OLEH
Oleh:
ABSTRAK
By:
ABSTRACT
The aim of this study was to determine the difference cooking method of
cockles (Anadara granosa) on protein concentrate quality. The method used in
this research was experimental method, which was comparing boiling and
steaming method to the quality of cockle protein concentrate. The quality
parameters test in this research were yield, moisture, protein and fat content. The
all data were analyzed using the T-test. The results showed that the yield value of
boiled cockle meat (390 g/19.4%), shell (1.470 g/73.4%) and impurities (140
g/6.8%). The yield of steamed cockle meat (476 g/23.8%), shell (1.364 g/68.2%)
and impurities (160 g/8%). The mean value of yield of boiled cockle protein
concentrate was 74.44 g/16.68% and steamed (80.94 g/17.38%). The mean value
of proximate analysis of boiled cockle protein concentrate on meat for moisture,
protein, and fat content was 5.70%, 72.98% and 0.29%, and for steamed was
4.75%, 74.97%, and 0.59%, respectively.
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar air (%) konsentrat kerang darah dengan cara
pemasakan. terhadap stabilitas dan kualitas
diantaranya sifat dan fisik, perubahan
Perlakuan Ulangan Rerata
1 2 3 4 5
Rebus 5,64 5,84 5,79 5,53 5,68 5,70
Kukus 4,68 4,89 4,88 4,56 4,73 4,75
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar protein (%) konsentrat kerang darah dengan
cara pemasakan berbeda.
Ulangan
Perlakuan Rata-rata
1 2 3 4 5
Rebus 73,77 72,22 71,96 72,95 73,95 72,98
Kukus 75,77 74,08 74,46 74,98 75,99 74,97
Tabel 6. Nilai rata-rata kadar lemak (%) konsentrat kerang darah dengan metoda cara
pemasakan berbeda.
Perlakuan Ulangan Rata-rata
1 2 3 4 5
Rebus 0,30 0,21 0,29 0,29 0,29 0,29
Kukus 0,53 0,61 0,66 0,53 0,62 0,59
digunakan, maka kerusakan lemak akan
Berdasarkan Tabel 6. dapat semakin meningkat.
dilihat bahwa nilai rata-rata kadar
lemak konsentrat protein kerang darah Asam lemak esensial terisomerisasi
yang paling rendah yaitu perlakuan K ketika dipanaskan dalam larutan alkali
(kukus) dengan nilai rata-rata (0,29%). dan sensitif terhadap sinar, suhu dan
Berdasarkan hasil analisa uij-t oksigen. Proses oksidasi lemak dapat
dijelaskan bahwa konsentrat protein menyebabkan inaktivasi fungsi
kerang darah dengan perlakuan berbeda biologisnya dan bahkan dapat bersifat
memberikan perbedaan nyata terhadap toksik. Selain lemak rusak karena
nilai kadar lemak, dimana thitung oksidasi, lemak juga dapat rusak karena
(0,82700) < tTabel (2,015) pada tingkat terhidrolisis.
kepercayaan 95%. maka hipotesis Sundari, (2015) mengatakan
diterima. Hasil penelitian yang pada umumnya setelah proses
dilakukan bahwa didapat kadar lemak pengolahan bahan pangan akan terjadi
konsentrat protein kerang darah rebus kerusakan lemak. Tingkat kerusakannya
(0,29%) sedangkan kukus (0,59).) sangat bervariasi tergantung pada suhu
Hal ini menunjukkan adanya yang digunakan dan lamanya waktu
penurunan nilai rata-rata kadar lemak proses pengolahan. Makin tinggi suhu
bahan. Penurunan tersebut disebabkan yang akan digunakan, maka semakin
adanya peningkatan pengukusan intens lemak yang diolah dan
mengalami kerusakan dan jumlahnya merupakan zat makanan yang penting
menurun. Hal ini sesuai dengan untuk kesehatan tubuh manusia.
pendapat Palupi (2007), tingkat Menurut Zuhra dan Erlina,
kerusakan lemak bervariasi tergantung 2012) bahwa meningkatnya kadar
suhu yang digunakan dan waktu lemak yag tinggi disebabkan oleh
pengolahan. Semakin tinggi suhu yang penurunan kadar air sehingga presentase
kadar lemak meningkat.
Sedangkan kadar lemak yang tinggi menghasilkan perbedaan terhadap nilai
dapat terjadi sebagai akibat dari kadar air, protein dan lemak. Nilai rata-
rusaknya lemak akibat temperatur yang rata pada daging rebus (390 g/19,4 %)
relatif tinggi. Karena lemak merupakan cangkang (1.470 g/73,4%) dan kotoran
suatu senyawa yang terbentuk sebagai (140 g/6,8%). rendemen kerang darah
hasil dari reaksi esterifikassi antara kukus pada daging yaitu (476 g/23,8%)
gliserol dengan asam lemak. Pemberian cangkang (1.364 g/68,2%) dan kotoran
panas yang tinggi pada lemak akan (160 g/8%).
mengakibatkan terputusnya ikatan Sedangkan rendemen pada
rangkap pada lemak, sehingga lemak konsentrat protein kerang darah rebus
tersebut akan terdekomposisi menjadi sebagai berikut (74,44 g/16,68%) dan
gliserol dan asam lemak. Waktu nilai rendemen konsentrat protein
pemanasan memberikan pengaruh yang kerang darah kukus (80,94 g/17,39%).
berbeda pada kadar lemak produk yang
diolah dengan pemasakan berbeda dan Selanjutnya dilakukan analisa proksimat
lama waktu, sehingga terjadi kerang darah rebus dengan dengan nilai
penurunan kandungan lemak sejalan rata-rata kadar air (4.75%), protein
dengan lama waktu pemanasan maka (74,97%) dan lemak (0,59%).
semakin banyak lemak yang mencair Sementara konstrat kerang darah rebus
dan hilang bersama-sama dengan air. didapat nilai kimia kadar air (5,70%)
Menurut Winarno (2002), protein (72,97%) dan lemak (72,98%).
kerusakan lemak yang dapat terjadi Berdasarkan hasil penelitian
selama proses perebusan yaitu hidrolisis yang dilakukan terhadap pengaruh
lemak. Air dapat menyebabkan lemak perbedaan cara pemasakan kerang darah
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam (Anadara granosa) terhadap mutu
lemak. Reaksi ini dapat dipercepat oleh konsentrat protein hasil yang terbaik
basa, asam dan enzim. Enzim yang adalah pada proses pengukusan.
berperan dalam hidrolisis asam lemak Penulis menyarankan untuk
adalah lipase. Hidrolisis dapat melakukan penelitian selanjutnya
menurunkan kadar lemak karena mengenai profil asam amino pada
menimbulkan bau tengik (Rancyditi), perbedaan pemasakan kerang darah
akibat asam-asam lemak bebas yang terhadap mutu konsentrat protein
dilepaskan selama proses hidrolisis
yang memerlukan air untuk DAFTAR PUSTAKA
mempercepat reaksi.
Menurut FAO (2005), lemak yang [AOAC]Association of Analytical
terdapat pada KPI maksimal 0,75% Chemist Publisher. 2005.
untuk tipe (A), 3,0% untuk tipe (B) dan Official Methods ofThe
10% untuk tipe (C). Association Arlngton, Virginia,
USA Published by The of
KESIMPULAN DAN SARAN Association: Official Analitycal
Chemist, Inc
Berdasarkan hasil penelitian Amiarso. 2003. Pengaruh Penambahan
terhadap pengaruh pemasakan berbeda Ikan Daging Kambing-Kambing
terhadap mutu konsentrat protein (Abalistes steilatus) terhadap
kerang darah (Anadara granosa) Mutu. Kerupuk Gemblong Khas
Kuningan Jawa Barat[skripdsi]. Harris, R.S., & E. Karmas. 1998.
Bogor. Fakultas Perikanan dan Evaluasi Gizi Pada Pengolahan
Ilmu Kelautan, IPB. Bahan Pangan. Penerbit ITB.
Bandung
Darmono.2001. Lingkungan Hidup dan
Pencemaran. Cetakan I. Jakarta: Irianto, H. E..dan Giyatmi, S. 2009.
Universitas Indonesia. Hal.47, Teknologi Pengolahan Hasil
104-105, 137. Perikanan. Jakarta: Universitas
De Man, John. 1997. Kimia. Makanan Terbuka
Edisi Kedua. Bandung: Institute
Teknologi Bandung-Press Lehninger. 1992. Dasar-Dasar
Biokimia Jilid I. Jakarta: Maggy
Departemen Kelautan dan Perikanan, Thenawijaya, penerjemah
2012. Statistik Perikanan Erlangga. Terjemahan dari:
Tangkap Tahun 2011-2012. Principles of Biochemistry.
Jakarta.
Nurjanah, Zulhamsyah, Kustiyariyah.
Estiasih, dan Ahmadi. 2011. Teknologi 2010. Kandungan Mineral dan
pengolahan pangan Jakarta: Proksimat Kerang Darah
bumi aksara. 274 hal. Fakultas (Anadara granosa) yang
Pertanian Ilmu dan Teknologi Diambil dari Kabupaten
Pangan. Hassanudin University. Boalemo, Gorontalo. Buletin
FAO/WHO/UNU. 2005. Humanenergy Teknologi Hasil Perikanan, 8 (2)
requirements.WHO Technical : 15-24
Report Series, no. 724. Geneva: Palupi, NS. Zakaria dan E.
World Health Organization. Prangdimurti, 2007. Pengaruh
Pengolahan Module Learning
Fardiaz dan Winarno. 1973. Petunjuk ENBP Departemen Ilmu dan
Laboratorium Analisis Pangan. Terhadap Nilai Gizi Pangan.
Pusat Antar Universitas Pangan Teknologi Pangan-Fateta-IPB.
dan Gizi. Institute Pertanian Sundari, 2015. Pengaruh Proses
Bogor, Bogor. Pemasakan Terhadap
Komposisi Gizi Dan Bahan
Fellows, P. 2008. Food Processing Pangan Sumber Protein.Media
Technologyi: Principles and Litbangkes. 25 (4): 235-242.
Practice.Woodhead Publ. Ltd. Syarief, R. dan Halid, H.
Cambridge 1993.Teknologi penyimpanan
pangan. Arcan, Jakarta.
Harris dan Karman. 1989. Evaluasi Gizi Tapotubun, A.M. 2008. Efek Waktu
pada Bahan Pangan Hasil Pemanasan Terhadap Mutu
Perairan, Fakultas Perikanan dan Presto Beberapa Jenis
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Ikan.Jurusan Teknologi Hasil
Perikanan Fakultas Perikanan
Harris dan Karmas.1989. Evaluasi Gizi
dan Ilmu Kelautan Universitas
pada Pengolahan Bahan
Pattimura. Ambon.
Pangan. Edisi kedua.ITB.
Bandung.
Winarno dan Fardiaz. 1973. Petunjuk
Laboratorium Analisis Pangan.
Pusat Antar Universitas Pangan
dan Gizi. Institute Pertanian
Bogor, Bogor.
Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan
Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan
dan Gizi. PT. Gramedia.
Jakarta.
Winarno, F. G. 2004. Keamanan
Pangan. M-BRIO. Press: Bogor.
Zuhra, S. dan Erlina. 2012.
Pengaruh kondisi operasi alat
pengering semprot terhadap
kualitas susu bubuk jagung.
Jurnal reekayasa kimia dan
lingkungan.Vol. 9. No. 1 Hal.36-
44. Jurusaan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas
Kuala Syiah.