Anda di halaman 1dari 7

Psikologi Diagnostika 1

Klasifikasi Tes
-

Tes Intelegensi
intelegensi adalah suatu konsep yang sifatnya abstrak atau dapat dikatakan sebagai suatu
konstruk. Oleh karena itu definisi intelegensi tidaklah mudah. Pada awalnya ada beberapa
ahli dari tiga negara melakukan percobaan di laboratorium. Intelegensi merupakan
kemampuan yang ada pada individu yang ada sejak lahir. Dan prestasi yang tinggi dari
bakat dan minat individu itu sendiri. Tingkat kecerdasan pun akan di tes apabila
mempunyai kemampuan juga minat yang ada apada diri individu. Dalam kemampuan
kerja diperlukan keterampilan dan kecakapan terhadap pekerjaan yang diinginkan.
Jenis-jenis Tes Intelegensi
Tes Intelegensi individual, tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes
Intelegensi individual diantaranya :
- Stanford - Binet Intelligence Scale
- Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
- Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
- Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
- Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).
Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu
yang sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun
laporan, minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat
toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.
Tes Intelegensi kelompok, tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara
serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :
- Pintner Cunningham Primary Test
- The California Test of Mental MaturityThe Henmon
- Nelson Test Mental Ability
- Otis - Lennon Mental Ability Test
- Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara
lain peneliti tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat
kecemasan individu, instruksi yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu
diganggu oleh peserta lainnya.

Tes Binet
Alfred Binet

Mengembangkan konsep usia mental (mental age MA), tingkat perkembangan individu
relatif terhadap orang lain. Tahun 1912, William Stern menciptakan konsep intelligence
quotient (IQ) yang mengacu pada usia mental seseorang di bagi dengan usia kronologis
(CA) di kalikan dengan 100
Usia Mental = Usia Kronologis , IQ =100
Usia Mental > Usia Kronologis , IQ > 100
Contoh :
Seorang anak berusia 6 tahun dengan usia mental 8 tahun akan memiliki IQ 133 ,
Seorang anak berusia 6 tahun dengan usia mental 5 tahun akan memiliki IQ 83
Inteligensi
Aspek kemampuan kognitif:
1. Penalaran Fluida (berpikir abstrak)
2. Pengetahuan (Informasi Konseptual)
3. Penalaran Kuantitatif (Keterampilan Matematika)
4. Penalaran Visual-Spasial (Pemahaman bentuk visual dan tata letak spasial)
5. Memori Kerja (Mengingat Informasi Baru)
Aspek Inteligensi: Inteligensi Verbal dan Inteligensi Non Verbal
Skala Wechsler
Dikembangkan oleh David Wechsler, Tes meliputi:
Wechsler Preschool and Primary Scale Of Intelligence- Third Edition (WPPSI-III) untuk
anak berumur 2 tahun 6 bulan sampai 7 tahun 3 bulan. Wechsler Intelligence Scale for
Children- Fourth Edition (WISC-IV) untuk anak-anak dan remaja 6 sampai 16 tahun.
Wechsler Adult Intelligence Scale- Third Edition (WAIS-III)

Tes Kemampuan Kerja


Kemampuan kerja terdiri dari dua kata, yaitu kemampuan dan kerja. sedangkan
menurut Wojowasito (1995)

adalah kesanggupan atau kecakapan, sedangkan

kemampuan berarti seseorang yang memiliki kecakapan atau kesanggupan untuk


menjalankan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya. Menurut Robbins (2002) dalam Pertiwi (2008) kemampuan
(ability) merupakan suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam
suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua
perangkat faktor, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk kegiatan
mental. Misalnya tes IQ, dirancang untuk menentukan kemampuan intelektual umum
seseorang. Tujuh dimensi yang membentuk kemampuan intelektual adalah kemahiran
berhitung, pemahaman ferbal, kecakapan perseptual, penalaran induktif, visualisasi ruang

dan ingatan (memori). Pekerjaan berbeda-beda dalam tuntutannya bagi pemangku


pekerjaan itu untuk menggunakan kemampuan intelektual mereka makin banyak tuntutan
pemrosesan informasi dalalam suatu pekerjaan, makin banyak kecerdasan umum dan
kemampuan verbal diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu dengan sukses.
Kemampuan intelektual memainkan peran yang lebih besar dalam pekerjaanpekerjaan rumit yang menuntut persyaratan pemrosesan informasi. Kemampuan fisik
yang khusus memiliki makna penting untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang
menuntut keterampilan dan yang lebih terbakukan dengan sukses. Misalnya pekerjaan
yang keberhasilannya menuntut stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai, atau bakatbakat serupa menuntut menejemen untuk mengenali kapabilitas fisik seorang karyawan.
Terdapat sembilan kemampuan fisik dasar yang dilibatkan dalam melakukan
tugas-tugas jasmani, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis , kekuatan,
keluwesan eksten, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan stamina.
Individu-individu berbeda dalam hal sejauh mana mempunyai tiap-tiap kemampuan
tersebut. Skor yang tinggi pada satu kemampuan bukanlah jaminan skor yang tinggi pada
kemampuan yang lain. Kemampuan intelektual atau fisik khusus yang diperlukan untuk
kinerja yang memadai pada suatu pekerjaan, tergantung pada persyaratan yang diminta
dari pekerjaan itu.
-

Roleplay Pelaksanaan Tes Psikologi


Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang
didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield,
1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas,
meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering
kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan
dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri
Syamsu, 2000). Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi
hubungan-hubungan
antarmanusia
dengan
cara
memperagakan
dan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat
mengeksplorasi parasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi
pemecahan masalah.
Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.
Keunggulan Model Role Playing
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, di antaranya
adalah:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk
dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
4. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di
bahas dalam proses belajar.
Kelemahan Metode Role Playing
Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga mempunyai kelemahan, di
ntaranya adalah :
1. Bermain peran memakan waktu yang banyak.
2. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik
khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik.
Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang akan diperankannya.
3. Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak
mendukung.
4. Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan
melakukan secara sungguh-sungguh.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

Prosedur Pelaksanaan Psikodiagnostika


-

Prosedur Awal Psikodiagnostika


a. Mengetahui maksud dan tujuan kedatangan klien yang membutuhkan pemeriksaan
psikologis.

b. Melakukan pengamatan individual terhadap klien yang datang untuk pemeriksaan


psikologis. Langkah ini amat penting,mengingat bahwa profesi psikolog hanya
berhubungan dengan klien yang bermasalah tetapi masih dalam kategori normal. Klien
yang sudah sakit jiwa menjadi wewenang psikiatri.
c. Mendengarkan keluhan-keluhan klien merupakan tugas utama bagi psikolog atau
konselor. Klien akan merasa lega jika tegangan jiwanya di kemukakan kepada konselor.
Langkah ini merupakan awal treatment bagi klien.
d. Melakukan pengamatan psikologis untuk mengumpulkan data mengenai klien.
e. Mengadakan diagnosis.
f. Menentukan pronogse, yakni meramalkan (prediksi) terhadap kemungkinankemungkinan kemajuan klien.
g. Menentukan langkah-langkah treatment, yakni langkah-langkah perbaikan atau
penyembuhan jika ada bentuk-bentuk ganguan dan juga kemunginan preventifnya.

Pendekatan Pemeriksaan Psikologis


Secara teoritik, terdapat tiga pendekatan dalam teknik pemeriksaan menurut
Sundberg 1977, yaitu :

Teknik Behavioral
Yang dipentingkan adalah pengumpulan data tentang tingkah laku subjek yang tampak,
baik yang positif maupun yang negatif (behavioral assets). Gejala dari problem tingkah
laku subjek (tingkah laku yang negatif) diklasifikasikan sebagai berikut :

Tingkah laku yang berlebihan (behavioral axcesses) contoh : hiperaktif, obsesi


kompulsif, dll
Tingkah laku yang kurang (behavioral deficit)

contoh : kurang mampu berkomunikasi, kurang mampu berinteraksi, dll

c. Tingkah laku tidak wajar

contoh : kleptomania, ngompol, dll

Tingkah laku yang positif (behavioral assets) seperti kemampuan dan prestasi subjek
dipentingkan dalam usaha mengganti tingkah laku yang bermasalah dengan tingkah
laku yang diinginkan.

Teknik yang digunakan meliputi conditioning dan operant learning. Data dikumpulkan
melalui :

problem

checklist

mis : fear inventory menemukan dan klasifikasikan objek yang dapat menimbulkan
ketakutan

reinforcement

listataureinforcement survey schedule

mis: pleasant event schedule pernyataan tentang hal- hal yang membuat subjek
senang, bahagia

self-

observation and record keeping

Subjek memperhatikan & mencatat problem tingkah laku setiap hari dan menguraikan
segala kondisi yang menyebabkan timbulnya tingkah laku tersebut serta apa yang
dapat menguranginya.

Teknik Objektif
Yang dipentingkan adalah traits dan factors dari kepribadian manusia. Oleh karena itu,
mula- mula didefinisikan area masalah (domain of interest) kemudian diuraikan traits
dan factors tadi dalam item- item. Skala yang digunakan dapat hanya mengukur satu
sifat/ faktor saja, tetapi juga dapat mengukur banyak sifat yang kemudian dilakukan
item analisis terhadap skala yang mengukur berbagai sifat tersebut untuk mengetahui
korelasi antara item dengan skor keseluruhan. Dengan cara tersebut akan diketahui
item mana yang sesuai mengukur masalah subjek dan mana yang tidak.
Contoh alat tes yang menggunakan teknik objektif ini, antara lain: MMPI, CPI (California
Personality Inventory), EPPS (Edwards Personal Preference Schedule), 16 PF (Sixteen
Personality Factors Test- Cattel).

Pada umumnya, alat- alat yang mengunakan teknik objektif ini menggunakan teknik
self-report inventory dengan pertimbangan :

1). Individu adalah orang yang paling tahu akan keadaannya masing- masing

2). Individu memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyatakan keadaan dan
penghayatannya menurut apa adanya.

Jadi dengan self- report inventory dianggap dapat diungkapkan ada tidaknya atribut
pada seseorang dan apabila ada, juga dapat diungkap seberapa besarnya.

Teknik Projektif
Yang melatarbelakangi teknik ini adalah teori psikoanalisa Freud (hal terpenting dari
aspek kepribadian adalah hal yang tidak disadari). Teknik ini memungkinkan respons
subjek yang sangat bervariasi sehingga sifatnya multidimensional (banyak aspek yang
dapat dilihat dan dianalisis), memberikan respon yang kaya (hanya sedikit dari aspek
tersebut yang disadari) serta melihat kepribadian secara menyeluruh (dari satu respon
bisa sekaligus dilihat banyak aspek).
Menurut Lindzey (1961), proyeksi memiliki 2 pengertian, yaitu :

Classic Projection

Proyeksi dilihat sebagai suatu mekanisme pertahanan dan merupakan suatu kondisi
patologis

Generalized Projection

Proses normal yang terjadi pada individu, dalam hal ini individu menggunakan
kehidupan dalam diri ketika mengamati dan menginterpretasikan kejadian).

Anda mungkin juga menyukai