Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TES BDI

(BECK DEPRESSION INVENTORY)

Dibuat oleh

Anggitya Nur Rahmadhani


17/409685/PS/07314

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
BAB I
BDI (BECK DEPRESSION INVENTORY)

A. SEJARAH PEMBUATAN ALAT TES

Back Depression Inventory dikembangkan pada tahun 1961 oleh Beck


(Smarr & Keefer, 2011). Salkind (1969) menjelaskan bahwa Back Depression
Inventory (BDI) menyediakan pengukuran self-rating dari manifestasi
perilaku dari depresi dan sangat berguna dan akurat untuk menjadi instrumen
penelitian. BDI terdiri dari pernyataan deskriptif mengenai 21 aspek dari
depresi. Setiap aspek terdiri dari 4-5 pernyataan yang meningkatkan
keparahan. Skor dari setiap aitem adalah 0-3 sehingga total skor akan berada
diantara 0-63. BDI-II terdiri dari 21 aitem yang mengindikasikan gejala-
gejala depresi tertentu, yaitu mengenai kesedihan, pesimisme, kegagalan
masa lalu, kehilangan kesenangan, perasaan bersalalh, perasaan hukuman,
tidak menyukai diri sendiri, kegawatan diri, pikiran atau keinginan untuk
bunuh diri, menangis, agitasi, kehilangan minat, keraguan, tidak berharga,
kehilangan energi, perubahan pola tidur, lekas marah, perubahan nafsu
makan, kesulitan berkonsentrasi, kelelahan dan kehilangan minat seksual
(Sorayah, 2014). Susana (2015) menyatakan bahwa skala BDI terdiri dari 4
aspek yaitu kognitif (misalnya pikiran tentang kegagalan di masa lalu),
emosi/afeksi (kesedihan, dsb), motivasi (pesimis, dsb), dan
somatic/vegetative (kelalahan, dsb). Smarr & Keefer (2011) mengungkapkan
bahwa terdapat beberapa versi dari BDI, revisi pertama dimulai pada tahun
1971 untuk meningkatkan tata kalimat pada setiap aitem kemudian
dipublikasikan pada tahun 1979 menjadi BDI-IA). BDI-IA dianggap sebagai
BDI yang mirip dengan yang asli namun yang membedakan adalah jangka
waktunya yang “selama seminggu terakhir, termasuk hari ini” dan beberapa
aitem yang disusun ulang untuk menghindari pernyataan ganda. Pada tahun

2
1996, BDI-II diterbitkan yang berisi revisi substansial dari BDI-IA dan
menghilangkan beberapa hal terkait penurunan berat badan, citra tubuh,
hipokondria, dan kesulitan kerja (Smarr & Keefer, 2011).

B. ACUAN TEORI PEMBUATAN ALAT TES


Back Depression Inventory adalah self-report yang terdiri dari 21
aitem yang digunakan untuk keperluan klinis maupun penelitian (Beck dkk,
1996; Farinde, 2013). Farinde (2013) menjelaskan bahwa konsep dan
perkembangan dari Beck Depression Inventory (BDI) berasal dari pendekatan
yang mendiskripsikan gejala-gejala depresi yang meningkat seiring
berjalannya waktu. Alat ukur ini merupakan kombinasi dari gambaran
subjektif pasien terkait dengan gejala-gejalanya. Penyusunan alat ukur ini
berdasarkan observasi dan catatan oleh Beck terhadap sikap dan simtom
pasien depresi selama proses psikoterapi. Pasien tersebut berasal dari pasien
psikiatrik rawat jalan Rumah Sakit Universitas dan pasien rawat jalan dan
inap psikiatrik rumah sakit umum. McGinn (dalam Susana, 2015)
mengungkapkan bahwa ahli yang pertama kali mengembangkan teori kognitif
untuk depresi adalah Beck. Teori kognitif menurut Beck mengungkapkan
bahwa cara berpikir negatif dapat meningkatkan kecenderungan seseorang
untuk mengembangkan dan memelihara depresi ketika mengalami situasi
yang menekan. Susana (2015) menjelaskan bahwa Beck menyatakan bahwa
hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku dapat menghasilkan depresi.

C. KEGUNAAN ALAT TES

Smarr & Keefer (2011) menyatakan bahwa Beck Depression


Inventory-II (BDI-II) digunakan untuk mengukur simtom-simtom depresi dan
keparahannya pada individu berusia lebih dari 13 tahun. Selain itu, BDI asli
sudah diterima secara luas dan digunakan dalam psikologi dan psikiatri untuk

3
mengukur intensitas depresi dalam psikiatri dan populasi normal. Beberapa
penelitian menemukan bahwa BDI dapat digunakan dalam beberapa setting
seperti setting medis (Parkinson disease, HIV, oncology, cardiac patients,
dsb), individu dengan disabilitas (arthtritis, spinal cord injury, amputation),
orang dewasa, remaja, dan populasi lain dengan diagnosis psikiatri.

D. ADMINISTRASI

● Pelaksanaan
Smarr & Keefer (2011) menjelaskan bahwa pelaksanaan BDI-II
adalah sebagai berikut:
- Pada pelaksanaan tes BDI, testee akan diminta untuk
memberikan skor antara 0-3 dari 21 aitem yang disediakan.
- Merupakan self-administration test yang dilaksanakan selama 5-
10 meni
- Oral administration selama 15 menit.
- Semua aitem harus dijawab oleh testee.
● Skoring
Smarr & Keefer (2011) menjelaskan cara skoring BDI-II sebagai
berikut:
- Menjumlahkan skor dari seluruh 21 aitem. Setiap aitem diukur
menggunakan 4-point scale dari skor 0-3. Total maksimum
adalah 63.
- Perhatian penuh dilakukan untuk skoring pada aitem nomor 16
(perubahan pola tidur) dan aitem nomor 18 (perubahan selera
makan). Setiap aitem terdiri dari 7 opsi jawaban, yaitu 0, 1a, 1b,

4
2a, 2b, 3a, 3b untuk membedakan antara peningkatan dan
penurunan dalam motivasi berperilaku.
- Skoring menggunakan nilai tertinggi dari jawaban ketika subjek
memilih lebih dari 1 rating.
Kategori BDI-II
0-13 Tidak ada depresi atau minimal
14-19 Ringan
20-28 Sedang
29-63 Berat
Di bawah 4 Kemungkinan mengingkari depresi, faking good, lebih
rendah daripada skor lazim, bahkan untuk orang normal
sekalipun/
Sumber:
Groth-Marnat, G. (2010). Handbook of psychological assessment
(terjemahan). Hal. 482.

E. KRITIK

Farinde (2013) mengungkapkan bahwa kel/emahan dalam


alat ukur ini adalah bahwa tidak adanya kecukupan menangani
potensi dari klien untuk bisa mengubah presentasi mereka
berdasarkan insentif atau agenda pribadi yang terkait dengan
diagnosis depresi. Selain itu, juga tidak benar-benar membahas
tentang bagaimana masalah seperti itu bisa terjadi dan ditangani
dengan tepat agar tidak menganggu hasil tes sehingga dapat
mengakibatkan ambiguitas dalam jawaban subjek. Menurut saya
kritik terhadap BDI adalah memungkinkan terjadinya faking yang
dilakukan oleh subjek sehingga tidak bisa merepresentasikan
keadaan yang sebenarnya.

5
BAB II
LAPORAN HASIL TES BDI-II
(BECK DEPRESSION INVENTORY-II)

A. IDENTITAS
Nama : Anggitya Nur Rahmadhani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 20
Pendidikan : S1 Psikologi Universitas Gadjah Mada
Tanggal Tes : 28 Oktober 2019

B. DESKRIPSI DATA
No. Aspek Simtom No. Skor Keterangan
Aitem

6
1 Afektif Perasaan sedih 1 0 Saya tidak merasa
sedih

Perasaan tidak 4 0 Saya memperoleh


puas kepuasan atas segala
sesuatu seperti biasanya

Menangis 10 0 Saya tidak menangis


lebih dari biasanya

Mudah 11 1 Saya lebih mudah


tersinggung gelisah daripada
biasanya

2 Motivasi Perasaan pesimis 2 1 Saya merasa berkecil


hati terhadap masa
depan saya

Keinginan untuk 9 0 Saya tidak punya


bunuh diri pikiran untuk bunuh
diri

Menarik diri dari 12 1 Saya kurang minat


hubungan sosial terhadap orang lain
disbanding biasanya

Tidak mampu 13 0 Saya mengambil


mengambil keputusan-keputusan
keputusan sama baiknya dengan
sebelumnya

Perasaan kurang 15 1 Saya membutuhkan

7
berharga usaha istimewa untuk
mulai mengerjakan
sesuatu

3 Kognitif Perasaan gagal 3 1 Saya merasa bahwa


saya telah gagal
melebihi kebanyakan
orang

Perasaaan 5 1 Saya cukup sering


bersalah/berdosa merasa bersalah

Perasaan dihukum 6 0 Saya tidak merasa


bahwa saya sedang
dihukum

Membenci diri 7 0 Saya tidak merasa


sendiri kecewa terhadap diri
saya sendiri

Menyalahkan diri 8 0 Saya tidak merasa


sendiri bahwa saya lebih buruk
daripada orang lain

Agitasi 14 0 Saya tidak merasa


bahwa saya kelihatan
lebih jelek daripada
biasanya

4 Vegetatif Perubahan pola 16 0 Saya dapat tidur


tidur nyenyak seperti

8
biasanya

Kelelahan atau 17 0 Saya tidak merasa lebih


letih lelah dari biasanya

Perubahan selera 18 1 Nafsu makan saya tidak


makan sebaik seperti biasanya

Kehilangan enersi 19 1 Berat badan saya turun


lebih dari 2,5 kg

Kesukaran untuk 20 1 Saya tidak dapat


berkonsentrasi berkonsentrasi sebaik
seperti biasanya

Kehilangan minat 21 0 Saya merasa tidak ada


seksual perubahan dalam minat
saya terhadap seks
akhir-akhir ini

Tidak ada depresi


Total skor 9
atau minimal

Keterangan
a) Total skor aspek Afektif :1
b) Total skor aspek Motivasional :3
c) Total skor aspek Kognitif :2
d) Total skor aspek Vegetatif :3

C. PROFIL
(terlampir)

9
DAFTAR PUSTAKA

Farinde, A. (2013). The Beck Depression Inventory. The Pharma Innovation-


Journal, 2(1), 56-72.

Groth-Marnat, G. (2010). Handbook of psychological assessment (terjemahan).


Hal. 482.

Salkind, M. R. (1969). Beck depression inventory in general practice. J. Roy.


Coll. Gen. Practit, 18.

Smarr, K. L. & Keefer, A. L. (2011). Measures of depression and depressive


symptoms: Beck Depression Inventory-II (BDI-II), Center for
Epidimologic Studies Depression Scale (CES-D), Geriatric Depression
Scale (GDS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), and
Patient Health Questionnaire. Arthritis Care Research, 62.

Sorayah. (2014). Uji Validitas Konstruk Beck Depression Inventory-II (BDI-II).


Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia, 4(1).

Susana, T. (2015). Program Bantu Diri Terapi Kognitif Perilaku: Harapan bagi
Penderita Depresi. Jurnal Psikologi, 42(1), 78-98.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai