Anda di halaman 1dari 7

KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK FILET IKAN PATIN

(Pangasionodon hypophthalmus) DARI TIGA LOKASI BUDIDAYA


DI KABUPATEN BOGOR

Oleh
Tatty Yuniarti, Yuke Eliyani, Alvi Nur Yudistira
Dosen Jurusan penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan

ABSTRAK

Hasil olahan ikan Patin (Pangasionodon hypophthalmus) pada umumnya


dipasarkan dalam bentuk fillet, baik beku maupun berbalut tepung roti. Kualitas
organoleptik fillet patin ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
kualitas lingkungan perairan tempat budidaya ikan tersebut, baik fisika maupun kimia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik organoleptik filet ikan
patin secara sensori, yang diperoleh dari tiga lokasi budidaya dengan kualitas air yang
berbeda di Kabupaten Bogor. Penelitian berlangsung mulai bulan Maret sampai
dengan Juni 2013 bertempat di Desa Bantar Kemang, Desa Ciseeng, serta kolam
praktek Pasir Jaya Jurusan Penyuluhan Perikanan. Parameter yang diamati terhadap
fillet patin meliputi aroma, rasa, penampakan, serta tekstur. Adapun untuk parameter
kualtas air terdiri dari suhu, pH, kecerahan, oksigen terlarut, nitrit, amoniak, serta
amonium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakteristik organoleptik illet
ikan patin untuk atribut aroma dan rasa dipengaruhi oleh kualitas air.
Kata kunci: ikan patin, filet patin , kualitas air, uji organoleptik

peningkatan menjadi 651.000 ton


pertahun. Kementerian Kelautan dan
PENDAHULUAN
Perikanan (KKP) terus memacu
Latar belakang peningkatan produksi ikan patin dari
Ikan patin (Pangasionodon tahun ke tahun dengan target produksi
hypophthalmus ) merupakan jenis ikan nasional pada tahun 2013 sebesar
konsumsi air tawar, yang berprospek 1.107.000 ton (Pusdatin KKP, 2013).
cerah, karena memiliki harga jual cukup Ikan patin biasanya dipasarkan
tinggi. Prospek ini menyebabkan ikan dalam bentuk filet beku atau disebut
patin mendapat perhatian dan diminati sebagai ikan dori. Olahan ikan patin
para pengusaha untuk yang cukup dominan adalah filet
membudidayakannya. Perkembangan bertepung roti (breaded) . Filet ikan
produksi budidaya ikan patin patin yang berwarna putih akan lebih
menunjukkan kenaikan sangat dapat diterima oleh semua pasar dan
signifikan. Pada tahun 2006 produksi dengan harga tertinggi. Permintaan akan
ikan patin mencapai 31.490 ton pertahun filet ikan patin berdaging putih
dan pada tahun 2012 mengalami meningkat karena tingkat kesegarannya
yang tinggi (Warta Perikanan 2009a).

40
Dalam dunia perdagangan ikan patin Alat dan Bahan
dikelompokkan bersadarkan warnanya Alat yang digunakan antara lain
menjadi 5 kategori yaitu putih bersih pisau, talenan, coolbox, peralatan glass
(snow white), putih kemerahan (light ware untuk pengujian, timbangan, oven,
pink), merah muda (pink), kuning muda pH meter. Thermometer, secchi disk,
(light yellow), dan kuning (yellow) mikroskop. Alat-alat gelas, Timbangan
(Warta Perikanan 2009b). Perbedaan analitik, Erlenmayer, botol polietilen 250
warna tersebut terutama disebabkan mL, kertassaring whatman GF/C, labu
karena spesies, umur, pakan, dan ukur, pipetvolumetrik, pipet ukur, pipet
kualitas lingkungan perairannya (Li et tetes, desikator,Quality water Cheker
al. 2009). YSI 556 NPS, danSpektrofotometer UV-
Untuk memperoleh kualitas daging VIS Simadzu 1200.
ikan patin yang pilihan dan unggul Bahan penelitian untuk uji
sesuai kriteria yang diinginkan karakteristik fillet adalah ikan patin
konsumen, diperlukan penelitian secara yang diperoleh dari tiga (3) lokasi
diskriptif terhadap filet ikan patin untuk budidaya, yaitu di Desa Bantar Kemang,
mengidentifikasi keinginan konsumen di desa Ciseeng, dan kolam praktek
dan hubungannya dengan kualitas air Jurluhkan Cikaret. Bahan lain adalah
lingkungannya. Dengan pengamatan filet scoresheet untuk uji sensori dan bahan-
ikan patin ini, maka dapat diketahui bahan kimia untuk uji kualitas air yang
tingkat penerimaan konsumen ikan patin terdiri dari Bahan kimia yang digunakan
yang berbeda lingkungannya. meliputi larutan asam sulfat (H 2 S0 4 ),
larutan kalium antimoniltartrat
Tujuan (K(SbO)C 4 H 4 O 6 .1/2H 2 O), larutan
Tujuan dari penelitian ini adalah amonium molibdat
untuk mengidentifikasi karakteristik ((NH 4 ) 6 Mo7O 24 .4H 2 O),larutan asam
organoleptik filet ikan patin secara askorbat (C 6 H 8 O 6 ), KH 2 PO 4 ,Air suling
sensori yang diperoleh dari tiga lokasi bebas nitrit, Indikator fenolftalen, glass
budidaya dengan kualitas air yang wool, kertas saring bebas nitrit
berbeda di Kabupaten Bogor. berukuran pori 0,45 μm, larutan asam
sulfanilamida, larutan natrium
Waktu dan Tempat Penelitian
oksalat(Na 2 C 2 O 4 ), Fenol, Larutan
Penelitian berlangsung mulai bulan
campuran (dicampur 50 mL larutan
Maret sampai dengan Juni 2013
H 2 SO 4 5N, 5 mL Kalium Antimonil
bertempat di Desa Bantar Kemang, di
tartrat, 15 mL amoniummolibdat dan 30
desa Ciseeng, dan kolam praktek
mL asam askorbat), larutanpengoksida
Jurluhkan Cikaret. Uji organoleptik
(dicampur larutan alkalin sitrat100 mL
dilakukan di kampus Jurusan
dengan 25 mL natrium
Penyuluhan Perikanan ,sedangkan Untuk
hipoklorit),natrium nitroprusid, natrium
pengujian kualitas air dilakukan di
oksida klorida,NaOH, MnSO 4 , KMnO 4 ,
Laboratorium STP Pasar Minggu .
HCl pekat, CHCl 3 ,NaNO 2 , Ferro
Ammonium Sulfat (FAS),NED
dihidroklorida, larutan standar

41
KNO 3 ,larutan induk nitrit 250 mg/L, 2012). Pengamatan kualitas air kolam
larutan induknitrat 250 mg/L. dilakukan selama 2 minggu berturut-
turut setiap dua hari sekali.
Pengukuran parameter fisik seperti
METODA PENELITIAN suhu, DO, kecerahan, pH, dilakukan
Penelitian dilakukan secara insitu (di lapangan). Penentuan kadar
sensory untuk fillet patin dengan berat Amonuma (NH4) dan Nitrit (NO 2 )
sampel + 100 gram per responden. dilakukan dengan metode
Pengambilan sampel dilakukan secara spektrofotometer. Kadar amonia
grid dan komposit untuk validasi data. ditentukan dengan menggunakan tabel
Karakteristik ikan patin dari ketiga hubungan antara pH dengan suhu (
sumber budidaya tersebut diuji secara Boyd, 1990).
organoleptis menggunakan scoresheet
dengan 15 panelis semi terlatih dengan HASIL PENELITIAN
metoda uji hedonik. Parameter uji
meliputi penampakan, tekstur, aroma, Hasil uji karakteristik sensory
rasa. Untuk atribut rasa, filet patin terhadap sampel fillet patin secara
dikukus terlebih dahulu (Setianingsih, orgnoleptik, tertera pada Gambar 1.

10
9
8
7
6
Atribut Aroma
5
Atribut Rasa
4
3 Atribut Penampakan
2 Atribut Tekstur
1
0
Filet Filet Filet Filet Filet Filet
mentah mentah mentah kukus kukus kukus
Kolam 1 Kolam 2 Kolam 3 Kolam 1 Kolam 2 kolam 3

Gambar 1. Hasil Uji Karakteristik Sensory filet patin mentah dan filet patin kukus
pada tiga sumber budidaya yang berbeda

Uji organoleptik sensory dilakukan pada filet yang dikukus. Sedangkan hasil
dengan menghitung tingkat kesukaan uji terhadap atribut tekstur dan
panelis. Data yang diperoleh penampakan filet ikan patin baik yang
menunjukkan bahwa kesukaan panelis mentah dan yang dikukus tidak
terhadap aribut aroma dan rasa pada filet menunjukkan perbedaan nilai
mentah ikan patin yang dibudidayakan organoleptik pada kolam 1, 2 dan 3.
pada kolam 2 lebih rendah daripada pada Rendahnya tingkat kesukaan pada
filet dari kolam 1 dan 2. Demikian pula aroma dan rasa filet patin dari kolam ini

42
kemungkinan berhubungan dengan Tekstur dan penampakan
kualitas air tempat budidaya ikan patin kemungkinan berhubungan dengan
tersebut. Senyawa kimia yang terbentuk kecepatan aliran air budidaya, selain
dalam kolam dapat mempengaruhi kualitas airnya (Oedjoe et al. 2012).
kualitas filet ikan patin berdasarkan Hasil penelitian Oedjoe et al terhadap
mekanisme difusi melalui makanan ikan Tiger grouper ( Epinephelus
(Lalezary et al. 1986). Selain hal fuscoguttatus ) yang dipelihara pada
tersebut, diduga pada kolam 2 terdapat berbagai nilai kecepatan aliran air
fitoplankton dari Jenis Blue green algae menunjukkan adanya perbedaan pada
(Acinetobacter dan Nocardia) sebagai nilai kekompakan tekstur daging akibat
penghasil senyawa geosmin dan methyl meningkatnya ukuran serat otot. Hasil
iso borneol (MIB) yang dapat memberi histologi terhadap serat otot dan bagian
aroma musty dan earthy, sehingga endomysium tertera pada Gambar 2.
menurunkan tingkat penerimaan
konsumen (Ho et al 2007).

Hasil uji kualitas air terhadap parameter suhu, pH, kecerahan, DO, NH 4 + serta
NO 2 dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Hasil uji kimia dan fiska kualitas air 3 kolam yang berbeda
Parameter Satuan Kolam 1 Kolam 2 Kolam 3
o
Suhu C 24 26 24.
pH _ 7,2 7,6 7,2
Kecerahan Cm 25 17 27
DO mg/L 4,79 6,38 5,58
+
NH 4 mg/L 0,006 0,008 0,003
NO 2 mg/L 0,002 0,005 0,001
Sumber : data diolah (2013)

43
Adapun untuk penentuan nilai amonia (NH 3 -N) mengacu pada Boyd 1990 ,
dengan memperhitungkan korelasi antara nilai pH dengan suhu air. Nilai minimal pH
serta suhu air yang tertera pada tabel ini masing-masing sebesar 7,0 serta 24oC,
sehingga data yang pada Tabel 1 dapat digunakan.

Tabel 2. Proporsi ammonia dari total ammonia (ppm) berdasarkan suhu dan pH air

Sumber : Boyd (1990)

Dari hasil pengujian kualitas air, Ammonia dalam perairan berada


kolam 1 dan 3 menunjukkan data dalam bentuk molekul (NH3-N) serta
kualitas air yang hampr sama nilainya, ion (NH4+) yang konsentrasinya sangat
baik parameter fisika dan kimia. Data ini dipengaruhi oleh suhu dan pH. Air
juga selaras dengan data hasil uji dengan pH rendah biasanya didominasi
organoleptik. Data yang berbeda oleh NH4+ , sedangkan pada pH tinggi
diperlihatkan pada kualitas air kolam 2. akan didominasi oleh NH3-N.
Data yang sangat berbeda terlihat pada Berdasarkan tabel 1 dan 2 diatas, nila
parameter kecerahan, dimana kecerahan NH3-N di kolam 1 dan 3 adalah 0,008
kolam 2 lebih rendah dibandingkan ppm, sedangkan untuk kolam 2 sebesar
kolam 1 dan 3, menunjukkan terdapat 0,024 ppm. Nilai-nilai ini masih berada
partikel-partikel yang mengganggu dalam kisaran ammonia yang dapat
penetrasi sinar matahari ke bagian ditoleransi oleh ikan air tawar ( Boyd,
bawah kolam. Partikel partikel tersebut 1990).
dapat berupa plankon dan suspensi Fiksasi gas nitrogen secara
lumpur atau kotoran padat lain (Jhon et langsung dapat dilakukan oleh beberapa
al. 1997). Sehingga akan mempengaruhi jenis algae Cyanophita (blue green
komposisi atau kualitas kimia air, hal ini algae) dan bakteri (Effendi, 2003).
terlihat pula pada parameter NO 2 dan Keberadaan Blue green algae diduga
NH 4 pada kolam 2. dapat ilihat dari besaran nilai NO 2 , NH 3 -
N serta NH 4 di perairan. Berdasarkan

44
tabel 1 dan 2 terlihat bahwa nilai ketiga ppm, kolam 2 sebesar 6,38 ppm, serta
parameter nitrogen tersebut pada kolam kolam 3 sebesar 5,58 ppm. Nilai DO di
2 lebih besar kolam 1 dan 3, sehingga ketiga kolam masih memenuhi
diduga jumlah blue green algae di kolam peryaratan jumlah oksigen terlarut untuk
2 lebih banyak dibanding kolam 1 dan 3. budidaya perikanan adalah lebih dari 3
Hal inilah yang diduga menyebabkan mg/L (SNI :7471.5 : 2009). Sumber
adanya aroma lumpur dari fillet kolam 1, oksigen terlarut dapat berasal dari difusi
sehingga timbul perbedaan dari hasil uji oksigen yang terdapat di atmosfer
karakteristik aroma ( Gambar 1.). (sekitar 35%) dan aktifitas fotosintesa
Nilai NH 4 dan NO 2 berhubungan oleh tumbuhan air dan fitoplankton (
dengan akumulasi komponen organik Effendi, 2003). Difusi oksigen dari
dalam kolam. Komponen organik dalam atmosfer ke dalam air dapat terjadi
kolam ini berhubungan dengan hasil secara langsung pada kondisi air diam
reaksi biokimia yang terjadi di dalam air (stagnan), maupun kondisi agitasi
kolam, seperti reaksi pembusukan, reaksi (pergolakan massa air akibat adanya
fermentasi dan reaksi biokimia lain. gelombang). Pada umumnya difusi
Senyawa Amonia ini,akan meningkatkan oksigen dari atmosfer ke perairan
pertumbuhan dan kepadatan berlangsung relatif lambat meskipun
fitoplankton. Kepadatan fitoplankton terjadi agitasi, sehingga sumber utama
yang tinggi menimbulkan peristiwa oksigen di perairan adalah fotosintesa.
ledakan populasi ("blooming"),yang Hal inilah yang diduga menyebabkan
diikuti oleh kematian masal ("die off") nilai oksigen terlarut di kolam 2 (6,38
fitoplankton. Peristiwa ledakan populasi ppm) lebih tinggi dari kolam 1 dan 3 (
dan kematian masal fitoplankton akan masing-masing sebesar 4,79 ppm dan
memperburuk kualitas air tambak, 5,58 ppm). Kondisi ini terkait dengan
sehingga mempengaruhi rasa dan aroma nilai kecerahan di kolam 2 lebih rendah
ikan. dibandingkan kolam 1 dan 3, yang
Kadar nitrit (NO 2 ) pada kolam 2 diduga dipacu oleh kepadatan populasi
berkaitan erat dengan bahan organik fitoplankton di kolam 2 yang
yang ada pada zona ini (baik yang diperkirakan lebih padat dibandingkan
mengandung unsur nitrogen maupun dengan kolam 1 dan 3.
tidak). Diantaranya penguraian bahan
organik oleh mikroorganis
KESIMPULAN
mememerlukan oksigen dalam jumlah
yang banyak. Oksigen tersebut berasal Karakteristik organoleptik filet
dari oksigen bebas (O 2 ), namun bila ikan patin untuk atribut aroma dan rasa
oksigen tersebut tidak cukup maka dipengaruhi oleh kualitas air, terutama
oksigen tersebut diambil dari senyawa parameter nitrit, amoniak serta
nitrat yang pada akhirnya senyawa nitrat amonium. Pengaplikasian di lapangan
berubah menjadi senyawa nitrit untuk mengatasi hal ini adalah dengan
(Hutagalung dan Razak,1997).. pengelolaan kualitas media budidaya
Nilai Oksigen terlarut pada ketiga diantaranya mengatur volume
kolam bervariasi. Kolam 1 mempunyai pemasukan air kedalam kolam untuk
nilai DO yang paling rendah yaitu 4,79

45
meminimalkan nilai nitrogen oranik dan Li M, Robinson M, Oberle D. 2009.
an organik. Yellow Pigments in Catfish
evaluated. The Catfish Journal,
February 2009.p 11. 14.
DAFTAR PUSTAKA Oedjoe MDR, E. Suprayitno,
Boyd, CE. 1990. Water Quality in Aulanni’am, E. Y.Herawati. 2012.
Ponds for Aquaculture. Effects of Water Flow Speed on
Birmingham Publishing Co. Muscle Histology and Survival
Rate in Improving Tiger Grouper
Effendi Hefni. 2003. Telaah Kualitas Hatchlings Quality. International
Air Bagi Pengelolaan Sumber Journal of Basic & Applied
Daya dan Lingkungan Perairan. Sciences IJBAS-IJENS Vol:12
Kanisius. Yogyakarta. No:06.
Ho L, D Hoefel, F Bock, CP. Saint, G Pusdatin KKP. 2013. Siaran pers KKP:
Newcombe. 2007. Biodegradation TARGETKAN PRODUKSI
rates of 2-methylisoborneol (MIB) PATIN 1,1 JUTA TON Error!
and geosmin through sand filters Hyperlink reference not valid..
and in bioreactors. Chemosphere id/index.php /arsip/c/ 8912/KKP -
66 (2007) 2210–2218. TARGETKAN- PRODUKSI-
Hutagalung, Horas dan Abdul PATIN-11-JUTA-
Rozak.1997. Metode Analisis Air TON/?category_id=34KKP
Laut, Sedimendan Biota. Buku diunduh 9 April 2013.
Kedua. Puslitbang Oseanologi- SNI 7471.5 : 2009. Ikan patin jambal
LIPI. Jakarta (Pangasius djambal) – Bagian 5:
John J. Cullen, Aurea M. Ciotti, Richard Produksi Kelas Pembesaran di
F. Davis, and Marlon R. Lewis. Kolam.
1997. Optical detection and Sularto. 2008. Ikan Patin Pasupati
assessment of algal blooms. sebagai Komoditas andalan.
Lmnol. Oceonogr 42(5, part 2), pg Makalah disampaikan pada
1223-1229. Diseminasi Hasil Riset Ikan Patin
Lalezary, S., Pirbazari, M., McGuire, Jambi, 30 Oktober 2008.
M.J., 1986. Oxidation of five Warta Perikanan. 2009.Tahun 2009
earthy–musty taste and odor Industri Patin Vietnam
compounds. J. Am. Water Works Berkembang. Warta Perikanan
Ass. 78, 62–69. (67): 10-11.

46

Anda mungkin juga menyukai