Anda di halaman 1dari 8

SUPLEMENTASI TEPUNG IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) UNTUK MENINGKATKAN

KANDUNGAN PROTEIN PADA KUE TERANG BULANG

Angga Eka Pratama1), Rosyid Ridho2), Nadya Adharani1*), Any Kurniawati1)


1)Program Studi Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas PGRI Banyuwangi

2) program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Jalan Ikan Tongkol No. 1, Kertosari, Banyuwangi 68416. Telp. (0333) 4466937
*E-mail: nadya.adharani@gmail.com

Abstrak
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan ikan lele dumbo maka perlu adanya penelitian
tentang diversifikasi produk olahan ikan lele dalam bentuk tepung sebagai bahan baku
pembuatan kue terang bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan
protein kue terang bulan dengan penambahan tepung ikan lele, mengetahui tingkat
kesukaan (uji hedonik) konsumen terhadap kue terang bulan dan mengetahui formulasi
yang tepat dalam membuat kue terang bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimental dengan melakukan pengolahan kue terang bulan perlakukan 0
(kontrol), penambahan tepung ikan sebesar 5%, 10%. 15%, 20%. Data protein kemudian
dianalisis dengan SEM (Standard Error of Mean) menggunakan Microsoft excel 2007. Hasil
uji proksimat kadar protein tertinggi yaitu pada perlakuan P4 dengan nilai rata-rata 18,8%,
sedangkan untuk kadar protein terendah pada perlakuan K dengan nilai rata-rata 6,19%.
Untuk uji hedonik pada parameter warna nilai tertinggi pada perlakuan K dengan nilai
rata-rata 4,21, parameter aroma nilai tertinggi pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata
4,17, parameter rasa nilai tertinggi pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 4,19 dan
parameter tekstur nilai tertinggi pada perlakuan P1 dengan nilai rata-rata 4,18.
Berdasarkan pengujian hedonik, maka perlakuan P1 merupakan perlakuan pengolahan
yang memiliki nilai kesukaan tertinggi dari panelis, yaitu dengan penambahan tepung ikan
lele sebesar 5%.
Kata kunci: Suplementasi, Tepung Ikan Lele Dumbo, Kue Terang Bulan

Abstract
To optimize the utilization of African catfish, there is a need for research on the
diversification of catfish processed products in the form of flour as a raw material for
making ‘kue terang bulan’. This study aims to determine protein content of ‘kue terang
bulan’ with the addition of catfish flour, knowing the level of preference (hedonic test) of
consumers on ‘kue terang bulan’ and knowing the correct formulation in making ‘kue
terang bulan’. The research method used is the experimental method by processing ‘kue
terang bulan’ is treatment 0 (control), adding fish meal by 5%, 10%, 15% and 20%. Protein

18
data were then analyzed by SEM (Standard Error of Mean) using Microsoft Excel 2007. The
proximate test results for the highest protein content were in treatment P4 with an average
value of 18.8%, while for the lowest protein content in treatment K with an average value
of 6.19%. For the hedonic test on the highest value color parameter on treatment K with an
average value of 4.21, the highest aroma value parameter in treatment P1 with an average
value of 4.17, the highest value of taste parameter in treatment P1 with an average value of
4, 19 and the highest value texture parameter in treatment P1 with an average value of
4.18. Based on hedonic testing, then treatment P1 is a treatment that has the highest
favorite value of the panelists, namely by adding catfish flour by 5%.
Keyword: Suplementation, African Catfish flour, Kue Terang Bulan

PENDAHULUAN organism tingkat tinggi. Protein


Ikan lele dumbo (Clarias mempunyai fungsi utama yang kompleks
gariepinus) merupakan salah satu jenis didalam semua proses biologi yaitu
ikan yang hidup pada air tawar seperti sebagai transport dan penyimpanan,
sungai dan rawa-rawa serta mampu contohnya transport oksigen dalam
bertahan hidup pada air yan gkeruh dan eritrosit oleh hemoglobin dan mioglobin
berlumpur. Ikan lele merupakan salah yaitu sejenis protein yang mentransport
satu jenis ikan yang saat ini sudah banyak oksigen dalam otot. Kekurangan protein
dibudidayakan oleh petani ikan tetapi menjadi salah satu penyebab gizi buruk
pemanfaatannya hanya sebagai bahan (Setiawan, 2006).
pangan terbatas. Begitupun potensi ikan Setiap daerah di seluruh Indonesia
lele dumbo saat ini pada dunia kuliner pasti memiliki tradisi, budaya dan kuliner
adalah hanya sebagai ikan goring dan ikan yang berbeda-beda di kabupaten
bakar. Padahal kandungan gizi yang Banyuwangi. Salah satu kuliner yang
dimiliki ikan lele sangat banyak. Menurut cukup terkenal adalah martabak terang
Astawan (2008), komposisi gizi ikan lele bulan atau biasa disebut kue terang bulan.
meliputi kandungan protein (17,7%), Makanan yang dijual di seluruh wilayah
lemak (4,8%), mineral (1,2%), dan air baik oleh pedagang kaki lima maupun
(76%). Protein menjadi komposisi urutan took roti, yang dimana rasa kue terang
kedua terbanyak dalam kandungan gizi bulan kuga sudah akrab di lidah
ikan lele dumbo yaitu sebesar (17,7%). masyarakat dari berbagai kalangan
Ikan lele termasuk hasil perikanan maupun usia. Martabak terang bulan
yang mengandung banyak protein. mempunyai komponen utama antara lain
Menurut Katili (2009), protein adalah tepung terigu, telur, air, gula dan bahan
makromolekul yang tersusun dari bahan pengembangan adonan. Tepung terigu
dasar asam amino. Protein terdapat dalam merupakan komponen utama yang sangat
system hidup semua organism baik yang diperlukan dalam pembuatan martabak
berada pada tingkat rendah maupun terang bulan. Selain itu, kandungan

19
tepung terigu paling dominan adalah piring, mixer, spatula, satu set peralatan
karbohidrat. Sejauh ini komponen utama uji protein dan peralatna uji hedonik.
sumber protein martabak terang bulan Bahan yang digunakan pada
adalah telur dan mentega. Sehubungan penelitian antara lain ikan lele dumbo
melimpahnya ikan lele dumbo (Clarias segar, tepung terigu, telur , air , gula,
gariepinus) serta kurangnya pemanfaatan vanili, soda kue, H2SO4, katalisator
sebagai bahan baku, maka perlu dilakukan selenium, NaOH 40%, akuades, asam
diversifikasi olahan tepung ikan lele untuk borat, HCl 0,02 N, indicator PP dan BTB.
disuplementasikan pada martabak terang Pembuatan Tepung Ikan Lele Dumbo
bulan dengan harapan dapat Pembuatan tepung ikan lele dumbo
meningkatkan kandungan protein dalam
mengacu pada Ferazuma,et al.(2011).
martabak terang bulan. Prosesnya yaitu ikan lele dumbo
Penelitian ini bertujuan untuk dibersihkan, dibuang jeroannya, di fillet, di
mengetahui kandungan protein kue buang tulang dan kulitnya. Kemudian
terang bulan dengan penambahan tepung daging ikan lele dipresto dengan
ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), menggunakan autoklaf agar lebih lunak.
tingkat kesukaan (uji hedonik) konsumen Daging dibungkus dengan kain kasa
dan formulasi yang tepat dalam membuat kemudian dipres dengan menggunakan
kue terang bulan yang disuplementasi balok kayu. Selanjutnya daging
tepung ikan lele. dikeringkan dengan drum dryer pada
METODE PENELITIAN suhu 800C. Serpihan daging ikan lele yang
Waktu dan Tempat sudah kering digiling dengan blender yang
Penelitian dilakukan pada bulan menghasilkan tepung daging ikan lele.
Mei-Juli 2017. Pembuatan tepung daging Uji Kadar Protein
ikan lele dumbo, pengukuran butiran Uji kadar protein tepung ikan leledumbo
tepung ikan lele, pembuatan kue terang dan kue terang bulan menggunakan
bulan dengan suplemntasi tepung ikan metode mikro Kjeldahl yang mengacu
lele beberapa variasi, uji kesukaan pada Sudarmadji (2003) dalam Ubadillah
konsumen dilakukan di Laboratorium (2010) melalui tiga tahapan yaitu
Fakultas Pertanian, Universitas PGRI desktruksi, destilasi dan titrasi yang
Banyuwangi, sedangkan uji proksimat
kemudian data yang didapat dihitung
dilakukan pada Laboratorium Pertanian dengan menggunakan rumus kadar N.
Politeknik Jember.
(𝑚𝐿 𝐻𝐶𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 − 𝑚𝐿 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜) 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 14,007 𝑥 100
%𝑁 =
Alat dan Bahan 𝑚𝑔 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒

Peralatan yang digunakan pada


penelitian antara lain autoklaf, drum dyer, %𝑃 = %𝑁 𝑥 𝑓
kain kasa, balok kayu, blender, ayakan,
timbangan, bak plastic, Loyang, kompor, Keterangan:
f: faktor konversi protein

20
Pengukuran Tepung Ikan tanggapan senang, suka atau
Persyaratan mutu tepung ikan adalah kebalikannya, mereka juga
tidak boleh adanya benda asing dalam mengemukakan tingkat kesukaannya.
tepung, lolos ayakan 60 mesh dan lolos Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala
ayakan 80 mesh. Alat untuk mengukur hedonik. Skala hedonik dapat
tepung ikan adalah ayakan/saringa yang direntangkan menurut rentangan skala
digunakan untuk memisahkan bagian yang dikehendakinya. Skala hedonik dapat
yang tidak diinginkan berdasarkan juga diubah menjadi skala numerik
ukurannya dari dalam bahan curah dan dengan angka mutu menurut tingkat
bubuk yang memiliki ukuran partikel kecil kesukaan. Data numerik dapat dilakukan
(Ruhlman et al., 2007). analisis secara statistik. (Rahayu dan
Nurosiyah, 2012).
Pembuatan Kue Terang Bulan
Pembuatan kue terang bulan terbagi Analisis Data
dalam 5 percobaan dengan ketentuan Data yang diperoleh selanjutnya
kontrol (tanpa penambahan tepung ikan diinterpretasikan dengan menggunakan
lele dumbo atau 0%), P1 (5%), P2 (10%), software Microsoft excel 2007 dengan
P3 (15%) dan P4 (20%). Langkah menggunakan Standard Error of Mean
membuat kue terang bulan yaitu yang (SE) atau kesalahan baku. PErhitungan SE
pertama campur tepung terigu, ragi dan merupakan nilai yang mengukur seberapa
gula pasir kemudian aduk rata. Masukkan tepatkah nilai mean yang diperoleh.
telur dan air lalu aduk rata sampai
(𝑥𝑖 − 𝑥)2
tercampur rata dan diamkan adonan 𝑉𝑎𝑟 = √
𝑛−1
selama 30 menit. Setelah adonan
didiamkan selama 30 menit masukkan 𝑆𝐷 = √𝑉𝑎𝑟
soda kue, aduk kembali adonan hingga 𝑆𝐷
𝑆𝐸 =
rata dan diamkan kembali selama 30 √𝑛
menit dan adonan martabak manis siap Keterangan:
dimasak. Panaskan Loyang cetakan Var : Variance
dengan api kecil. Tuangkan adonan SD : Standard Deviasi
martabak dan masak hingga SE : Standard Error
bersarang/berbuih. Masak hingga matang
dan bagian pinggirnya kecoklatan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kesukaan (Hedonik) Kandungan Protein Kue Terang Bulan


Produk yang sudah diperoleh diujikan Data hasil pengujian terhadap
secara hedonik/tingkat kesukaan dengan kandungan protein pada kue terang bulan
panelis tidak terlatih dengan jumlah 70 pada masing-masing perlakuan
orang. Panelis dimintakan tanggapan selanjutnya dianalisis dengan
pribadi tentang kesukaan atau sebaliknya. menggunakan SEM untuk mengetahui
Di samping panelis mengemukanan kandungan protein. Pada perlakuan

21
kontrol diketahui kandungan protein rata- daging ikan sebagian besar tersusun atas
rata yaitu sebesar 6,19%, pada perlakuan protein miofibrilar.
P1 yaitu sebesar 9,15%, pada perlakuan
P2 yaitu sebesar 12,30%, pada perlakuan Uji Kesukaan (Hedonik)
P3 yaitu sebesar 15,11% dan pada Pengujian hedonik (kesukaan)
perlakuan P4 yaitu sebesar 18,08%. konsumen dilakukan dengan
Berdasarkan data yang diperoleh hasil menggunakan parameter warna, aroma,
pengujian terhadap kandungan protein rasa dan tekstur tepung terang bulan.
tertinggi yaitu pada perlakuan P4 dengan Hasil uji hedonik disajikan pada Tabel 1.
penambahan tepung daging ikan lele Tabel 1. Hasil Uji Hedonik pada Kue
dumbo sebesar 20% yaitu 18,08%.
Terang Bulan
Sedangkan kandungan protein terendah Kelompok Nilai Rata-rata Parameter
pada kue terang bulan yaitu pada eksperimen Warna Aroma Rasa Tekstur
perlakuan kontrol dengan tanpa Kontrol 4,21 4,06 4,07 4,33
P1 3,90 4,17 4,19 4,81
penambahan tepung daging ikan lele P2 3,91 4,04 3,96 4,37
dumbo yaitu sebesar 6,19%. P3 3,24 3,91 3,61 4,16
Kenaikan kadar protein pada kue P4 3,80 3,79 3,37 4,00
terang bulan disebabkan oleh
penambahan kadar tepung ikan lele Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
dumbo pada adonan kue terang bulan. bahwa perlakuan kontrol memperoleh
Sehingga mampu mempengaruhi kadar tingkat kesukaan parameter warna yang
protein pada kue terang bulan. Pada P4 tinggi dengan nilai rata-rata sebesar 4,21
penambahan tepung daging ikan lele dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
dumbo yaitu sebesar 20% atau sebesar 50 Sedangkan tingkat kesukaan warna yang
gr dari total adonan. Sedangkan terendah yaitu pada kelompok
rendahnya kadar protein pada perlakuan eksperimen P3 dengan nilai rata-rata
kontrol karena tidak dilakukan sebesar 3,24. Besarnya nilai skor pada
penambahan tepung ikan lele dumbo. parameter warna pada perlakuan kontrol
Kandungan protein pada perlakuan disebabkan oleh tanpa adanya
kontrol hanya diperoleh dari tepung penambahan tepung ikan lele dumbo.
terigu dan sebutir telur yaitu 6-7 gr Warna pada perlakuan kontrol yaitu
protein. Hal ini didukung oleh pernyataan kuning cerah yang muncul dari kuning
Mervina dan Mertiyati (2012) bahwa telur. Hal ini selaras dengan penelitian
tepung ikan lele yang terbuat dari yang dilakukan oleh Ferazuma, et al.,
dagingnya saja tanpa tulang dan kulit (2011) yaitu tentang pembuatan crackers
menghasilkan protein sebesar 63,83%. yang disubstitusi tepung kepala ikan
Tingginya kandungan protein pada tepung dumbo terhadap parameter warna
daging ikan lele ini disebabkan tubuh ikan menunjukkan bahwa tingkat kesukaan
mengandung lebih banyak daging dan panelis terhadap warna crackers F0
(Formula Kontrol) berbeda nyata dengan

22
crackers dengan substitusi kepala ikan terhadap konsumen. Parameter rasa dapat
lele dumbo (F1, F2, F3, dan F4). dilakukan pengujian dengan
Sedangkan pada kelompok eksperimen P3 menggunakan indera pengecap lidah.
memiliki warna kuning kecoklatan. Warna Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
cokelat ini dipengaruhi oleh warna tepung bahwa skor rasa tertinggi pada perlakuan
ikan lele yang dihasilkan yaitu berwarna P1 dengan nilai rata-rata sebesar 4,19.
cokelat muda. Menurut Winarno (2004), Sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu
warna cokelat timbul karena adanya pada perlakuan P4 dengan nilai rata-rata
reaksi maillard antara gula dan protein. sebesar 3,37. Tinggi rendahnya skor rasa
Parameter aroma dapat diuji dipengaruhi oleh seberapa banyak
menggunakan indera penciuman. penambahan tepung ikan lele. Semakin
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa banyak penambahan yang dilakukan maka
skor aroma tertinggi yaitu pada perlakuan rasa yang dihasilkan menjadi kurang
P1 dengan nilai rata-rata sebesar 4,17%. manis dan aroma serta rasa ikan akan
Sedangkan nilai rata-rata terendah yaitu merubah kekhasan kue terang bulan.
pada perlakuan P4 dengan penambahan Penelitian yang dilakukan oleh Budi
tepung ikan lele dumbo sebesar 20%. Hal (2014), tentang pengaruh substitusi
ini senada dengan penelitian yang mocaf dan penambahan puree wortel
dilakukan oleh Kaya (2008) pada terhadap sifat organoleptik martabak
pembuatan biskuit yang ditambahkan manis terhadap parameter rasa memiliki
dengan tepung tulang ikan patin yang pengaruh yang nyata. Semakin banyak
menunjukkan bahwa perlakuan mocaf yang digunakan maka martabak
penambahan tersebut memberikan manis yang dihasilkan menjadi kurang
pengaruh yang berbeda nyata pada manis dan gurih serta terasa rasa
tingkat penilaian panelis terhadap aroma mocafnya. Penilaian parameter tekstur
biskuit yang dihasilkan. yaitu dengan menggunakan indera peraba
Adanya perubahan aroma pada kue yaitu jari-jari tangan. Berdasarkan pada
terang bulan, tidak hanya karena adanya Tabel 1 dapat diketahui bahwa skor
penambahan tepung ikan lele dumbo saja. tekstur tertinggi yaitu pada perlakuan P1
Namun, karena adanya proses dengan nilai rata-rata tekstur sebesar
pemanggangan kue juga dapat 4,81. Sedangkan skor tekstur terendah
menyebabkan perubahan aroma. Menurut yaitu pada perlakuan P4 dengan nilai rata-
Muchtadi, et al., (2010), proses rata sebesar 4,00. Perbedaan nilai skor
pemanggangan dapat menyebabkan dipengaruhi oleh jumlah tepung ikan lele
perubahan warna, tekstur, aroma dan rasa dumbo yang digunakan. Menurut Thariq
dari bahan yang dipanggang. Baik et al (2014), tekstur suatu bahan pangan
dipanggang secara langsung maupun erat kaitannya dengan kandungan air yang
secara tidak langsung. ada dalam bahan pangan tersebut. Bila
Rasa suatu makanan sangat suatu bahan pangan didalamnya banyak
menentukan penerimaan produk tersebut terkandung jumlah air maka bahan

23
pangan tersebut memiliki tekstur yang KESIMPULAN
lembek dan begitupun sebaliknya. Tekstur Berdasarkan penelitian yang
yang diharapkan pada penelitian ini dilakukan yaitu tentang suplementasi
adalah kue terang bulan yang bertekstur tepung ikan lele dumbo (Clarias
kenyal, empuk dan tidak bantat serta gariepinus) untuk meningkatkan
lembut ketika dikunyah. kandungan protein pada kue terang bulan
Berdasarakan uji hedonik yang diketahui bahwa ikan lele dumbo dapat
telah dilakukan terhadap parameter digunakan sebagai bahan pembuatan kue
warna, aroma, rasa dan tekstur pada kue terang bulan yang sebelumnya dilakukan
terang bulan terdapat satu formulasi yang perubahan tekstur menjadi tepung ikan
disukai oleh panelis yaitu pada perlakuan lele dumbo dan kue terang bulan yang
P1 dengan menambahkan tepung ikan lele dihasilkan dengan suplementasi tepung
dumbo sebesar 5%. Sehingga, formulasi daging ikan lele dumbo memiliki kadar
yang tepat dengan keseluruhan parameter protein yang lebih tinggi dibandingkan
hedonik diteima oleh panelis adalah dengan kue terang bulang yang tidak
perlakuan 1 (P1) dengan formulasi tepung dilakukan penambahan tepung ikan lele
ikan lele dumbo sebesar 5%. Sedangkan dumbo. Berdasarkan uji hedonik, kue
untuk uji kadar protein menunjukkan terang bulan yang ditambahkan tepung
bahwa semakin tinggi prosentasi ikan lele dumbo mendapat penilaian
penambahan tepung ikan lele dumbo penerimaan yang baik oleh panelis
maka semakin tinggi pula kandungan terhadap parameter warna, aroma, rasa
protein yang terkandung didalam kue dan tekstur. Untuk penelitian lebih lanjut
terang bulan. Menurut Mervina dan diharapkan dapat melakukan analisis
Martiyati (2012), formulasi biskuit usaha penjualan tepung terang bulan
dengan substitusi tepung kepala ikan lele untuk mengetahui nilai keuntungan
dumbo dan isolat protein kedelai sebagai produk kue terang bulan yang
makanan potensial untuk anak balita ditambahkan tepung ikan lele dumbo
kurang gizi, memiliki formulasi terpilih serta penambahan topping pada kue
adalah F1 yaitu tepung ikan:tepung terang bulan agar memiliki tampilan yang
kepala:tepung isolat kedelai adalah 5:5:5. menarik.
Hal ini dapat dilihat pada analisa kimia
kandungan energy biscuit berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
penghitungan dengan mengkonversikan Astawan, M. 2008. Lele Bantu
kadar protein, kadar lemak dan Pertumbuhan Janin. Artikel.
karbohidrat menjadi energi. Rata-rata [Internet]. [Diunduh pada Agustus
nilai energi biskuit adalah 480 kkal per 2017]. Tersedia pada:
100 gram. http://wilystra2007.multiply.com/jo
urnal/item/
62/Lele_Bantu_Pertumbuhan_Janin.

24
Budi, B. 2014. Pengaruh Substitusi Mocaf Rahayu, W. P. S. dan S. Nurosiyah. 2012.
(Modified Cassava Flour) dan Evaluasi Sensori. Penerbit
Penambahan Puree Wortel (Daucus Universitas Terbuka.
carota L.) terhadap Sifat Ruhlman, M. 2007. The Element of
Organoleptik Martabak Manis. E- Cooking: Translating the Chef’s Craft
journal Boga. 3(3): 212-221. for Every Kitchen. Scribner, New
Ferazuma, H., A. S. Marliyati dan L. Amalia. York.
2011. Substitusi Tepung Kepala Ikan Setiawan, N. 2006. Perkembangan
Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Konsumsi Protein Hewani di
untuk Meningkatkan Kandungan Indonesia: Analisis Hasil Survey
Kalsium Crackers. Jurnal gizi dan Sosial Ekonomi Nasional 2002-2005.
Pangan. 6(1): 18-27. Jurnal Ilmu Ternak. 1(6): 68-74.
Katili, A. S. 2009. Struktur dan Fungsi Thariq, S. A. Swastawati, T. F. Surti. 2013.
Protein Kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi
5(2). Garam pada Peda Ikan Kembung
Kaya, A. O. W. 2008. Pemanfaatan Tepung (Rastrelliger neglactus) terhadap
Tulang Ikan Patin (Pangasius sp.) Kandungan Asam Glutamat Pemberi
sebagai Sumber Kalsium dan Fosfor Rasa Gurih (Umami). Jurnal
dalam Pembuatan Biskuit. [Skripsi]. Pengolahan dan Bioteknologi Hasil
Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Perikanan. 3(3): 104-111.
Mervina, K. C. M. dan S.A. Marliyati. 2012. Ubadillah, A. dan W. Hersoelistyorini.
Formulasi Biskuit dengan Substitusi 2010. Kadar Protein dan Sifat
Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias Organoleptik Nugget Rajungan
gariepinus) dan Isolat Protein dengan Substitusi Ikan Lele (Clarias
Kedelai (Glycine max) sebagai gariepinus). Jurnal Pangan dan Gizi.
Makanan Potensial untuk Anak 2(1).
Balita Gizi Kurang. J. Teknol. Dan Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan
Industri Pangan. 1(12). Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Muchtadi, M.S., Sugiyono dan F. Jakarta.
Ayustaningwarno. 2011. Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan.
Alfabeta, Bogor.

25

Anda mungkin juga menyukai