ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa depan pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk
mengukur penerimaan diri digunakan Unconditional Self-Acceptance Questionnaire (USAQ)
yang dikembangkan oleh Chamberlain dan Haaga (2001), sementara itu untuk kecemasan
menghadapi masa depan digunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Zalenksi (1996) yaitu
Future Attitude Scale (FAS). Partisipan dalam penelitian ini adalah 101 orang mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Teknik analisis data menggunakan pearson
correlation untuk menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara penerimaan diri dan kecemasan
menghadapi masa depan (r = -0,419).
ABSTRACT
This research aim to find correlation between future anxiety and self-acceptance among
Faculty of Psychology of Universitas Indonesia student. Unconditional Self-Acceptance
Questionnaire developed by Chamberlain and Haaga (2001) was used to measure self-
acceptance, while Future Attitude Scale developed by Zaleksi (1996) was used to measure
future anxiety. Participants in this research were 101 students of Faculty of Psychology of
Universitas Indonesia. Pearson correlation analysis technique was used to answer the research
problem. The result showed that there was a negative significant correlation between self-
acceptance and future anxiety (r = -0,419).
PENDAHULUAN
Individu yang melanjutkan studi di pendidikan tinggi lebih dikenal dengan sebutan
mahasiswa. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi Bab I pasal 1 ayat 15 bahwasanya mahasiswa adalah peserta didik pada
jenjang Pendidikan Tinggi. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi individu yang memiliki
kualitas lebih sebagai sumber daya manusia di masa depannya. Ketika menjalani masa
pembelajaran di tingkat pendidikan tinggi, mahasiswa seharusnya mempelajari bagaimana
TINJAUAN TEORITIS
Penerimaan diri
Ellis dan Abrams (dalam Godin, 2010) mendefinisikan penerimaan diri sebagai atribut
dari individu yang menerima kelebihan dan aspek-aspek yang tidak diinginkan dari individu
HASIL PENELITIAN
Perhitungan korelasi antara variabel penerimaan diri dan kecemasan menghadapi masa
depan dihitung dengan metode korelasi statistik, yaitu Pearson Correlation. Berikut ini
adalah hasil perhitungan korelasi antar dua variabel tersebut.
Tabel total skor Penerimaan Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan
Skor
Pearson Correlation -,419**
Sig. (2-tailed) ,000
N 101
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Berdasarkan norma yang sudah dibuat oleh peneliti untuk kategori kelompok skor,
jumlah partisipan yang berada di rentang skor < 36,515 dikategorikan sebagai individu yang
memiliki skor penerimaan diri di bawah rata-rata dan jumlah partisipan yang berada di
Berdasarkan norma yang telah dibuat peneliti untuk kategori kelompok, didapatkan
hasil sebagai berikut: jumlah partisipan yang berada pada rentang skor < 30,935 dikategorikan
sebagai individu yang memiliki skor kecemasan menghadapi masa depan yang rendah dari
rata-rata partisipan dan jumlah partisipan yang berada di rentang skor > 63,085 dikategorikan
sebagai individu yang memiliki skor kecemasan menghadapi masa depan yang tinggi dari
rata-rata partisipan. Partisipan yang memiliki skor kecemasan menghadapi masa depan yang
tinggi dan rendah dari rata-rata partisipan masing-masing sebesar 16,8%, sedangkan
partisipan dengan kategori skor rata-rata sebesar 66,3%.
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
kecemasan menghadapi masa depan dan penerimaan diri pada mahasiswa Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi penerimaan diri
seseorang diikuti dengan semakin rendahnya kecemasan yang ia miliki, sebaliknya semakin
rendah penerimaan diri seseorang tersebut diikuti dengan semakin tinggi kecemasan yang
dimilikinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chamberlain dan Haaga
(2001) diketahui bahwa penerimaan diri yang rendah memiliki asosiasi dengan depresi dan
kecemasan. Ceyhan dan Ceyhan (2010) mengemukakan beberapa penelitian yang
mengungkapkan bahwa mahasiswa menghadapi berbagai situasi yang menyebabkan mereka
mengalami stres. Alasan mengapa mahasiswa dapat mengalami situasi yang stressful dapat
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara penerimaan diri dan kecemasan menghadapi
SARAN
Terkait dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka peneliti
memberikan beberapa saran atas kekurangan-kekurangan peneliti dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Item-item pada alat ukur Unconditional Self-Acceptance Questionnaire yang digunakan
memiliki 10 facet yang masing-masingnya berisi 2 item. Namun melalui hasil uji
reabilitas dan validitas pada penelitian ini, peneliti mengeliminasi item-item yang
memilik nilai r < 0,2. Dari item-item yang dieliminasi terdapat dua item yang mengukur
facet pertama, sehingga peneliti berasumsi bahwa pengukuran setiap facet menjadi
kurang merata dalam alat ukur ini. Saran peneliti adalah sebaiknya pada penelitian
selanjutnya digunakan juga alat ukur penerimaan diri yang lain untuk populasi yang sama
dalam penelitian ini.
2. Populasi yang digunakan pada penelitian ini kurang luas yaitu mahasiswa Fakultas
Psikologi UI, sehingga untuk penelitian selanjutnya sebaiknya populasi diperluas,
misalnya mahasiswa Universitas Indonesia dengan sampel dari berbagai fakultas agar
hasil penelitian dapat digeneralisasikan.