Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECEMASAN

MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER PADA MAHASISWA


Ayu Anita Andriati Putri
201410230311069
Psikologi B

ABSTRAK

Banyaknya tuntutan seringkali menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa, terutama


dalam menghadapi ujian akhir semester. Timbulnya kecemasan menghadapi ujian
dapat disebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah konsep diri yang negatif.
Individu dengan konsep diri rendah, akan mudah menyerah dan merasa cemas.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang tinggi akan terlihat lebih optimis dan
penuh percaya diri. Metode pengumpulan menggunakan kuantitatif korelasional.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 30 mahasiswa laki laki dan perempuan yang
berkisar umur 19 23 tahun. Pada uji vailiditas skala konsep diri berkisar antara 0,399
- 0,698 serta reliabilitas sebesar 0,833. Sedangkan pada skala kecemasan nilai validitas
berkisar antara 0,464 0,780 dan reliabilitas sebesar 0,840. Berdasarkan hasil analisis
korelasi product moment dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh hasil nilai korelasi
sebesar 0,169 dan nilai sig (p) sebesar 0.373 (p >0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dan bernilai positif antara konsep diri
dengan kecemasan atau Ho diterima. Artinya konsep diri yang positif belum tentu
kecemasan mahasiswa rendah begitu juga sebaliknya konsep diri yang negatif maka
belum tentu kecemasan mahasiswa tinggi.

Kata Kunci : konsep diri, kecemasan, ujian akhir semester dan mahasiswa

PENDAHULUAN
Indonesia saat ini sangat membutuhkan sumber daya manusia berkualitas, siap
pakai dan mampu menghadapi tantangan. Sebagai mahasiswa dituntut agar menjadi
sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi yang tidak hanya mampu bersaing
dalam lingkungan nasional melainkan juga dalam dunia internasional.

Fenomena yang terjadi saat ini adanya kenyataan dan tuntutan seringkali
menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa, terutama dalam menghadapi ujian akhir
semester. Seringkali mahasiswa menganggap kecemasan ujian sebagai beban.
Timbulnya kecemasan menghadapi ujian dapat disebabkan oleh berbagai hal dan
sifatnya sangat kompleks, bervariasi, dan dapat dilihat dari berbagai segi, misalnya ada
konsep diri yang negatif terhadap kemampuan akademik, dan adanya tuntutan yang
berlebihan dalam prestasi akademik sehingga siswa merasa tidak mampu memenuhi
tuntutan tersebut akan merasa cemas. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi
Akbar (2013), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
kecerdasan emosional dengan kecemasan.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Konsep diri akan memberikan pengaruh terhadap proses berpikir,
perasaan, keinginan, nilai maupun tujuan hidup seseorang Clemes dan Bean (2001).
Dari penelitian tentang relationship between self-concept and self-esteem in
adolescents dilakukan oleh Rekha dan Shobhna (2014) menunjukkan tidak ada korelasi
seperti itu ditemukan di sekolah rendah fasilitas, daerah perkotaan, dan anak laki-laki.
Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa konsep diri akademik secara signifikan
berkorelasi positif dengan prestasi akademik.

Individu dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah dan merasa cemas.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis dan
penuh percaya diri. Begitu juga dalam menghadapi ujian individu dengan konsep diri
yang negatif akan memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang rendah dan kurang
mampu mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi ujian karena sudah
terlebih dahulu merasa pesimis dan mengalami kecemasan sehingga tidak dapat
berkonsentrasi, sebaliknya siswa dengan konsep diri yang tinggi akan menganggap
ujian sebagai tantangan yang harus ditaklukkan dan dia melakukan effort untuk
melakukan sesuatu misalnya belajar untuk ujian. Penelitian yang dilakukan Samuel dan
Adepeju (2013) menunjukkan hasil penelitian bahwa fakultas tingkat akademis dan
siswa tidak memiliki korelasi dengan kecemasan. Seperti disampaikan dalam hasil,
tidak ada pengaruh yang signifikan dari gabungan tingkat akademis dan fakultas pada
tes kecemasan siswa antara siswa dengan mahasiswa.

Seperti yang sudah dijabarkan diatas, permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian
ini adalah apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kecemasan menjelang ujian akhir
semester pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang. Sedangkan tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan kecemasan menghadapi
ujian akhir semester pada mahasiswa.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah informasi dan
pengetahuan di bidang psikologi, khususnya dalam memahami hubungan antara konsep diri
dengan kecemasan menghadapi ujian akhir semester pada mahasiswa. Sedangkan manfaat
praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pihak yang berkepentingan
seperti mahasiswa agar meningkatkan konsep diri positif mereka dengan giat belajar dan orang
tua agar dapat memantau anak anaknya dalam proses belajar.
KANJIAN TEORI
Definisi Konsep Diri
Konsep diri menurut Desmita (2009) menyatakan bahwa gagasan tentang diri
sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap
dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara seseorang melihat diri sendiri
sebagai pribadi, bagaimana seseorang merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana
seseorang menginginkan dirinya sendiri menjadi manusia sebagaimana yang ia
harapkan. Sejalan dengan hal diatas, Leonard dan Supardi (2010) menyatakan bahwa
konsep diri merupakan tanggapan individu yang sehat terhadap diri dan kehidupannya.
Masih dari sumber yang sama Leonard dan Supardi (2010) juga menjelaskan bahwa
konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang
dijiwai dan terbentuk melalui pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Konsep diri ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh
peran dan hubungan dengan orang lain, dan apa yang kiranya reaksi orang lain
terhadapnya.
Indikator Konsep Diri
Konsep diri diketahui bahwa konsep diri merupakan padangan seseorang terhadap
dirinya baik secara fisik maupun psikis. Menurut Hurlock (1974) :

1. Komponen Perseptual merupakan gambaran seseorang terhadap penampilan


tubuh dan kesan yang dibuat terhadap orang lain.
2. Komponen Conceptual adalah pengertian seseorang terhadap karakteristik
tertentu, kemampuan pemikiran dan ketidakmampuannya, latar belakang dan
asalnya serta masa depannya. Komponen conceptual tersusun atas kualitas
penyesuaian diri.
3. Komponen Attidutinal merupakan perasaan seseorang terhadap dirinya, sikap
terhadap status masa kini dan prospek masa depan, perasaan terhadap
keberartian dan sikap terhadap penghargaan diri dan rasa malu.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri menurut Mubarak
& Chayatin (2008) :

1. Tingkat Perkembangan dan Kematangan


Dukungan mental, pertumbuhan dan perlakuan terhadap individu akan
mempengaruhi konsep diri.
2. Keluarga dan Budaya
Individu cenderung mengadopsi berbagai nilai yang terkait dengan konsep diri
dari orang orang yang terdekat dengan dirinya. Dalam konteks ini, individu
banyak mendapat pengaruh nilai dari budaya dan keluarga tempat tinggal.
Selanjutnya, perasaan akan diri (sense of self) mereka akan banyak dipengaruhi
oleh teman sebayanya.
3. Faktor Eksternal dan Internal
Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri
mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber kekuatan yaitu sumber
eksternal (meliputi dukungan masyarakat yang ditunjang dengan kekuatan
ekonomi yang memadai) dan sumber internal (meliputi kepercayaan diri dan
nilai nilai yang diimiliki).
4. Pengalaman
Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman
masa lalu yang sukses. Demikian pula sebaliknya, riwayat kegagalan masa lalu
akan membuat konsep diri menjadi rendah.
5. Penyakit
Kondisi sakit juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Seperti tidak
percaya diri akibat penayakitnya dan akan mempengaruhi caranya dalam
bertindak dan manilai diri sendiri.
6. Stressor
Stressor dapat memperkuat konsep diri seseorang apabila ia mampu
mengatasinya dengan sukses. Disisi lain, stressor juga dapat menyebabkan
respons adaptif, seperti menarik diri, depresi, mudah tersinggung, rasa bersalah,
dan marah.
Definisi Kecemasan
Chaplin (2000) mengatakan bahwa kecemasan adalah perasaan berisi campuran
berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab
khusus untuk ketakutan tersebut. Kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek
yang spesifik dan sumbernya tidak dikenali yang secara subjektif dialami dan
dikomunikasikan secara interpersonal pada tingkat yang berbeda beda yang dapat
terjadi ketika seseorang merasa terancam, baik secara fisik atau psikologi (Andi, 2013).
Aspek - Aspek Kecemasan
1. Pada aspek manifestasi kognitif yang tidak terkendali
Indikatornya : a. sulit konsentrasi
b. bingung saat ujian
c. mental blocking berada pada prosentase yang tinggi, sehingga
siswa berada pada situasi sangat cemas
2. Pada aspek Manifestasi Afektif yang tidak terkendali
Indikatornya : a. merasa khawatir
b. merasa takut
c. merasa gelisah berada pada prosentase yang tinggi, sehingga
siswa berada pada situasi sangat cemas
3. Pada aspek perilaku motorik yang tidak terkendali
Indikatornya : gemetar saat menghadapi ujian juga prosentasenya sedang
sehingga siswa berada pada situasi cukup cemas

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan


Menurut Isaac (2004) faktor yang mempengaruhi kecemasan :

1. Usia
Semakin meningkat usia seseorang semakin baik tingkat kematangan seseorang
walau sebenarnya tidak mutlak.
2. Jenis Kelamin
Gangguan lebih sering dialami oleh wanita daripada pria. Perempuan lebih
memiliki tingkat kecemasan yangb tinggi daripada pria. Perempuan lebih peka
terhadap emosinya yang pada akhirnya peka termasuk perasaan cemasnya.
3. Tahap Perkembangan
Setiap tahap dalam usia perkembangan sangat berpengaruh pada perkembangan
jiwa termasuk didalamnya konsep diri. Individu dengan konsep diri yang
negatif lebih rentan terhadap kecemasan.
4. Tipe Kepribadian
Orang tipe kepribadian A lebih mudah mengalami gangguan stress daripada
tipe kepribadian B. Hal ini karena tipe kepribadian A menempatkan diri mereka
sendiri pada suatu tekanan waktu dengan menciptakan suatu batas waktu
tertentu untuk kehidupan mereka.
5. Pendidikan
Seseorang dengan pendidikan yang rendah mudah mengalami kecemasan,
karena semakin tinggi pendidikan akan mempengaruhi kemampuan berfikir
seseorang.
6. Status Kesehatan
Seseorang yang sedang sakit dapat menurunkan kapasitas seseorang dalam
menghadapi stress.
7. Makna yang Dirasakan
Jika stressor dipersepsikan akan berakibat baik maka kecemasan yang akan
dirasakan berat. Begitu pula sebaliknya.
8. Nilai Budaya dan Spiritual
Nilai budaya dan spiritual dapat mempengaruhi cara berpikir dan tingkah laku
seseorang.
9. Dukungan Sosial dan Lingkungan
Dukungan sosial dan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi cara berpikir
seseorang tentang diri sendiri dan orang lain.
10. Mekanisme Koping
Ketika mengalami kecemasan, individu akan menggunakan mekanisme koping
untuk mengatasinya.
11. Pekerjaan
Pekerjaan harus dilakukan untuk menunjang kehidupan. Pekerjaan bukan
sumber kesenangan tetapi dengan bekerja bisa diperoleh pengetahuan.
Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan negatif antara konsep diri dengan kecemasan mengahadapi
ujian akhir semester. Artinya semakin rendah konsep diri maka kecemasan menjelang
ujian akhir semester yang dilakukan akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya
semakin tinggi konsep diri maka kecemasan menjelang ujian akhir semester akan
semakin rendah.
METODELOGI
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel (Fraenkel dan Wallen, 2008). karena peneliti ingin mengetahui hubungan
antar variabel, yaitu konsep diri dan variabel kecemasan menjelang ujian akhir semester pada
mahasiswa.
Definisi Operasional
Konsep diri adalah evaluasi individu tentang dirinya yang bersifat secara fisik,
psikis, maupun moral dan bagaimana pandangan orang lain mengenai dirinya yang
diperoleh dari hasil interaksi dengan orang lain.
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang disadari oleh individu berupa
ketakutan, kekhawatiran, ketidaktentuan, perasaan tertekan dan terancam menghadapi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua macam alat penelitian yaitu skala
konsep diri diadaptasi Skripsi dari Shinta Rendanda (2012) dengan judul Hubungan
Antara Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Siswa Kelas 3
SMP dan skala kecemasan diadaptasi Skripsi dari Shinta Rendanda (2012) dengan
judul Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional
Siswa Kelas 3 SMP yang diukur dengan menggunakan skala Likert yang terbagi
menjadi dua kategori yaitu favorable dan unfavorabel. Skala Likert mempunyai
pernyataan dengan empat kategori pilihan jawaban :
Respon Skor

Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Skala konsep diri terdiri komponen perseptual, komponen conceptual, dan


komponen attidutinal. Sedangkan, kecemasan yang disusun berdasarkan indicator
berupa kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan, kekhawatiran yang sulit
dikendalikan, ketidaksabaran, tidak mudah lelah dan sulit berkonsentrasi.

Untuk hasil dari uji coba skala konsep diri dengan jumlah item yang diujikan
mulanya 25 item kemudian gugur 6 item sehingga jumlah item yang valid 19 dengan
indeks validitas favorable (0,245 0,556) dan unfavorable (0,298 0,382). Hasil dari
uji coba skala kecemasan dengan jumlah item 22 tidak ada yang gugur, ini berarti 22
item valid dengan indeks validitas favourabe (0,269 0,842) dan unfavourable (0,219
0,842). Serta indeks reliabilitas dari skala konsep diri r.Alpha (0,6662) dan r.Tabel
(0,6). Untuk indeks reliabilitas dari skala kecemasan r.Alpha (0,7388) dan r.Tabel
(0,6).

Subjek Penelitian
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciriciri yang
telah ditetapkan (Nazir, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Kota
Malang, sedangkan sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Malang. Teknik pengumpulan sampel menggunakan simple random
sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011). Teknik
pengumpulan data menggunakan kuosioner yang dibagi atas identitas subjek, skala
konsep diri dan skala kecemasan. Kuosioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau
atau hal hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
di Universitas Muhammadiyah Malang.

Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian yang di awali dengan persiapan instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada pelaksanaan penelitian, dilakukan pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Malang.
3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini, peneliti melakukan skoring ke data analisis SPSS (Statistical
Program for Social Science) 21 for windows dan menyimpulkan hasil
penelitian.

HASIL PENELITIAN
Deskripsi Subjek
Berdasarkan 30 data yang diperoleh, dengan rentang usia subjek yaitu 19 22
tahun. Subjek berejenis kelamin laki laki dan prempuan. Subjek laki laki berjumlah
12 sedangkan subjek perempuan berjumlah 18. 30 subjek berasal dari Fakultas
Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Kesehatan, Fakultas Hukum,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Tenik dan Fakultas Pertanian dan
Peternakan.
Hasil Analisa Data
Berdasarkan hasil uji kenormalan data, pada konsep diri didapatkan rata rata
nilai Zscore pada tiap variabel berada item 1.96 dengan 2 data yang tidak normal.
Pada uji vailiditas skala kecemasan terdapat 19 item yang diuji kemudian gugur 11
item dengan nilai validitas berkisar antara 0,399 - 0,698 serta reliabilitas sebesar 0,833.
Sedangkan pada skala kecemasan terdapat 22 item yang diuji kemudian gugur 13 item
dengan nilai validitas berkisar antara 0,464 0,780 dan reliabilitas sebesar 0,840.
Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment dengan menggunakan SPSS 21
diperoleh hasil nilai korelasi sebesar 0,169 dan nilai sig (p) sebesar 0.373 (p >0,05).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dan
bernilai positif antara konsep diri dengan kecemasan atau Ho diterima. Artinya konsep
diri yang tinggi belum tentu kecemasan mahasiswa rendah begitu juga sebaliknya
konsep diri yang rendah maka belum tentu kecemasan mahasiswa tinggi.

DISKUSI
Deskripsi Hasil Penelitian
Kecemasan biasanya akan timbul jika individu menghadapi situasi yang
dianggapnya mengancam dan menekan. Dalam kondisi dimana rasa cemas
menghinggapi pikiran seseorang, tentunya orang tersebut akan berpikiran atau
berangggapan yang negatif terhadap konsep dirinya sendiri. Perasaan yang tidak
menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejalagejala fisiologis (seperti gemetar,
berkeringat, detak jantung meningkat, dan lain-lain) dan gejala-gejala psikologis
(seperti panik, tegang, bingung, tak dapat berkonsentrasi, dan sebagainya). Tetapi
faktanya ujian akhir semester tidak membuat mahasiswa cemas dan terbebani.
Sehingga dapat dikatakan bahwa antara konsep diri dengan kecemasan tidak
terdapat hubungan yang erat karena kecemasan tidak hanya dipengaruhi oleh konsep
diri saja tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi seperti mahasiswa tidak siap
menghadapi ujian mungkin karena faktor lain seperti faktor intern dan ekstern
(Ahmadi, 2004). Faktor intern disebabkan karena sakit kurang sehat atau cacat tubuh.
Sedangkan faktor ekstern disebabkan oleh inteligensi, bakat, minat dan motivasi. Hal
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Leonard dan Supardi U.S (2010)
yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara konsep diri
terhadap hasil belajar matematika melalui kecemasan siswa. Di sisi lain, bila
diperhatikan secara parsial ternyata konsep diri juga tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kecemasan siswa, yang artinya semakin baik konsep diri siswa,
maka siswa akan semakin mampu untuk mengontrol tingkat kecemasannya.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil analisis korelasi product moment dengan menggunakan SPSS 21 for windows
diperoleh hasil nilai korelasi sebesar 0,169 dan nilai sig (p) sebesar 0.373 (p >0,05).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
konsep diri dengan kecemasan atau H0 diterima. Artinya konsep diri yang positif belum
tentu kecemasan mahasiswa rendah begitu juga sebaliknya konsep diri yang negatif
maka belum tentu kecemasan mahasiswa tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:PT Rineka Cipta


Akbar, Andi. 2013. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kecemasan pada
Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar yang sedang Menyusun Skripsi.
Jurnal. Vol. 2 No. 1.
Annisa, Nova dan Agustin H. 2012. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kematangan
Emosi dengan Penyesuaian Diri Istri yang Tinggal Bersama Keluarga Suami.
Jurnal. Vol. 1 No. 1.
Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek / Suharsimi
Arikunto. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Jakarta : Rineka Cipta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Diah, K dan Putu N. 2014. Hubungan Konsep Diri Akademik dengan Motivasi
Berprestasi pada Remaja Awal yang Tinggal di Panti Asuhan di Denpasar.
Jurnal Psikologi Udayana. Vol. 1 No. 2, 261 270.
Dr. Srivastava, Rekha dan Dr.Shobhna Joshi. 2014. Relationship between Self-concept
and Self-esteem in adolescent. International Journal of Advanced Research.
Vol. 2 No. 2, 36 43.
Fraenkel, J.R & Wallen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in
Education. New York : McGraw-Hill.
Gede, I Tresna. 2011. Fektivitas Konseling Behavioral Dengan Teknik Desensitisasi
Sistematis Untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian. Jurnal. No. 1.
ISSN 1412-565X
Oladipo, Samuel E dan Adepeju Ogungbamila . 2012. Academic level and students
faculty as factors of test anxiety among undergraduates in Nigeria.
International Journal of Development and Sustainability. Vol. 2 No. 2, 704
710.
Leonard dan Supardi U.S. 2010. Pengaruh Konsep Diri, Sikap Siswa Pada Matematika,
dan Kecemasan Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Cakrawala
Pendidikan, 29 (3): 341 353.
Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Renanda, Shinta. 2012. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecemasan
Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas 3 SMP. Skripsi. Fakultas
Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Untari, Ida dan Rohmawati. 2014. Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan pada Usia Pertengahan dalam Menghadapi Proses Menua (Anging
Process). Jurnal Keperawatan AKPER 17 Karanganyar. Vol. 1 No.2, 82 90.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai