(SSCT)
Oleh:
KELOMPOK 6
2017
Sebuah sentence completion tes terdiri dari sejumlah kalimat yang tidak lengkap yang
diberikan dengan tujuan untuk dilengkapi. Pada umumnya, tidak ada arahan selain, “Lengkapi
kalimat ini secepat mungkin. Jangan pikirkan terlalu mendalam, lengkapi dengan hal pertama
yang muncul dibenak anda.” Tes jenis ini juga biasanya tidak terstandarisasi dan jarang
diperlakukan secara kuantitatif.
HISTORICAL BACKGROUND
Karena Sentence Completion Tes merupakan variasi dari metode Word Association,
kedua teknik ini sering dibandingkan, secara umum orang-orang lebih condong ke SCT. Hal
ini dikarenakan SCT mengeliminasi banyak dari kata-kata yang terasosiasi dengan satu kata
yang digunakan sebagai stimulus, serta menyediakan kebebasan individual yang lebih besar
dan variasi respon.
Pada 1897, Ebbinghaus menggunakan kalimat tidak lengkap untuk menguji inteligensi,
yang ia definisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan atau mengintegrasikan.
Selanjutnya, salah satu pemuka dalam metode Sentence Completion yang bernama Tendler
menggunakan metode SCT untuk menguji emotional insight. Insight didefinisikan sebagai,
“Pengetahuan akan situasi dimana reaksi emosional tertentu terjadi.” Butir-butir tes ditujukan
untuk merangsang admirasi, kemarahan, cinta, kebahagiaan, benci, kerendahan diri,
kekhawatiran dan lain sebagainya. Pekerjaan Tendler ini menuai banyak kritik baik dalam
bidang teoritis maupun eksperimental. Salah satunya, dikarenakan definisi insight yang ia
kemukakan sangat dipertanyakan.
Kemudian Rohde menganjurkan agar SCT digunakan sebagai alat bagi psikolog klinis
dan ahli lainnya yang perlu mengetahui kebutuhan, konflik batin, fantasi, sentimen, perilaku,
aspirasi dan kesulitan penyesuaian diri dari klien mereka.
Seorang ahli bernama Stein menekankan validitas dari deskripsi kepribadian yang
dituliskan oleh para psikolog berdasarkan respon pada tes ini sangat dependen atau bergantung
pada pengalaman, pengetahuan, serta wawasan dari dinamika perilaku. Dia berpendapat
bahwa:
1. Ketika seorang individu diminta untuk merespon dengan hal pertama yang muncul
dibenaknya, yang biasanya ia ajukan berupa pemikiran yang tidak ia sensor.
2. Ketika diperhadapkan dengan kewajiban untuk melengkapi atau menyusun suatu
situasi yang tidak terstruktur, respon seorang individu akan mengindikasikan sifat asli
dari reaksi dan sentimennya.
3. Ketika membicarakan orang lain, seorang individu cenderung menunjukkan jati
dirinya.
Masih banyak perkembangan yang terjadi dalam metode SCT. Walaupun hal berikut
ini tidak dinyatakan sebagai suatu kesimpulan, tetapi hal berikut ini merupakan bukti dari hasil
menggunakan metode ini, yaitu metode ini dapat membedakan individu dengan permasalahan
dan psikoneurotik dari normal.
Tes ini terdiri dari enam puluh aitem sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tes ini
dikonstruksi dengan cara: dua puluh psikolog klinis diminta untuk mengajukan tiga aitem
Sentence Completion dengan maksud untuk mendapatkan sikap yang signifikan untuk tiap
kategori. Kemudian, digabungkan dengan aitem yang telah dipilih dari literatur mengenai
Sentence Completion. Dari proses ini didapat dua ratus delapan puluh aitem, dengan jumlah
empat belas sampai dua puluh delapan aitem perkategori. Kedua puluh psikolog kemudian
diminta untuk memilih empat aitem dari tiap kategori yang menurut mereka paling cocok untuk
mendapatkan sikap yang signifikan dalam kategori tersebut. Aitem-aitem dengan frekuensi
terpilih paling banyak dijadikan aitem tes akhir.
(JEFFRY)
(ADI)
RELIABILITY AND VALIDITY
Tiga psikolog menilai tingkatan dari gangguan dari 100 subjek dengan 15 kategori yang
berdasarkan pada respon kalimat penyelesaian pada subjek. Psikiater yang menciptakan subjek
ini membuat suatu penilaian yang bersifat bebas dari tingkatan gangguan mereka dengan 15
kategori berdasarkan pada dugaan klinis dari sabjek tersebut. Realibilitas dari penilaian
psikolog dari tingkatan gangguan diindikasikan dengan persetujuan dari dua atau tiga psikolog
dalam 92% dari 1500 tingkatan. Psikiater tidak mempunyai pangetahuan mengenai respon
SSCT. Ketika tingkatan dari psikolog dihubungkan dengan tingkatan psikiater koefisien
kontengensinya ditemukan dari 0.48 sampai 0.57, dengan standar eror 0.02 dan 0.03. Kedua
contoh tersebut mengidentifikasi bahwa tingkatan psikolog dan psikiater memiliki suatu nilai
yang signifikan, hubungan positif dengan para psikiater. Untuk ke 50 subjek psikolog
menyusun rangkuman yang interpretatif dari ke limabelas sikap, yang didasari pada respon
subjek ke empat item-item termasuk dibawah tiap sikap. Rangkuman-rangkuman yang
interpretatif di tambahkan ke para psikiater, yang menilai mereka dengan menghargai
persetujuan mereka dengan penemuan klinis. Dengan 77% dari pernyataan tersebut di nilai
pada persetujuan yang bersifat tertutup atau persetujuan yang parsial dengan penemuan klinis.
Hasil dari SSCT compare favorably dengan temuan dalam pembelajaran-pembelajaran yang
divalidasi dari metode-metode lain dari pembelajaran yang pesronal seperti Uji Rorschach dan
TAT [23, 40, 52].
SSCT dapat diadministrasi secara individual maupun kelompok yang membutuhkan waktu 20
menit sampai 40 menit. Para subjek diminta untuk membaca instruksi yang tertera di buku soal
dan mengajukan pertanyaan jika kurang paham mengenai instruksi.
Berikut ini adalah enam puluh kalimat yang tidak lengkap. Bacalah setiap item dengan
seksama dan selesaikan dengan menuliskan hal pertama atau ide yang muncul di benak Anda.
Lengkapilah semua kalimat ini secepat mungkin. Jika Anda meninggalkan item yang belum
selesai, tandai / lingkari item itu dan selesaikan lagi nanti.
Subjek biasanya menanyakan “Haruskah saya meluangkan waktu untuk memikirkan jawaban
yang masuk akal?”. Perlu ditekankan bahwa tanggapan harus terdiri dari reaksi spontan
pertama terhadap setiap item stimulus, dan subjek tidak boleh berhenti memikirkan
penyelesaian logis. Pertanyaan lainnya yaitu “Haruskah saya menulis satu kata saja?”. Dalam
hal ini, subjek diberi tahu bahwa satu kata ataupun satu kelompok kata bisa diterima, dan itu
merupakan pemikiran spontan subjek yang muncul. Subjek terkadang bertanya pada
“pemeriksa /examiner” , apakah respon yang mereka berikan sudah benar. Jawaban yang harus
kita berikan adalah mengatakan bahwa respon mereka baik jika respon itu menggambarkan
respon spontan mereka terhadap suatu item. Dalam proses menanggapi item, subjek terkadang
bertanya kepada “pemeriksa /examiner” mengenai makna dari item yang tertera di SSCT.
Pemeriksa /examiner diijinkan untuk memberi penjelasan, misalnya, bahwa "jarang" (dalam
butir 1) berarti "hampir tidak pernah". Namun jika subjek meminta untuk diberi penjelasan
mengenai seluruh item maka kita harus menyuruh dia untuk menanggapi item sesuai dengan
pengertian yang dia miliki mengenai item itu. Dengan kata lain, kita tidak diharuskan untuk
memberi penjelasan mengenai seluruh item itu kepada subjek.
Saat subjek siap untuk menanggapi item yang pertama, waktu awal harus dicatat di pojok kanan
atas halaman. Kemudian saat subjek memutar kertasnya, waktu finishing harus dicatat juga.
Bila memungkinkan, kita juga harus melakukan penyelidikan. Pemeriksa menyeleksi
tanggapan yang tampak signifikan atau samar dan meminta subjek untuk "coba beri tahu saya
sedikit lagi tentang hal ini"(tell me more about this). Nilai dalam prosedur ini dimunculkan
oleh beberapa kejadian/insiden. Salah satu kasusnya adalah tanggapan pasien depresi dan tidak
produktif : "ingatan masa kecilku yang paling nyata adalah sebuah kecelakaan". Ketika dia
diminta untuk menceritakan hal tersebut, dia menghubungkan peristiwa itu dengan kejadian-
kejadian lain yang dia alami selama dia berusia 5 tahun. Saat bermain dengan anak lain di
dapur, dia mengguncang sepoci air panas, yang menyiram teman bermainnya dan
mengakibatkan temannya meninggal. Sampai dia kemudian bisa mendiskusikan kejadian ini
dengan terapisnya.
Lembar penilaian telah dirancang untuk SSCT yang akan dibawa bersama. Di bawah setiap
sikap terdapat empat item stimulus dan tanggapan subjek terhadapnya. Contohnya sebagai
berikut:
Item
1. Aku merasa bahwa Ayah saya jarang bekerja.
16. Jika Ayahku hanya melakukan yang lebih baik.
31. Saya berharap Ayah saya mati.
46. Saya merasa bahwa ayah saya tidak baik.
Tulisan dengan font Italic merupakan respon dari subjek. Keempat respon di atas merupakan
pertimbangan bersama dan hasil interpretasinya dihasilkan melalui kesan para klinis terhadap
sikap pasien ketika tes SSCT berlangsung. Dalam hal ini kesimpulan menyatakan adanya:
"permusuhan dan penghinaan ekstrim dengan harapan kematian yang nyata".
Sebuah penilaian kemudian dibuat dari tingkat gangguan subjek di area ini, menurut skala
berikut:
2. Sangat terganggu(severely disturbed)
Muncul untuk meminta bantuan terapeutik dalam menangani konflik emosional
1. Sedikit terganggu(mildly disturbed)
Memiliki konflik emosional, namun tampaknya mampu menangani mereka tanpa
bantuan terapeutik.
0. Tidak ada gangguan signifikan yang dicatat
X. Tidak diketahui karena tidak cukup bukti
Metode penilaian empat respon ini berbeda dari prosedur yang digunakan oleh Tendler, Rotter
dan Willerman, dan lainnya yang telah menggunakan teknik penyelesaian kalimat. Dalam
metode tradisional terdapat penilaian tanggapan individu dan sampai pada penilaian akhir
penyesuaian dengan penambahan peringkat individual. Penulis SSCT merasa bahwa lebih tepat
untuk menunjukkan area gangguan dan untuk menentukannya melalui konstelasi respon.
Validitas rating tentu saja tergantung pada latar belakang klinis dan ketajaman pemeriksa serta
materi yang dihasilkan oleh subjek. Bagi mereka yang memiliki sedikit pengalaman dengan
metode ini, contoh interpretasi dan penilaian akan ketahuan.
Setelah ringkasan dan penilaian dari masing-masing sikap, garis besar disajikan untuk
ringkasan umum temuan SSCT yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Sebuah pernyataan dari area di mana subjek menunjukkan sikap yang paling
terganggu. Ini mungkin memberikan petunjuk penting bagi terapis.
2. Penjelasan keterkaitan antara sikap dengan hormat terhadap konten. Hal ini sering
menyiratkan faktor dinamis dalam sebuah kasus.
Contohnya subjek 1 menggambarkan ibunya sebagai “terlalu gugup” dan “picik”. Dia berpikir
bahwa kebanyakan ibu “memiliki terlalu banyak keinginan untuk anak-anak mereka dan
merusak mereka”. Dia merasa bahwa keluarganya “baik-baik saja”, tetapi mereka merawatnya
seperti “anak laki-laki”. Dia sangat bermusuhan dengan wanita yang dia anggap "tidak dapat
dipercaya dan tidak benar". Dia berhati-hati dengan pernikahan- "akan lebih bagus jika
semuanya sudah selesai sebelumnya". Dia menganggap ayahnya pria yang baik, tapi berharap
Ayahnya "berhenti menjadi sangat keras kepala". Dia agak menghina atasan. Dia tidak
menyukai orang yang kecil. Ingatan masa kecilnya yang paling jelas "kesalahan yang saya
lakukan". Dia takut pada dirinya sendiri, dan bila ada kemungkinan yang ingin melawannya,
dia akan berhenti atau diam. Namun dia yakin dia memiliki kemampuan untuk "melakukan
apapun". Sikapnya terhadap masa depan bersifat dangkal dan agak tidak realistis. Suatu hari
dia mengharapkan "menghasilkan sejuta".
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SSCT
Dari uraian mengenai Sack Sentence Completion Test (SSCT) di atas, kami menyimpulkan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh tes ini sebagai berikut:
Kelebihan:
1. Tes ini memberikan kebebasan kepada subjek untuk merespon item sebagai stimulus
2. Mudah diadministrasikan atau pemberian penjelasan mengenai tes
3. Menyenangkan bagi subjek dalam mengerjakan tes
4. Tujuan disamarkan pada beberapa proyeksi respon item
5. Bisa menjadi bagian dari wawancara klinis
Kelemahan: