Anda di halaman 1dari 9

Hubungan Antara Body ....

(Anggoro Dyah Wahyu Andiyati) 80

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA


KELAS X DI SMA NEGERI 2 BANTUL
RELATIONSHIP BETWEEN BODY IMAGE AND SELF CONFIDENCES OF 10th GRADE
STUDENTS IN SENIOR HIGH SCHOOL STATE 2 BANTUL

Oleh: Anggoro Dyah Wahyu Andiyati, Bimbingan Konseling, Universitas Negeri Yogyakarta,
dyahayu.ang@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image dengan kepercayaan diri siswa
kelas X di SMA Negeri 2 Bantul. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 2 Bantul sejumlah 142 siswa. Pengambilan sampel dengan
menggunakan purposive sampling, dengan populasi siswa kelas X sejumlah 246 siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu skala body image dan skala kepercayaan diri. Validitas instrumen menggunakan validitas isi
melalui expert judgment dan uji coba. Skor validitas skala body image bergerak dari angka 0,270 sampai dengan
0,706, sedangkan uji validitas skala kepercayaan diri bergerak dari angka 0,253 sampai 0,772. Reliabilitas skala
body image dan skala kepercayaan diri diukur menggunakan analisis uji reliabilitas alpha cronbach. Nilai koefisien
reliabilitas alpha (α) pada skala body image sebesar 0,733, sedangkan pada skala kepercayaan diri sebesar 0,884.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif dengan menggunakan rumus product moment.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara body image dengan
kepercayaan diri siswa kelas X SMA Negeri 2 Bantul. Koefisien korelasi diketahui sebesar 0,217. Hal ini berarti
bahwa semakin positif body image siswa kelas X SMA Negeri 2 Bantul, maka akan semakin tinggi tingkat
kepercayaan dirinya. Sebaliknya, semakin negatif body image siswa kelas X SMA Negeri 2 Bantul maka, akan
semakin rendah tingkat kepercayaan dirinya. Besarnya sumbangan body image untuk kepercayaan diri sebesar
4,71%.

Kata kunci: body image, kepercayaan diri.

Abstract
This research is aimed to prove the relationship between body image and self confidences in Senior High
School State 2 of Bantul. This research is using corelational kuantitative approach. The subject of the research is
10th grade student in Senior High School State 2 of Bantul around 142 students. The sampel taken by using
purposive sampling method, from the population of 10th grade students around 246 students. Collecting data
methods that being used is body image scale and confidances scale. Instrument validation using validation of
content by expert judgement and trial. Validation score of body image scale is around the number of 0,270 until
0,706, while validation test scale of confidences is around the number of 0,253 until 0,772. Reliability scale of body
image and confidences scale measured by using alpha cronbach reliability test analysys. Coeficience value of
alpha reliability (α) in body image scale is 0,733, while self confidences is 0,884. The research is using technic of
statistika descriptive analysys data by using product moment formula. The result of research showing very
signivicant positive relationship between body image and self confidences of 10th grade students in Senior High
School State 2 Bantul. Coeficient of corelation known around 0,217. It means is body image of 10th grade students
of Senior High School State 2 Bantul be more positive, so the self confidences will be more positive. Other wise, is
body image of 10th grade Senior High School State 2 Bantul is lower, so the self confidences is lower. The
contribution body image to self confidences is 4,71%.

Keywords: body image, self confidences


81 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-4 2016

PENDAHULUAN menyebabkan remaja memiliki berbagai


Perkembangan individu merupakan pola pandangan mengenai citra tubuh atau body
gerakan atau perubahan yang secara dinamis image, sehingga perubahan fisik yang tidak
dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus diharapkan menyebabkan timbulnya
berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia permasalahan pada remaja. Remaja yang merasa
yang terjadi akibat dari kematangan dan bahwa keadaan fisik tidak sesuai dengan konsep
pengalaman (Hurlock dalam Rita Eka Izzaty, idealnya, maka dia akan merasa memiliki
dkk, 2008: 1). Individu melawati beberapa masa kekurangan pada fisik atau penampilannya,
di dalam perkembangannya, salah satunya meskipun bagi orang lain dia sudah dianggap
adalah masa perkembangan remaja. Masa menarik secara fisik. Keadaan yang demikian
perkembangan remaja adalah suatu periode membuat remaja tidak dapat menerima keadaan
dalam perkembangan individu yang merupakan fisik seperti apa adanya, sehingga body image
masa mencapai kematangan seksual, yang dimiliki remaja tersebut menjadi rendah.
perkembangan psikologis, dan pola peralihan Menurut Rice (dalam Annastasia
dari masa kanak-kanak menuju dewasa Melliana, 2006: 82 - 83) citra tubuh atau body
(Malahayati, 2010: 9). Kehidupan masa remaja image adalah Pengalaman individual tentang
banyak terjadi perubahan, antara lain tubuhnya, suatu gambaran mental seseorang
meningginya emosi, perubahan fisik, minat dan yang mencakup pikiran, persepsi, perasaan,
sikap. Salah satu perubahan yang paling emosi, imajinasi, penilaian, sensasi fisik,
menonjol adalah perubahan fisik. Pertumbuhan kesadaran, dan perilaku mengenai penampilan
fisik yang dialami remaja terkadang kurang ideal dan bentuk tubuhnya yang dipengaruhi oleh
sehingga mendorong remaja melakukan berbagai idealisasi pencitraan tubuh di masyarakat, dan
cara untuk membuat penampilan fisiknya hal tersebut dari interaksi sosial seseorang
menjadi ideal, salah satunya melakukan diet. sepanjang waktu dalam lingkungannya, yang
Berdasarkan berita yang dimuat dalam berubah sepanjang kehidupan dalam responnya
koran Republika pada tanggal 25 Januari 2013 terhadap umpan balik (feedback) dari
hasil survei oleh para ahli gizi di kawasan D.I. lingkungan.
Yogyakarta menyebutkan, diet pada remaja putri Citra tubuh atau body image yang
dapat mengakibatkan anemia, sebab 37% siswi dimiliki oleh remaja memberikan berbagai
SMA pada daerah tersebut mengalami dampak, salah satunya adalah kepercayaan diri.
kekurangan zat besi demi penampilannya. Menurut Loekmono (dalam Kristiasari, 2010:
Sebagian remaja memiliki anggapan bahwa ia 16) mengatakan bahwa kepercayaan diri
merasa perubahan fisik yang dialaminya tidak merupakan milik pribadi yang sangat penting
sesuai dengan konsep idealnya. Perubahan fisik bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja.
Hubungan Antara Body .... (Anggoro Dyah Wahyu Andiyati) 82

Menurut Anthony (M. Nur Gufron dan Rini SMA Negeri 2 Bantul, yaitu terdapat siswa yang
Risnawita, 2010: 34) menambahkan bahwa mengalami permasalahan body image, seperti
kepercayaan diri merupakan sikap pada diri siswa dengan berat badan yang kurang ideal atau
seseorang yang dapat menerima kenyataan, siswa yang memiliki masalah kulit (timbulnya
dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir jerawat). Hal tersebut bukan menjadi faktor
positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai utama penyebab ketidakpercayaan diri pada
kemampuan untuk memiliki serta mencapai siswa, namun faktor fisik tetap mempunyai andil
segala sesuatu yang diinginkan. dalam memengaruhi tingkat kepercayaan diri
Individu memiliki taraf kepercayaan diri siswa di SMA Negeri 2 Bantul.
yang berbeda-beda, sebagian individu ada yang Kasus yang telah dipaparkan di atas,
penuh dengan rasa percaya diri, sedangkan didukung oleh penelitian Harter (dalam
individu yang lain merasa kurang percaya diri. Santrock, 2003: 338) yang mengatakan bahwa
Rasa percaya diri merupakan gabungan dari penampilan fisik secara konsisten berkorelasi
pandangan positif terhadap diri sendiri, harga paling kuat dengan rasa percaya diri secara
diri dan rasa aman (Loekmono, 1983: 1). Remaja umum. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
yang kurang percaya diri akan merasa tidak dikatakan bahwa penampilan fisik pada individu
berharga, tidak ada artinya dan merasa kecil jika memiliki hubungan sangat erat dengan
menghadapi tindakan dari orang lain. Remaja kepercayaan diri, sehingga apabila individu
yang percaya diri akan menjadi lebih mudah memiliki penampilan fisik yang sesuai dengan
bergaul, lebih mudah mengontrol perilakunya konsep idealnya, maka tingkat kepercayaan
dan akan lebih mudah menikmati hidup. dirinya tinggi, begitupun sebaliknya.
Hal tersebut juga sesuai dengan Berdasarkan paparan kasus diatas, bahwa
fenomena yang terjadi di SMA Negeri 2 Bantul, pandangan tentang tubuh atau body image
bahwa beberapa remaja kurang percaya diri yang seseorang memengaruhi kepercayaan diri. Oleh
berkaitan dengan penampilan fisik. Kasus yang karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
mengungkap masalah kepercayaan diri dan penelitian mengenai “Hubungan Antara Body
masalah penampilan fisik ini didapat dari hasil image Dengan Kepercayaan Diri pada Remaja
wawancara pada tanggal 3 Maret 2015 dengan Siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Bantul”.
tiga orang siswa kelas X di SMA Negeri 2
Bantul. Berdasarkan pernyataan dari ketiga METODE PENELITIAN
siswa, dapat disimpulkan bahwa masing-masing Jenis Penelitian
individu cenderung berusaha memperbaiki Penelitian ini menggunakan pendekatan
penampilan fisiknya. Hal tersebut dilakukan kuantitatif korelasional.
untuk mendapatkan penilaian yang positif dari
orang lain. Hasil wawancara dengan guru BK
83 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-4 2016

Waktu dan Tempat Penelitian judgement dan uji coba. Skor validitas skala
Penelitan ini dilaksanakan mulai bulan body image bergerak dari angka 0,270 sampai
Maret 2015 sampai Maret 2016 di SMA Negeri dengan 0,706, sedangkan skor validitas skala
2 Bantul. kepercayaan diri bergerak dari angka 0,253
sampai 0,772.
Target/Subjek Penelitian Dalam penyusunan instrumen juga
Subjek penelitian ini mengambil dua dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas dinyatakan
sekolah yang berbeda yaitu SMA Negeri 1 oleh koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00
Depok kelas X dengan jumlah siswa 32 orang maka semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya
sebagai uji coba, serta sekolah SMA Negeri 2 koefisien yang semakin rendah mendekati 0
Bantul kelas X dengan jumlah siswa 246 dengan maka semakin rendah reliabilitasnya. Setelah
mengambil sampel 142 siswa sebagai subjek. melakukan uji reliabilitas dengan menggunakan
program SPSS For Windows versi 16.0, didapat
Prosedur koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,733 untuk
Peneliti melaksanakan penelitian yang skala body image, dan 0,884 untuk skala
terdiri dari rangkaian kegiatan berupa observasi kepercayaan diri. Dengan demikian kedua skala
dan wawancara pra-penelitian. Peneliti kemudian dapat dikatakan valid dan reliabel.
melakukan uji coba instrumen dengan membagi
Teknik Analisis Data
instrumen berupa skala body image dan skala
Penelitian ini menggunakan analisis data
kepercayaan diri untuk mengetahui validitas dan
dengan statistik deskriptif dan statistik
reliabilitas instrumen. Setelah melakukan uji
inferensial. Statistik deskriptif dalam penelitian
coba, peneliti melakukan pengambilan data pada
ini digunakan untuk menyajikan data body image
sampel yang telah ditentukan. Data kemudian
dan kepercayaan diri. Peyajian data dimulai dari
dianalisis menggunakan program SPSS for
penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan
windows versi 16.0
mean yang selanjutnya akan digunakan untuk
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan menentukan kriteria kategorisasi data body
Data image dan kepercayaan diri. Adapun hasil
Teknik pengumpulan data yang penentuan skor minimal, maksimal, rentang, dan
digunakan dalam penelitian ini menggunakan mean data body image dapat dilihat pada tabel
model skala. Skala yang digunakan adalah skala berikut.
body image dan skala kepercayaan diri. Skala
Tabel 1. Penentuan Skor Minimal, Maksimal,
body image yang terdiri dari 32 item, dan skala
Rentang, dan Mean Data Body image
kepercayaan diri terdiri dari 42 item yang
divalidasi menggunakan validitas isi oleh expert
Hubungan Antara Body .... (Anggoro Dyah Wahyu Andiyati) 84

Body image Interval Kategori

Minimal Maksimal Rentang Mean 135,5- 168 Tinggi


105- 136,5 Sedang
33 132 99 82,5
73,5- 105 Kurang
42- 73,5 Rendah

Berdasarkan data di atas maka


selanjutnya digunakan untuk menentukan Selanjutnya digunakan statistik

kriteria kategorisasi data body image. Adapun inferensial untuk menguji hipotesis

kriteria kategorisasi data body image dapat menggunakan teknik korelasi yang dikemukakan

dilihat pada tabel 2 berikut. oleh Pearson yaitu korelasi product moment. Uji
hipotesis dilakukan setelah melalui uji prasyarat
Tabel 2. Kriteria Kategorisasi Data Body image
yakni uji normalitas dan linieritas.
Interval Kategori
107,25 - 132 Tinggi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
82,5 - 107,25 Sedang
a. Body image
57,75 - 82,5 Kurang
Data body image yang diperoleh
33 - 57,75 Rendah
kemudian disajikan dalam bentuk tabel
Hasil penentuan skor minimal, maksimal, berdasarkan kriteria kategorisasi yang telah
rentang dan mean data kepercayaan diri dapat ditentukan pada tabel 2. Berikut ialah data body
dilihat pada tabel 3. image siswa kelas X SMA N 2 Bantul.

Tabel 3. Penentuan Skor Minimal, Maksimal,


Tabel 5. Data Body image Siswa Kelas X SMA
Rentang, dan Mean Data Kepercayaan Diri
Negeri 2 Bantul
Kepercayaan Diri
Minimal Maksimal Rentang Mean Kategori Jumlah Persentase

42 168 126 105 Responde


n

Berdasarkan data di atas maka Tinggi 0 0%

selanjutnya digunakan untuk menentukan


Sedang 92 67,79 %
kriteria kategorisasi data kepercayaan diri.
Adapun kriteria kategorisasi data kepercayaan Kurang 50 35,21 %

diri dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.


Rendah 0 0%
Tabel 4. Kriteria Kategorisasi Data Kepercayaan
Jumlah 142 100,0 %
Diri
85 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-4 2016

Tabel 5 menunjukkan bahwa siswa kelas dengan kategori tinggi dan sedang dengan
X SMA N 2 Bantul yang memiliki body image persentase mencapai 50%.
dengan kategori tinggi sebanyak 0 %, kategori Berdasarkan hasil perhitungan koefisien
sedang sebanyak 67,79 %, kategori kurang korelasi antara body image dengan kepercayaan
sebanyak 35,21 % dan kategori rendah sebanyak diri adalah 0,217 dan signifikannya adalah 0,005.
0 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Dari tabel r product moment untuk n=142, taraf
sebagian besar siswa kel;as X SMA Negeri 2 signifikansi 5% nilai rtabel = 0,1648 nilai tersebut.
Bantul memiliki body image dengan kategori Apabila nilai rhitung lebih kecil dari rtabel
sedang dengan persentase mencapai 67,79 %. maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya
b. Kepercayaan diri jika rhitung lebih besar dari rtabel maka Ho ditolak
Data kepercayaan diri yang diperoleh dan Ha diterima. Ternyata rhitung (0,217) lebih
kemudian disajikan dalam bentuk tabel besar dari rtabel (0,215). Dengan demikian Ho
berdasarkan kriteria kategorisasi yang telah ditolak dan Ha diterima. rhitung (0,217) juga
ditentukan pada tabel 4. Berikut ialah data menunjukkan hubungan positif antara variabel
kepercayaan diri. bebas dan variabel terikat. Selain hal tersebut,
Tabel 6. Kepercayaan Diri hasil perhitungan juga menunjukkan signifikan
sebesar 0,005. Hal ini berarti signifikan tersebut
Kategori Jumlah Persentase
lebih kecil dari 0,01, dengan demikian dapat
Responden
dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas
Tinggi 71 50 % dan variabel terikat adalah signifikan.
Berdasarkan uji hipotesis yang telah
Sedang 71 50 %
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
Kurang 0 0% dan Ha diterima, dengan demikian hipotesis
yang diajukan terbukti. Hasil penelitian juga
Rendah 0 0%
menunjukkan adanya hubungan positif dan
Jumlah 142 100,00 % signifikan antara body image dan kepercayaan
diri remaja siswa kelas X SMA N 2 Bantul. Hal
ini berati semakin tinggi body image siswa kelas
Tabel 6 menunjukkan bahwa X SMA N 2 Bantul akan semakin tinggi pula
kepercayaan diri siswa kelas X SMA N 2 Bantul kepercayaan dirinya. Sebaliknya semakin rendah
dengan kategori tinggi sebanyak 50 %, kategori body image siswa kelas X SMA N 2 Bantul akan
sedang sebanyak 50 %, kategori kurang semakin rendah pula kepercayaan dirinya.
sebanyak 0 % dan kategori rendah sebanyak 0%. Besarnya sumbangan body image untuk
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri sebesar 4,71% sisanya berasal
kepercayaan diri siswa kelas X SMA N 2 Bantul
Hubungan Antara Body .... (Anggoro Dyah Wahyu Andiyati) 86

dari faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penampilannya, menghargai segala yang ada
penelitian ini. ditubuhnya, menerima kelebihan dan kekurangan
Menurut Suryani (dalam Desi Bestiana, yang ada ditubuhnya. Pendapat ini sesuai dengan
2012:4) mengatakan perubahan-perubahan fisik teori yang diungkapkan oleh Harter (dalam
yang dialami oleh remaja menghasilkan persepsi Santrock, 2003: 338) yang mengatakan bahwa
yang berubah-ubah mengenai citra tubuh, namun penampilan fisik secara konsisten berkorelasi
hampir selalu bersifat negatif dan menunjukkan paling kuat dengan rasa percaya diri secara
penolakan terhadap fisiknya. Penolakan terhadap umum.
fisik dipengaruhi oleh pandangan negatif pada Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
diri remaja, maka dari itu sebagian remaja body image pada siswa kelas X SMA N 2 Bantul
memiliki perasaan kurang puas terhadap tergolong sedang. Body image siswa berada pada
fisiknya. Seperti yang diungkapkan oleh kategori sedang dengan perolehan persentase
Annastasia Melliana (2006: 94 - 95) remaja yang sebesar 64,79% dengan jumlah responden 92
memiliki pandangan negatif terhadap fisiknya siswa, serta kepercayaan diri pada siswa kelas X
akan menjadi resah, memiliki pikiran dan SMA N 2 Bantul pada kategori tinggi dengan
perasaan yang negatif dalam menilai tubuhnya perolehan persentase sebesar 50% dengan
atau kondisi fisiknya. Berbeda halnya dengan jumlah responden 71 siswa. Hal tersebut
remaja yang memiliki pandangan yang positif menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA N 2
terhadap fisiknya, seperti yang disebutkan oleh Bantul memiliki kategori sedang pada body
Annastasia Melliana (2006: 94 - 95) bahwa image dan kategori tinggi pada kepercayaan diri.
remaja yang menilai fisiknya sendiri secara Hasil pengujian hipotesis pada penelitian
positif, secara keseluruhan remaja tersebut akan ini menunjukkan adanya hubungan positif yang
merasa nyaman dan percaya diri. signifikan antara body image dengan
Menurut pendapat yang telah dijelaskan kepercayaan diri pada siswa kelas X SMA N 2
diatas, bahwa body image memiliki hubungan Bantul. Hal ini berarti bahwa semakin positif
dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri body image siswa kelas X SMA N 2 Bantul,
menurut Anthony (dalam M. Nur Gufron dan maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan
Rini Risnawita, 2010: 34) merupakan sikap pada dirinya. Sebaliknya, semakin negatif body image
diri individu yang dapat menerima kenyataan, siswa kelas X SMA N 2 Bantul maka, akan
dapat mengembangkan kesadaran diri, berpikir semakin rendah tingkat kepercayaan dirinya
positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai Body image yang dimiliki siswa akan
kemampuan untuk memiliki serta mencapai berdampak pada kehidupan siswa sebagai
segala sesuatu yang diinginkan. Maka dari itu seorang remaja. Siswa diharapkan memiliki body
remaja yang memiliki kepercayaan diri terhadap image yang tinggi atau positif agar mampu
tubuhnya akan menunjukkan rasa puas akan memenuhi tugas-tugas perkembangan remaja
87 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun Ke-4 2016

dalam berbagai aspek, seperti aspek pribadi, bahwa semakin positif body image siswa kelas X
sosial, akademik, maupun karir. Indikator SMA N 2 Bantul, maka akan semakin tinggi
berhasilnya pencapaian tugas perkembangan tingkat kepercayaan dirinya. Sebaliknya,
tersebut adalah siswa memiliki rasa percaya diri semakin negatif body image siswa kelas X SMA
yang positif, menerima penampilan dirinya, N 2 Bantul maka, akan semakin rendah tingkat
mampu berkomunikasi dan menjalin interaksi kepercayaan dirinya. Besarnya sumbangan body
dengan siapa saja, berani mengemukakan image untuk kepercayaan diri sebesar 4,71%,
pendapat, mampu menghadapi masalah, dan sisanya berasal dari faktor-faktor lain yang tidak
mengatasi kegagalan. diteliti dalam penelitian ini.
Siswa yang sudah puas dengan tubuhnya,
puas terhadap yang dimilikinya akan lebih Saran
menghargai diri sendiri, lebih mensyukuri yang Berdasarkan kesimpulan yang sudah
sudah dimilikinya, lebih percaya diri, sehingga dikemukakan sebelumnya, dapat disampaikan
siswa yang memiliki kepuasan dan menghargai beberapa saran diantaranya:
apa yang dimiliki akan berusaha dan menjaga 1. Bagi siswa SMA Negeri 2 Bantul
tubuhnya dengan baik, dengan demikian siswa Para siswa SMA Negeri 2 Bantul yang
tersebut dapat dikatakan memiliki body image memiliki rasa kepercayaan diri yang rendah
positif. Sebaliknya, apabila siswa menilai diharapkan mampu mengenal dan menerima
penampilannya tidak sesuai dengan standar kelebihan maupun kekurangan yang
pribadinya, maka siswa akan menilai rendah dimilikinya, serta berlatih untuk
tubuhnya sehingga akan timbul dalam dirinya meningkatkan rasa kepercayaan diri dengan
perasaan kurang, sering kali keadaan tersebut mencoba untuk bersikap positif terhadap diri
membuat siswa tidak dapat menerima keadaan sendiri.
fisiknya seperti apa adanya sehingga body image 2. Bagi Kepala Sekolah
menjadi negatif. Kepala Sekolah diharapkan dapat membuat
kebijakan dan program yang berkaitan dengan
SIMPULAN DAN SARAN peningkatan kepercayaan diri siswa. Seperti
Simpulan mengadakan kegiatan pelatihan maupun
Berdasarkan analisis data dalam pembelajaran mengenai pengembangan dalam
penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan, bahwa berperilaku positif sehingga diharapkan dapat
ada hubungan positif yang sangat signifikan lebih meningkatkan kepercayaan diri pada
antara body image dengan kepercayaan diri siswa.
siswa kelas X SMA N 2 Bantul. Koefisien 3. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
korelasi diketahui sebesar 0,217. Hal ini berarti
Hubungan Antara Body .... (Anggoro Dyah Wahyu Andiyati) 88

Guru Bimbingan dan Konseling diharapkan Loekmono, L. (1983). Rasa Percaya Diri
mampu mengoptimalkan perannya kembali Sendiri. Salatiga: Pusat Bimbingan
dalam hal membimbing dan mengarahkan Universitas Kristen Setya Wacana.
siswa untuk mengembangkan body image dan
M. Nur Gufron dan Rini Risnawita S. (2010).
kepercayaan diri. Bimbingan dan arahan
Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar
tersebut dapat melalui bimbingan klasikal,
Ruzz Media.
sosiodrama, konseling, dan lain sebagainya.
4. Bagi peneliti lain Malahayati, S.Psi. (2010). Super Teens: Jadi
Seperti yang telah dipaparkan dalam Remaja Luar Biasa dengan 1 Kebiasaan
pembahasan, bahwa peneliti masih memiliki Efektif. Yogyakarta: Gedung Galangpress
beberapa keterbatasan. Oleh karena itu, bagi Center.
peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan
Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan
penelitian dengan topik yang sama disarankan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
untuk memperluas ruang lingkup penelitian
lebih lanjut sehingga diharapkan dapat Santrock, John W. (2003). Adolescence:
meningkatkan kualitas penelitian. Misalnya Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
dengan memperluas populasi atau menambah
www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/0
variabel-variabel yang lain yang belum
1/25/mh6bs2-gara-gara-diet-37-persen-
disertakan dalam penelitian ini.
siswi-sma-di-diy-alami-anemia. Diakses
pada tanggal 28 April 2015 pukul 14.45.
DAFTAR PUSTAKA
Annastasia Melliana. (2006). Menjelajah Tubuh
Perempuan dan Mitos Kecantikan.
Yogyakarta: LkiS
Desi Bestiana. (2012). Citra Tubuh dan Konsep
Tubuh Ideal Mahasiawi FISIP Universitas
Airlangga Surabaya. Jurnal Penelitian,
vol.1 no. 1.
Kristiasari Siswanti Pasaribu. (2010).
Kepercayaan Diri Remaja Putri Ditinjau
dari Body image. Skripsi: Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.

Anda mungkin juga menyukai