Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

DENGAN METODE PENGEMASAN VAKUM DAN


NON-VAKUM PADA SUHU DINGIN

CHARACTERISTICS OF BANANA BLOSSOM AND CATFISH


MEATBALL WITH VACUUM AND NON-VACUUM METHOD
AT COLD STORAGE

Reza Rizky Hamdani1, Noviar Harun2 and Raswen Efendi 2


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Kode Pos 28293, Pekanbaru
reza.hamdani.rizky@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research was to understand the method of packaging


and cold storage and characteristic changes that occur in banana blossom and
catfish meatballs during storage. This study used Factorial Randomized Design
with 2 factor treatments, cold storage (±0oC, ±5oC, dan ±10oC) and packaging
method (vacum and non-vacum) with 3 replications. The treatments in this
research include T1M1 (vacuum method at ±0oC), T1M2 (non-vacuum method at
±0oC), T2M1 (vacuum method at ±5oC), T2M2 (non-vacuum method at ±5oC),
T3M1 (vacuum method at ±10oC), T3M2 (non-vacuum method at ±10oC). The
result of analysis showed that vacuum and non-vacuum method at cold storage
was not significantly affect the water content, ash content, protein content, lipid
content, total microbial and organoleptic assessment during storage of 2 days, 4
days, and 6 days. The best treatment combination was (T1M1) 6nd day with water
content 74,06%, ash content 1,57%, protein content 12,73%, lipid content 4,46%,
and total microbial 8,67 x 106 colony/ml.white, slightly slimy appearance, tyish
Keywords: Catfish meatball, packaging method, cold storage.

PENDAHULUAN
Bakso merupakan salah satu dan lain-lain. Daging sebagai bahan
produk olahan daging yang banyak baku dapat berasal dari berbagai jenis
dikonsumsi dan digemari, mulai dari ternak, antara lain sapi, ayam, ikan
anak-anak hingga manula karena ataupun kelinci, namun pada
rasanya lezat, bergizi tinggi serta umumnya daging yang digunakan
dapat disajikan dalam berbagai adalah daging sapi dan ikan.
bentuk, misalnya sebagai cemilan Bakso ikan dapat didefinisikan
(bakso goreng) maupun aneka macam sebagai produk makanan berbentuk
masakan seperti aneka sup, capcay, bulatan, yang diperoleh dari
1. Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
1

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


campuran daging ikan dan pati Bakso akan mengalami penurunan
atau serealia dengan atau tanpa kualitas pada penyimpanan suhu
penambahan bahan tambahan ruang/kamar. Umumnya bakso ikan
makanan yang diizinkan. Menurut memiliki masa simpan maksimal satu
Feliatra (2011), ikan patin merupakan hari (12-24 jam) pada suhu kamar.
ikan air tawar yang memiliki Wulandari (2009) menyatakan bahwa
kandungan protein tinggi, kandungan bakso yang dikemas dalam plastik
protein ikan patin yaitu 14,53 % dari dan disimpan pada suhu ruang
berat basah dan 83,71 % dari berat menunjukkan kerusakan seperti
kering. Selain itu, ikan patin juga timbulnya lendir dan bau busuk pada
memiliki daging berwarna putih masa simpan 18 jam. Oleh karena itu
sehingga cocok untuk dijadikan bahan diperlukan modifikasi suhu, metode
pembuatan bakso (Astuti, 2009). Ikan pengemasan dan lama simpan yang
patin merupakan komoditas air tawar tepat dalam mengurangi ataupun
yang banyak dihasilkan di Kabupaten menghambat terjadinya kerusakan
Kampar Provinsi Riau. pada karakteristik bakso. Lama
Jantung pisang merupakan simpan merupakan jangka waktu
bahan pangan hayati yang banyak bahan pangan tersebut dianggap tetap
dijumpai. Jantung pisang memiliki aman dan layak untuk dikonsumsi,
kandungan serat tinggi. Menurut dapat digunakan oleh konsumen
Wattimena dkk., (2013) kandungan seperti kebutuhannya. Lama simpan
gizi yang terdapat pada jantung bakso dipengaruhi oleh beberapa
pisang berupa serat pangan yang faktor yang akan berubah kualitasnya
sangat baik bagi kesehatan. Aspiatun selama penyimpanan sampai
(2004) menyatakan bahwa jantung mencapai batas terakhir yang masih
pisang memiliki struktur serat yang dapat dikonsumsi .
hampir mirip dengan struktur serat Menurut Hidayat dkk., (2013)
daging, sehingga memungkinkan penurunan kualitas bakso yang terjadi
untuk ditambahkan pada produk selama penyimpanan pada suhu ruang
olahan daging seperti bakso. Namun dapat diamati dari munculnya lendir,
disisi lain jantung pisang memiliki aroma yang menyimpang dan
kandungan protein yang rendah. timbulnya gas. Selama penyimpanan,
Sehingga perlu adanya bahan bakso akan mengalami sineresis yaitu
campuran untuk meningkatkan keluarnya air dari dalam gel,
kandungan protein dari bakso perubahan flavor, rasa dan penurunan
berbahan dasar jantung pisang. zat gizi akibat oksidasi lemak yang
Pradana (2012) telah menghasilkan disebabkan karena adanya kontak
bakso terbaik yang dibuat dari 60 dengan oksigen, tetapi jika makanan
bagian jantung pisang dan 40 bagian tidak kontak dengan oksigen selama
ikan patin. penyimpanan, maka kualitas makanan
Mutu bakso dapat dilihat dari dapat terjaga lebih lama. Oleh karena
kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi.

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


itu diperlukan kemasan yang diubah menghambat atau mencegah reaksi
atmosfirnya selama penyimpanan. kimia dan aktivitas mikroorganisme.
Penggunaan beberapa jenis Hasil penelitian Rihi (2009)
kemasan yang berbeda dapat menyatakan bahwa lama
memberikan umur simpan yang penyimpanan terbaik dari bakso ayam
berbeda. Demikian juga dengan dan rumput laut pada suhu dingin (1-
metode pengemasannya. Umumnya 5⁰C) adalah 4 hari. Hal ini
bakso ikan dikemas secara vakum menunjukkan bahwa perlakuan
dengan menggunakan jenis pengemas dengan penyimpanan pada suhu
plastik PP (Polypropilen). Jenis dingin akan dapat menghambat
pengemas ini sering digunakan karena penurunan kualitas dan meningkatkan
permeabilitas uap air rendah serta masa simpan dari bakso.
memiliki kekuatan tarik yang lebih Perlakuan dengan menggunakan
besar daripada pengemas lainnya. metode pengemasan vakum dan non
Pengemasan vakum merupakan vakum pada penyimpanan suhu
sistem pengemasan dengan gas dingin akan dapat menghambat
hampa dengan cara mengeluarkan gas penurunan kualitas dan menambah
yang ada di dalam kemasan seperti umur simpan dari bakso. Sejauh ini
oksigen, nitrogen dan karbondioksida. belum diketahui metode pengemasan
Sari (2005) menyatakan bahwa bakso dan suhu penyimpanan yang paling
yang dikemas secara vakum dan efektif untuk memperpanjang umur
disimpan pada suhu ruang memiliki simpan bakso jantung pisang dan ikan
masa simpan 1 hari. Hal ini patin. Oleh karena itu perlu dilakukan
menunjukkan bahwa kemasan vakum penelitian terhadap penyimpanan
belum efektif memperpanjang masa bakso jantung pisang dan ikan patin
simpan bakso pada penyimpanan dengan metode pengemasan yang
suhu ruang, karena pada suhu ruang berbeda pada suhu dingin untuk
pertumbuhan bakteri anaerobik masih mengetahui perubahan karakteristik
dapat tumbuh dengan baik. Oleh yang terjadi selama penyimpanan
karena itu, diperlukan suatu alternatif pada masing masing perlakuan dan
untuk mengurangi aktivitas mikroba menentukan perlakuan terbaik .
di dalam kemasan sehingga dapat
memperpanjang masa simpan bakso. Tujuan peneitian
Salah satu cara yang dapat Penelitian bertujuan untuk
digunakan untuk mengurangi aktivitas
mengetahui pengaruh metode
mikroba yaitu dengan penyimpanan
pengemasan dan penyimpanan suhu
pada suhu dingin. Menurut Suryo
(2005) penggunaan suhu dingin pada dingin terhadap umur simpan dan
olahan daging mempunyai pengaruh mengetahui perubahan karakteristik
terhadap proses-proses kimiawi dan yang terjadi pada bakso jantung pisang
mikrobiologis yaitu mampu dan ikan patin selama penyimpan.

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


BAHAN DAN METODE yaitu peralatan vakum dan
Tempat dan Waku refrigerator.
Penelitian dilakukan di
Metode Penelitian
Laboratorium Pengolahan Hasil
Metode yang digunakan
Pertanian dan Laboratorium Analisis dalam penelitian adalah metode
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian percobaan (Eksperimental Method)
Universitas Riau. Penelitian ini dengan menggunakan Rancangan
berlangsung selama 6 bulan yaitu Acak Lengkap (RAL) pola faktorial
bulan Juni sampai Desember 2016. 2 x 3 dengan 3 ulangan, sehingga
diperoleh 18 unit percobaan. Faktor
pertama adalah metode pengemasan
Bahan dan Alat
dan faktor kedua adalah
Bahan baku yang digunakan penyimpanan suhu dingin.
dalam penelitian ini adalah jantung Faktor I = Penyimpanan suhu dingin
pisang kepok, ikan patin dan pati T1 : Suhu ±0⁰C
tapioka yang diperoleh dari pasar
T2 : Suhu ±5⁰C
Panam Simpang Baru Pekanbaru.
T3 : Suhu ±10⁰C
Bahan tambahan terdiri dari bumbu-
Faktor II = Metode pengemasan
bumbu yang terdiri atas bawang
M1: Metode pengemasan vakum
merah, bawang putih, putih telur,
M2: Metode pengemasan non vakum
merica dan garam. Bahan kimia yang
digunakan untuk analisis terdiri dari
Pelaksanaan Penelitian
K2SO4, HgO3, H2SO4, aquades,
NaOH-NaSO3, indikator metil Proses penyimpanan bakso
merah, HCl, NaCl dan Nutrient Agar. terdiri dari tiga tahap yaitu
Bahan untuk pengemasan adalah pembuatan bakso jantung pisang dan
plastik PP (Polypropilen). ikan patin, pengemasan dengan
Alat-alat yang digunakan dalam metode vakum dan non-vakum, serta
pembuatan bakso adalah pisau, penyimpanan pada suhu dingin
baskom, food precessor/alat
penggiling daging, kain saring, Pembuatan bakso jantung pisang
kompor, panci, sendok dan talenan. dan ikan patin
Alat-alat yang digunakan dalam Pembuatan bakso pada
analisis kimia yaitu timbangan penelitian ini mengacu pada Pradana
analitik, soklet, oven, labu kjeldahl, (2012). Jantung pisang dan ikan
cawan porselin, desikator, tanur, hot patin yang telah dihaluskan, dibagi
plate, pendingin balik, labu ukur,
menjadi enam bagian. Masing-
pipet tetes, erlenmeyer, buret,
spatula, kertas saring, penjepit, masing bagian ditambahkan bahan
sarung tangan, kamera, kertas label pengisi lalu ditambahkan garam 3 g,
serta alat tulis. Alat-alat yang bumbu-bumbu seperti bawang putih
digunakan untuk penyimpanan bakso 3 g, bawang merah 2,5 g, merica 0,3
g dan putih telur 10 g. Adonan bakso
4

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


kemudian diaduk hingga kalis, lalu selama 6 hari dan setiap 2 hari
dicetak dengan tangan membentuk diambil sampelnya untuk dianalisis
bulatan-bulatan. Adonan yang sudah yang meliputi kadar air, kadar abu,
dicetak kemudian direndam dalam kadar protein, kadar lemak, total
air hangat dengan suhu 40°C selama mikroba.
20 menit, lalu dimasak pada suhu
100°C sampai mengapung. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan
Pengemasan dan penyimpanan pada penelitian ini adalah kadar air,
Bakso jantung pisang dan kadar abu, kadar protein, dan kadar
ikan patin yang selesai dibuat di lemak yang mengacu pada
masukkan ke dalam kemasan PP Sudarmadji dkk. (1997), total
(Polypropilen) dengan ketebalan 0,8 mikroba yang mengacu pada Fardiaz
mm, lalu dilakukan proses vakum (1993) dan uji sensori mengacu pada
dengan menggunakan alat vakum. Setyaningsih dkk. (2010).
Selanjutnya ditutup dengan sealer.
Proses non vakum pada kemasan Analisis Data
dilakukan dengan cara memasukkan Data yang diperoleh dari hasil
bahan ke dalam kemasan, lalu pengamatan akan dianalisis secara
statistik dengan mengggunakan
ditutup dengan sealer hingga tertutup
Analysis of Variance (Anova). Jika
rapat. Selanjutnya produk yang telah F hitung ≥ F tabel maka dilanjutkan
dikemas disimpan pada mesin dengan Uji Duncan New Multiple
pendingin dengan suhu 0⁰C, 5oC, Range Test (DNMRT) pada taraf
dan 10oC. Penyimpanan dilakukan 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kadar air jantung pisang dan ikan patin. Rata-
Hasil pengamatan dan sidik rata kadar air bakso disajikan pada
ragam menunjukkan bahwa metode Tabel 1.
pengemasan vakum dan non vakum
pada suhu dingin berpengaruh tidak
nyata terhadap kadar air bakso

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Tabel 1. Rata-rata kadar air bakso jantung pisang dan ikan patin (%)
Hari Penyimpanan suhu Metode Pengemasan
Rata-rata
pengamatan dingin M1 M2
T1 73,96 74,04 74,00
T2 74,21 74,28 74,25
Hari ke 2
T3 74,20 74,47 74,34
Rata-rata 74,12 74,26
T1 73,98 74,12 74,05
T2 74,27 74,33 74,30
Hari ke 4
T3 74,38 74,48 74,43
Rata-rata 74,21 74,31
T1 74,06 74,33 74,19
T2 74,43 74,50 74,46
Hari ke 6
T3 74,67 74,70 74,68
Rata-rata 74,38 74,51

Tabel 5 menunjukkan bahwa Kandungan udara yang rendah dalam


perlakuan metode pengemasan, kemasan vakum terbukti dapat
penyimpanan suhu dingin dan menghambat peningkatan kadar air.
interaksi keduanya berpengaruh Hal ini karena pengemasan secara
tidak nyata terhadap kadar air bakso vakum dapat mencegah terjadinya
jantung pisang dan ikan patin. Hal reaksi oksidasi. Pada Tabel 5 dapat
ini diduga karena jenis plastik dilihat rata-rata kadar air pada
(polypropilen) yang digunakan pada perlakuan metode pengemasan
pengemasan vakum dan non vakum vakum lebih rendah dibandingkan
memiliki permeabilitas rendah dan dengan perlakuan metode
rentang suhu penyimpanan yang pengemasan non vakum. Menurut
tidak besar. Perbedaan suhu Hutapea (2010) pengemasan vakum
o
penyimpanan hanya ±5 C memiliki umur simpan yang lebih
Penggunaan jenis plastik baik dibandingkan dengan
dengan permeabilitas rendah dalam pengemasan non vakum.
pengemasan makanan dapat Penyimpanan pada suhu
mencegah terjadinya penyerapan uap dingin dapat menghambat terjadinya
air karena pori pori pada kemasan peningkatan kadar air. Hal ini karena
yang sangat kecil menyebabkan aktifitas enzimatis dan
kemampuan melewatkan partikel gas mikroorganisme berlangsung lambat
dan uap air juga kecil. Hal ini sejalan selama penyimpanan suhu dingin.
dengan pendapat Gunardi (1996) Suryo (2005) menyatakan bahwa
yang menyatakan bahwa perubahan penggunaan suhu rendah mempunyai
kadar air selama penyimpanan dapat pengaruh terhadap proses-proses
dipengaruhi oleh permeabilitas kimiawi, enzimatis dan
kemasan yang digunakan, sifat mikrobiologis yaitu mampu
penyerapan air, dan kelembaban menghambat atau mencegah reaksi
lingkungan. kimia, aktivitas enzim dan
mikroorganisme.
6

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Nilai kadar air bakso jantung Kadar Abu
pisang dan ikan patin dengan Hasil pengamatan dan sidik
perlakuan metode pengemasan ragam menunjukkan bahwa metode
vakum dan non vakum pada suhu
pengemasan vakum dan non vakum
dingin selama penyimpanan hari ke-
2 sampai hari ke-6 berkisar antara pada suhu dingin berpengaruh tidak
73,96-74,70%. Nilai tersebut masih nyata terhadap kadar abu bakso
memenuhi standar mutu bakso ikan jantung pisang dan ikan patin. Rata-
yang ditetapkan oleh SNI Nomor 01- rata kadar abu bakso disajikan pada
2346-2006 yaitu maksimal 80,0% Tabel 2
bb.

Tabel 2. Rata-rata kadar abu bakso jantung pisang dan ikan patin (%)
Hari Penyimpanan suhu Metode Pengemasan Rata-rata
pengamatan dingin M1 M2
Hari ke 2 T1 1,66 1,64 1,65
T2 1,64 1,63 1,64
T3 1,60 1,60 1,60
Rata-rata 1,63 1,62
Hari ke 4 T1 1,63 1,60 1,62
T2 1,58 1,54 1,56
T3 1,51 1,42 1,47
Rata-rata 1,58 1,52
Hari ke 6 T1 1,57 1,54 1,55
T2 1,53 1,50 1,52
T3 1,38 1,27 1,32
Rata-rata 1,49 1,44

Tabel 6 menunjukkan bahwa pisang dan ikan patin. Hal ini diduga
perlakuan metode pengemasan, terjadi karena metode pengemasan
penyimpanan suhu dingin dan vakum dan non vakum mampu
interaksi keduanya berpengaruh menghambat penurunan kualitas
tidak nyata terhadap kadar abu bakso fisik dan kimia dari bahan pangan
jantung pisang dan ikan patin. Hal termasuk abu. Pada penelitian
ini diduga terjadi karena rentang Hutapea (2010) tentang
suhu penyimpanan yang diberikan penyimpanan bakso ikan nila merah
tidak besar yaitu ±5oC. dengan kemasan plastik dalam suhu
Kadar abu merupakan zat ruang menunjukkan tidak terjadi
anorganik sisa hasil pembakaran. perubahan yang signifikan pada
Kadar abu berhubungan dengan kadar abu.
unsur mineral yang terdapat dalam Perlakuan penyimpanan suhu
bahan (Winarno, 2004). Perlakuan dingin berpengaruh tidak nyata
metode pengemasan vakum dan non terhadap kadar abu bakso jantung
vakum berpengaruh tidak nyata pisang dan ikan patin. Hal ini diduga
terhadap kadar abu bakso jantung karena penyimpanan suhu dingin
7

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


mampu menghambat penurunan vakum dan non vakum pada suhu
kadar abu. Bahan pangan yang dingin selama penyimpanan hari ke-
disimpan pada suhu dingin dapat 2 sampai hari ke-6 berkisar antara
terjaga mutunya. Hal ini terjadi 1,66-1,27%. Nilai tersebut masih
karena penyimpanan suhu dingin memenuhi standar mutu bakso ikan
mampu menghambat penurunan yang ditetapkan oleh SNI Nomor 01-
kualitas fisik dan kimia bahan 2346-2006 yaitu maksimal 3,0% bb.
pangan. Suryo (2005) menyatakan
bahwa penggunaan suhu rendah Kadar protein
mempunyai pengaruh terhadap Hasil pengamatan dan sidik
proses-proses kimiawi, enzimatis dan ragam menunjukkan bahwa metode
mikrobiologis yaitu mampu pengemasan vakum dan non vakum
menghambat atau mencegah reaksi pada suhu dingin berpengaruh tidak
kimia, aktivitas enzim dan nyata terhadap kadar protein bakso
mikroorganisme. jantung pisang dan ikan patin. Rata-
Nilai kadar abu bakso jantung rata kadar protein bakso disajikan
pisang dan ikan patin dengan pada Tabel 3.
perlakuan metode pengemasan

Tabel 3. Rata-rata kadar protein bakso jantung pisang dan ikan patin (%)
Hari Penyimpanan suhu Metode Pengemasan
Rata-rata
pengamatan dingin M1 M2
T1 12,80 12,77 12,79
T2 12,75 12,73 12,74
Hari ke 2
T3 12,67 12,64 12,66
Rata-rata 12,74 12,71
T1 12,78 12,74 12,76
T2 12,72 12,69 12,71
Hari ke 4
T3 12,62 12,54 12,58
Rata-rata 12,70 12,66
T1 12,73 12,72 12,72
T2 12,62 12,63 12,63
Hari ke 6
T3 12,52 12,48 12,50
Rata-rata 12,62 12,61

Tabel 3 menunjukkan bahwa penyimpanan suhu dingin dengan


perlakuan metode pengemasan, rentang yang tidak besar (±5oC).
penyimpanan suhu dingin dan Perlakuan metode
interaksi keduanya tidak pengemasan vakum dan non vakum
berpengaruh nyata terhadap kadar tidak berpengaruh nyata terhadap
protein bakso jantung pisang dan kadar protein bakso jantung pisang
ikan patin. Hal ini diduga karena dan ikan patin. Menurut Winarno
perlakuan yang diberikan yaitu (1997) kadar protein berkaitan erat

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


dengan kadar air dan total mikroba terjadi karena rentang suhu yang
pada bahan pangan. Adanya aktifitas diberikan tidak besar yaitu ±5oC.
mikroorganisme dan aktifitas Suhu dingin mampu menghambat
enzimatis dapat mempengaruhi kadar terjadinya penurunan nilai protein
protein pada bakso. Mikroorganisme bakso. Suhu dingin mampu
yang tumbuh umumnya akan memperlambat pertumbuhan
merusak protein mengubahnya mikroba perusak yang mampu
menjadi peptida dan asam amino memecah protein menjadi asam asam
(Cahya, 2009). Metode pengemasan amino. Hasil penelitian Artanto
dengan menggunakan plastik mampu (2002) menunjukkan bahwa bakso
menghambat peningkatan kadar air daging kelinci yang disimpan pada
dan total mikroba. Hal ini suhu dingin tidak mengalami
menyebabkan penurunan kadar perubahan yang signifikan terhadap
protein pada bakso dapat terhambat. kadar protein bakso.
Pada penelitian Hutapea (2010)
tentang penyimpanan bakso ikan nila Kadar Lemak
merah dengan kemasan plastik dalam Hasil pengamatan dan sidik
suhu ruang menunjukkan tidak ragam menunjukkan bahwa metode
terjadi perubahan yang signifikan pengemasan vakum dan non vakum
pada kadar protein bakso. pada suhu dingin berpengaruh tidak
Perlakuan penyimpanan suhu nyata terhadap kadar lemak bakso
dingin tidak berpengaruh nyata jantung pisang dan ikan patin. Rata-
terhadap kadar protein bakso jantung rata kadar lemak bakso disajikan
pisang dan ikan patin. Hal ini di duga pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata kadar lemak bakso jantung pisang dan ikan patin (%)
Hari Penyimpanan suhu Metode Pengemasan
Rata-rata
pengamatan dingin M1 M2
T1 4,52 4,51 4,52
T2 4,48 4,49 4,49
Hari ke 2
T3 4,46 4,43 4,44
Rata-rata 4,49 4,48
T1 4,50 4,48 4,49
T2 4,46 4,45 4,46
Hari ke 4
T3 4,42 4,39 4,41
Rata-rata 4,46 4,44
T1 4,46 4,44 4,45
T2 4,42 4,40 4,41
Hari ke 6
T3 4,38 4,35 4,36
Rata-rata 4,42 4,40

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Tabel 8 menunjukkan bahwa kadar lemak bakso. Hal ini
perlakuan metode pengemasan, disebabkan oleh reaksi hidrolisis
penyimpanan suhu dingin dan pada bahan yang disimpan pada suhu
interaksi keduanya berpengaruh dingin terhambat sehingga kerusakan
tidak nyata terhadap kadar protein pada lemak bakso dapat dikurangi.
bakso jantung pisang dan ikan patin. Menurut Yanti (2009) penyimpanan
Hal ini diduga karena perlakuan menggunakan suhu rendah
yang diberikan yaitu penyimpanan berpengaruh terhadap proses-proses
suhu dingin dengan rentang yang kimiawi, enzimatis dan
tidak besar (±5oC). mikrobiologis.
Penurunan atau kerusakan Nilai kadar lemak bakso jantung
lemak dapat terjadi karena adanya pisang dan ikan patin dengan
perubahan secara kimiawi pada perlakuan metode pengemasan
bakso seperti hidrolisa, dan vakum dan non vakum pada suhu
ketengikan. Kerusakan lemak dingin selama penyimpanan hari ke 2
dimulai dengan pembentukan sampai hari ke 6 berkisar antara
radikal-radikal bebas yang 4,52-4,35%. Nilai tersebut tidak
disebabkan oleh faktor-faktor yang memenuhi standar mutu bakso ikan
dapat mempercepat reaksi seperti yang ditetapkan oleh SNI Nomor 01-
cahaya, panas, dan peroksida lemak 2346-2006 yaitu maksimal 1,0% bb.
(Winarno 1997). Perlakuan metode Hal ini dapat disebabkan oleh
pengemasan berpengaruh tidak nyata tingginya kadar lemak bahan yang
terhadap kadar lemak bakso. digunakan dalam pembuatan bakso
Penggunaan pengemas plastik pada
penyimpanan dapat mengurangi Total Mikroba
kontak bahan dengan udara sehingga Hasil pengamatan dan sidik ragam
menghambat reaksi oksidasi. Selain menunjukkan bahwa metode
itu plastik merupakan bahan pengemasan vakum dan non vakum
pengemas yang tidak dapat pada suhu dingin berpengaruh tidak
menyerap lemak. Menurut Hutapea nyata terhadap total mikroba bakso
(2010) Apabila bahan pembungkus jantung pisang dan ikan patin. Rata-
dapat menyerap lemak, maka yang rata total mikroba disajikan pada
terserap ini akan teroksidasi oleh Tabel 5.
udara sehingga rusak dan berbau.
Perlakuan suhu dingin
berpengaruh tidak nyata terhadap

10

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Tabel 5. Rata-rata total mikroba bakso jantung pisang dan ikan patin (koloni/ml)
Hari Penyimpanan suhu Metode Pengemasan
Rata-rata
pengamatan dingin M1 M2
T1 8,33 x 106 8,37 x 106 8,35 x 106
T2 8,50 x 106 8,67 x 106 8,58 x 106
Hari ke 2 6
T3 8,83 x 10 9,00 x 106 8,92 x 106
Rata-rata 8,56 x 106 8,68 x 106
6
T1 8,50 x 10 8,67 x 106 8,58 x 106
6
T2 8,83 x 10 9,00 x 106 8,92 x 106
Hari ke 4 6
T3 9,33 x 10 9,50 x 106 9,42 x 106
Rata-rata 8,89 x 106 9,06 x 106
6
T1 8,67 x 10 8,83 x 106 8,75 x 106
6
T2 9,00 x 10 9,17 x 106 9,08 x 106
Hari ke 6
T3 9,83 x 106 9,67 x 106 9,75 x 106
6
Rata-rata 9,17 x 10 9,22 x 106

Tabel 9 menunjukkan bahwa Perlakuan suhu dingin


perlakuan metode pengemasan, berpengaruh tidak nyata terhadap
penyimpanan suhu dingin dan total mikroba bakso. Hal ini diduga
interaksi keduanya berpengaruh terjadi karena rentang suhu yang
tidak nyata terhadap total mikroba digunakan tidak besar (±5oC).
bakso jantung pisang dan ikan patin. Penyimpanan suhu dingin dapat
Hal ini diduga karena perlakuan memperpanjang daya simpan bakso
metode pengemasan vakum dan non karena pada suhu dingin aktivitas
vakum serta penyimpanan suhu mikroorganisme dapat diperlambat.
dingin dengan rentang yang tidak Hal ini karena suhu dingin bukan
besar (±5oC). merupakan suhu optimum untuk
Perlakuan metode pertumbuhan mikroorganisme.
pengemasan vakum dan non vakum Menurut Fardiaz (1992) suhu
berpengaruh tidak nyata terhadap optimum untuk pertumbuhan
total mikroba bakso jantung pisang mikroorganisme seperti bakteri
dan ikan patin. Hal ini terjadi karena adalah 37oC.
kurangnya ketersediaan oksigen Total mikroba bakso jantung
dalam kemasan vakum yang pisang dan ikan patin dengan
menyebabkan bakteri aerob tidak perlakuan metode pengemasan
dapat hidup sedangkan pada vakum dan non vakum pada suhu
kemasan non vakum pertumbuhan dingin selama penyimpanan hari ke-
bakteri diperlambat oleh perlakuan 2 sampai hari ke-6 berkisar antara
suhu dingin. Hal ini sejalan dengan 8,33 x 106 - 9,67 x 106 koloni/ml.
hasil penelitian Hutapea (2012) yang Nilai tersebut telah memenuhi
menyatakan bahwa metode standar mutu bakso ikan yang
pengemasan dengan menggunakan ditetapkan oleh SNI Nomor 01-2346-
plastik dapat memperlambat laju 2006 yaitu maksimal 1x107
pertumbuhan mikroba. koloni/ml.
11

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Pemilihan Perlakuan Terpilih
Produk pangan yang KESIMPULAN DAN SARAN
berkualitas baik harus memiliki nilai Kesimpulan
gizi yang baik dan memiliki Berdasarkan hasil penelitian
penilaian sensori yang dapat diterima dapat disimpulkan bahwa:
oleh panelis. Produk pangan yang 1. Perlakuan metode pengemasan
diproduksi diharapkan memenuhi vakum dan non vakum pada suhu
syarat mutu yang telah ditetapkan. berbeda tidak nyata terhadap
Salah satu syarat mutu yang menjadi kadar air, kadar abu, kadar
acuan produk pangan adalah Standar proten, kadar lemak, total
Nasional Indonesia (SNI) serta uji mikroba dan penilaian
sensori yang mampu diterima oleh organoleptik selama
panelis. Syarat mutu bakso ikan penyimpanan 2 hari, 4 hari, dan 6
diatur dalam SNI No. 01-2346-2006 hari.
diantaranya kadar air, kadar abu, 2. Perlakuan terbaik bakso jantung
kadar protein, kadar lemak, total pisang dan ikan patin selama
mikroba dan uji sensori. Berdasarkan penyimpanan sesuai dengan SNI-
analisis kimia dan uji sensori 2346-2006 adalah perlakuan
penyimpanan bakso jantung pisang dengan metode pengemasan
dan ikan patin terpilih yaitu vakum pada suhu ±0oC (T1M1)
perlakuan T1M1 (Metode hari ke-6 dengan kadar air
pengemasan vakum pada suhu ±0oC) 74,06%, kadar abu 1,57%, kadar
pengamatan hari ke-6. Hal ini protein 12,73%, kadar lemak
dikarenakan kadar air, kadar abu, 4,46%, dan total mikroba
kadar protein, total mikroba, dan uji 8,67x106 koloni/ml.
sensori secara deskriptif warna dan
aroma masih memenuhi SNI No: 01- Saran
2346-2006 hingga hari ke 6 sehingga Perlu dilakukan analisis
masih layak untuk di konsumsi. ekonomi penggunaan kemasan
Perlakuan terbaik memiliki kadar air vakum dan non vakum pada suhu
74,06%, kadar abu 1,57%, kadar dingin berbasis bakso jantung pisang
protein 12,73%, kadar lemak 4,46%, dan ikan patin.
dan total mikroba 8,67 x 106
koloni/ml.

12

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


DAFTAR PUSTAKA Gunardi, Y. S. 1996. Sorbsi
Artanto, I.D. 2002. Pengaruh jenis isotermis pengaruh
pengemas plastik dan lama pengemasan dan peramalan
penyimpanan terhadap umur simpan ikan
karakteristik bakso daging kembung (Rastrelliger sp)
kelinci. Skripsi. Fakultas asin kering dalam kemasan
Peternakan. Institut Pertanian plastik. Skripsi. Fakultas
Bogor. Bogor. Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Aspiatun. 2004. Mutu dan daya
terima nugget lele dumbo Hidayati, D., Ihsanudin dan E.K.S.
(Clarias gariepinus) dengan Pratiwi. 2013. Perubahan
penambahan jantung sifat sensori bakso ikan
pisang. Skripsi. Fakultas selama penyimpanan.
Teknologi Pertanian. Institut Seminar Nasional:
Pertanian Bogor. Bogor. Menggagas Kebangkitan
Komoditas Unggulan Lokal
Astawan, M dan L. K. Andreas. Pertanian dan Kedaulatan.
2008. Khasiat Warna-warni Fakultas Pertanian.
Makanan. PT.Gramedia Universitas Trunojoyo.
Pustaka Utama. Jakarta. Madura.

Cahya, P.W. 2009. Karakteristik Hutapea, J. M. 2010. Penyimpanan


mikrobiologis bakso sapi bakso ikan nila merah
yang diawetkan dengan dalam kemasan atmosfir
antimikroba dari termodifikasi pada suhu
Lactobacillus plantarum ruang. Skripsi. Fakultas
1A5 selama penyimpanan Teknologi Pertanian . Institut
suhu dingin. Skripsi. Pertanian Bogor. Bogor.
Fakultas Peternakan. Institut ..
Pertanian Bogor. Bogor. Pradana, E. 2012. Evaluasi mutu
bakso jantung pisang dan
Fardiaz, S. 1993. Mikrobiologi ikan patin sebagai
Pangan. Lembaga makanan kaya serat.
Sumberdaya Informasi. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Universitas Riau. Pekanbaru.
Bogor.
Rihi, A. Y. M. L. 2009. Pengaruh
Feliatra dan M. Ahmad. 2011. lama penyimpanan pada
Teknologi pengolahan ikan suhu dingin terhadap pH,
jabal siam sebagai produk water holding capacity,
ulangan. Laporan Penelitian. tekstur, dan total plate
Universitas Riau. Pekanbaru. count bakso ayam rumput
laut. Skripsi. Fakultas
13

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017


Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang.

Setyaningsih, D., A. Apriyantono


dan M. P. Sari. 2010.
Analisis Sensori untuk
Industri Pangan dan Agro.
IPB Press. Bogor.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan


Suhardi. 2007. Analisis
Bahan Pangan dan
Pertanian. Liberty.
Yogyakarta.

Suryo, I. 2005. Materi Kuliah


Pendinginan dan
Pembekuan Daging.
Universitas Brawijaya.
Malang.
.
Winarno, F. G. dan L. Jennie. 1982.
Kerusakan Bahan Pangan
dan Pencegahannya. Ghalia
Indonesia. IPB Press. Bogor.

Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan


dan Gizi. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.

Yanti, A.M. 2009. Pengaruh lama


penyimpanan pada suhu
dingin terhadap pH, water
holding capacity, tekstur
dan total plate count bakso
ayam rumput laut. Skripsi.
Fakultas Peternakan.
Universitas Brawijaya.
Malang.

14

JOM FAKULTAS PERTANIAN, VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER 2017

Anda mungkin juga menyukai