Anda di halaman 1dari 11

INVENTORI KEPRIBADIAN

SACK SENTENCES COMPLETION TEST

(SSCT)
Oleh:

KELOMPOK 6

Grace Hanna Maria Ketaren 151301015


Jeffry 151301019
Rizki Dwi Rahman 151301053
Adi Reinaldo Putra 151301083
Lusi Juliana Manalu 151301087
Dante Taufan Andika Panggabean 151301105

FAKULTAS PSIKOLOGI USU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017
Sebuah sentence completion tes terdiri dari sejumlah kalimat yang tidak lengkap yang
diberikan dengan tujuan untuk dilengkapi. Pada umumnya, tidak ada arahan selain, “Lengkapi
kalimat ini secepat mungkin. Jangan pikirkan terlalu mendalam, lengkapi dengan hal pertama
yang muncul dibenak anda.” Tes jenis ini juga biasanya tidak terstandarisasi dan jarang
diperlakukan secara kuantitatif.

HISTORICAL BACKGROUND
Karena Sentence Completion Tes merupakan variasi dari metode Word Association,
kedua teknik ini sering dibandingkan, secara umum orang-orang lebih condong ke SCT. Hal
ini dikarenakan SCT mengeliminasi banyak dari kata-kata yang terasosiasi dengan satu kata
yang digunakan sebagai stimulus, serta menyediakan kebebasan individual yang lebih besar
dan variasi respon.
Pada 1897, Ebbinghaus menggunakan kalimat tidak lengkap untuk menguji inteligensi,
yang ia definisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan atau mengintegrasikan.
Selanjutnya, salah satu pemuka dalam metode Sentence Completion yang bernama Tendler
menggunakan metode SCT untuk menguji emotional insight. Insight didefinisikan sebagai,
“Pengetahuan akan situasi dimana reaksi emosional tertentu terjadi.” Butir-butir tes ditujukan
untuk merangsang admirasi, kemarahan, cinta, kebahagiaan, benci, kerendahan diri,
kekhawatiran dan lain sebagainya. Pekerjaan Tendler ini menuai banyak kritik baik dalam
bidang teoritis maupun eksperimental. Salah satunya, dikarenakan definisi insight yang ia
kemukakan sangat dipertanyakan.
Kemudian Rohde menganjurkan agar SCT digunakan sebagai alat bagi psikolog klinis
dan ahli lainnya yang perlu mengetahui kebutuhan, konflik batin, fantasi, sentimen, perilaku,
aspirasi dan kesulitan penyesuaian diri dari klien mereka.
Seorang ahli bernama Stein menekankan validitas dari deskripsi kepribadian yang
dituliskan oleh para psikolog berdasarkan respon pada tes ini sangat dependen atau bergantung
pada pengalaman, pengetahuan, serta wawasan dari dinamika perilaku. Dia berpendapat
bahwa:

1. Ketika seorang individu diminta untuk merespon dengan hal pertama yang muncul
dibenaknya, yang biasanya ia ajukan berupa pemikiran yang tidak ia sensor.
2. Ketika diperhadapkan dengan kewajiban untuk melengkapi atau menyusun suatu
situasi yang tidak terstruktur, respon seorang individu akan mengindikasikan sifat asli
dari reaksi dan sentimennya.
3. Ketika membicarakan orang lain, seorang individu cenderung menunjukkan jati
dirinya.
Masih banyak perkembangan yang terjadi dalam metode SCT. Walaupun hal berikut
ini tidak dinyatakan sebagai suatu kesimpulan, tetapi hal berikut ini merupakan bukti dari hasil
menggunakan metode ini, yaitu metode ini dapat membedakan individu dengan permasalahan
dan psikoneurotik dari normal.

SACKS SENTENCE COMPLETION TEST

Joseph M. Sacks dan psikolog-psikolog lainnya dari New York Veterans


Administration Mental Hygiene Service mengembangkan suatu Sentece Completion Test yang
ditujukan untuk mendapatkan informasi klinis dari empat area representatif. Keempat area
tersebut adalah keluarga, seks, hubungan intepersonal, dan konsep diri. Informasi-informasi
dari sini sangat berguna dalam menyaring pasien untuk terapi yang akan dilakukan serta
memberikan petunjuk akan isi dan dinamika dari sikap dan perasaan sang pasien.
Dalam area keluarga, didalamnya terdapat tiga sets sikap, masing-masing ditujukan
pada ibu, ayah dan anggota keluarga. Setiapnya direpresentasikan oleh empat aitem yang
menrangsang subjek untuk menunjukkan sikapnya kepada kedua orangtuanya dan kepada
keseluruhan keluarganya. Dalam area seks, didalamnya terdapat sikap yang ditunjukkan ke
lawan jenis dan pada hubungan heteroseksual. Kedelepan aitem dalam area ini ditujukan untuk
membuat subjek menunjukkan sikapnya kepada lawan jenis sebagai individu sosial, sikapnya
terhadap pernikahan, dan juga sikapnya terhadap hubungan seksual. Dalam area hubungan
interpersonal, didalamnya terdapat sikap yang ditujukan kepada teman dan kenalan, rekan
dalam dunia pekerjaan maupun sekolah, atasan dalam dunia pekerjaan maupun sekolah.
Keenam belas aitem dalam area ini memberikan kesempatan bagi subjek untuk menunjukkan
perasaannya terhadap orang lain dan pemikiran dia akan perasaan orang lain mengenai dirinya.
Dalam area konsep diri melibatkan ketakutan, rasa bersalah, tujuan, dan sikap terhadap
kemampuan, masa lalu, dan masa depan diri sendiri. Sikap yang ditujukkan pada area ini
memberikan gambaran kepada psikolog bagaimana konsep diri pasien saat ini, pada masa lalu,
bagaimana ia mengharapkan dirinya di masa depan dan bagaimana ia sebenarnya berpikir akan
jati dirinya di masa depan. Untuk area ini terdapat dua puluh empat aitem.
CONSTRUCTION OF THE TEST

Tes ini terdiri dari enam puluh aitem sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Tes ini
dikonstruksi dengan cara: dua puluh psikolog klinis diminta untuk mengajukan tiga aitem
Sentence Completion dengan maksud untuk mendapatkan sikap yang signifikan untuk tiap
kategori. Kemudian, digabungkan dengan aitem yang telah dipilih dari literatur mengenai
Sentence Completion. Dari proses ini didapat dua ratus delapan puluh aitem, dengan jumlah
empat belas sampai dua puluh delapan aitem perkategori. Kedua puluh psikolog kemudian
diminta untuk memilih empat aitem dari tiap kategori yang menurut mereka paling cocok untuk
mendapatkan sikap yang signifikan dalam kategori tersebut. Aitem-aitem dengan frekuensi
terpilih paling banyak dijadikan aitem tes akhir.

(JEFFRY)
(ADI)
RELIABILITY AND VALIDITY

Tiga psikolog menilai tingkatan dari gangguan dari 100 subjek dengan 15 kategori yang
berdasarkan pada respon kalimat penyelesaian pada subjek. Psikiater yang menciptakan subjek
ini membuat suatu penilaian yang bersifat bebas dari tingkatan gangguan mereka dengan 15
kategori berdasarkan pada dugaan klinis dari sabjek tersebut. Realibilitas dari penilaian
psikolog dari tingkatan gangguan diindikasikan dengan persetujuan dari dua atau tiga psikolog
dalam 92% dari 1500 tingkatan. Psikiater tidak mempunyai pangetahuan mengenai respon
SSCT. Ketika tingkatan dari psikolog dihubungkan dengan tingkatan psikiater koefisien
kontengensinya ditemukan dari 0.48 sampai 0.57, dengan standar eror 0.02 dan 0.03. Kedua
contoh tersebut mengidentifikasi bahwa tingkatan psikolog dan psikiater memiliki suatu nilai
yang signifikan, hubungan positif dengan para psikiater. Untuk ke 50 subjek psikolog
menyusun rangkuman yang interpretatif dari ke limabelas sikap, yang didasari pada respon
subjek ke empat item-item termasuk dibawah tiap sikap. Rangkuman-rangkuman yang
interpretatif di tambahkan ke para psikiater, yang menilai mereka dengan menghargai
persetujuan mereka dengan penemuan klinis. Dengan 77% dari pernyataan tersebut di nilai
pada persetujuan yang bersifat tertutup atau persetujuan yang parsial dengan penemuan klinis.
Hasil dari SSCT compare favorably dengan temuan dalam pembelajaran-pembelajaran yang
divalidasi dari metode-metode lain dari pembelajaran yang pesronal seperti Uji Rorschach dan
TAT [23, 40, 52].

Pengalaman dengan uji pengembangan tersebut telah mendemontrasikan kebutuhan


untuk revisi yang minor dalam pengucapan dari beberapa item untuk mendapatkan kebebasan
terbesar dari tanggapan atau respon, dan untuk subsitusi dari item yang baru untuk item-item
yang ditujukan untuk medatangkan klise dan cliches. Revisi-revisi ini sekarang sedang dalam
proses.
ADMINISTRATION OF THE TEST

SSCT dapat diadministrasi secara individual maupun kelompok yang membutuhkan waktu 20
menit sampai 40 menit. Para subjek diminta untuk membaca instruksi yang tertera di buku soal
dan mengajukan pertanyaan jika kurang paham mengenai instruksi.

Instruksinya sebagi berikut:

Berikut ini adalah enam puluh kalimat yang tidak lengkap. Bacalah setiap item dengan
seksama dan selesaikan dengan menuliskan hal pertama atau ide yang muncul di benak Anda.
Lengkapilah semua kalimat ini secepat mungkin. Jika Anda meninggalkan item yang belum
selesai, tandai / lingkari item itu dan selesaikan lagi nanti.

Subjek biasanya menanyakan “Haruskah saya meluangkan waktu untuk memikirkan jawaban
yang masuk akal?”. Perlu ditekankan bahwa tanggapan harus terdiri dari reaksi spontan
pertama terhadap setiap item stimulus, dan subjek tidak boleh berhenti memikirkan
penyelesaian logis. Pertanyaan lainnya yaitu “Haruskah saya menulis satu kata saja?”. Dalam
hal ini, subjek diberi tahu bahwa satu kata ataupun satu kelompok kata bisa diterima, dan itu
merupakan pemikiran spontan subjek yang muncul. Subjek terkadang bertanya pada
“pemeriksa /examiner” , apakah respon yang mereka berikan sudah benar. Jawaban yang harus
kita berikan adalah mengatakan bahwa respon mereka baik jika respon itu menggambarkan
respon spontan mereka terhadap suatu item. Dalam proses menanggapi item, subjek terkadang
bertanya kepada “pemeriksa /examiner” mengenai makna dari item yang tertera di SSCT.
Pemeriksa /examiner diijinkan untuk memberi penjelasan, misalnya, bahwa "jarang" (dalam
butir 1) berarti "hampir tidak pernah". Namun jika subjek meminta untuk diberi penjelasan
mengenai seluruh item maka kita harus menyuruh dia untuk menanggapi item sesuai dengan
pengertian yang dia miliki mengenai item itu. Dengan kata lain, kita tidak diharuskan untuk
memberi penjelasan mengenai seluruh item itu kepada subjek.

Saat subjek siap untuk menanggapi item yang pertama, waktu awal harus dicatat di pojok kanan
atas halaman. Kemudian saat subjek memutar kertasnya, waktu finishing harus dicatat juga.
Bila memungkinkan, kita juga harus melakukan penyelidikan. Pemeriksa menyeleksi
tanggapan yang tampak signifikan atau samar dan meminta subjek untuk "coba beri tahu saya
sedikit lagi tentang hal ini"(tell me more about this). Nilai dalam prosedur ini dimunculkan
oleh beberapa kejadian/insiden. Salah satu kasusnya adalah tanggapan pasien depresi dan tidak
produktif : "ingatan masa kecilku yang paling nyata adalah sebuah kecelakaan". Ketika dia
diminta untuk menceritakan hal tersebut, dia menghubungkan peristiwa itu dengan kejadian-
kejadian lain yang dia alami selama dia berusia 5 tahun. Saat bermain dengan anak lain di
dapur, dia mengguncang sepoci air panas, yang menyiram teman bermainnya dan
mengakibatkan temannya meninggal. Sampai dia kemudian bisa mendiskusikan kejadian ini
dengan terapisnya.

Sementara metode administrasi standar mengharuskan subjek membaca stimulus dan


meresponsnya secara tertulis, namun dengan beberapa pasien yang cemas(anxious patient),
akan efektif jika kita memberi tahu item secara lisan dan mencatat tanggapan lisan pasien.
Pasien-pasien ini sering menggunakan item SSCT sebagai rangsangan untuk berbaur, dan
mereka memberi tahu kemudian bahwa mereka "merasa jauh lebih baik". Metode lisan juga
memberi kesempatan pemeriksa/examiner untuk mencatat item tertentu yang menjadi sasaran
subjek dengan mengamati waktu reaksi, flushing, ekspresi wajah, perubahan nada atau volume
suara, dan perilaku umum.

INTERPRETATION AND SCORING

Lembar penilaian telah dirancang untuk SSCT yang akan dibawa bersama. Di bawah setiap
sikap terdapat empat item stimulus dan tanggapan subjek terhadapnya. Contohnya sebagai
berikut:

Sikap terhadap Ayah

Item
1. Aku merasa bahwa Ayah saya jarang bekerja.
16. Jika Ayahku hanya melakukan yang lebih baik.
31. Saya berharap Ayah saya mati.
46. Saya merasa bahwa ayah saya tidak baik.

Tulisan dengan font Italic merupakan respon dari subjek. Keempat respon di atas merupakan
pertimbangan bersama dan hasil interpretasinya dihasilkan melalui kesan para klinis terhadap
sikap pasien ketika tes SSCT berlangsung. Dalam hal ini kesimpulan menyatakan adanya:
"permusuhan dan penghinaan ekstrim dengan harapan kematian yang nyata".
Sebuah penilaian kemudian dibuat dari tingkat gangguan subjek di area ini, menurut skala
berikut:
2. Sangat terganggu(severely disturbed)
Muncul untuk meminta bantuan terapeutik dalam menangani konflik emosional
1. Sedikit terganggu(mildly disturbed)
Memiliki konflik emosional, namun tampaknya mampu menangani mereka tanpa
bantuan terapeutik.
0. Tidak ada gangguan signifikan yang dicatat
X. Tidak diketahui karena tidak cukup bukti

Metode penilaian empat respon ini berbeda dari prosedur yang digunakan oleh Tendler, Rotter
dan Willerman, dan lainnya yang telah menggunakan teknik penyelesaian kalimat. Dalam
metode tradisional terdapat penilaian tanggapan individu dan sampai pada penilaian akhir
penyesuaian dengan penambahan peringkat individual. Penulis SSCT merasa bahwa lebih tepat
untuk menunjukkan area gangguan dan untuk menentukannya melalui konstelasi respon.
Validitas rating tentu saja tergantung pada latar belakang klinis dan ketajaman pemeriksa serta
materi yang dihasilkan oleh subjek. Bagi mereka yang memiliki sedikit pengalaman dengan
metode ini, contoh interpretasi dan penilaian akan ketahuan.

Setelah ringkasan dan penilaian dari masing-masing sikap, garis besar disajikan untuk
ringkasan umum temuan SSCT yang akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Sebuah pernyataan dari area di mana subjek menunjukkan sikap yang paling
terganggu. Ini mungkin memberikan petunjuk penting bagi terapis.
2. Penjelasan keterkaitan antara sikap dengan hormat terhadap konten. Hal ini sering
menyiratkan faktor dinamis dalam sebuah kasus.
Contohnya subjek 1 menggambarkan ibunya sebagai “terlalu gugup” dan “picik”. Dia berpikir
bahwa kebanyakan ibu “memiliki terlalu banyak keinginan untuk anak-anak mereka dan
merusak mereka”. Dia merasa bahwa keluarganya “baik-baik saja”, tetapi mereka merawatnya
seperti “anak laki-laki”. Dia sangat bermusuhan dengan wanita yang dia anggap "tidak dapat
dipercaya dan tidak benar". Dia berhati-hati dengan pernikahan- "akan lebih bagus jika
semuanya sudah selesai sebelumnya". Dia menganggap ayahnya pria yang baik, tapi berharap
Ayahnya "berhenti menjadi sangat keras kepala". Dia agak menghina atasan. Dia tidak
menyukai orang yang kecil. Ingatan masa kecilnya yang paling jelas "kesalahan yang saya
lakukan". Dia takut pada dirinya sendiri, dan bila ada kemungkinan yang ingin melawannya,
dia akan berhenti atau diam. Namun dia yakin dia memiliki kemampuan untuk "melakukan
apapun". Sikapnya terhadap masa depan bersifat dangkal dan agak tidak realistis. Suatu hari
dia mengharapkan "menghasilkan sejuta".
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SSCT

Dari uraian mengenai Sack Sentence Completion Test (SSCT) di atas, kami menyimpulkan
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh tes ini sebagai berikut:

Kelebihan:

1. Tes ini memberikan kebebasan kepada subjek untuk merespon item sebagai stimulus
2. Mudah diadministrasikan atau pemberian penjelasan mengenai tes
3. Menyenangkan bagi subjek dalam mengerjakan tes
4. Tujuan disamarkan pada beberapa proyeksi respon item
5. Bisa menjadi bagian dari wawancara klinis
Kelemahan:

1. Memiliki reliabilitas dan validitas yang rendah karena pengukurannya melalui


interpretasi langsung oleh psikolog yangmana masing-masing psikolog memiliki
kemampuan khusus masing-masing yang berpengaruh pada hasil interpretasinya
2. Gaya respon yang diberikan subjek berperan kuat dalam hasil interpretasi
3. Interpretasi bisa menghabiskan waktu yang lama
4. Butuh untuk mengetahui literatur subjek atau gaya bahasa subjek
DAFTAR PUSTAKA

Abt, Lawrence Edwin & Bellak, Leopold.(1950).Projective Psychology.New York: Grove


Press Inc.

Anda mungkin juga menyukai