Anda di halaman 1dari 51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah experimental murni (True

Experimental Design), dengan bentuk design Posttest Only Control Design.

Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk

experimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari

populasi tertentu (Sugiyono, 2011). Penelitian ini menggunakan 2 metode yaitu

metode kualitatif untuk menentukan sampel yang diteliti mengandung formalin

atau tidak, dengan uji tes kit formalin dan metode kuantitatif untuk

menentukan kadar formalin pada sampel yang sudah positif mengandung

formalin dengan analisis titrasi asidimetri.

R1 (kelp. Eks) O1 × O2

O’1 × O’2
R2 (kelp. kontrol)

Gambar 8. Desain Rancangan Penelitian Posttest Only Control Design


(Sugiyono, 2011)

Keterangan
R = Kelompok experimen dan kontrol yang diambil secara random
Perlakuan perendaman dalam asam sitrat dengan konsentrasi 5; 7,5; 10;
X =
12,5; 15 dan 20% selama 30 menit.
Observasi hasil penetapan kadar formalin pada ikan asin teri nasi sebelum
O1 =
perendaman dalam asam sitrat.
Observasi hasil penetapan kadar formalin pada ikan asin teri nasi sesudah
O2 =
perendaman dalam asam sitrat.
O’1 = Sebelum diberi perlakuan pada kelompok kontrol

O’2 = Sesudah diberi perlakuan pada kelompok kontrol

21
22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

a. Lokasi penelitian dilakukan Laboratorium Kimia Politeknik Kesehatan

Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.

b. Lokasi pengambilan sampel yaitu di Pasar Kranggan, Pasar Giwangan,

Pasar Bringharjo, Pasar Sentul, dan Pasar Kotagede Yogyakarta.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 sampai selesai.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang didapat dari

lima Pasar Tradisional Kota Yogyakarta yang positif mengandung formalin

setelah diuji dengan Tes Kit Formalin, sedangkan objek dalam penelitian ini

adalah kadar formalin pada ikan asin teri nasi sebelum dan sesudah dilakukan

titrasi asidimetri dengan perendaman menggunakan asam sitrat.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ikan asin teri nasi yang

diperoleh dari lima Pasar Tradisional Kota Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel pada uji kualitatif pada penelitian ini adalah dua puluh lima

sampel ikan asin teri nasi yang diambil dari lima Pasar Tradisional Kota

Yogyakarta, sedangkan sampel pada uji kuantitatif yaitu ikan asin teri nasi
23

yang warnanya paling pekat mengandung formalin setelah diuji dengan Tes

Kit Formalin.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode probability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Pengambilan

sampel masing-masing Pasar Tradisonal Kota Yogyakarta berjumlah 5

sampel dari 5 pedagang yang berbeda di setiap pasarnya. Pengambilan

sampel menggunakan teknik Simple random sampling yaitu sampel diambil

secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

E. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini digunakan tiga variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berbagai variasi konsentrasi

perendaman asam sitrat terhadap ikan asin teri nasi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar formalin pada ikan

asin teri nasi yang dapat dilihat dengan analisis titrasi asidimetri.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah waktu perendaman ikan

asin teri nasi dalam asam sitrat.


24

F. Definisi Operasional

1. Ikan asin teri nasi adalah teri jenis halus berwarna kekuningan, bentuk

badannya berukuran kecil dan panjang.

2. Formalin adalah bahan pengawet yang ditambahkan pada ikan asin teri nasi

yang dapat teridentifikasi positif pada Tes Kit Formalin.

3. Asam Sitrat adalah bahan tambahan makanan yang berbentuk serbuk hablur

warna putih, tidak berbau dan rasanya sangat asam.

G. Instrumen Penelitian

1. Uji Kualitatif

a. Bahan

1) Bahan utama dalam penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang

diperoleh dari lima Pasar Tradisional yang ada di Kota Yogyakarta.

2) Reagen Tes Kit Formalin (Easy Test atau ET)

Reagen Tes Kit Formalin berfungsi untuk mengidentifikasi sampel,

apakah positif mengandung formalin atau tidak.

3) Formalin (ET)

Formalin digunakan sebagai kontrol positif.

4) Akuades (BRATACO)

Akuades digunakan untuk mengencerkan sampel.

b. Peralatan

1) Timbangan analitik (ohaus)

2) Gelas ukur 2 ml dan 10 ml (iwaki)

3) Tabung reaksi (pyrex)


25

4) Pipet tetes (RRC)

5) Batang pengaduk

6) Kertas saring

7) Sendok sungu

8) Mortir dan stamfer (RRC)

9) Kompor listrik (maspion)

2. Uji Kuantitatif

a. Bahan

1) Bahan utama dalam penelitian ini adalah ikan asin teri nasi yang

diperoleh dari lima Pasar Tradisional yang ada di Kota Yogyakarta.

2) Asam sitrat (Cap Gajah)

Asam sitrat berfungsi untuk mengurangi kadar formalin dalam ikan

asin teri nasi.

3) Reagen Tes Kit Kormalin (Easy Test atau ET).

Reagen Tes Kit Formalin berfungsi untuk mengidentifikasi sampel,

apakah positif mengandung formalin atau tidak.

4) HCl pekat

HCl pekat sebagai bahan untuk membuat larutan baku HCl 1 N.

5) Na2CO3 anhidrat

Na2CO3 anhidratdigunakan standarisasi larutan baku HCl.

6) Indikator merah metil

Indikator merah metil digunakan untuk menunjukan titik akhir suatu

titrasi.
26

7) H2O2 10%

H2O2 10% digunakan untuk mengurai formalin menjadi asam formiat.

8) NaOH 1 N

NaOH 1 N digunakan untuk membuat larutan formalin bersifat basa.

9) Akuades (BRATACO)

Akuades digunakan untuk mengencerkan sampel.

b. Peralatan

1) Timbangan analitik (ohaus)

2) Buret (iwaki)

3) Erlenmeyer (iwaki)

4) Beaker glass (iwaki)

5) Labu ukur 1000 ml (iwaki)

6) Tabung reaksi (pyrex)

7) Pipet tetes (RRC)

8) Corong kaca (pyrex)

9) Batang pengaduk

10) Kertas saring

11) Mortir dan stamfer (RRC)

12) Kompor listrik (maspion)

H. Jalannya Penelitian

1. Pengumpulan dan Persiapan Sampel Ikan Asin Teri Nasi

Jumlah sampel yang akan diteliti berjumlah 25 sampel ikan asin teri

nasi yang diperoleh dari 25 pedagang yang berbeda di 5 Pasar Tradisional


27

Kota Yogyakarta yaitu Pasar Bringharjo, Pasar Giwangan, Pasar Kotagede,

Pasar Kranggan dan Pasar Sentul. Pengumpulan sampel ikan asin teri nasi

menggunakan metode probability dengan teknik simple random sampling

yaitu sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada

dalam populasi.

Sampel ikan asin teri nasi yang sudah di kumpulkan kemudian diberi

kode sesuai lokasinya masing-masing antaralain: kode A (Pasar Bringharjo),

kode B (Pasar Giwangan), kode C (Pasar Kotagede), kode D (Pasar

Kranggan), kode E (Pasar Sentul).

2. Uji Kualitatif Formalin

a. Membuat larutan kontrol formalin, ambil formalin sebanyak 2 ml tetesi

dengan reagen A dan reagen B sebanyak 2 tetes. Tunggu sampai larutan

berwarna ungu.

b. Timbang sampel sebanyak 5 g kemudian dihaluskan dalam mortir,

setelah halus masukan sampel dalam beaker glass.

c. Tambahkan 2 ml akuades panas kedalam beaker glass, aduk sebentar dan

tunggu 5 menit atau sampai dingin.

d. Kemudian cairan disaring dengan kertas saring dan dimasukan ke dalam

tabung reaksi.

e. Teteskan reagen A dan reagen B sebanyak 2 tetes. Biarkan selama 5-10

menit.

f. Perubahan warna menjadi ungu menunjukan sampel tersebut positif

mengandung formalin.
28

3. Uji Kuantitatif Dengan Titrasi Asidimetri

a. Pembuatan HCl 1 N (Depkes RI, 1979)

1) Ambil HCl pekat dengan kadar 37% sebanyak volume 85 ml.

2) Tambahkan akuades 25 ml, masukkan ke dalam labu ukur 1000 ml

dan gojok perlahan sampai homogen.

3) Tambahkan akuades sampai tanda batas (Depkes RI, 1979).

b. Pembakuan HCl 1 N (Depkes RI, 1979)

1) Timbang seksama 1500 mg Na2CO3 anhidrat yang sudah dikeringkan

dalam oven pada suhu 270ºC selama 1 jam.

2) Larutkan dalam 50 ml akuades dan tambahkan 3 tetes merah metil.

3) Titrasi dengan larutan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna

dari kuning menjadi merah muda pucat.

4) Panaskan larutan hingga mendidih dan titrasi lagi bila perlu hingga

warna merah muda pucat tidak hilang dengan pendidihan lebih

lanjut(tiap 1 ml HCl 1 N setara dengan 52,99 mg Na2CO3).

2 × mg Na 2 CO 3
Normalitas HCl=
BM Na 2 CO 3 × ml HC1

2 × 1500 mg
¿
105, 9 × volume HC1 dalam ml

c. Titrasi Blanko

1) Ambil 25 ml H2O2 10% dan 50 ml NaOH 1 N.

2) Tambahkan 3 tetes indikator merah metil.

3) Titrasi dengan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna dari

kuning menjadi merah muda pucat.


29

4) Lakukan replikasi 5 kali.

d. Pembuatan variasi konsentrasi asam sitrat

1) Konsentrasi 5%

5g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 5 g
100 ml

2) Konsentrasi 7,5%

7,5 g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 7 , 5 g
100 ml

3) Konsentrasi 10%

10 g
Dibuat 100 ml larutan = × 100 ml = 10 g
100 ml

4) Konsentrasi 12,5%

12,5 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 12, 5 g
100 ml

5) Konsentrasi 15%

15 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 15 g
100 ml

6) Konsentrasi 20%

20 g
Dibuat 100 ml larutan= × 100 ml = 20 g
100 ml

Prosedur kerja:

a) Timbang asam sitrat sesuai variasi konsentrasi masing-masing.

b) Masukkan ke dalam beaker glass tambahkan sedikit akuades untuk

melarutkan asam sitrat.

c) Setelah larut, masukkan ke dalam labu ukur 100 ml tambahkan

akuades sampai tanda batas.


30

d) Gojok sampai homogen.

e. Penetapan Kadar Formalin pada Ikan Asin Teri Nasi Sebelum

Perendaman dalam Asam Sitrat

1) Timbang seksama 6 g (5,997-6,003 g) sampel ikan asin teri nasi.

2) Sampel dihaluskan menggunakan mortir dan stamper.

3) Tambahkan 25 ml H2O2 10% dan 50 ml NaOH 1 N ke dalam masing-

masing erlenmeyer.

4) Tambahkan 3 tetes indikator metil merah.

5) Titrasi dengan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna dari putih

keruh menjadi merah muda pucat.

6) Lakukan replikasi 5 kali.

f. Penetapan Kadar Formalin pada Ikan Asin Teri Nasi Sesudah

Perendaman dalam Asam Sitrat

1) Timbang seksama 6 g (5,997-6,003 g) sampel ikan asin teri nasi.

2) Merendam ikan asin teri nasi dalam asam sitrat dengan konsentrasi

konsentrasi 5; 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% selama 30 menit, kemudian

dihaluskan menggunakan mortir dan stamper.

3) Tambahkan 25 ml H2O2 10% dan 50 ml NaOH 1 N ke dalam masing-

masing erlenmeyer.

4) Tambahkan 3 tetes indikator metil merah.

5) Titrasi dengan HCl 0,901 N sampai terjadi perubahan warna dari putih

keruh menjadi merah muda pucat.

6) Lakukan replikasi 5 kali.


31

4. Perhitungan Kadar Formalin

Perhitungan kadar formalin, sebagai berikut :

(V Blangko – V HCl ) × N HCl × BE


Kadar Formalin = × 100%
mg sampel

Keterangan:
V Blangko =Volume blanko
V HCl =Volume HCl
BE =Bilangan ekivalensi formalin
mg sampel =Bobot sampel yang digunakan
N HCl =Normalitas HCl

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:

1. Data uji kualitatif

Data hasil uji kualitatif dikumpulkan dalam bentuk tabel dengan hasil

pengamatan ikan asin teri nasi yang positif mengandung formalin diberi

tanda positif (+¿ ) dan tanda negatif (−¿) untuk ikan asin teri nasi yang tidak

mengandung formalin.

2. Data uji kuantitatif

Data hasil uji kuantitatif sebelum dan sesudah perendaman dengan

asam sitrat dikumpulkan dalam bentuk tabel dan dihitung % kadar formalin

dengan rumus sebagai berikut :

(V Blangko –V HCl ) × N HCl × BE


Kadar Formalin = × 100%
mg sampel

Sedangkan data hasil uji pengaruh perendaman dalam asam sitrat

dikumpulkan dalam bentuk grafik garis dengan melihat penurunan % kadar

formalin ikan asin teri nasi pada masing-masing konsentrasi perendaman

dalam asam sitrat.


32

J. Cara Analisis Data

Analisis data menggunakan metode deskriptif, yaitu menganalisa dan

menyajikan data secara sistemik sehingga mudah untuk dipahami dan

disimpulkan. Data juga diolah dengan teknik analisis statistik SPSS dengan

taraf kepercayaan 95% (∝= 0,05). Dilakukan uji normalitas menggunakan uji

Frequencies yaitu Skewness, Kurtosis dan Histogram. Dilanjutkan uji

homogenitas dengan dengan uji One Way Anova untuk melihat homogenitas

data dan membandingkan rata-rata penurunan kadar formalin dengan perlakuan

perendaman menggunakan asam sitrat pada masing-masing konsentrasi.

Jika data tidak normal di analisis dengan uji Kruskal Wallis untuk

mengetahui apakah konsentrasi perendaman mempunyai pengaruh terhadap

kadar formalin pada ikan asin teri nasi. Kemudian dilanjutkan uji Man-Whitney

untuk membandingkan kadar formalin antara perlakuan sebelum dan sesudah

perendaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Formalin Pada Ikan Asin Teri Nasi

Identifikasi formalin dilakukan terhadap 25 sampel ikan asin teri nasi

berjenis halus yang berwarna kekuningan, yang berasal dari 25 pedagang ikan

asin teri nasi yang ada di 5 Pasar Tradisonal Kota Yogyakarta. Pengumpulan

sampel ikan asin teri nasi menggunakan metode probability dengan teknik

Simple random sampling yaitu sampel diambil secara acak, tanpa

memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi. Sampel kemudian diberi

kode berdasarkan tempat pengambilan yaitu kode A (Pasar Bringharjo), kode B

(Pasar Giwangan), kode C (Pasar Kotagede), kode D (Pasar Kranggan) dan

kode E (Pasar Sentul). Pemberian kode dilakukan agar tidak terjadi pertukaran

sampel dan mempermudah dalam pengambilan data.

Hasil identifikasi disajikan pada Tabel 1. Menunjukan bahwa 25 sampel

ikan asin teri nasi positif mengandung formalin. Sampel yang positif formalin

ditunjukan dengan adanya perubahan warna dari putih keruh menjadi ungu. Uji

identifikasi formalin dimulai dengan membuat larutan kontrol formalin untuk

dibandingkan dengan hasil perubahan warna pada ikan asin teri nasi.

Kemudian ikan asin teri nasi ditimbang 5 g dan dihaluskan dalam mortir,

ditambahkan 10 ml aquadest panas untuk memecah ikatan antara formalin

dengan daging ikan, lalu ditunggu dingin dan disaring ke dalam tabung reaksi.

Tujuan dilakukan penyaringan untuk memudahkan pengamatan warna pada

33
34

ikan asin teri nasi. Ditambahkan reagen A dan reagen B 2 tetes sampai

terbentuknya warna ungu menunjukan sampel positif mengandung formalin.

Identifikasi formalin menggunakan pereaksi Test Kit Formalin untuk

mengikat gugus aldehid yang terdapat pada sampel. Prinsipnya yaitu: Senyawa

formalin yang teroksidasi pada bahan pangan (asam format) akan dikembalikan

oleh pereaksi test kit formalin menjadi formalin dan bereaksi dengan kromofor

sehingga membentuk warna ungu, dari reaksi antara formaldehid dengan 4-

amino-3-hidrazyno-5-mercapto-1,2,4 triazole (Amri, 2016). Mekanisme

formalin sebagai pengawet yaitu formalin bereaksi dengan protein sehingga

membentuk rangkaian-rangkaian antara protein yang berdekatan. Akibat dari

reaksi tersebut, protein mengeras dan tidak dapat larut. Hal inilah yang

menyebabkan formalin digunakan sebagai pengawet makanan terutama yang

mengandung protein (Samsudin, 2018).

Seluruh sampel yang positif mengandung formalin dipilih yang berwarna

ungu tua atau pekat mengandung formalin yaitu sampel dengan kode A3, B5,

C5, D2, dan E1. Untuk diuji secara kuantitatif. Sampel-sampel tersebut

dicampur jadi satu dan ditimbang sebanyak 6 g. Uji formalin secara

kuantittatif dilakukan untuk mengetahui jumlah atau kadar formalin yang

terkandung dalam ikan asin teri nasi sebelum dan sesudah perlakuan

perendaman dalam asam sitrat.

Titrasi yang pertama yaitu standarisasi larutan Asam Klorida (HCl)

dengan standar primer Natrium Karbonat (Na2CO3) yang sudah di panaskan

dalam oven. Tujuannya untuk menghilangkan kandungan air pada Natrium


35

Karbonat. Standarisasi HCl untuk mendapatkan konsentrasi Asam Klorida

yang sesungguhnya karena senyawa tersebut tergolong dalam larutan standar

sekunder. Indikator merah metil digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi

yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah muda pucat.

Rentang perubahan pHnya 4,2-6,2 Hasil titrasi diperoleh larutan baku HCl

dengan konsentrasi 0,901 N.

Tabel 1. Hasil Identifikasi Formalin

Penambahan reagen A dan reagen B


Hasil
No Kode
pengamatan
Warna
Warna sebelum
sesudah
Pasar Bringharjo
1 A1 Putih keruh Ungu muda +
2 A2 Putih keruh Ungu ++
3 A3 Putih keruh Ungu tua +++
4 A4 Putih keruh Ungu muda +
5 A5 Putih keruh Ungu muda +
Pasar Giwangan
6 B1 Putih keruh Ungu ++
7 B2 Putih keruh Ungu muda +
8 B3 Putih keruh Ungu muda +
9 B4 Putih keruh Ungu muda +
10 B5 Putih keruh Ungu tua +++
Pasar Kotagede
11 C1 Putih keruh Ungu muda +
12 C2 Putih keruh Ungu muda +
13 C3 Putih keruh ungu muda +
14 C4 Putih keruh Ungu muda +
15 C5 Putih keruh Ungu tua +++
Pasar Kranggan
16 D1 Putih keruh Ungu muda +
17 D2 Putih keruh Ungu ++
18 D3 Putih keruh Ungu muda +
19 D4 Putih keruh Ungu muda +
20 D5 Putih keruh Ungu muda +
Pasar Sentul
21 E1 Putih keruh Ungu tua +++
22 E2 Putih keruh Ungu muda +
23 E3 Putih keruh Ungu muda +
24 E4 Putih keruh Ungu muda +
25 E5 Putih keruh Ungu ++
Keterangan :
+ = Sampel yang mengandung formalin
- = Sampel yang tidak mengandung formalin
36

Titrasi blanko merupakan titrasi dimana larutan yang akan dititrasi tidak

berisi sampel dan diperlakukan sama seperti prosedur sampel. Hasil titrasi

blanko digunakan sebagai faktor koreksi dan standar warna untuk hasil

penetapan kadar sampel sehingga dapat mengurangi kesalahan. Dari hasil

titrasi blanko diperoleh rata-rata volume HCl sebesar 63,84 ml.

Selanjutnya dilakukan titrasi penetapan kadar ikan asin teri nasi sebelum

perendaman dalam asam sitrat. Hasil penetapan kadar ikan asin teri nasi

sebelum perendaman sebagai berikut :

Tabel 2. Kadar Formalin sebelum perendaman

Replikasi Penimbangan Jumlah volume Kadar formalin

1 6000,0 mg 62,90 ml 0,369 %

2 6000,1 mg 63,00 ml 0,324 %

3 6000,0 mg 63,00 ml 0,324 %

4 6000,0 mg 62,90 ml 0,369 %

5 5999,9 mg 62,90 ml 0,369 %

Rata – rata 0,351 %

Dari proses titrasi didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

HCOH (aq) + H2O2(aq)→ HCOOH (aq) + H2O (l) (1)

HCOOH (aq) + NaOH (aq) → HCOONa (aq) + H2O (l) (2)

NaOH (aq) + HCl (aq) → NaCl (aq) + H2O (l) (3)

Berdasarkan persamaan reaksi tersebut formalin (aldehid) diubah

menjadi senyawa karboksilat yaitu asam formiat (HCOOH) dengan bantuan

Hidrogen Peroksida (H2O2). Asam formiat habis bereaksi dengan NaOH


37

berubah menjadi senyawa garam yaitu natrium format (HCOONa). NaOH

berlebih menghasilkan NaOH sisa yang kemudian dititrasi dengan HCl 0,901

N, yang digunakan sebagai volume sampel.

Pada tabel 2 dapat dilihat dari 6 g sampel ikan teri nasi yang telah di uji

terdapat kandungan formalin sebesar 0,351 % artinya setiap 100 g ikan asin

teri nasi mengandung formalin 0,351 gram, artinya setiap 1 kg mengandung

0,351 × 10 = 3,51 g. Dosis menjadi 3,51 g/kg = 3510 mg/kg. Terlihat bahwa

kandungan formalin dalam ikan asin teri nasi sudah melewati ambang batas

yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil uji klinis, dosis toleransi tubuh

manusia pada pemakaian secara terus-menerus (Recommended Dietary Daily

Allowances) untuk formalin sebesar 0,2 mg/kg berat badan. Misalnya berat

badan seseorang 50 kg, maka tubuh orang tersebut masih bisa mentoleransi

sebesar 50 dikali 0,2 yaitu 10 mg formalin secara terus-menerus (Hastuti,

2010).

B. Pengaruh Konsentrasi Perendaman Asam Sitrat Terhadap Penurunan

Kadar Formalin Pada Ikan Asin Teri Nasi

Titrasi yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki konsep titrasi

kembali yaitu titrasi yang dilakukan terhadap sisa pereaksi berlebih, dalam hal

ini adalah NaOH 1 N dan penambahan H 2O2 10% yang bertujuan untuk

mengurai formalin menjadi asam formiat, sedangkan penambahan NaOH 1 N

bertujuan untuk membuat formalin bersifat basa sehingga mengubah asam

formiat menjadi bentuk garam.


38

Hasil penelitian mengenai pengaruh konsentrasi larutan asam sitrat

dengan berbagai konsentrasi yaitu 5; 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% selama 30

menit pada setiap sampel mengalami penurunan. Penurunan kadar formalin ini

berbeda tiap perlakuan konsentrasi, dapat dilihat pada Gambar 9. Peneliti

memilih waktu perendaman selama 30 menit mengacu pada penelitian

Aminonatalina et al. (2016) dengan lama perendaman selama 30 menit

menghasilkan penurunan berat residu formalin tertinggi pada ikan tongkol

berformalin.

0.350% 0.333%
0.306%
0.300%
% KADAR FORMALIIN

0.250% 0.225%
0.200%
0.180% kadar formalin
0.150% 0.135% sesudah
perendaman
0.100%
0.050% 0.045%
0.000%
5.0% 7.5% 10.0% 12.5% 15.0% 20.0%
Konsentrasi (%) Asam Sitrat dalam Perendaman Ikan Asin Teri Nasi

Gambar 9. Grafik Kadar Formalin (% b/b) Ikan Asin Teri Nasi dalam Masing-
Masing Konsentrasi Perendaman dengan Asam Sitrat

Hasil penelitian asam sitrat konsentrasi 5% dapat menurunkan kadar

formalin ikan asin teri nasi yaitu 0,351% menurun menjadi 0,333% sehingga

kadar formalin turun sebesar 5,12% dari konsentrasi awalnya. Demikian juga

pada konsentrasi 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% dapat menurunkan kadar formalin

yaitu 0,351% menurun menjadi 0,306%; 0,225%; 0,180%; 0,135% dan

0,045%. Sehingga kadar formalin masing-masing konsentrasi turun sebesar

12,82%; 35,89%; 48,71%; 61,53% dan 87,17% dari konsentrasi awalnya.


39

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa konsentrasi asam sitrat 20%

lebih baik dan signifikan dalam mengurangi kadar formalin, seperti terlihat

pada Gambar 10. Hal ini sesuai dengan penelitian Wikanta et al. (2011) yang

menggunakan belimbing wuluh yang mengandung senyawa saponin untuk

mereduksi kadar formalin pada udang putih, dijelaskan bahwa kadar formalin

pada udang putih mengalami penurunan sejalan dengan semakin tingginya

konsentrasi belimbing wuluh.

100%
90% 87.17%
% PENURUNAN KADAR

80%
70%
61.53%
FORMALIIN

60%
50% 48.71%
40% % Penurunan kadar
35.89% formalin
30%
20%
10%5.12%12.82%
0%
5.0% 7.5% 10.0% 12.5% 15.0% 20.0%
Konsentrasi (%) Asam Sitrat dalam Perendaman Ikan Asin Teri Nasi

Gambar 10. Grafik Persentase Penurunan Kadar Formalin (%) Ikan Asin Teri Nasi

Kandungan formalin pada ikan asin teri nasi masih terdeteksi dan belum

dapat dihilangkan seluruhnya namun dapat diturunkan sehingga kadar yang

masuk ke dalam tubuh dapat diminimalkan dengan adanya perendaman dalam

larutan asam sitrat. Hal ini disebabkan karena larutan formalin yang terserap ke

dalam ikan asin teri nasi sulit untuk dilepaskan dengan cepat. Hal ini

sependapat dengan penelitian Arifin (2007), menyatakan bahwa daging yang

direndam dalam larutan formalin sebagai pengawet, formalin tersebut mengikat

dengan protein serta senyawa lain dan sisanya tetap dalam bentuk formalin
40

bebas kemudian akan diserap ke dalam jaringan (daging), sehingga akan

terlindungi dari udara luar dan akibatnya sangat lambat terjadi penguapan.

Purawisastra dan Sahara (2011) menyatakan bahwa gugus aldehid yang

menjadi bentuk dasar formalin bersifat mudah bereaksi dengan protein yang

akan membentuk senyawa methylene (-NCHOH) dimana ketika makanan

berprotein direndam dalam larutan formalin, maka gugus aldehid dari

formaldehid akan mengikat unsur protein dengan melakukan kondensasi dan

mengubah asam amino menjadi hidrokoloid yang akan mengendap. Protein

yang terikat tidak dapat digunakan oleh bakteri pembusuk sehingga makanan

berformalin menjadi awet dan struktur senyawa methylene pada protein

menjadikan protein tidak dapat dicerna dan sulit dihancurkan.

Mekanisme penarikan kadar formalin yaitu, ketika formalin dan protein

ikan asin teri nasi membentuk methylene dan kemudian direndam pada larutan

asam sitrat, formalin tersebut akan terangkat oleh senyawa asam yang

terkandung pada larutan asam sitrat. Asam sitrat sebagai senyawa asam yang

bertindak sebagai penyedia ion H+ telah mengkatalisis proses pelepasan ikatan

formalin dan protein. Senyawa asam dalam larutan dapat berfungsi sebagai

katalis, selain sebagai reaktan dan produk. Perbedaan tekanan osmosis antara

cairan sel padatan ikan asin teri nasi dengan larutan perendam asam sitrat akan

menyebabkan berlangsungnya proses difusi cairan dari padatan ikan asin teri

nasi ke dalam larutan asam sitrat. Difusi cairan sel membawa molekul formalin

yang terlarut dalam cairan sel padatan ikan asin teri nasi. Proses difusi ini akan

dipengaruhi oleh perbedaan tekanan osmosis, waktu perendaman, konsentrasi


41

dan suhu larutan asam sitrat. Semakin besar perbedaan osmosis, semakin lama

waktu perendam, akan semakin banyak formalin yang berdifusi ke larutan

asam sitrat sampai tercapai kondisi larutan jenuh. Demikian juga semakin

tinggi konsentrasi dan larutan perendam akan semakin cepat proses difusi

formalin ke dalam larutan perendam, sehingga semakin banyak formalin yang

tercuci (Yuniarti, 2013). Reaksi formalin dengan protein sebagai berikut :

Protein + H+¿ ¿
Formalin Protein metilol
(Asam)
(∆ m=+30)

Protein metilol Protein basa schiff

Protein basa schiff

Protein cross-lingking

Gambar 11. Reaksi formalin dengan protein membentuk protein cross-lingking


(Aminonatalina et al, 2016)

Terlepasnya ikatan formalin dari protein dalam bahan pangan

dipengaruhi oleh jenis ikatannya. Formalin dapat berikatan dengan protein

dalam bentuk metilol yang bersifat reversibel dan ikatan silang antar protein

(protein cross-linking) yang bersifat irreversible. Formalin bereaksi pertama

dengan gugus amino dan tiol dari asam amino membentuk metilol derivatif,

kelompok metil sebagian menjalani kondensasi imina yang juga disebut basa
42

Schiff. Imina mengalami cross-linking dengan glutamin, asparagin, triptofan,

histidin, arginin, sistein, dan tirosin. Dalam bentuk ikatan methylene cross-

linking, ikatan akan sulit dipecah karena terjadi ikatan antara gugus samping

amino lisin dan glutamin pada rantai protein. Cross-linking protein dapat

menstabilkan massa protein dan mempertahankan morfologi. Hal inilah yang

menyebabkan kadar formalin tidak dapat dihilangkan 100% dari ikan asin teri

nasi berformalin (Aminonatalina et al, 2016).

Reaksi pemecahan senyawa methylene dengan asam sebagai berikut :

Protein Formalin Methylene

Asam

Methylene Protein Formalin

Gambar 12. Reaksi Pemecahan Senyawa Methylene dengan Asam (Juliani, 2018)

C. Uji Statistik SPSS

Analisis data yang pertama menggunakan uji Frequencies yaitu

Skewness, Kurtosis dan Histogram untuk mengetahui normalitas data. Data


43

dapat dikatakan normal apabila hasil perhitungan menunjukkan rasio Skewness

dan Kurtosis masih berada pada range -2 sampai +2. Hasil dari Skewness dan

Kurtosis dibagi dengan standart erornya, untuk Skewness adalah -0,337/0,398 =

-0,846. Untuk Kurtosis -1,016/0,778 = -1,305. Pada uji Frequencies

menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Histogram menggambarkan

grafik data yg telah dibuat frekuensinya. Terlihat bahwa batang Histogram

mempunyai kemiripan bentuk dengan kurva normal (berbentuk seperti

lonceng) yg disertakan. Hal ini membuktikan bahwa distribusi tersebut sudah

dapat dikatakan normal atau mendekati normal.

Data yang berdistribusi normal selanjutnya dilakukan uji One Way

Anova untuk melihat homogenitas data, dengan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil Test Homogenity Of Varincess diperoleh nilai signifikansi (Sig) sebesar

0,997>0,05, maka Ho diterima dan keenam varian konsentrasi asam sitrat

adalah sama atau homogen. Setelah keenam varian konsentrasi asam sitrat

terbukti sama, baru dilakukan uji Anova utk menguji apakah keenam

konsentrasi mempunyai rata-rata (mean) yg sama. Terlihat bahwa nilai

signifikansi sebesar 0,000<0,05, maka Ho ditolak atau rata-rata keenam

konsentrasi asam sitrat tersebut memang berbeda secara signifikan.

Uji Tukey HSDa dalam Post Hoc Tests untuk mengetahui mana saja

konsentrasi asam sitrat yang berbeda dan mana yang tidak berbeda.

Berdasarkan output Multiple Comparisons diketahui hubungan sebelum

perendaman dan konsentrasi 5% adalah sama dengan nilai signifikansi sebesar

0,922 > 0,05. Hasil uji signifikansi dapat dilihat pada output dengan ada atau
44

tidaknya tanda ‘*҅ pada kolom ‘Mean Difference’. Jika tanda * ada di angka

Mean Difference, maka perbedaan tersebut nyata atau signifikan. Jika tidak ada

tanda *, maka perbedaan tidak signifikan. Demikian untuk hubungan antar

sebelum perendaman dengan konsentrasi asam sitrat yang lainnya.

Uji Homogeneous Subsets bertujuan untuk melihat kesamaan rata-rata

konsentrasi asam sitrat dengan menggunakan output Tukey HSDa. Pada subset

1 terlihat hanya konsentrasi 20% saja, artinya rata-rata konsentrasi 20%

mempunyai perbedaan dengan konsentrasi yang lainnya. Pada subset 2 terdapat

konsentrasi 15% dan konsentrasi 12,5%, artinya rata-rata konsentrasi kedua

asam sitrat tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan atau sama.

Pada subset 3 terdapat konsentrasi 12,5% dan konsentrasi 10%, artinya rata-

rata konsentrasi kedua asam sitrat tersebut tidak mempunyai perbedaan yang

signifikan atau sama. Demikian juga Pada subset 4 terdapat konsentrasi 7,5%,

konsentrasi 5% dan sebelum perendaman, artinya rata-rata konsentrasi 7,5%,

konsentrasi 5% dan sebelum perendaman tidak mempunyai perbedaan yang

signifikan atau sama. Hasil uji Homogeneous Subsets menunjukan hanya rata-

rata konsentrasi 12,5% saja yang sama, sedangkan rata-rata sebelum

perendaman dan konsentrasi yang lainnya berbeda, sehingga dapat disimpulkan

konsentrasi perendaman asam sitrat berpengaruh secara signifikan terhadap

penurunan kadar formalin dalam ikan asin teri nasi.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji kualitatif menunjukan bahwa 25 sampel ikan asin teri nasi yang

didapat dari 5 Pasar Tradisional Kota Yogyakarta positif mengandung

formalin.

2. Perendaman asam sitrat bisa menurunkan kadar formalin, dengan kadar

sebelum perendaman sebesar 0,351% dan sesudah perendaman larutan asam

sitrat dengan konsentrasi 5; 7,5; 10; 12,5; 15 dan 20% selama 30 menit

memiliki hasil berturut-turut sebagai berikut: 0,333%; 0,306%; 0,225%;

0,180%; 0,135%; dan 0,045%.

3. Semakin tinggi konsentrasi asam sitrat yang digunakan untuk perendaman

ikan asin teri nasi, kadar formalinnya semakin menurun yaitu konsentrasi

20% selama 30 menit sebesar 87,17%. Hasil analisis statistik One Way

Anova pada uji Post Hoc Tests menunjukkan konsentrasi perendaman asam

sitrat berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan kadar formalin

dalam ikan asin teri nasi.

B. Saran

1. Sebelum mengolah sumber pangan olahan seperti ikan asin teri nasi

hendaklah dilakukan perendaman untuk mengurangi kemungkinan adanya

kandungan pengawet berbahaya seperti formalin di dalam ikan asin teri nasi

tersebut.

45
DAFTAR PUSTAKA

Aminonatalina. Emmy, S.M., Ahmadi, dan Uripto, T.S. 2016, Pengaruh


Pemberian Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap Berat
Residu Formalin Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Berformalin.
EnviroScienteae.12(3) : 160-167.

Amrullah, F. 2012, Kadar Protein dan Ca pada Ikan Teri Asin Hasil Pengasinan
dengan Abu Pelepah Kelapa, Naskah Publikasi Ilmiah, Universitas
Muhammadiyah, Surakarta.
Amri, C. 2016, Petunjuk Praktikum Penyehatan Makanan Minuman–A cemaran
logam berat dalam makanan cemaran kimia non logam dalam makanan.
Poltekkes Kemenkes, Yogyakarta.

Andriyani, D. 2005, Isolasi dan Identifikasi Bakteri Halofilik dari Ikan Asin,
Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Anwar, F., & Khomsan, A. 2009, Makan Tepat Badan Sehat, Hikmah (PT Mizan
Publika), Jakarta Selatan.
AntaraTV., 2017, ‘Lagi Ditemukan Makanan Berformalin di Pasar Kulonprogo’,
Viewed 31 Mei 2017, <https://www.youtube.com/user/antaratvnews
(antara tv)>.
Arifin, Z. 2007. Stabilitas Formalin Dalam Daging Ayam Selama Penyimpanan.
Balai besar penelitian veteriner : Bogor.
CNN Indonesia., 2017, ‘Waspada Makanan Berformalin’, Viewed 19 Mei 2017,
<http://www.cnnindonesia.com>.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, diterjemahkan
oleh Wibi, H., Simamata, L., Eralangga, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI,
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1979, Kodeks Makanan Indonesia tentang Bahan
Tambahan Makanan, Depkes RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1980, Kodeks Kosmetika Indonesia, Volume 1,
Depkes RI, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004, Titrasi, Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Ernaningsih, D. 2013, Analisis Bioekonomi Ikan Pelagis Kecil di Teluk Banten,
Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia Edisi Khusus Maret. 1-9.

46
47

Erwin, L.T. 2011, 25 Kreasi Masakan Ikan Olahan Ikan Teri, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Farid, M. 2014.Pengauh Suhu dan Lama Perendaman dalam Pelarut Air terhadap
Kadar Formalin Ikan Asin Belanak (Mugil cephalus). Skripsi, Universitas
Islam Negeri, Malang.

Handayani, A. 2017, Pengaruh Perendaman Air Belimbing Wuluh terhadap Kadar


Formalin pada Ikan Asin Teri Nasi yang Beredar di Pasar Tradisional
Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah, D3 Farmasi Politeknik Kesehatan Bhakti
Setya Indonesia, Yogyakarta.
Hastuti, Sri. 2010. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Formldehid Pada Ikan Asin
di Madura. Jurnal Agrointek. 4(2) : 132-137.

Juliani, P. 2018, Studi Perbandingan Pengaruh Perendaman Larutan Asam Jawa


(Tamarindus indica) dan Kitosan Bead/Manik terhadap Kadar Formalin
Pada Mie Basah, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kurniawati, E.A. 2017, Uji Mutu dan Keamanan Ikan Asin Kering (Teri dan
Sepat) di Pasar Kota Bandar Lampung, Skripsi, Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Khomsan, A., & Anwar, F. 2008, Sehat itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat
dengan Makanan Tepat, Cetakan 1, 28-29, Hikmah (PT Mizan Publika),
Jakarta Selatan.
Mursyidi, A., Rohman, A. 2008, Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri &
Gravimetri, Cetakan 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Purawisastra, S., dan Sahara, E. 2011, Penyerapan Formalin oleh Beberapa Jenis
Bahan Makanan serta Penghilangannya Melalui Perendaman dalam Air
Panas, PGM.34(1) : 63-74.
Rahayu, S.M. 2012, Pengaruh Konsentrasi Garam Dalam Proses Perebusan Ikan
Asin Teri Nasi (Stolephorus sp.) Setengah Kering dan Pendugaan Umur
Simpannya Dengan Metode Akselerasi, Skripsi, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Roth, H.J., Blaschke, G. 1998, Analisis Farmasi, diterjemahkan oleh Kisman, S.,
Ibrahim, S., UGM Press, Yogyakarta.
Saparinto, C., & Hidayati, D. 2006, Bahan Tambahan Pangan, Cetakan 1,
Kanisius, Yogyakarta.
Sarwono, B. 2001, Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis, Agro Media Pustaka,
Depok.
48

Sari, R.W. 2008, Bahaya Makanan Cepat Saji dan Gaya Hidup Sehat, Cetakan 1,
21-22, Panembahan, Yogyakarta.
Samsudin, R.R. 2018, Bioaktif Belimbing Wuluh (Averhoa bilimbi Linn.)
Terhadap Kadar Formalin Dalam Tahu, The Journal of Muhamadiyah
Medical Laboratory Technologist. 1(2):88-97.

Singgih, H. 2013, Uji Kandungan Formalin Pada Ikan Asin Menggunakan Sensor
Warna Dengan Bantuan FMR (Formalin Main Reagent), Jurnal ELTEK. 11
(01) : 55-70.
Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke-
14, Alfabeta, Bandung, Indonesia.
Sugiarto, E.P. 2010, Penambahan Asam Sitrat yang Berbeda pada Proses
Pembuatan Sirup Jeruk Nipis Terhadap Kualitas Sirup yang Di Hasilkan,
Karya Tulis Ilmiah, D3 Pengolahan Hasil Hutan Politeknik Pertanian
Negeri, Samarinda.
Suprapti, L. 2005, Kuaci dan Manisan Waluh, Cetakan 1, 8-9, Kanisius,
Yogyakarta.
Tatriatmadja, S.P., dan Rusli, T.R. 2016, Uji Formalin pada Makanan Mie di
Sekitar Universitas Tarumagara Jakarta, P-ISSN: 2356-3176. E-
ISSN:2527-5658. 663-669.
Yuniarti, L. 2013. Studi Kinetika Dehidrasi Osmotik Pada Ikan Teri Dalam
Larutan Biner Dan Terner. Skripsi, Universitas Katolik Parahyangan,
Bandung.

Wiradimadja, W., Tanwiriah, W., dan Rusmana, D. 2015, Efek Penambahan


Belimbing Wuluh dalam Ransum Terhadap Performan, Karkas dan
Income Over Feed Cost Ayam Kampung, Ziraa’ah. 40(2) : 86-91.
Wikanta, W., Abdurrajak, Y., Sumarno, dan Amin, M. 2011, Pengaruh
Penambahan Belimbing Wuluh dan Perebusan terhadap Kadar Residu
Formalin dan Profil Protein Udang Putih Berformalin serta
Pemanfaatannya sebagai Sumber Pendidikan Gizi dan Keamanan Pangan
pada Masyarakat, Program Studi Biologi Universitas Negeri Sebelas
Maret, Solo.
Wulansari, A. 2017, Pengaruh Perendaman Sari Jeruk Nipis terhadap Kadar
Formalin pada Ikan Asin Teri Nasi yang Beredar di Pasar Tradisional
Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah, D3 Farmasi Politeknik Kesehatan Bhakti
Setya Indonesia, Yogyakarta.
LAMPIRAN

49
50

Lampiran 1. Sampel Ikan Asin Teri Nasi.

Kode A : Pasar Bringharjo Kode B : Pasar Giwangan


(A1, A2, A3, A4, A5) (B1, B2, B3, B4, B5)

Kode C : Pasar Kotagede Kode D : Pasar Kranggan


(C1, C2, C3, C4, C5) (D1, D2, D3, D4, D5)

Kode D : Pasar Sentul


(D1, D2, D3, D4, D5)
51

Lampiran 2. Alat dan Bahan.


Nama bahan dan
No Gambar
alat

1. Test Kit formalin

2. Ikan asin teri nasi

3. Natrium Hidroksida
(NaOH)

4. Natrium Karbonat
(Na2CO3)

5. Hidrogen Peroksida
(H2O2)

6. Asam sitrat
(C6H8O7)

7.
HCl pekat 37%
52

8. Indikator Merah
metil

9. Tabung Reaksi

Bekker glass,
10. gelas ukur, pipet
tetes, batang
pengaduk

11. Erlenmeyer

12. Kompor listrik

13. Pipet ukur

14. Buret 50 ml

15. Montir dan


stemper
53

Lampiran 3. Hasil Uji Kualitatif dengan Test kit Formalin.

Pasar Bringharjo Pasar Giwangan

Pasar Kotagede Pasar Kranggan

Pasar Sentul
54

Lampiran 4. Hasil Pembakuan HCl dan Titrasi Blangko.

Hasil Pembakuan HCl

Hasil Titrasi Blangko


55

Lampiran 5. Uji Kuantitatif Perendaman Asam Sitrat.


Konsentrasi
No Perendaman Hasil

1. 5%

2. 7,5 %

3. 10 %

4. 12,5 %

5. 15 %

6. 20 %
56

Lampiran 6. Sampel Sebelum dan Sesudah di Titrasi.

Konsentrasi Sebelum Perendaman Sesudah Perendaman


Asam Sitrat

5%

7,5 %

10 %

12,5 %
57

15 %

20 %
58

Lampiran 7. Perhitungan Normalitas HCl dan Titrasi Blangko.


Perhitungan Normalitas HCl
2 × mg Na2 CO3
Normalitas HCl =
BM Na 2 CO 3 × ml HC1

2 × 1500,0 mg
Titrasi 1 ¿ = 0,885 N
105,9 × 32 ml

2 × 1500,0 mg
Titrasi 2 ¿ = 0,885 N
105,9 × 32 ml

2 × 1500,0 mg
Titrasi 3 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml

2 × 1500,0 mg
Titrasi 4 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml

2 × 1499,9 mg
Titrasi 5 ¿ = 0,913 N
105,9 × 31 ml

0,885 N + 0,885 N +0,913 N + 0,913 N +0,913 N


Rata-rata N ¿ = 0,901 N
5

Perhitungan Titrasi Blangko

No Replikasi Volume Titran

1 1 63,80 ml

2 2 63,90 ml

3 3 63,80 ml

4 4 63,80 ml

5 5 63,90 ml

Rata-rata 63,84 ml
59

Lampiran 8.Perhitungan Kadar Formalin Sebelum Perendaman Asam


Sitrat.

Replikasi Penimbangan Jumlah volume Kadar formalin


6000,0 mg 62,90 ml 0,369 %
1
6000,1 mg 63,00 ml 0,324 %
2
6000,0 mg 63,00 ml 0,324 %
3
6000,0 mg 62,90 ml 0,369 %
4
5999,9 mg 62,90 ml 0,369 %
5

Rata – rata 0,351 %

(V Blangko –V HCl ) × N HCl × BE


Kadar Formalin = × 100%
Mg sampel

30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
1. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,369 %

30
(63,72 ml – 63, 00 ml ) × 0,901 ×
2. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,324 %

30
(63,72 ml – 63, 00 ml ) × 0,901 ×
3. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,324 %
30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
4. % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,369 %

30
(63,72 ml – 62, 90 ml ) × 0,901 ×
5. % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,369 %
60

Rata-rata
0,369 % + 0,324 % + 0,324 % + 0,369 % + 0,369 %
¿ = 0,351 %
5

Lampiran 9. Perhitungan Kadar Formalin Sesudah Perendaman Asam


Sitrat.

Volume
Konsentrasi Replikasi Berat % Formalin Rata-rata
Titran
Asam Sitrat Sampel
1 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
2 5999,9 mg 63,00 ml 0,378 %
5% 3 6000,1 mg 63,20 ml 0,288 % 0,333 %
4 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
5 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
1 6000,0 mg 63,20 ml 0,288 %
2 5999,9 mg 63,20 ml 0,288 %
0,306 %
7,5 % 3 6000,0 mg 63,10 ml 0,333 %
4 5999,9 mg 63,10 ml 0,333 %
5 6000,1 mg 63,20 ml 0,288 %
1 6000,0 mg 63,30 ml 0,243 %
2 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
0,225 %
10 % 3 6000,1 mg 63,30 ml 0,243 %
4 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
5 5999,9 mg 63,30 ml 0,243 %
1 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
2 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
12,5 % 3 5999,9 mg 63,50 ml 0,153 % 0,180 %
4 6000,0 mg 63,40 ml 0,198 %
5 6000,1 mg 63,50 ml 0,153 %
1 6000,1 mg 63,50 ml 0,153 %
2 5999,9 mg 63,60 ml 0,108 %
0,135 %
15 % 3 6000,0 mg 63,50 ml 0,153 %
4 6000,0 mg 63,50 ml 0,153 %
5 6000,0 mg 63,60 ml 0,108 %
1 5999,9 mg 63,70 ml 0,063 %
2 6000,0 mg 63,70 ml 0,063 %
0,045 %
20 % 3 6000,0 mg 63,80 ml 0,018 %
4 6000,1 mg 63,80 ml 0,018 %
5 5999,9 mg 63,70 ml 0,063 %

b (V Blangko –V HCl) × N HCl × BE


Kadar Formalin % ( )= × 100%
b Mg sampel
61

1. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 5 %

1). % Kadar Formalin


30
(63, 84 ml – 63, 10 ml ) × 0,901 ×
1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,333 %

2). % Kadar Formalin


30
(63, 84 ml – 63, 00 ml ) × 0,901 ×
1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,378 %

3). % Kadar Formalin


30
(63, 84 ml – 63, 20 ml ) × 0,901 ×
1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,288 %

4). % Kadar Formalin


30
(63, 84 ml – 63, 10 ml ) × 0,901 ×
1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,333 %

5). % Kadar Formalin


30
(63, 84 ml – 63, 10 ml ) × 0,901 ×
1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,333 %

0,333 % + 0,378 % + 0,288 % + 0,333 % + 0,333 %


Rata-rata ¿ = 0,333 %
5

2. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 7,5 %

30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,288 %
62

30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,288 %

30
(63, 84 ml – 63,10 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,333 %

30
(63, 84 ml – 63,10 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,333 %
30
(63, 84 ml – 63,20 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,288 %

Rata-rata
0,288 % + 0,288 % + 0,333 % + 0,333 % + 0,288 %
¿ = 0,306 %
5

3. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 10 %

30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,243 %

30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %

30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,243 %

30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
63

30
(63, 84 ml – 63,30 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,243 %

Rata-rata
0,243 % + 0,198 % + 0,243 % + 0,198 % + 0,243 %
¿ = 0,225 %
5

4. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 12,5 %

30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %

30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,40 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,198 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,153 %

0,198 % + 0,198 % + 0,153 % + 0,198 % + 0,153 %


Rata-rata ¿ = 0,180 %
5

5. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 15 %

30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,153 %
64

30
(63, 84 ml – 63,60 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,108 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,153 %
30
(63, 84 ml – 63,50 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,153 %

30
(63, 84 ml – 63,60 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,108 %

0,153 % + 0,108 % + 0,153 % + 0,153 % + 0,108 %


Rata-rata ¿ = 0,135 %
5

6. Perendaman dengan Asam Sitrat Konsentrasi 20 %

30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
1). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,063 %

30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
2). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,063 %
30
(63, 84 ml – 63,80 ml ) × 0,901 ×
3). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,0 mg
= 0,018 %
30
(63, 84 ml – 63,80 ml ) × 0,901 ×
4). % Kadar Formalin 1
= ×100%
6000,1 mg
= 0,018 %
30
(63, 84 ml – 63,70 ml ) × 0,901 ×
5). % Kadar Formalin 1
= ×100%
5999,9 mg
= 0,063 %
65

0,063 % + 0,063 % + 0,018 % + 0,018 % + 0,063 %


Rata-rata ¿ = 0,045 %
5

Lampiran 10. Persentase Penurunan Formalin (%) Ikan Asin Teri Nasi
dalam masing-masing Konsentrasi Perendaman Asam Sitrat.

0,351 – 0,333
1). Perlakuan Asam Sitrat 5% = ×100%
0,351
= 5,12 %

0,351 – 0,306
2). Perlakuan Asam Sitrat 7,5% = ×100%
0,351
= 12,82 %

0,351 – 0,225
3). Perlakuan Asam Sitrat 10 % = ×100%
0,351
= 35,89 %

0,351 – 0,180
4). Perlakuan Asam Sitrat 12,5% = ×100%
0,351
= 48,71 %

0,351 – 0,135
5). Perlakuan Asam Sitrat 15% = ×100%
0,351
= 61,53 %

0,351 – 0,045
6). Perlakuan Asam Sitrat 20% = ×100%
0,351
= 87,17 %
66

Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas SPSS.


Frequencies

Statistics

Kadar Formalin
N Valid 35

Missing 0

Mean .22500

Std. Error of Mean .018374

Median .24300

Std. Deviation .108704

Variance .012

Skewness -.337

Std. Error of Skewness .398

Kurtosis -1.016

Std. Error of Kurtosis .778

Range .360

Minimum .018

Maximum .378

Percentiles 10 .06300

25 .15300

50 .24300

75 .33300

90 .36900
67

Kadar Formalin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid .018 2 5.7 5.7 5.7
.063 3 8.6 8.6 14.3
.108 2 5.7 5.7 20.0
.153 5 14.3 14.3 34.3
.198 5 14.3 14.3 48.6
.243 3 8.6 8.6 57.1
.288 4 11.4 11.4 68.6
.324 2 5.7 5.7 74.3
.333 5 14.3 14.3 88.6
.369 3 8.6 8.6 97.1
.378 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
68

Lampiran 12. Hasil Uji One Way Anova SPSS.

Descriptives

Kadar Formalin

95% Confidence

Std. Std. Interval for Mean


N Mean Minimum Maximum
Deviation Error Lower Upper

Bound Bound

Sebelum
5 .35100 .024648 .011023 .32040 .38160 .324 .369
Perendaman

Konsentrasi 5% 5 .33300 .031820 .014230 .29349 .37251 .288 .378

Konsentrasi 7,5 % 5 .30600 .024648 .011023 .27540 .33660 .288 .333

Konsentrasi 10 % 5 .22500 .024648 .011023 .19440 .25560 .198 .243

Konsentrasi 12,5% 5 .18000 .024648 .011023 .14940 .21060 .153 .198

Konsentrasi 15% 5 .13500 .024648 .011023 .10440 .16560 .108 .153

Konsentrasi 20 % 5 .04500 .024648 .011023 .01440 .07560 .018 .063

Total 35 .22500 .108704 .018374 .18766 .26234 .018 .378


69

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Formalin

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.086 6 28 .997

ANOVA
Kadar Formalin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .383 6 .064 95.971 .000
Within Groups .019 28 .001
Total .402 34

Post Hoc Tests


Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kadar Formalin
(I) Konsentrasi (J) Konsentrasi
Mean 95% Confidence Interval
Asam SITRAT Asam SITRAT
Difference Std. Lower Upper
(I-J) Error Sig. Bound Bound
Tukey Sebelum Konsentrasi 5% .018000 .016314 .922 -.03375 .06975
HSD Perendaman Konsentrasi 7,5 % .045000 .016314 .121 -.00675 .09675
Konsentrasi 10 % .126000* .016314 .000 .07425 .17775
Konsentrasi 12,5% .171000 *
.016314 .000 .11925 .22275
Konsentrasi 15% .216000* .016314 .000 .16425 .26775
Konsentrasi 20 % .306000* .016314 .000 .25425 .35775
Konsentrasi 5% Sebelum -.018000 .016314 .922 -.06975 .03375
Perendaman
Konsentrasi 7,5 % .027000 .016314 .650 -.02475 .07875
Konsentrasi 10 % .108000* .016314 .000 .05625 .15975
Konsentrasi 12,5% .153000 *
.016314 .000 .10125 .20475
Konsentrasi 15% .198000* .016314 .000 .14625 .24975
70

Konsentrasi 20 % .288000* .016314 .000 .23625 .33975


Konsentrasi 7,5 % Sebelum -.045000 .016314 .121 -.09675 .00675
Perendaman
Konsentrasi 5% -.027000 .016314 .650 -.07875 .02475
Konsentrasi 10 % .081000* .016314 .001 .02925 .13275
Konsentrasi 12,5% .126000* .016314 .000 .07425 .17775
Konsentrasi 15% .171000 *
.016314 .000 .11925 .22275
Konsentrasi 20 % .261000* .016314 .000 .20925 .31275
Konsentrasi 10 % Sebelum -.126000*
.016314 .000 -.17775 -.07425
Perendaman
Konsentrasi 5% -.108000* .016314 .000 -.15975 -.05625
Konsentrasi 7,5 % -.081000* .016314 .001 -.13275 -.02925
Konsentrasi 12,5% .045000 .016314 .121 -.00675 .09675
Konsentrasi 15% .090000 *
.016314 .000 .03825 .14175
Konsentrasi 20 % .180000* .016314 .000 .12825 .23175
Konsentrasi 12,5% Sebelum -.171000*
.016314 .000 -.22275 -.11925
Perendaman
Konsentrasi 5% -.153000* .016314 .000 -.20475 -.10125
Konsentrasi 7,5 % -.126000* .016314 .000 -.17775 -.07425
Konsentrasi 10 % -.045000 .016314 .121 -.09675 .00675
Konsentrasi 15% .045000 .016314 .121 -.00675 .09675
Konsentrasi 20 % .135000* .016314 .000 .08325 .18675
Konsentrasi 15% Sebelum -.216000*
.016314 .000 -.26775 -.16425
Perendaman
Konsentrasi 5% -.198000* .016314 .000 -.24975 -.14625
Konsentrasi 7,5 % -.171000* .016314 .000 -.22275 -.11925
Konsentrasi 10 % -.090000*
.016314 .000 -.14175 -.03825
Konsentrasi 12,5% -.045000 .016314 .121 -.09675 .00675
Konsentrasi 20 % .090000 *
.016314 .000 .03825 .14175
Konsentrasi 20 % Sebelum -.306000*
.016314 .000 -.35775 -.25425
Perendaman
Konsentrasi 5% -.288000* .016314 .000 -.33975 -.23625
Konsentrasi 7,5 % -.261000*
.016314 .000 -.31275 -.20925
Konsentrasi 10 % -.180000*
.016314 .000 -.23175 -.12825
Konsentrasi 12,5% -.135000* .016314 .000 -.18675 -.08325
Konsentrasi 15% -.090000*
.016314 .000 -.14175 -.03825
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
71

Homogeneous Subsets
Kadar Formalin
Konsentrasi Asam
Subset for alpha = 0.05
SITRAT
N 1 2 3 4
Tukey HSD a
Konsentrasi 20 % 5 .04500

Konsentrasi 15% 5 .13500

Konsentrasi 12,5% 5 .18000 .18000

Konsentrasi 10 % 5 .22500

Konsentrasi 7,5 % 5 .30600

Konsentrasi 5% 5 .33300

Sebelum Perendaman 5 .35100

Sig. 1.000 .121 .121 .121

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Anda mungkin juga menyukai