METODOLOGI PENELITIAN
Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk
atau tidak, dengan uji tes kit formalin dan metode kuantitatif untuk
R1 (kelp. Eks) O1 × O2
O’1 × O’2
R2 (kelp. kontrol)
Keterangan
R = Kelompok experimen dan kontrol yang diambil secara random
Perlakuan perendaman dalam asam sitrat dengan konsentrasi 5; 7,5; 10;
X =
12,5; 15 dan 20% selama 30 menit.
Observasi hasil penetapan kadar formalin pada ikan asin teri nasi sebelum
O1 =
perendaman dalam asam sitrat.
Observasi hasil penetapan kadar formalin pada ikan asin teri nasi sesudah
O2 =
perendaman dalam asam sitrat.
O’1 = Sebelum diberi perlakuan pada kelompok kontrol
21
22
1. Lokasi
2. Waktu
Subyek dari penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang didapat dari
setelah diuji dengan Tes Kit Formalin, sedangkan objek dalam penelitian ini
adalah kadar formalin pada ikan asin teri nasi sebelum dan sesudah dilakukan
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ikan asin teri nasi yang
2. Sampel
Sampel pada uji kualitatif pada penelitian ini adalah dua puluh lima
sampel ikan asin teri nasi yang diambil dari lima Pasar Tradisional Kota
Yogyakarta, sedangkan sampel pada uji kuantitatif yaitu ikan asin teri nasi
23
yang warnanya paling pekat mengandung formalin setelah diuji dengan Tes
Kit Formalin.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar formalin pada ikan
asin teri nasi yang dapat dilihat dengan analisis titrasi asidimetri.
3. Variabel Kontrol
F. Definisi Operasional
1. Ikan asin teri nasi adalah teri jenis halus berwarna kekuningan, bentuk
2. Formalin adalah bahan pengawet yang ditambahkan pada ikan asin teri nasi
3. Asam Sitrat adalah bahan tambahan makanan yang berbentuk serbuk hablur
G. Instrumen Penelitian
1. Uji Kualitatif
a. Bahan
1) Bahan utama dalam penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang
3) Formalin (ET)
4) Akuades (BRATACO)
b. Peralatan
5) Batang pengaduk
6) Kertas saring
7) Sendok sungu
2. Uji Kuantitatif
a. Bahan
1) Bahan utama dalam penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang
4) HCl pekat
5) Na2CO3 anhidrat
titrasi.
26
7) H2O2 10%
8) NaOH 1 N
9) Akuades (BRATACO)
b. Peralatan
2) Buret (iwaki)
3) Erlenmeyer (iwaki)
9) Batang pengaduk
H. Jalannya Penelitian
Jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 25 sampel ikan asin teri
Pasar Kranggan dan Pasar Sentul. Pengumpulan sampel ikan asin teri nasi
yaitu sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada
dalam populasi.
Sampel ikan asin teri nasi yang sudah di kumpulkan kemudian diberi
berwarna ungu.
tabung reaksi.
menit.
mengandung formalin.
28
4) Panaskan larutan hingga mendidih dan titrasi lagi bila perlu hingga
2 × mg Na 2 CO 3
Normalitas HCl=
BM Na 2 CO 3 × ml HC1
2 × 1500 mg
¿
105, 9 × volume HC1 dalam ml
c. Titrasi Blanko
1) Konsentrasi 5%
5g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 5 g
100 ml
2) Konsentrasi 7,5%
7,5 g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 7 , 5 g
100 ml
3) Konsentrasi 10%
10 g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 10 g
100 ml
4) Konsentrasi 12,5%
12,5 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 12, 5 g
100 ml
5) Konsentrasi 15%
15 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 15 g
100 ml
6) Konsentrasi 20%
20 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 20 g
100 ml
Prosedur kerja:
masing erlenmeyer.
5) Titrasi dengan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna dari putih
2) Merendam ikan asin teri nasi dalam asam sitrat dengan konsentrasi
masing erlenmeyer.
5) Titrasi dengan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna dari putih
Keterangan:
V Blangko =Volume blanko
V HCl =Volume HCl
BE =Bilangan ekivalensi formalin
mg sampel =Bobot sampel yang digunakan
N HCl =Normalitas HCl
Data hasil uji kualitatif dikumpulkan dalam bentuk tabel dengan hasil
pengamatan ikan asin teri nasi yang positif mengandung formalin diberi
tanda positif (+¿ ) dan tanda negatif (−¿) untuk ikan asin teri nasi yang tidak
mengandung formalin.
asam sitrat dikumpulkan dalam bentuk tabel dan dihitung % kadar formalin
disimpulkan. Data juga diolah dengan teknik analisis statistik SPSS dengan
taraf kepercayaan 95% (∝= 0,05). Dilakukan uji normalitas menggunakan uji
homogenitas dengan dengan uji One Way Anova untuk melihat homogenitas
Jika data tidak normal di analisis dengan uji Kruskal Wallis untuk
kadar formalin pada ikan asin teri nasi. Kemudian dilanjutkan uji Man-Whitney
perendaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
berjenis halus yang berwarna kekuningan, yang berasal dari 25 pedagang ikan
asin teri nasi yang ada di 5 Pasar Tradisonal Kota Yogyakarta. Pengumpulan
sampel ikan asin teri nasi menggunakan metode probability dengan teknik
kode E (Pasar Sentul). Pemberian kode dilakukan agar tidak terjadi pertukaran
ikan asin teri nasi positif mengandung formalin. Sampel yang positif formalin
ditunjukan dengan adanya perubahan warna dari putih keruh menjadi ungu. Uji
dibandingkan dengan hasil perubahan warna pada ikan asin teri nasi.
Kemudian ikan asin teri nasi ditimbang 5 g dan dihaluskan dalam mortir,
dengan daging ikan, lalu ditunggu dingin dan disaring ke dalam tabung reaksi.
33
34
ikan asin teri nasi. Ditambahkan reagen A dan reagen B 2 tetes sampai
mengikat gugus aldehid yang terdapat pada sampel. Prinsipnya yaitu: Senyawa
formalin yang teroksidasi pada bahan pangan (asam format) akan dikembalikan
oleh pereaksi test kit formalin menjadi formalin dan bereaksi dengan kromofor
reaksi tersebut, protein mengeras dan tidak dapat larut. Hal inilah yang
ungu tua atau pekat mengandung formalin yaitu sampel dengan kode A3, B5,
C5, D2, dan E1. Untuk diuji secara kuantitatif. Sampel-sampel tersebut
terkandung dalam ikan asin teri nasi sebelum dan sesudah perlakuan
sekunder. Indikator merah metil digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi
yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah muda pucat.
Rentang perubahan pHnya 4,2-6,2 Hasil titrasi diperoleh larutan baku HCl
Titrasi blanko merupakan titrasi dimana larutan yang akan dititrasi tidak
berisi sampel dan diperlakukan sama seperti prosedur sampel. Hasil titrasi
blanko digunakan sebagai faktor koreksi dan standar warna untuk hasil
Selanjutnya dilakukan titrasi penetapan kadar ikan asin teri nasi sebelum
perendaman dalam asam sitrat. Hasil penetapan kadar ikan asin teri nasi
berlebih menghasilkan NaOH sisa yang kemudian dititrasi dengan HCl 0,901
Pada tabel 2 dapat dilihat dari 6 g sampel ikan teri nasi yang telah di uji
terdapat kandungan formalin sebesar 0,351 % artinya setiap 100 g ikan asin
0,351 × 10 = 3,51 g. Dosis menjadi 3,51 g/kg = 3510 mg/kg. Terlihat bahwa
kandungan formalin dalam ikan asin teri nasi sudah melewati ambang batas
yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil uji klinis, dosis toleransi tubuh
Allowances) untuk formalin sebesar 0,2 mg/kg berat badan. Misalnya berat
badan seseorang 50 kg, maka tubuh orang tersebut masih bisa mentoleransi
2010).
kembali yaitu titrasi yang dilakukan terhadap sisa pereaksi berlebih, dalam hal
ini adalah NaOH 1 N dan penambahan H 2O2 10% yang bertujuan untuk
dengan berbagai konsentrasi yaitu 5; 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% selama 30
menit pada setiap sampel mengalami penurunan. Penurunan kadar formalin ini
berformalin.
0.350% 0.333%
0.306%
0.300%
% KADAR FORMALIIN
0.250% 0.225%
0.200%
0.180% kadar formalin
0.150% 0.135% sesudah
perendaman
0.100%
0.050% 0.045%
0.000%
5.0% 7.5% 10.0% 12.5% 15.0% 20.0%
Konsentrasi (%) Asam Sitrat dalam Perendaman Ikan Asin Teri Nasi
Gambar 9. Grafik Kadar Formalin (% b/b) Ikan Asin Teri Nasi dalam Masing-
Masing Konsentrasi Perendaman dengan Asam Sitrat
formalin ikan asin teri nasi yaitu 0,351% menurun menjadi 0,333% sehingga
kadar formalin turun sebesar 5,12% dari konsentrasi awalnya. Demikian juga
pada konsentrasi 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% dapat menurunkan kadar formalin
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asam sitrat 20%
lebih baik dan signifikan dalam mengurangi kadar formalin, seperti terlihat
pada Gambar 10. Hal ini sesuai dengan penelitian Wikanta et al. (2011) yang
mereduksi kadar formalin pada udang putih, dijelaskan bahwa kadar formalin
100%
90% 87.17%
% PENURUNAN KADAR
80%
70%
61.53%
FORMALIIN
60%
50% 48.71%
40% % Penurunan kadar
35.89% formalin
30%
20%
10%5.12%12.82%
0%
5.0% 7.5% 10.0% 12.5% 15.0% 20.0%
Konsentrasi (%) Asam Sitrat dalam Perendaman Ikan Asin Teri Nasi
Gambar 10. Grafik Persentase Penurunan Kadar Formalin (%) Ikan Asin Teri Nasi
Kandungan formalin pada ikan asin teri nasi masih terdeteksi dan belum
larutan asam sitrat. Hal ini disebabkan karena larutan formalin yang terserap ke
dalam ikan asin teri nasi sulit untuk dilepaskan dengan cepat. Hal ini
dengan protein serta senyawa lain dan sisanya tetap dalam bentuk formalin
40
terlindungi dari udara luar dan akibatnya sangat lambat terjadi penguapan.
menjadi bentuk dasar formalin bersifat mudah bereaksi dengan protein yang
yang terikat tidak dapat digunakan oleh bakteri pembusuk sehingga makanan
ikan asin teri nasi membentuk methylene dan kemudian direndam pada larutan
asam sitrat, formalin tersebut akan terangkat oleh senyawa asam yang
terkandung pada larutan asam sitrat. Asam sitrat sebagai senyawa asam yang
formalin dan protein. Senyawa asam dalam larutan dapat berfungsi sebagai
katalis, selain sebagai reaktan dan produk. Perbedaan tekanan osmosis antara
cairan sel padatan ikan asin teri nasi dengan larutan perendam asam sitrat akan
menyebabkan berlangsungnya proses difusi cairan dari padatan ikan asin teri
nasi ke dalam larutan asam sitrat. Difusi cairan sel membawa molekul formalin
yang terlarut dalam cairan sel padatan ikan asin teri nasi. Proses difusi ini akan
dan suhu larutan asam sitrat. Semakin besar perbedaan osmosis, semakin lama
asam sitrat sampai tercapai kondisi larutan jenuh. Demikian juga semakin
tinggi konsentrasi dan larutan perendam akan semakin cepat proses difusi
Protein + H+¿ ¿
Formalin Protein metilol
(Asam)
(∆ m=+30)
Protein cross-lingking
dalam bentuk metilol yang bersifat reversibel dan ikatan silang antar protein
dengan gugus amino dan tiol dari asam amino membentuk metilol derivatif,
kelompok metil sebagian menjalani kondensasi imina yang juga disebut basa
42
histidin, arginin, sistein, dan tirosin. Dalam bentuk ikatan methylene cross-
linking, ikatan akan sulit dipecah karena terjadi ikatan antara gugus samping
amino lisin dan glutamin pada rantai protein. Cross-linking protein dapat
menyebabkan kadar formalin tidak dapat dihilangkan 100% dari ikan asin teri
Asam
Gambar 12. Reaksi Pemecahan Senyawa Methylene dengan Asam (Juliani, 2018)
dan Kurtosis masih berada pada range -2 sampai +2. Hasil dari Skewness dan
adalah sama atau homogen. Setelah keenam varian konsentrasi asam sitrat
terbukti sama, baru dilakukan uji Anova utk menguji apakah keenam
Uji Tukey HSDa dalam Post Hoc Tests untuk mengetahui mana saja
konsentrasi asam sitrat yang berbeda dan mana yang tidak berbeda.
0,922 > 0,05. Hasil uji signifikansi dapat dilihat pada output dengan ada atau
44
tidaknya tanda ‘*҅ pada kolom ‘Mean Difference’. Jika tanda * ada di angka
Mean Difference, maka perbedaan tersebut nyata atau signifikan. Jika tidak ada
konsentrasi asam sitrat dengan menggunakan output Tukey HSDa. Pada subset
asam sitrat tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan atau sama.
Pada subset 3 terdapat konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 10%, artinya rata-
rata konsentrasi kedua asam sitrat tersebut tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan atau sama. Demikian juga Pada subset 4 terdapat konsentrasi 7,5%,
signifikan atau sama. Hasil uji Homogeneous Subsets menunjukan hanya rata-
A. Kesimpulan
1. Hasil uji kualitatif menunjukan bahwa 25 sampel ikan asin teri nasi yang
formalin.
sitrat dengan konsentrasi 5; 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% selama 30 menit
ikan asin teri nasi, kadar formalinnya semakin menurun yaitu konsentrasi
20% selama 30 menit sebesar 87,17%. Hasil analisis statistik One Way
Anova pada uji Post Hoc Tests menunjukkan konsentrasi perendaman asam
B. Saran
1. Sebelum mengolah sumber pangan olahan seperti ikan asin teri nasi
kandungan pengawet berbahaya seperti formalin di dalam ikan asin teri nasi
tersebut.
45
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, F. 2012, Kadar Protein dan Ca pada Ikan Teri Asin Hasil Pengasinan
dengan Abu Pelepah Kelapa, Naskah Publikasi Ilmiah, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Amri, C. 2016, Petunjuk Praktikum Penyehatan Makanan Minuman–A cemaran
logam berat dalam makanan cemaran kimia non logam dalam makanan.
Poltekkes Kemenkes, Yogyakarta.
Andriyani, D. 2005, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Halofilik dari Ikan Asin,
Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Anwar, F., & Khomsan, A. 2009, Makan Tepat Badan Sehat, Hikmah (PT Mizan
Publika), Jakarta Selatan.
AntaraTV., 2017, ‘Lagi Ditemukan Makanan Berformalin di Pasar Kulonprogo’,
Viewed 31 Mei 2017, <https://www.youtube.com/user/antaratvnews
(antara tv)>.
Arifin, Z. 2007. Stabilitas Formalin Dalam Daging Ayam Selama Penyimpanan.
Balai besar penelitian veteriner : Bogor.
CNN Indonesia., 2017, ‘Waspada Makanan Berformalin’, Viewed 19 Mei 2017,
<http://www.cnnindonesia.com>.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, diterjemahkan
oleh Wibi, H., Simamata, L., Eralangga, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979, Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan
Tambahan Makanan, Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1980, Kodeks Kosmetika Indonesia, Volume 1,
Depkes RI, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004, Titrasi, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Ernaningsih, D. 2013, Analisis Bioekonomi Ikan Pelagis Kecil di Teluk Banten,
Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia Edisi Khusus Maret. 1-9.
46
47
Erwin, L.T. 2011, 25 Kreasi Masakan Ikan Olahan Ikan Teri, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Farid, M. 2014.Pengauh Suhu dan Lama Perendaman dalam Pelarut Air terhadap
Kadar Formalin Ikan Asin Belanak (Mugil cephalus). Skripsi, Universitas
Islam Negeri, Malang.
Sari, R.W. 2008, Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat, Cetakan 1,
21-22, Panembahan, Yogyakarta.
Samsudin, R.R. 2018, Bioaktif Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi Linn.)
Terhadap Kadar Formalin Dalam Tahu, The Journal of Muhamadiyah
Medical Laboratory Technologist. 1(2):88-97.
Singgih, H. 2013, Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Menggunakan Sensor
Warna Dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent), Jurnal ELTEK. 11
(01) : 55-70.
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-
14, Alfabeta, Bandung, Indonesia.
Sugiarto, E.P. 2010, Penambahan Asam Sitrat yang Berbeda pada Proses
Pembuatan Sirup Jeruk Nipis Terhadap Kualitas Sirup yang Di Hasilkan,
Karya Tulis Ilmiah, D3 Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian
Negeri, Samarinda.
Suprapti, L. 2005, Kuaci dan Manisan Waluh, Cetakan 1, 8-9, Kanisius,
Yogyakarta.
Tatriatmadja, S.P., dan Rusli, T.R. 2016, Uji Formalin pada Makanan Mie di
Sekitar Universitas Tarumagara Jakarta, P-ISSN: 2356-3176. E-
ISSN:2527-5658. 663-669.
Yuniarti, L. 2013. Studi Kinetika Dehidrasi Osmotik Pada Ikan Teri Dalam
Larutan Biner Dan Terner. Skripsi, Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung.
49
50
3. Natrium Hidroksida
(NaOH)
4. Natrium Karbonat
(Na2CO3)
5. Hidrogen Peroksida
(H2O2)
6. Asam sitrat
(C6H8O7)
7.
HCl pekat 37%
52
8. Indikator Merah
metil
9. Tabung Reaksi
Bekker glass,
10. gelas ukur, pipet
tetes, batang
pengaduk
11. Erlenmeyer
14. Buret 50 ml
Pasar Sentul
54
1. 5%
2. 7,5 %
3. 10 %
4. 12,5 %
5. 15 %
6. 20 %
56
5%
7,5 %
10 %
12,5 %
57
15 %
20 %
58
2 × 1500,0 mg
Titrasi 1 ¿ = 0,885 N
105,9 × 32 ml
2 × 1500,0 mg
Titrasi 2 ¿ = 0,885 N
105,9 × 32 ml
2 × 1500,0 mg
Titrasi 3 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml
2 × 1500,0 mg
Titrasi 4 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml
2 × 1499,9 mg
Titrasi 5 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml
1 1 63,80 ml
2 2 63,90 ml
3 3 63,80 ml
4 4 63,80 ml
5 5 63,90 ml
Rata-rata 63,84 ml
59
30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
1. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,369 %
30
(63,72 ml – 63, 00 ml ) × 0,901 ×
2. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,324 %
30
(63,72 ml – 63, 00 ml ) × 0,901 ×
3. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,324 %
30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
4. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,369 %
30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
5. % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,369 %
60
Rata-rata
0,369 % + 0,324 % + 0,324 % + 0,369 % + 0,369 %
¿ = 0,351 %
5
Volume
Konsentrasi Replikasi Berat % Formalin Rata-rata
Titran
Asam Sitrat Sampel
1 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
2 5999,9 mg 63,00 ml 0,378 %
5% 3 6000,1 mg 63,20 ml 0,288 % 0,333 %
4 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
5 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
1 6000,0 mg 63,20 ml 0,288 %
2 5999,9 mg 63,20 ml 0,288 %
0,306 %
7,5 % 3 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
4 5999,9 mg 63,10 ml 0,333 %
5 6000,1 mg 63,20 ml 0,288 %
1 6000,0 mg 63,30 ml 0,243 %
2 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
0,225 %
10 % 3 6000,1 mg 63,30 ml 0,243 %
4 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
5 5999,9 mg 63,30 ml 0,243 %
1 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
2 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
12,5 % 3 5999,9 mg 63,50 ml 0,153 % 0,180 %
4 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
5 6000,1 mg 63,50 ml 0,153 %
1 6000,1 mg 63,50 ml 0,153 %
2 5999,9 mg 63,60 ml 0,108 %
0,135 %
15 % 3 6000,0 mg 63,50 ml 0,153 %
4 6000,0 mg 63,50 ml 0,153 %
5 6000,0 mg 63,60 ml 0,108 %
1 5999,9 mg 63,70 ml 0,063 %
2 6000,0 mg 63,70 ml 0,063 %
0,045 %
20 % 3 6000,0 mg 63,80 ml 0,018 %
4 6000,1 mg 63,80 ml 0,018 %
5 5999,9 mg 63,70 ml 0,063 %
30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,288 %
62
30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,288 %
30
(63, 84 ml – 63,10 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,333 %
30
(63, 84 ml – 63,10 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,333 %
30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,288 %
Rata-rata
0,288 % + 0,288 % + 0,333 % + 0,333 % + 0,288 %
¿ = 0,306 %
5
30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,243 %
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,243 %
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
63
30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,243 %
Rata-rata
0,243 % + 0,198 % + 0,243 % + 0,198 % + 0,243 %
¿ = 0,225 %
5
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,153 %
64
30
(63, 84 ml – 63,60 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,108 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,60 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,108 %
30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,063 %
30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,063 %
30
(63, 84 ml – 63,80 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,018 %
30
(63, 84 ml – 63,80 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,018 %
30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,063 %
65
Lampiran 10. Persentase Penurunan Formalin (%) Ikan Asin Teri Nasi
dalam masing-masing Konsentrasi Perendaman Asam Sitrat.
0,351 – 0,333
1). Perlakuan Asam Sitrat 5% = ×100%
0,351
= 5,12 %
0,351 – 0,306
2). Perlakuan Asam Sitrat 7,5% = ×100%
0,351
= 12,82 %
0,351 – 0,225
3). Perlakuan Asam Sitrat 10 % = ×100%
0,351
= 35,89 %
0,351 – 0,180
4). Perlakuan Asam Sitrat 12,5% = ×100%
0,351
= 48,71 %
0,351 – 0,135
5). Perlakuan Asam Sitrat 15% = ×100%
0,351
= 61,53 %
0,351 – 0,045
6). Perlakuan Asam Sitrat 20% = ×100%
0,351
= 87,17 %
66
Statistics
Kadar Formalin
N Valid 35
Missing 0
Mean .22500
Median .24300
Variance .012
Skewness -.337
Kurtosis -1.016
Range .360
Minimum .018
Maximum .378
Percentiles 10 .06300
25 .15300
50 .24300
75 .33300
90 .36900
67
Kadar Formalin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .018 2 5.7 5.7 5.7
.063 3 8.6 8.6 14.3
.108 2 5.7 5.7 20.0
.153 5 14.3 14.3 34.3
.198 5 14.3 14.3 48.6
.243 3 8.6 8.6 57.1
.288 4 11.4 11.4 68.6
.324 2 5.7 5.7 74.3
.333 5 14.3 14.3 88.6
.369 3 8.6 8.6 97.1
.378 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
68
Descriptives
Kadar Formalin
95% Confidence
Bound Bound
Sebelum
5 .35100 .024648 .011023 .32040 .38160 .324 .369
Perendaman
Kadar Formalin
.086 6 28 .997
ANOVA
Kadar Formalin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .383 6 .064 95.971 .000
Within Groups .019 28 .001
Total .402 34
Homogeneous Subsets
Kadar Formalin
Konsentrasi Asam
Subset for alpha = 0.05
SITRAT
N 1 2 3 4
Tukey HSD a
Konsentrasi 20 % 5 .04500
Konsentrasi 10 % 5 .22500
Konsentrasi 5% 5 .33300