Anda di halaman 1dari 6

Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Volume 9 No.

2 Juli 2021
ISSN 2302-6944,e-ISSN2581-1649

ANALISIS ORGANOLEPTIK PRODUK KALDU BUBUK INSTAN DARI


EKSTRAK IKAN MALAJA (Siganus canaliculatus)

Organoleptic Analysis of Broth Powder Instant from Malaja Fish (Siganus canaliculatus)

Erni Firdamayanti1 dan Gita Srihidayati2


1)
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo
2)
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Cokroaminoto Palopo
1)
firdamayantierni@gmail.com, 2)gitasrihidayati@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendapatkan formulasi terbaik untuk memperoleh kaldu bubuk instan dari ekstrak ikan
Malaja (Siganus canaliculatus) yang memiliki sifat sensori yang disukai berdasarkan rasa, aroma, warna dan tekstur.
Lokasi penelitian di Rumah Produksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Pertanian Terpadu Universitas
Cokroaminoto Palopo, Kota Palopo. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
dengan melihat hasil uji orgaloptik oleh panelis berdasarkan kuesioner. Penelitian terdiri atas 3 perlakuan dengan 3
ulangan. Adapun formulasi yang digunakan adalah kaldu ikan Malaja + tepung terigu sebagai bahan pengisi. Kaldu
ikan Malaja 60 % + tepung terigu 40 %, kaldu ikan Malaja 70 % + tepung terigu 30 % dan kaldu ikan Malaja 80 %
+ tepung terigu 20 %. Hasil uji sensori menunjukkan bahwa formulasi terbaik dari segi warna, aroma, rasa, tekstur
berada pada formulasi perlakuan II yakni kaldu ikan Malaja 70 % + tepung terigu 30 % dengan skor rata-rata suka.

Kata kunci: kaldu bubuk, ekstrak ikan Malaja, Siganus canaliculatus

ABSTRACT
This study aims to obtain the best formulation to obtain instant powder broth from Malaja fish extract (Siganus
canaliculatus) which has preferred sensory properties based on taste, aroma, color and texture. The research location
is at the Production House of the Faculty of Agriculture and the Integrated Agricultural Laboratory, Cokroaminoto
Palopo University, Palopo City. The analytical method used in this research is descriptive analysis by looking at the
results of the organoptic test by the panelists based on the questionnaire. The study consisted of 3 treatments with 3
replications. The formulation used was Malaja fish broth + wheat flour as a filler. Malaja fish broth 60% + wheat
flour 40%, Malaja fish broth 70% + wheat flour 30% and Malaja fish broth 80% + wheat flour 20%. Sensory test
results showed that the best formulation in terms of color, aroma, taste, texture was in the treatment formulation II,
namely Malaja fish broth 70% + wheat flour 30% with an average score of likes.

Keywords: broth powder, Malaja fish extract, Siganus canaliculatus

PENDAHULUAN malaja secara molekuler perlu dilakukan


Luwu Raya memiliki kearifan lokal untuk memastikan spesies ikan. Ikan malaja
salah satunya adalah ikan malaja. Ikan termasuk ikan ke dalam famili Siganidae
malaja ini terdiri dari beberapa spesies dan merupakan salah satu ikan ekonomis
dengan nama lokal berbeda-beda. Perbedaan penting di Indonesia. Ikan malaja merupakan
penamaan yang ada didaerah dengan nama nama lokal dalam bahasa Bugis untuk ikan
ilmiah seringkali menimbulkan kesalahan baronang lingkis. Beberapa nama lokal lain
identifikasi spesies. Identifikasi spesies ikan untuk ikan malaja adalah: bahasa

132
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

(Selayar/Makassar), baluwes (Bajo), dan berbentuk cair akan cepat mengalami


cangcara (Flores). Ikan malaja dapat kerusakan, oleh sebab itu dibuatlah kaldu
diperoleh sepanjang tahun pada habitat dalam bentuk instan. Proses pengeringan
karang pada kedalaman 1-3 meter (Thaha, dapat dilakukan dengan peralatan tradisional
2018 ). Di luwu Raya penghasil ikan malaja atau modern (Meidiana, 2008). Kaldu instan
adalah di Desa Karangkarangan, Kecamatan yang sering digunakan adalah kaldu dengan
Bua, Kabupaten Luwu. Ciri khas ikan aroma daging ayam, udang dan daging sapi.
malaja yaitu daging empuk dan lebar badan Daging sapi mengandung protein (16-22%),
maksimal 5 jari orang dewasa, siklus panen lemak (1,5-13%), mineral, vitamin A dan B.
yakni setiap 3 bulan dan bertelur antara Keistimewaan protein hewani termasuk
bulan Juli dan Agustus. Ikan malaja biasa daging sapi dibandingkan dengan protein
dikonsumsi dengan cara dibakar, digoreng, nabati, yakni mengandung asam-asam amino
dibuat lawa (ikan mentah dicuci, difillet, essensial yang lengkap, seimbang, dan lebih
direndam dalam air jeruk bergaram) hanya mudah dicerna (Rusman, 2012). Pada
dapat dimakan sebagai menu utama, produk penelitian ini akan dibuat kaldu bubuk dari
–produk dari ikan malaja belum banyak ekstrak ikan malaja ini diharapkan dapat
diinovasikan padahal ketika musim panen diterima oleh masyarakat, oleh karena itu
tiba ikan malaja tersebut sangat melimpah perlu dilakukan uji organoleptik (aroma,
dan begitun pun ketika musim bertelur pada warna, rasa, tekstur) pada produk yang
bulan Juli ke Agustus masyarakat tidak bisa diperoleh. Uji organoleptik merupakan
menikmati ikan malaja. Salah satu cara agar teknik penilaian dengan menggunakan panca
dapat dinikmati kapan saja maka pada indera sebagai parameter dan berperan
penelitian akan formulasikan menjadi sebagai pendeteksian awal dalam menilai
produk bumbu kaldu instan. mutu untuk mengetahui penyimpangan dan
Kaldu adalah produk yang diperoleh perubahan pada produk (Setyiasi dkk, 2013).
dari daging atau daging unggas dengan cara METODOLOGI PENELITIAN
memasak bahan yang kaya protein dan air Bahan-bahan dalam pembuatan
dengan atau tanpa penambahan bumbu, produk kaldu ikan malaja pada penelitian ini
lemak yang dapat dimakan, natrium klorida secara dasar terdiri dari bahan kaldu ikan
dan rempah-rempah untuk meningkatkan malaja. Bahan kaldu yang dibutuhkan adalah
rasa (SNI, 1996). Kaldu yang masih air, tulang ikan dan daging ikan, tomat,

133
Volume 9 No.2 Juli 2021
ISSN 2302-6944,e-ISSN2581-1649

bawang merah, bawang putih, garam, gula, panelis mulai dari sangat tidak suka, tidak
merica, dan tepung terigu sebagai bahan suka, suka, dan sangat suka. Semakin tinggi
pengisi kaldu.. Peralatan yang digunakan skor yang diberikan maka semakin baik skor
dalam penelitian adalah oven, panci presto, dari mutu organoleptik tersebut. Data hasil
saringan, teflon, blender, dan ayakan. Tahap penilaian mutu organoleptik dianalisis secara
pembuatan dimulai dari pembuatan kaldu deskriptif dan inferensial menggunakan uji
ikan terlebih dahulu, kemudian selanjutnya Kruskall Wallis dengan tingkat kepercayaan
pembuatan bubuk kaldu ikan instan. 95% (Malichati dan Adi, 2018).
Pengembangan produk kaldu bubuk HASIL DAN PEMBAHASAN
instan dari ikan malaja pada penelitian ini Hasil uji organoleptik kaldu instan
menggunakan desain eksperimental dengan ikan malaja dapat dilihat pada gambar 1.
analisis deskriptif . Prinsip modifikasi Warna
4
formula dalam pembuatan kaldu bubuk
3
instan ini adalah dengan memodifikasi bahan 2
pengisi kaldu, yaitu tepung terigu dan kaldu 1
Tekstu
ikan malaja, adapun formulasi yang 0 Aroma
r
digunakan dalam penelitian ini adalah kaldu
I
ikan malaja + tepung terigu sebagai bahan
II
pengisi dengan 3 kali ulangan. (I) kaldu III
ikan malaja 60 % + tepung terigu 40 %, (II) Rasa

kaldu ikan malaja 70 % + tepung terigu 30 Gambar 1. Hasil uji organoleptik


% dan (III) kaldu ikan malaja 80 % + pembuatan bumbu kaldu bubuk
ekstrak ikan malaja (Siganus
tepung terigu 20 %. Setelah didapatkan canaliculatus)
formulasi terbaik maka dilakukan uji Organoleptik Warna
organoleptik. Pengujian mutu organoleptik Berdasarkan gambar diatas
meliputi aspek warna, aroma, tekstur, dan menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada
rasa yang dinilai dengan skala hedonik 1 tingkat kesukaan warna berdasarkan hasil uji
hingga 4 oleh 20 panelis tidak terlatih, yaitu sensori panelis terdapat perlakuan II yakni
dosen Fakultas Pertanian UNCP dengan formulasi penambahan kaldu ikan malaja 70
rentang usia 27- 29 tahun. Skala hedonik % + tepung terigu 30 % dengan nilai rata-
tersebut merepresentasikan tingkat kesukaan rata 3,6 berada pada skala suka. Warna

134
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

cokelat pada bumbu bubuk ekstrak ikan pada perlakuan II diduga didapatkan ketika
malaja didapatkan ketika proses pengeringan pemanggangan filtrat kaldu menjadi bubuk
filtrat kaldu menjadi bubuk, hal ini sesuai hal ini sesuai dengan pendapat Malichati dan
dengan pendapat Malichati dan Adi (2018) Adi (2018) bahwa pemanggangan filtrat
bahwa perubahan warna menjadi kecoklatan kaldu dengan substitusi tepung hati ayam
dipengaruhi oleh terbentuknya pigmen menyebabkan aroma kaldu ayam instan
coklat pada reaksi maillard yang terjadi saat berubah menjadi lebih gurih dengan aroma
proses pengeringan filtrat kaldu menjadi khas ayam panggang. Perbedaan aroma pada
bubuk instan. Reaksi maillard terbentuk formula dengan dan tanpa substitusi tersebut
karena terdapat reaksi kimia antara asam terjadi karena saat pemanggangan tepung
amino bebas dari protein dengan gugus gula hati ayam, senyawa heterosiklik volatil
pereduksi sehingga pada prosesnya bereaksi dengan komponen sulfur dengan
terbentuk pigmen. berikatan pada cincin ke-3, sehingga reaksi
Organoleptik Aroma tersebut diduga berperan dalam
Berdasarkan gambar diatas memunculkan aroma khas ayam panggang
menunjukkan bahwa perlakuan terbaik pada pada produk.
tingkat kesukaan aroma berdasarkan hasil uji Organoleptik Rasa
sensori panelis terdapat perlakuan II yakni Salah satu daya terima produk oleh
formulasi penambahan kaldu ikan malaja 70 konsumen dapat ditentukan dari cita rasa
% + tepung terigu 30 % dengan nilai rata- yang diberikan produk tersebut. Malichati
rata 3,35 berada pada skala suka sedangkan dan Adi (2018) memaparkan ada 4
dua perlakuan lainnya yakni perlakuan I pengelompokan rasa berdasarkan indra
dengan formulasi kaldu ikan malaja 60 % + pengecap, yaitu asin, asam, manis dan pahit.
tepung terigu 40 % memiliki nilai rata-rata Berdasarkan gambar diatas menunjukkan
1,95 berada pada skala sangat tidak suka dan bahwa perlakuan terbaik pada tingkat
perlakuan III yakni formulasi dengan kaldu kesukaan rasa berdasarkan hasil uji sensori
ikan malaja 80 % + tepung terigu 20 % panelis terdapat perlakuan II yakni formulasi
memiliki nilai rata-rata 2,35 berada pada penambahan kaldu ikan malaja 70 % +
skala tidak suka. tepung terigu 30 % dengan nilai rata- rata
Aroma khas ikan malaja pada bumbu 3,3 berada pada skala suka sedangkan dua
bubuk ikan malaja untuk formulasi terbaik perlakuan lainnya memiliki nilai rata-rata 2

135
Volume 9 No.2 Juli 2021
ISSN 2302-6944,e-ISSN2581-1649

dan berada pada skala tidak suka adapun bahwa perlakuan terbaik pada tingkat
perlakuan I dengan formulasi kaldu ikan kesukaan Teksur berdasarkan hasil uji
malaja 60 % + tepung terigu 40 % memiliki sensori panelis terdapat perlakuan II dan
nilai rata-rata 2,3 dan perlakuan III yakni perlakuan III dengan nilai rata- rata masing
formulasi dengan kaldu ikan malaja 80 % + –masing 3,75 berada pada skala suka
tepung terigu 20 % memiliki nilai rata-rata sedangkan perlakuan lainnya yakni
2,4. perlakuan I dengan formulasi kaldu ikan
Rasa gurih khas kaldu dan rempah malaja 60 % + tepung terigu 40 % memiliki
yang dihasilkan pada perlakuan terbaik nilai rata-rata 1,8 berada pada skala sangat
diduga didapatkan ketika penamabahan tidak suka dan
bahan tambahan seperti rempah bawang Tekstur bumbu bubuk kaldu ikan
merah, bawang putih dan bawang bombay malaja yakni bubuk halus dan lembab hal ini
serta penambahan garam dan gula yang diduga karna proses penggilingan dilakukan
memberikan paduan citarasa yang gurih khas dengan 100 mesh dan kandungan protein
bumbu kaldu bubuk dipasaran namun yang terdapat pada ikan malaja tinggi
memiliki ciri khas agurih dari ekstrak ikan sehingga kemampuan mengikat air dan
malaja hal ini sesuai dengan pendapat mempertahan kan air tinggi Hal ini sesuai
Malichati dan Adi (2018) bahwa perbedaan dengan pendapat Malichati dan Adi (2018)
rasa pada formula diduga karena substitusi bahwa WHC merupakan kemampuan daging
tepung hati ayam yang telah diolah dengan untuk mempertahankan air saat diberikan
bumbu yaitu bawang bombay dan bawang suatu tekanan atau pengolahan seperti
putih sehingga meningkatkan rasa asin pada pemotongan, penggilingan dan pemanasan
produk 13, sehingga semakin banyak kandungan
Organoleptik Tekstur hati ayam menyebabkan kadar air pada
Penilaian tekstur dapat dilakukan produk menjadi lebih tinggi dan tekstur
dengan cara menggunakan jari, gigi dan menjadi lebih lembab.
langit-langit mulut (Busyro, 2013 dalam KESIMPULAN
Zulfia dkk., 2017) pengujian tekstru untuk Adapun kesimpulan pada penelitian
bumbu bubuk dilihat dari tingkat ini adalah formulasi terbaik terdapat pada
kehalusannya dan daya larutnya. perlakuan A2 yakni kaldu ikan malaja 70 %
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan + tepung terigu 30 % . Respon panelis pada

136
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

pengujian mutu organoleptik meliputi aspek Zulfia, V., S.F. Chusna dan R. Yusuf. 2017. Uji
tingkat kesukaan konsumen terhadap
warna, aroma, tekstur, dan rasa yang dinilai tiga jenis brownies. Prosiding Seminar
dengan skala hedonik 1 hingga 4 oleh 20 Nasional Lahan Suboptimal. ISBN:978-
979-587-748-6.
panelis berada pada skor rata-rata suka .
DAFTAR PUSTAKA
Hambali. 2008. Membuat Aneka Bumbu Instan
Kering. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ilham . 2018. Sebaran dan Komposisi Jenis Ikan


Family Siganidae Berdasarkan
Ekosistem yang Berbeda di Perairan
Teluk Laikang Kabupaten Takalar.
Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Malichati dan Adi. 2018. Kaldu Ayam Instan
dengan Substitusi Tepung Hati Ayam
sebagai Alternatif Bumbu untuk
Mencegah Anemia. Departemen Gizi
Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Airlangga.

Oksüz A, Ozyılmaz A, SevimLi H. 2010.


Element compositions, fatty acid
profiles, and proximate compositions
of Marbled Spinefoot (Siganus
rivulatus, Forsskal, 1775) and Dusky
Spinefoot (Siganus luridus, Ruppell,
1878). Journal of Fisheries Sciences
4(2): 177-183
Thaha, R.A. Zainal. Hamid K. Ramadhan. D.N.
Nasrul. 2018. Analisis proksimat dan
organoleptik penggunaan ikan malaja
sebagai pembuatan kerupuk
kemplang. Jurnal Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Vol 14.
No.1.Th 2018.
Wahyuningtya. 2015. Karakteristik Ikan
Baronang dari Kepulauan Seribu
Sebagai Bahan Pangan dan Non
Pangan Melalui Kajian Molekuler.
Tesis. IPB.Bogor.

137

Anda mungkin juga menyukai