Klasifikasi Tes
-
Tes Intelegensi
intelegensi adalah suatu konsep yang sifatnya abstrak atau dapat dikatakan sebagai suatu
konstruk. Oleh karena itu definisi intelegensi tidaklah mudah. Pada awalnya ada beberapa
ahli dari tiga negara melakukan percobaan di laboratorium. Intelegensi merupakan
kemampuan yang ada pada individu yang ada sejak lahir. Dan prestasi yang tinggi dari
bakat dan minat individu itu sendiri. Tingkat kecerdasan pun akan di tes apabila
mempunyai kemampuan juga minat yang ada apada diri individu. Dalam kemampuan
kerja diperlukan keterampilan dan kecakapan terhadap pekerjaan yang diinginkan.
Jenis-jenis Tes Intelegensi
Tes Intelegensi individual, tes ini hanya dilakukan oleh satu orang saja secara khusus. Tes
Intelegensi individual diantaranya :
- Stanford - Binet Intelligence Scale
- Wechsler - Bellevue Intelligence Scale (WBIS)
- Wechsler - Intelligence Scale for Children (WISC)
- Wechsler - Adult Intelligence Scale (WAIS)
- Wechsler - Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI).
Kelebihan pada tes ini antara lain penguji dapat menilai dengan jelas bagaimana individu
yang sedang menjalani tes tersebut. Misalnya mengamati bagaimana individu menyusun
laporan, minat dan perhatian individu, kecemasan dalam pengerjaan tugas, serta tingkat
toleransi menghadapi rasa frustasi. Kekurangan tes ini adalah kurang begitu nyaman.
Tes Intelegensi kelompok, tes ini dilakukan guna mencari data secara cepat secara
serentak. Tes Intelegensi kelompok diantaranya :
- Pintner Cunningham Primary Test
- The California Test of Mental MaturityThe Henmon
- Nelson Test Mental Ability
- Otis - Lennon Mental Ability Test
- Progressive Matrices
Kelebihan pada tes ini antara lain rasa nyaman. Tes ini juga memiliki kekurangan antara
lain peneliti tidak dapat menyusun laporan individu, tidak dapat menentukan tingkat
kecemasan individu, instruksi yang kurang jelas karena ribut atau peserta yang satu
diganggu oleh peserta lainnya.
Tes Binet
Alfred Binet
Mengembangkan konsep usia mental (mental age MA), tingkat perkembangan individu
relatif terhadap orang lain. Tahun 1912, William Stern menciptakan konsep intelligence
quotient (IQ) yang mengacu pada usia mental seseorang di bagi dengan usia kronologis
(CA) di kalikan dengan 100
Usia Mental = Usia Kronologis , IQ =100
Usia Mental > Usia Kronologis , IQ > 100
Contoh :
Seorang anak berusia 6 tahun dengan usia mental 8 tahun akan memiliki IQ 133 ,
Seorang anak berusia 6 tahun dengan usia mental 5 tahun akan memiliki IQ 83
Inteligensi
Aspek kemampuan kognitif:
1. Penalaran Fluida (berpikir abstrak)
2. Pengetahuan (Informasi Konseptual)
3. Penalaran Kuantitatif (Keterampilan Matematika)
4. Penalaran Visual-Spasial (Pemahaman bentuk visual dan tata letak spasial)
5. Memori Kerja (Mengingat Informasi Baru)
Aspek Inteligensi: Inteligensi Verbal dan Inteligensi Non Verbal
Skala Wechsler
Dikembangkan oleh David Wechsler, Tes meliputi:
Wechsler Preschool and Primary Scale Of Intelligence- Third Edition (WPPSI-III) untuk
anak berumur 2 tahun 6 bulan sampai 7 tahun 3 bulan. Wechsler Intelligence Scale for
Children- Fourth Edition (WISC-IV) untuk anak-anak dan remaja 6 sampai 16 tahun.
Wechsler Adult Intelligence Scale- Third Edition (WAIS-III)
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan.
6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan.
7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
10. Evaluasi.
11. Penutup.
Keunggulan Model Role Playing
Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, di antaranya
adalah:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.
Disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk
dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
4. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di
bahas dalam proses belajar.
Kelemahan Metode Role Playing
Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga mempunyai kelemahan, di
ntaranya adalah :
1. Bermain peran memakan waktu yang banyak.
2. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik
khususnya jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik.
Siswa perlu mengenal dengan baik apa yang akan diperankannya.
3. Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak
mendukung.
4. Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan
melakukan secara sungguh-sungguh.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
Teknik Behavioral
Yang dipentingkan adalah pengumpulan data tentang tingkah laku subjek yang tampak,
baik yang positif maupun yang negatif (behavioral assets). Gejala dari problem tingkah
laku subjek (tingkah laku yang negatif) diklasifikasikan sebagai berikut :
Tingkah laku yang positif (behavioral assets) seperti kemampuan dan prestasi subjek
dipentingkan dalam usaha mengganti tingkah laku yang bermasalah dengan tingkah
laku yang diinginkan.
Teknik yang digunakan meliputi conditioning dan operant learning. Data dikumpulkan
melalui :
problem
checklist
mis : fear inventory menemukan dan klasifikasikan objek yang dapat menimbulkan
ketakutan
reinforcement
mis: pleasant event schedule pernyataan tentang hal- hal yang membuat subjek
senang, bahagia
self-
Subjek memperhatikan & mencatat problem tingkah laku setiap hari dan menguraikan
segala kondisi yang menyebabkan timbulnya tingkah laku tersebut serta apa yang
dapat menguranginya.
Teknik Objektif
Yang dipentingkan adalah traits dan factors dari kepribadian manusia. Oleh karena itu,
mula- mula didefinisikan area masalah (domain of interest) kemudian diuraikan traits
dan factors tadi dalam item- item. Skala yang digunakan dapat hanya mengukur satu
sifat/ faktor saja, tetapi juga dapat mengukur banyak sifat yang kemudian dilakukan
item analisis terhadap skala yang mengukur berbagai sifat tersebut untuk mengetahui
korelasi antara item dengan skor keseluruhan. Dengan cara tersebut akan diketahui
item mana yang sesuai mengukur masalah subjek dan mana yang tidak.
Contoh alat tes yang menggunakan teknik objektif ini, antara lain: MMPI, CPI (California
Personality Inventory), EPPS (Edwards Personal Preference Schedule), 16 PF (Sixteen
Personality Factors Test- Cattel).
Pada umumnya, alat- alat yang mengunakan teknik objektif ini menggunakan teknik
self-report inventory dengan pertimbangan :
1). Individu adalah orang yang paling tahu akan keadaannya masing- masing
2). Individu memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyatakan keadaan dan
penghayatannya menurut apa adanya.
Jadi dengan self- report inventory dianggap dapat diungkapkan ada tidaknya atribut
pada seseorang dan apabila ada, juga dapat diungkap seberapa besarnya.
Teknik Projektif
Yang melatarbelakangi teknik ini adalah teori psikoanalisa Freud (hal terpenting dari
aspek kepribadian adalah hal yang tidak disadari). Teknik ini memungkinkan respons
subjek yang sangat bervariasi sehingga sifatnya multidimensional (banyak aspek yang
dapat dilihat dan dianalisis), memberikan respon yang kaya (hanya sedikit dari aspek
tersebut yang disadari) serta melihat kepribadian secara menyeluruh (dari satu respon
bisa sekaligus dilihat banyak aspek).
Menurut Lindzey (1961), proyeksi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Classic Projection
Proyeksi dilihat sebagai suatu mekanisme pertahanan dan merupakan suatu kondisi
patologis
Generalized Projection
Proses normal yang terjadi pada individu, dalam hal ini individu menggunakan
kehidupan dalam diri ketika mengamati dan menginterpretasikan kejadian).