Anda di halaman 1dari 14

http://yayuhandayasari92.blogspot.co.id/2013/05/makalah-role-playing.

html
PEMBAHASAN
MODEL PEMBELAJARAN
ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)
A. Pengertian Model Pembelajaran Role Playing
Dalam buku Pembelajaran Kontekstual (Komalasari : 2010) Model Pembelajaran Role
Playing adalah suatu tipe Model pembelajaran Pelayanan (Sercvice Learning). Model
pembelajaran ini adalah suatu model penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan
imajinasi dan penghayatan murid. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan murid
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benada mati. Permainan ini pada umumnya
dilakukan lebih dari satu orang, hal ini bergantung kepada apa yang di perankan. Sedangkan
menurut Jill Hadfield Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang
didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang Dalam role playing murid
dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam
kelas. Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana
pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang
lain. Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan
dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Adanya model
pembelajaran Role Playing dalam buku Model Pembelajaran (2008:25) didasarkan pada:
pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik
kedalam situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong
siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan perasaannya. Ketiga, bahwa proses
psikologis melibatkan sikap, niali dan keyakinan (belief) kita serta mengarahkan pada kesadaran
melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis . model pembelajaran ini dipelopori oleh
George Shafel.
Model pembelajaran role playing atau bermain peran ini merupakan pembelajaran yang
lebih menekankan pada permainan gerak dan siswa biasanya di latih untuk memahami,
memperagakan setiap peran peran yang di perankan nya untuk selanjutnya biasanya siswa di
tugaskan untuk memberikan penilaian baik kekurangan atau kelebihan dari peran yang
dimainkan ataupun juga jalan cerita yang di perankannya. Selain penialaian terhadap peran,
penilaaian terhadap jalan cerita dalam role playing tersebut biasanya di jadikan bahan refleksi
dalam model pembelajaran role playing misalnya menentukan apa isi dari cerita tersebut, hikmah
yang di dapat dalam ceritanya dan lain- lain.
Menurut Miftahul Ala dalam bukunya Quantum Teaching (2011:49) metode
pembelajaran Role playing (bermain peran) adalah merupakan cara penguasaan bahanbahan
pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dimiliki oleh setiap siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankan memerankan

1.

2.
3.

4.

sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini umumnya dilakukan lebih dari satu orang,
itu bergantung kepada apa yang di perankan.
Nama lain dari pembelajaran role playing ini adalah Sosiodrama. Sosiodrama (Role
playing) oleh Syaiful (2011:213) berasal dari kata Sosio dan drama. Sosio berarti sosial
menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukan pada kegiatankegiatan sosial, dan
drama berarti mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Jadi sosiodrama adalah
metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat
memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Dalam buku Dasar-Dasar
proses belajar mengajar (1987: 84) sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya
dan dalam proses pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Dalam teknik pengajaran berbahasa (1986:122) teknik bermain peran sangat baik untuk
mendidik siswa dalam menggunakan ragam-ragam bahasa. Cara berbicara orang tua tentu
berbeda dengan cara berbicara anak-anak. Cara berbicara penjual berbeda pula dengan cara
berbicara pembeli. Fungsi dan peranan seseorang menuntut cara berbicara dan berbahasa tertentu
pula. Dalam bermain peran, siswa bertindak, berlaku, dan berbahasa sesuai dengan peranan
orang yang diperankannya. Misalnya sebagai guru, orang tua, polisi, hakim, dan sebagainya.
Setiap tokoh yang di perankan menuntut karakteristik tertentu pula.
Tujuan dari metode pembelajaran bermain peran ini menurut Oemar Hamalik (2001:198)
disesuaikan dengan jenis belajar, diantaranya sebagai berikut :
Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertrentu sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Tujuannya adalah untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interaktif
atau keterampilan-keterampilan reaktif.
Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri dengan pelaku
(aktor) dan tingkah laku mereka.
Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) prilaku para pemain atau
pemegang peeran yang telah ditampilkan. Tujuannya adalah untuk mngembangkan prosedurprosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari perilaku keterampilan yang telah
didramatisasikan.
Belajar melalui pemgkajian, penilaian dan pengulangan. Para peserta dapat memperbaiki
keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.
Menurut Wina Sanjaya (2006:161) metode role playing ini merupakan sebagian dari
simulasi yang diarahkan utuk mengkreasikan peristiwa- peristiwa aktual atau kejadian- kejadian
yang mungkin muncul pada masa mendatang.

B. Karakteristik, Prinsip, Prosedur dan pola pembelajaran Role Playing


Pada (http://ras-eko.blogspot.com) Bermain peran pada prinsipnya merupakan
pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu

pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi
agar peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan
masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/ alternatif pendapat bagi
pengembangan peran-peran tersebut. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang
diangkat dalam pertunjukan, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan
peran.
Langkahlangkah atau prosedur dalam pelaksanaan model pembelajaran role playing ini
adalah :
1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari atau beberapa hari sebelum
KBM (kegiatan belajar mengajar) guna mempersiapkan peran yang terdapat dalam skenario
tersebut.
3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam materi tersebut.
5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
sebelumnya.
6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati
skenario yang sedang diperagakan.
7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk
membahas skenario tersebut. Misalnya menilai peran yang dilakonkan, mencari kelemahan dan
kelebihan dari peran tersebut atau pun alur/ jalan ceritanya.
8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil dan kesimpulannya.
9. Guru memberikan kesimpulan secara umum atau menjgevalusi seluruh kegiatan.
10. Evaluasi/ refleksi.
11. Penutup
Tahapan pembelajaran Role Playing atau bermain peran seperti yang penulis kutip dari
Shaftel dan Shaftel, (dalam E. Mulyasa, 2003) meliputi :
1.
2.

menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik;


memilih peran;

3.
4.

menyusun tahap-tahap peran;


menyiapkan pengamat;

5.
6.

tahap pemeranan;
diskusi dan evaluasi tahap I ;

7.
8.

pemeranan ulang; dan


diskusi dan evaluasi tahap II; dan

9.

membagi pengalaman dan pengambilan keputusan.


Berdasarkan tahapan tersebut, terlihat bahwa terdapat dua tahap pemeranan dalamRole
Playing. Namun, tahapan ini masih dapat dimodifikasi. Dua diantara kemungkinan modifikasi yang
dapat digunakan adalah

1)

Role playing dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga untuk sub materi pertama dapat
diperankan oleh kelompok pertama, untuk sub materi kedua dapat diperankan oleh kelompok

kedua, dan seterusnya. Hal ini berarti Role Playing dengan modifikasi seperti ini, hanya terdapat
satu tahapan pemeranan untuk setiap kelompok.
2) Role Playing dilakukan oleh sekelompok pemeran yang telah dibentuk bersama oleh guru dan
siswa. Tahapan pemeranan untuk sub-sub materi yang akan dipelajari dapat sepenuhnya
diperankan oleh pemeran yang ditunjuk atau satu sub materi diperankan oleh pemeran yang
ditunjuk sebagai contoh dan sub materi yang lain diperankan oleh kelompok pemeran yang lain
yang telah disusun oleh siswa sendiri.

1.
2.
3.

1)

2)

3)

Menurut Israni (36: 2012) penggunaan metode sosiodrama atau bermain peran dilakukan :
Apabila ingin melatih para siswa agar mereka dapat menyelesaikan masalah yang bersifat sosial
psikologis.
Apabila ingin melatih para siswa agar mereka dapat bergaul dan memeberi pemahaman terhadap
orang lain serta masalahnya.
Apabila ingin mneerangkan suatu peristiwa yang didalamnya menyangkut banyak orang.
Adapun pola dalam pembelaran role playing ini disesuaikan dengan tujuan-tujuan yang
menuntut bentuk partisipasi tertentu, yaitu pemain,pengamat dan pengkaji.
Tiga pola organisasi yaitu sebagai berikut:
Bermain peran tunggal ( single role-play) mayoritas siswa bertindak sebagai pengamat terhadap
permainan yang sedang dipertunjukan (sosiodrama). Tujuannya adalah untuk membentuk sikap
dan nilai.
Bermain peran jamak (multiple role-play) para siswa di bagi-bagi menjadi beberapa kelompok
dengan banyak anggota yang sama dan penentunya disesuaikan dengan banyaknya peran yang
dibutuhkan. Tiap peserta memegang dan memainkan peran tertentu dalam kelompoknya masingmasing. Tujuannya juga untuk mengembangkan sikap.
Peran ulangan(role repetition) peran utama suatu drama atau simmulasi dapat dilakukan oleh
setiap siswa secara bergiliran. Dalam situasi seperti itu setiap siswa belajar melakukan,
mengamati dan membandingkan, perilaku yang ditampilkan oleh pemeran sebelumnya.
Pendekatan itu banyak dilaksanakan dalamm rangka mengembangkan keterampilanketerampilan interaktif.
Pada role playing ini meski pembelajaran melibatkan seluruh siswa dan guru tidak
menjadi satu-satunya sumber informasi. Disini guru tetap memiliki peran penting. Guru/
pimpinan memberikan penjelasan tentag peran-peran yang akan ditampilkan dan tujuan-tujuan
yang hendak dicapai oleh latihan itu. Guru juga perlu mengusahakan suasana bermain yang
menyenangkan dan mencegah timbulnya kecemasan atau praduga yang jelek. Selain itu pada
akhir latihan guru atau pimpinan perlu melakukan umpan balik dan menarik kesimpulankesimpulan umum. Kritik-kritik yang bersifat merusak hendaknya dihindari, dalam hal ini guru
bertindak sebagai wasit.

C. Kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Role Playing


Setiap metode pembelajaran tidak ada yang sempurna, karena masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihannya tersendiri. Oleh karena itu peran pendidik penting dalam

menyesuaikan metode mana yang sesuai untuk di terapkan dalam menyampaikan materi tertentu.
Adapun kelemahan dan kelebihan dari metode pembelajaran Role Playing ini diantaranya
adalah :
Kelebihan Metode Pembelajaran Role Playing:
1. Melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan untuk memajukan
kemampuannya dalam bekerja sama.
2. Siswa juga dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
3. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
4. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu
yang berbeda.
5. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
6. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.
7. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.
8. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
9. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir
hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.
10. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan /
membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Selain itu menurut Miftahul Ala (2011:93) metode pembelajaran Role playing selain memiliki
kelebihan yaitu melibatkan seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk
memajukan kemampuannya dalam kerja sama, kelebihan lainnya yaitu guru dapat mengevaluasi
pemahaman tiap siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan permainan. Permainan
merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak.
Kelemahan Metode Pembelajaran Role Playing
1. Metode bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang/banyak.
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini
tidak semua guru memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu
adegan tertentu.
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat
memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
6. Sebagian besar anak yang tidak ikut drama mereka menjadi kurang aktif.
7. Memerlukan tempat yag cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan gerak para
pemain kurang bebas.
8. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton yang kadang-kadang bertepuk
tangan.

1.
2.
3.
4.

Menurut Syaiful (2011:214) ada beberapa cara untuk mengatasi kelemahan kelemahan
pada metode pembelajaran sosio drama atau role playing ini diantaranya:
Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk dapat memecahkan masalah hubungan sosialyang
aktual ada di masyarakat.
Guru harus dapat memilih masalah yang urgent sehingga menarik minat anak. Ia dapat
menjelaskan dengan baik dan menarik, sehingga menarik minat anak.
Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakansambil mengatur adegan
pertama
Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan di dramakan harus sesuai dengan waktu yang
tersedia.

D. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM PELAJARAN


MATEMATIKA
Dalam pelajaran matematika, biasanya proses belajar mengajar yang berlangsung kurang
menarik, menjenuhkan dan membosankan. Hal ini membuat pelajaran matematika menjadi
jarang disukai pesertya didik. Metode pembelajaran yang biasa di pakai saat proses pembelajaran
di dominasi oleh metode ceramah, sehingga pembelajaran kurang menarik. Oleh karena itu,
seorang guru harus dapat lebih kreatif lagi untuk menerapkan metode pembelajaran yang
menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan, sehingga selain tujuan pembelajaran yang
tersampaikan dengan baik pembelajaran pun menjadi tidak membosankan. Misalnya pada mata
pelajaran matematika dengan materi aritmatika sosial, pembelajaran ini dapat di terapkan dengan
beberapa metode pembelajaran, salah satu diantaranya yaitu metode pembelajarn role playing.
Penerapan metode role playing pada materi aritmatika sosial ini bertujuan agar selain
siswa memahami dan mengerti mengenai bahasan-bahasan pada materi ini seperti harga jual,
harga beli, untung, rugi, dan lain-lain, tetapi pembelajaran juga akan lebih menarik dan lebih
bermakna karena siswa dapat mempraktekan langsung proses jual beli tersebut. Proses
pembelajaran role playing pada pembahasan materi aritmatika ini akan lebih membantu siswa
dan guru dalam mencapai standar kompetensi yang memang di harapkan.
Pembelajaran materi Aritmatika Sosial dengan menggunakan teknik pembelajaran Role Playing.
Tahapan kegiatan pembelajaran Role Playing pada tulisan ini merupakan modifikasi dari
tahapan-tahapan yang disampaikan oleh Shaftel dan Shaftel (dalam E. Mulyasa, 2003), yaitu
tahapan pemeranan dilakukan oleh sekelompok pemeran untuk satu sub materi sebagai contoh,
dan sub materi lainnya diperankan oleh kelompok lain yang telah disusun oleh siswa sendiri.
Langkah- langkah Role Playing dalam pembelajaran aritmatika sosial:
Persiapan
a)

Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran, yaitu topik
harga jual, harga beli, untung dan rugi. Sehingga tujuan dalam pembelajaran yang ingin dicapai
adalah siswa mendeskripsikan harga jual, harga beli, untung, persentase untung, rugi dan
persentase rugi.

b)

Memotivasi peserta didik dan memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan diperankan,
misalnya seorang pembeli akan melakukan transaksi jual beli di sebuah pertokoan, maka siswa
diberikan gambaran apa yang dilakukan oleh pembeli dan penjual dalam transaksi tersebut.

c)

Menetapkan pemain yang akan terlibat dalam Role Playing, peranan yang harus diperankan oleh
pemeran dan waktu yang disediakan untuk melakukan kegiatan Role Playing.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam
pemeranan Role Playing.
Pelaksanaan
a)

Role Playing mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

b) Siswa lainnya sebagai pengamat mengikut dengan penuh perhatian.


c) Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.
Penutup.
a)

Melakukan diskusi tentang kegiatan Role Playing yang baru saja dilakukan khususnya pada
kegiatan yang mengarah pada konsep harga jual, harga beli, untung, persentase untung, rugi, dan
persentase rugi.

b)

Siswa yang memainkan peran dapat membagi pengalamannya pada siswa yang tidak memainkan
peran.

c) Guru bersama siswa merumuskan kesimpulan.


d) Menyuruh siswa membentuk kelompok untuk memerankan situasi yang berkaitan dengan sub
materi pokok selanjutnya.
Materi aritmatika sosial pada sub materi pokok uang dalam perdagangan (harga jual, harga beli,
untung, persentase untung, rugi, dan persentase rugi)
1. Harga jual adalah nilai uang dari suatu barang yang dijual.
2.
3.

Harga beli adalah nilai uang dari suatu barang yang dibeli.
Untung, jika harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian.

Besar untung = harga penjualan harga pembelian


4. Persentase untung adalah besar keuntungan yang diperoleh dalam satuan persen berdasarkan
harga pembelian

5.

Rugi, jika harga penjualan lebih kecil daripada harga pembelian.

6.

Besar rugi = harga pembelian harga penjualan


Presentase rugi adalah besar kerugian yang diderita dalam satuan persen berdasarkan harga
pembelian

Sebelum menerapkan metode pembelajaran role playing ini guru tentu harus
mempersiapkan skenario yang akan di perankan siswa. Contoh skenario yang dapat dipakai
untuk pembelajaran dengan metode role playing pada materi aritmatika sosial ini adalah :
Tokoh:

1.

Pak Rian sebagai pembeli dari toko grosir.

2.
3.

Bu Rian, istri pak Rian yang membantu pak Rian berjualan di toko.
Bu Ade sebagai karyawan toko gorsir SERBA ADA.

4.
5.

Yayu sebagai pembeli pertama.


Evi sebagai pembeli terakhir.
Suatu hari pak Rian pergi ke toko grosir SERBA ADA untuk membeli 20 potong busana muslim.
Pak Rian
: Selamat siang Bu
Bu Ade
Pak Rian
Bu Ade

: Selamat siang Bapak, ada yang bisa saya Bantu?


: Apa ada busana muslim model baru Bu

:oh ada Bapak, Bapak mau yang harga berapa?


Pak Rian memilih beberapa odel baju. Akhirnya setelah sekian lama memilih, pak Rian

menemukan model busana yang diinginkan.


Pak Rian
:Saya pilih yang model ini saja bu, berapa harganya?
Bu Ade
:Oh kalau itu, memang model yang paling digemari remaja-remaja muslim akhir-akhir
ini Bapak.bagus sekali pilihan bapak. Kalau model yang ini satu kemasan terdiri dari ukuran M, L
dan XL. Setiap kemasannya kami beri harga Rp 120.000,00. Nanti ada beberapa pilihan warna
Bapak. Bapak mau ambil berapa kemasan?
Pak Rian
Bu Ade

: Ehm, kalu begitu saya ambil 10 kemasan


:Oh iya bapak, warna apa saja bapak?

Bu Ade
:Warna merahnya 2, warna putihnya 3, warna hijaunya 2, warna ungunya 1, dan
warna jingganya 2
Setelah menunggu beberapa saat,Bu Ade datang membawa barang yang dibeli pak Rian
dan nota pembelian pak Rian.
Bu Ade
Pak Rian

:Ini bapak barangnya, dan ini nota pembeliannya


:jadi semuanya Rp. 1.200.000,00 Bu ya?, ini uangnya.

Setelah pak Rian membayar busana yang dibelinya, pak Rian langsung pulang ke tokonya
dan menata busana yang baru saja dibelinya di etalase. Selang beberapa menit, seorang pembeli
datang ingin membeli busana muslim itu.
Pembeli 1
:Berapa harga busana muslim ini, Pak?
Pak Rian
Pembeli 1

:Kalau yang itu Rp. 65.000,00, Mbak


:Apa tidak boleh kurang, Pak?

Bu Rian
Pembeli 1

:Mbak nawarnya berapa?


:Rp 50.000,00 boleh?

Pak Rian
Pembeli 1

:Ya dinaikkan lagi to Mbak


:Pasnya berapa sih Bu?

Bu Rian
Pembeli 1

:Ya sudah, saya kasihkan Rp 60.000,00 saja buat mbak, gimana?


: Tidak bisa kurang lagi ya Bu?

Pak Rian
:Kan sudah dikurangi sama ibunya, pasnya ya segitu mbak, gimana mbak, kalau
jadi saya bungkuskan, saya beri bonus tas plastic nanti.
Pembeli 1
:Ya sudah pak, saya jadi beli
Akhirnya pembeli 1 membeli busana tersebut dengan harga Rp. 60.000,00.

Bu Rian

:Alhamdulillah ya Bapak, busana yang kita beli dengan harga Rp 40.000,00 dapat

kita jual dengan harga Rp. 60.000,00


Pak Rian
:Iya Bu, kita untung Rp. 20.000,00
Akhirnya setelah beberapa hari, sisa dagangan busana muslim model baru pak Rian tinggal
satu potong. Selang beberapa menit sebelum pak Rian hendak menutup tokonya, penjual yang
terakhir datang.
Pak Rian
:Mau cari apa Mbak?
Yayu
Pak Rian

:Bapak, ada model busana muslim yang biasa digunakan artis Syahrini itu lo pak?
:Oh yang ini, kebetulan sekali Mbak tinggal satu ini. Model ini banyak yang cari.

Wah kebetulan ukurannya sesuai dengan ukuran badannya Mbak. Bagaimana Mbak, mau diambil?
Yayu
:Ukurannya sih cocok Pak, tapi warnanya kok merah sih Pak, apa tidak ada yang
lain?
Pak Rian

:Kan Bapak tadi sudah bilang, tinggal satu-satunya ini Mbak

Yayu
Pak Rian

:Berapa Pak harganya?


:Rp. 65.000,00 saja kok Mbak

Yayu
Pak Rian

:Boleh kurang kan Pak?


:Boleh, Mbak nawar berapa?

Yayu
Pak Rian

:Rp. 30.000,00 ya Pak?


:Waduh ya dinaikkan to Mbak, masa harga Rp. 65.000,00 Mbak tawar

Rp.30.000,00?
Yayu

:Kalau ada warna yang lain saya mau Pak menaikkan agak banyak, tapi yang

ini saya agak tidak suka warnanya. Begini saja Pak, saya tawar Rp.35.000,00. Bagaimana? Kalau
tidak boleh ya sudah.
Pak Rian
Yayu

:Ya sudah Mbak, saya kasihkan Rp.35.000,00, lagian saya juga sudah mau tutup.
:terima kasih pak, ini uangnya 35.000,00

Akhirnya busana muslim model baru tersebut terjual habis. Di rumah pak katiin bercerita
kepada istrinya mengenai pembeli terakhir.
Pak Rian
Bu Rian

:Bu, maaf ya, busana terakhir terjual hanya Rp.35.000,00


: Ya sudahlah Pak, tidak apa-apa, meskipun begitu, uang yang kita dapat dari

penjualan busana muslim itu saja sudah mencapai Rp. 1.635.000,00, kita sudah punya kelebihan
dari biaya yang kita keluarkan untuk membeli busana itu.
Dalam skenario diatas selain hanya siswa diajak bermain peran tapi ia juga dapat mengerti
dan faham mengenai materi aritmatika sosial. Untuk mengatasi hal-hal sepeti banyaknya waktu
terbuang ataupun kekurangan waktu, maka seorang guru harus dapat menyusun RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) dengan sebaik mungkin. Misalnya:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Mata Pelajaran
Kelas / Semester

: Matematika
: Vll/1

Standar Kompetensi : Menggunakan bentuk aljabar, persamaan, pertidaksamaan linear satu


variable dan perbandingan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial
yang sederhana.
Alokasi Waktu : 1 pertemuan (3 45 menit)
1. Indikator
1. Memberikan contoh kegiatan jual beli.
2. Mendiskripsikan keadaan untung dan rugi
3. Menentukan harga pembelian dan harga penjualan.
4. Mendiskripsikan keadaan untung dan rugi
5. Menentukan besar untung dan rugi serta besar persentasenya.

Materi
1. Pembelajaran : Harga pembelian, harga penjualan, untung dan rugi persentase untung
dan rugi
2. Materi Prasyarat : Operasi bilangan bulat
3. Teknik Pembelajaran
Role Playing (Bermain Peran).
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru

Kegiatan siswa

Waktu

Pendahuluan
1.

Menetapkan topik atau


masalah serta tujuan yang
hendak dicapai dalam
pembelajaran, yaitu topik
harga jual, harga beli,
untung dan rugi, persentase
untung dan rugi.

Memperhatikan penjelasan 10 menit


dari guru tentang topik
yang
akan
dibahas,
yaitu topik harga jual,
harga beli, untung dan rugi,
persentase untung dan
rugi. Sehingga siswa tahu

bahwa
tujuan
dalam
pembelajaran yang ingin
dicapai adalah mereka
dapat
mendeskripsikan
harga jual, harga beli,
untung, persentase untung,
rugi dan persentase rugi
2.

Mengajak siswa mengingat


kembali materi operasi
bilangan bulat sebagai
materi prasyarat materi
pelajaran
yang
akan
dibahas hari ini.

Memberi respon guru 12 menit


dengan
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan mengenai
operasi bilangan bulat.

3.

Menyampaikan pada siswa


bahwa untuk kegiatan
pembelajaran hari ini siswa
akan berpura-pura sebagai
tokoh-tokoh yang terlibat
dalam kegiatan jual beli.

Memperhatikan penjelasan 8 menit


dari guru. Diharapkan
siswa
akan
bertanya
mengenai
kegiatan
pembelajaran yang akan
dilakukan.

Kegiatan inti
1.

Memberikan
gambaran
masalah dalam situasi yang
akan diperankan, misalnya
seorang pembeli akan
melakukan transaksi jual
beli di sebuah pertokoan,
maka siswa diberikan
gambaran
apa
yang
dilakukan oleh pembeli dan
penjual dalam transaksi
tersebut.

Memperhatikan penjelasan 10 menit


dari guru agar tidak
mengalami kesulitan ketika
melaksanakan
kegiatan
bermain peran.

2.

Menetapkan pemain
akan terlibat dalam
Playing, peranan
harus diperankan

Menentukan pemain yang 5 menit


akan terlibat berdasarkan
kesepakatan semua siswa
dan persetujuan guru.

yang
Role
yang
oleh

pemeran dan waktu yang


disediakan
untuk Menentukan peranan yang
melakukan kegiatan Role dimainkan oleh setiap
Playing
pemain
berdasarkan
kesepakatan semua siswa
dan persetujuan guru.
Memperhatikan penjelasan
dari guru mengenai waktu
yang diberikan kepada
pemain untuk memainkan
perannya.
3.

Memberikan kesempatan
kepada
siswa
untuk
bertanya khususnya pada
siswa yang terlibat dalam
pemeranan Role Playing

Bertanya mengenai semua 5 menit


yang berkaitan dengan
kegiatan bermain peran
yang akan dilakukan.

4.

Guru beserta siswa yang Melaksanakan


tidak
terlibat
dalam pemerananRole Playing.
pemeranan Role Playing
memperhatikan kelompok
pemeran yang sedang
melakukan tugasnya.

30 menit

Apabila ketika role playing


sedang berlangsung ada
pemeran yang kesulitan,
guru dapat memberikan
bantuan.
5.

Melakukan diskusi tentang


kegiatan Role Playing yang
baru saja dilakukan
khususnya pada kegiatan
yang mengarah pada
konsep harga jual, harga
beli, untung, persentase
untung, rugi, dan

Siswa yang memainkan


peran dapat membagi
pengalamannya pada siswa
yang tidak memainkan
peran.
Siswa menjawab
pertanyaan guru mengenai
konsep harga jual, harga

20 menit

6.

persentase rugi.

beli, untung, persentase


untung, rugi, dan
persentase rugi dengan
menceritakan kejadiankejadian dalam Role
Playing yang berhubungan
dengan konsep-konsep
tersebut.

Memberikan tes secara


individu kepada siswa
untuk
mengetahuipemahaman
siswa terhadap materi
pelajaran

Mengerjakan tes secara


individu

15 menit

Kegiatan penutup
1.

Membimbing siswa
membuat rangkuman
tentang materi
pembelajaran hari ini

Membuat rangkuman
tentang materi
pembelajaran hari ini
dengan bimbingan dari
guru.

10 menit

2.

Melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran

melakukan refleksi
kegiatan pembelajaran

5 menit

3.

Memberikan PR.

Mencatat PR yang
diberikan oleh guru.
Mendengarkan informasi
tugas kelompok yang
diberikan oleh guru

5 menit

Menyuruh siswa untuk


membuat kelompok peran
yang terdiri dari 4 orang
untuk melakukan kegiatan
role playing pada sub
materi selanjutnya yang
dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya.

Dari gambaran pelaksanaan pembelajaran tersebut dapat terlihat bahwa model


pembelajaran role playing ini dapat di terapkan dalam matematika, tidak hanya dalam materi

aritmatika saja, tetapi dalam materi lain pun guru harus kreatif untuk dapat memodivikasi dan
mengkombinasi model pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar,
menyenangkan dan yang paling penting adalah tujuan dari proses belajar tersebut tercapai.

Anda mungkin juga menyukai