34.
Sebanyak 10 kg Zingiber purpureum didestilasi uap dan diperoleh 1,1mL minyak.
Selanjutnya minyak tersebut dipisahkan dari pengotor-pengotornya dengan
penambahan natrium sulfat anhidrat sehingga diperoleh minyak atsiri sebanyak 0,8
mL.

Pertanyaan soal :
Berapakah hasil rendemen ekstraksi Zingiber purpureum tersebut?
a. 8,00 % b/b
b. 11,00 % b/b
c. 19,00 % b/v
d. 8,00 % b/v
e. 11,00 % b/v

Kunci Jawaban D

KASUS 35.
Seorang TTK melakukan identifikasi secara kromatografi lapis tipis. Diketahui
sampel ditotolkan 1 cm dari tepi bawah, kemudian dieluasi sepanjang 8cm.
diperoleh tiga (3) bercak noda dengan ketinggian yang diukur dari tepi bawah
secara berurutan dari bawah adalah 2,5cm; 4,0cm dan 7,8cm.

Pertanyaan soal :
Berapakah harga hRf dari noda pertama?
a. 0,31
b. 0,50
c. 31,25
d. 50,00
e. 27,78

Kunci Jawaban C

KASUS 36:
Seorang Ahli Madya Farmasi melakukan destilasi 500 gram bunga cengkeh
(Caryophyllus aromaticus L.) dan diperoleh 97,3 mL minyak cengkeh. Dari
minyak cengkeh tersebut diambil 10 mL untuk dilakukan isolasi eugenol dan
diperoleh data sebagai berikut: Berat vial berisi eugenol = 12,31 gram ; Berat vial
kosong = 4, 23 gram; menurut literatur kandungan eugenol sebesar 70,0 – 96,0%.
Pertanyaan soal :
Dari data di atas apakah kandungan eugenol telah memenuhi persyaratan?
a. Memenuhi persyaratan karena rendemen yang diperoleh 70,1 – 80,0%
b. Memenuhi persyaratan karena rendemen yang diperoleh 80,1 – 96,0%
c. Tidak memenuhi persyaratan karena rendemen yang diperoleh 96,1 –
124,0%
d. Tidak memenuhi persyaratan karena rendemen yang diperoleh 40,1 – 70,0%
e. Tidak memenuhi persyaratan karena rendemen yang diperoleh124,1 –
195,0%
KunciJawaban B
KASUS 37:
Bioaktifitas Piperine telah dilaporkan sebagai anti-inflammatory, antioxidant dan inhibit lipid
peroxidation. Pada saat TTK melakukan skrining fitokimia terhadap ekstrak etanol piper
nigrum dengan menggunakan pereaksi Dragendorf hasilnya terbentuk endapan warna jingga,
hal ini menunjukkan bahwa dalam piper nigrum mengandung senyawa kimia.

Pertanyaan soal :
Apakah senyawa kimia yang ditunjukkan oleh pereaksi di atas?
A. Flavonoid
B. Minyak atsiri
C. Alkaloid
D. Tanin
E. Saponin
KunciJawaban C. Alkaloid

KASUS 38:
Minyak atsiri mengandung berbagai komponen kimia. Salah satu komponen tersebut mudah
menguap. Komponen minyak atsiri yang mudah menguap adalah senyawa yang
mengandung 10 atom karbon dan 15 atom karbon

Pertanyaan :
Apakah komponen senyawa kimia nya?
A. Menthol dan Seskuiterpen
B. Kamfor dan Monoterpen
C. Misren dan Isoprene
D. Seskuiterpen dan Monoterpen
E. Menthol dan Isopren
KunciJawaban D.Seskuiterpen dan Monoterpen

KASUS 39:
Di apotek sediaan Stimuno sirup adalah vitamin yang berasal dari herba Meniran
(Phylantus niruri) dengan kandungan senyawa utama Filantin mempunyai manfaat sebagai obat
yang dapat mengembalikan dan memperbaiki sistem imun

Pertanyaansoal :
Sirup herbal tersebut diregistrasi sebagai :
A. Jamu
B. Obat Herbal Terstandart
C. Fitofarmaka
D. Obat Tradisional Modern
E. Obat Tradisional Import

KUNCI JAWABAN
KASUS 40:
BPOM masih sering menemukan produsen obat herbal yang mencampurkan BKO di dalam
produknya.Penyalahgunaan Bahan Kimia Obat (BKO) di dalam Obat Herbal umumnya dipicu
oleh produsen ingin mendongkrak penjualan karena khasiatnya lebih poten. BKO juga sering
ditambahkan pada jamu pelangsing

Pertanyaansoal :
Apakah Bahan Kimia Obat tersebut?
A. Teofilin
B. Sildenafil Sitrat
C. Sibutramin Hidroklorida
D. Dexamethasone
E. Parasetamol
KunciJawaban C. Silbutarin Hidroklorida
KASUS 41:
Seorang Tenaga Kefarmasian melakukan kegiatan ekstraksi sebelum dilakukan isolasi.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan kelarutannya terhadap dua
cairan tidak saling larutsebagai tenaga pemisah sehingga nantinya diperoleh Ekstrak.
Metode ekstraksi sendiri terbagi bermacam-macam

Pertanyaan soal :
Metode penyarian dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia
yg telah dibasahi disebut
A. Perkolasi
B. Maserasi
C. Infundasi
D. Digesti
E. Soxhletasi
KunciJawaban A. Perkolasi

KASUS 42:
Seorang tenaga teknis kefarmasian melakukan isolasi piperin dari Piper albi Linn dengan
metode soxhletasi hingga diperoleh Kristal piperin. Bobot simplisia yang akan diekstrak,
ditimbang sebanyak 40,00 gram. Bobot kertas saring untuk wadah kristal piperin adalah 2,80
gram. Bobot kertas saring dan kristal piperin yang dikeringkan adalah 6,80 gram

Pertanyaan soal :
. Berapa rendemen yang diperoleh dari isolasi tersebut ?
A. 0,1 % v/b
B. 10 % v/b
C. 0,1 % b/b
D. 10 % b/b
E. 0,1 % v/v
KunciJawaban D. 10% b/b
KASUS 43:
Seorang mahasiswa melakukan isolasi minyak atsiri dari daunjeruk (Citrus folia) sebanyak 200 gram
dan didapat minyak atsiri sebanyak1,29 gram. Minyak atsiri dari hasil isolasi dianalisa secara KLT
kemudian didapatkan data bahwa jarak yang ditempuh oleh bercak 4,3 cm dan jarak pelarut 6,8 cm

Pertanyaan soal :
Hitung berapa harga Rf dan hRf nya?
A. Rf = 0,63 dan hRf = 63
B. Rf = 0,30 dan hRf = 30
C. Rf = 0,19 dan hRf = 19
D. Rf = 0,64 dan hRf = 64
E. Rf = 0,66 dan hRf = 66
KunciJawaban A. Rf= 0,63 dan hRf= 68

KASUS 44:
Seorang mahasiswa melakukan identifikasi dengan menggunakan fase diam silica gel GF 254.

Pertanyaan soal :

Apakah yang dimaksud dari angka 254 pada silika gel GF254 adalah
A. Panjang gelombang
B. Frekuensi
C. Jumlah gelombang
D. Diameter fase gerak dalam satuan meter
E. Ketebalan fase diam kromatografi lapis tipis

KunciJawaban A. Panjang Gelombang


KASUS 45:
Seorang analis bagian produksi di industri obat tradisional akan membuat ekstrak
Daun salam. Dalam literature disebutkan bahwa salah satu kandungan dari daun salam adalah
saponin.
Pertanyaan soal :

Bagaimanakah cara mengidentifikasi adanya saponin pada ekstrak daun salam ?


A. Dengan Air panas
B. Mayer
C.Wagner
D. FeCl3
E. Dragondorff
KunciJawaban A. Dengan Air panas
KASUS 46
Rimpang Jahe Merah adalah rimpang Zingiber Officinale Rosc var rubrum, yang mengandung minyak atsiri tidak kurang
dari 1,70% v/b. Minyak atsiri tersebut banyak digunakan sebagai penghilang rasa nyeri yang digunakan secara topikal.
Jahe Merah mempunyai shogaol sebagai senyawa identitas, dimana senyawa tersebut dapat diidentifikasi secara KLT
dengan pembanding Eugenol 1% dalam etanol P.
PERTANYAAN SOAL :
Deteksi apakah yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa identitas pada rimpang Jahe Merah?
A. Aluminium klorida
B. Sitroborat LP
C. Anisaldehid-asam sulfat LP
D. UV 254
E. UV 366

Kunci Jawaban C

KASUS 47
Seorang analis farmasi di sebuah industri obat tradisional melakukan identifikasi secara
mikroskopis terhadap sampel serbuk simplisia. Sampel simplisia tersebut diketahui bahwa
salah satu kandungan metabolit sekundernya adalah tanin yang dapat digunakan sebagai obat
diare. Dari identifikasi tersebut didapatkan fragmen rambut penutup sebagai berikut:

PERTANYAAN SOAL :
Simplisia apakah yang telah diidentifikasi oleh analis farmasi tersebut?
A. Guazumae folium
B. Psidii guajavae folium
C. Polyanthi folium
D. Sonchi folium
E. Anacardii occidentalis folium
Kunci Jawaban B

KASUS 48:
Sebanyak 100 mg serbuk Phaleria macrocarpa ditambah dengan 10 ml air dimasukkan ke
dalam tabung reaksi dan dikocok kuat secara vertikal selama sekitar 30 detik. Dari
permukaan cairan terbentuk buih setinggi kurang lebih 4 cm dan tidak hilang selama
kurang lebih 30 menit.

Pertanyaan Soal:
Prosedur diatas merupakan uji pendahuluan untuk ?
A. Polifenol
B. Flavonoid
C. Tanin
D. Saponin
E. Alkaloid

KunciJawaban D

KASUS 49:
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia daun jambu biji ( Psidium guajava ) disari dengan 10
ml aquadest, disaring kemudian filtratnya diencerkan dengan aquadest sampai tidak
berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl 3 sehingga terjadi
warna biru.

Pertanyaan Soal :
Prosedur diatas merupakan uji skrining fitokimia?
A. Tanin
B. Saponin
C. Alkaloid
D. Flavonoid
E. Triterpenoid
KunciJawaban A
KASUS 50:
Sebanyak 0,5 gram serbuk simplisia daun jambu biji ( Psidium guajava ) disari dengan 10
ml aquadest, disaring kemudian filtratnya diencerkan dengan aquadest sampai tidak
berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 2 tetes pereaksi FeCl 3 sehingga terjadi
warna biru.

Pertanyaan Soal :
Prosedur diatas merupakan uji skrining fitokimia?
a. Tanin
b. Saponin
c. Alkaloid
d. Flavonoid
e. Triterpenoid
KunciJawaban A

Anda mungkin juga menyukai