Anda di halaman 1dari 10

Teori Kepemimpinan (Psikologi Sosial)

Teori Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri.
Teori
sifat
berkembang
pertama
kali
di
Yunani
Kuno
dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan the greatma theory.
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
yang
berpandangan
bahwaa
sifat

sifat
kepemimpinan
tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat
sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecenderungan kea rah dua hal
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela
bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan
seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan
tingkat kedewasaan bawahan
.
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang
optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem
organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
Substansinya adalah manusia bukan tugas
.
Kurang menekankan hirarki
Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma

Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama


4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme
tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja
lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku
.
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs,
esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan
untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya
agar timbul kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan
mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik
kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi,
mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan
dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para
pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara
umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan motivated organism. Organisasi
memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi
organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi
kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila
dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok, yaitu; (1), kepemimpinan
yang sesuai dan memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan
kemampuan-nya, (2), organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan
kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan, dan (3), interaksi
yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan anggota untuk menggalang persatuan dan

kesatuan serta hidup damai bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan,
kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain, melainkan sesuatu
yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard & Zigarmi, 2001).
Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja
anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk
bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide
sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada
bawahannya.
.
PENGERTIAN KEPEMIMPINANDari akar kata pimpin kita mengenal kata pemimpin dan
kepemimpinan.Dalam Ensiklopedi Umum, halaman 549 kata kepemimpinan
ditafsirkansebagai hubungan yang erat antara seorang dan sekelompok manusiakarena adanya
kepentingan bersama; hubungan Itu ditandai oleh tingkahlaku yang tertuju dan terbimbing dari
manusla yang seorang itu. Manusiaatau orang ini biasanya disebut yang memimpin atau
pemimpin, sedangkankelompok manusia yang mengikutinya disebut yang dipimpin
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan
orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan
kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk
berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus
yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh
satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono,
2002).

Hal ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
Dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia;
Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan
dan tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik
dari bawahannya
Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamworkdalam usaha mencapai tujuan; ikhlas
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang
kemudian diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani
untuk berbuat kesalahan yang lain
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya
Dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
Berikut ini disajikan beberapa gaya kepemimpinan :
1.Birokratis
Jenis kepemimpinan seperti ini adalah gaya yang patuh terhadap peraturan. Para pemimpin
dengan gaya kepemimpinan birokratis menganggap bahwa segala kesulitan akan dapat diatasi
jika setiap orang mematuhi peraturan. Suatu sistem adalah hal yang mutlak ada pada gaya
kepemimpinan seperti ini. Jika dikaitkan dengan dunia bisnis, gaya kepemimpinan yang
umumnya menggunakan cara kepemimpinan birokratis adalah para birokrat yang berada pada
perusahaan negara.
2. Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu berkeinginan untuk membuat setiap
orang yang berada dalam kelok puas. Gaya ini menganggap bahwa bila orang-orang merasa puas
dengan diri mereka sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan berfungsi.
Pemimpin yang permisif menginginkn agar setiao orang merasa senang dalam organisasi. Gaya
kepemimpinan seperti ini akan mengurangi turnover karyawan.
3. Laissez Faire Gaya kepemiminan seperti ini membiarkan segalanya berjalan dengan
sendirinya. Pemimpin hanya terlibat pada kuantitas kecil di mana para bawahan secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Jarang sekali perusahaan yang
menggunakan gaya kepemimpinan seperti ini. Jikalau ada umumnya gaya ini dipakai oleh
pemimpin yang sering bepergian atau bertugas sementara. Gaya kepemimpinan ini cocok
diberlakukan pada perusahaan konsultan atau auditor.
4. Partisipatif Gaya ini dipakai untuk memotifasi bawahan melalui pelibatan dalam
pengambilan keputusan. Pemimpin mengharapkan agar karyawan mampu bekerja sama dalam
pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan seperti cocok dilakukan pada perusahaan dimana
keputusan harus dilaksanakan bersama.
5. Otokratis

Gaya ini ditandai dengan kebergantingan pada yang berwenang dan menganggap bahwa
bawahan hanya akan melakukan sesuatu jika diperintah. Gaya kepemimpinan seperti ini akan
tampak seperti dictator. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin
yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dilaksanakan pada negara-negara yang menganut asas
komunis.
6. Demokratis Kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Jika ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan
sebagai suatu tim. Pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab
para bawahannya
Kepemimpinan dikatakan efektif jika mampu menumbuhkan dan memelihara serta
mengembangkan usaha dan iklim kondusif di dalam kehidupan organisasional.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan.
Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal
untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk
masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari
berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide
ketuhanan yang berlainan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen
atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya.
Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan
dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang orang yang dipimpinnya.
v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan
berkreasi pada orang orang yang dibimbingnya.
v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang orang yang diasuhnya berani
berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai
apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para
bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa :

Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik
untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain
untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak
lainnya.The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing
obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang orang sedemikian
rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas Field Manual 22-100.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
o Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas
kecerdasan rata rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi
pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengikutnya.
o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal,
seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat
pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini
kebenarannya.
o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan
untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif
dan efisien.
o Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu
berpihak kepadanya
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.
o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi
dengan bawahan.
o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan
tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin
yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu
seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun
kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel,
sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya
seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
Q Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan
motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
Q Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk
menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
Q Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan
kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin
Menurut H. Jodeph Reitz (1981) faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin
meliputi:
1) kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin,
2) harapan an perilaku atasan,
3) karakteristik harapan dan perilaku bawahan, dan
4) harapan dan perilaku rekan.
Faktor-faktor itu mempengaruhi pimpinan dan bawahan secara timbal balik.
karakteristik pemimpin berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka seorang pemimpin harus
memiliki:
- Kekuatan jasmani yang cukup
- Kekuatan rohani yang cukup
- Semangat untuk mencapai tujuan
- Penuh antusias
- Ramah dan penuh perasaan
- Jujur dan adil
- Memiliki kecakapan teknis
- Dapat mengambil keputusan
- Cerdas
- Punya kecakapan mengajar
- Penuh keyakinan
- Punya keberanian
- Ulet dan tahan uji
- Suka melindungi
- Penuh inisiatif
- Memiliki daya Tarik
- Simpatik

Percaya diri
Intelegansi tinggi
Waspada
Bergairah dalam bekerja
Bertanggung jawab
Rendah hati
Objektif

BAGAIMANA KEPEMIMPINAN AKAN BERHASIL?


ADA 7 KRITERIA :
1.

KARAKTER KUAT SEORANG PEMIMPIN

2.

MEMILIKI VISI MISI YANG JELAS

3.

MENGGIRING TANPA PAKSAAN

4.

EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM BERKOMUNIKASI

5.

PEMIMPIN YANG ANTISIPATIF TERHADAP MASALAH

6.

SUKSES MEMBERDAYAKAN TIM

7.

MENGGAPAI KESUKSESAN BERIKUTNYA

8.

KARAKTER KUAT SEORANG PEMIMPIN

1. Karismatik
Seorang pemimpin yang karismatik, akan
disegani lawan maupun kawan. Karismatik
bukanlah sikap yang dibuat-buat, tetapi
cenderung pada pancaran alami yang
muncul dalam diri. Karisma yang muncul dari setiap orang berbeda-beda, maka
tugas kita adalah memunculkan karisma kita agar berguna dalam memimpin
orang-orang yang dipimpin.
2. Memiliki Integritas.
Pemimpin yang memiliki integritas akan
lebih disegani teman ataupun lawan.
Integritas tinggi seorang pemimpin akan
membawa perubahan baik, karena
dengan integritas tersebut campur tangan
pihak lain bisa diminimalisasi.
Integritas berguna untuk menjaga agar pemimpin tetap pada jalurnya, sehingga apa
yang ditargetkan dengan mudah terpenuhi.
3. Gunakan Kekuasaan Sesuai Porsinya
Kekuasaan adalah hal penting dalam kepamimpinan. Dengan kekuasaan maka anda
akan tahu batas-batas dalam
memimpin. Kekuasaan bukanlah inti dari
kepemimpinan sebab jika kekuasaan
digunakan secara sewenang-wenang tentu
akan membuat orang lain / yang dipimpin akan lengah dan cenderung akan melawan
/ memberontak. Gunakanlah kekuasaan
sesuai porsinya dan jangan menjadikan
kekuasaan sebagai satu-satunya cara untuk memimpin

4. Komitmen Tinggi
Komitmen bisa diibaratkan seperti ikatan.
Jika memiliki komitmen berarti anda
memiliki keterikatan. Orang yang sudah merasa terikat komitmen tertentu akan sulit
untuk
pindah
pada
komitmen
lain.
Jika seorang pemimpin memiliki
komitmen
tinggi, maka akan sangat
efektif
karena bisa menjadi contoh bagi anak buah / bawahan.
5. Memiliki Ketenangan
Disaat keadaan tegang dan genting, yang
diperlukan bukanlah ketergesa-gesaan,
tetapi suatu ketenangan.
Ketenangan dalam menghadapi masalah
merupakan ciri seorang pemimpin yang
berpikiran matang dan dewasa.
6. Bersikap Adil
Sikap adil adalah mutlak yang harus
dimiliki seorang pemimpin. Keadilan harus
dimulai dari diri sendiri, karena jika sudah mampu bersikap adil terhadap diri sendiri
maka akan lebih mudah adil terhadap orang lain. Adil disini bukan berarti dipukul
rata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.
7. Beretika
Etika adalah hal penting dalam hubungan
dengan orang lain. Pemimpin yang
beretika akan mampu menyesuaikan diri
dimanapun dan kapan pun ia berada.
Etika seorang pemimpin akan
mencerminkan bagaimana kemampuan
seorang
pemimpin dan bagaimana dalam memimpin. Jika memiliki etika baik tentu kawan
dan lawan akan segan.
8. Penuh Tanggung Jawab
Seorang pemimpin harus memiliki rasa
tanggung jawab terhadap apa yang
dilakukan dirinya maupun yang
dipimpinnya. Pemimpin yang baik tidak
boleh
melempar tanggung jawab apabila
terjadi kesalahan yang dilakukan dirinya
atau
yang dipimpinya
9. Kepercayaan Diri Tinggi
Percaya diri adalah hal penting dalam setiap melakukan tindakan. Tanpa adanya rasa
percaya diri, maka semua tindakan akan
menjadi ragu-ragu. Keraguan tersebut
mengakibatkan setiap tindakan seakan
berjalan setengah-setengah karena adanya
kekhawatiran. Pemimpin yang memiliki kepercayaan diri tinggi bisa diibaratkan sudah
melangkah setengah jalan sebelum tujuan tercapai. Kepercayaan diri juga dapat
menimbulkan rasa optimis dan berani. Jadi saatnya melangkah dengan penuh percaya
diri dan yakin bahwa anda bisa
10. Tidak Takut Perubahan
Perubahan bagi seorang pemimpin bukanlah
untuk ditakuti, tetapi untuk dikelola
dengan baik. Perubahan adalah dinamika yang tidak bisa dihindarkan dalam sendi
kehidupan. Jika ingin mencapai tujuan, tentu harus mau tidak mau lebih adaptif
terhadap setiap perubahan.
Manusia adalah makhluk dinamis yang
mampu menerima hal baru asalkan sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat. Adanya perubahan merupakan sebuah
tantangan yang mengasyikkan jika mampu menikmatinya.

11. Berani Berkorban


Sifat sesungguhnya dari sebuah kepemimpinan adalah pengorbanan. Semakin tinggi
kepemimpinan
maka
akan
semakin
tinggi
pula
pengorbanannya.
Pemimpin ideal adalah pemimpin yang tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi
juga anak buah / karyawannya. Dengan
bersikap seperti itu maka loyalitas akan
terbangun dengan sendirinya.
12. Menjunjung Tinggi Kejujuran
Kejujuran adalah hal mutlak dalam rangka mencapai tujuan. Tanpa kejujuran, maka
akan banyak hambatan yang berujung pada kegagalan pencapaian.
13. Disiplin
Disiplin merupakan salah satu kunci
utama keberhasilan. Jangan sekali-kali
bertindak indisipliner sebab akan menghambat kinerja. Disiplin harus dimulai dari
anda sebagai seorang pemimpin hingga pada pelaksana di lapangan. Jika salah satu
bagian tidak disiplin, maka akan menghambat bagian yang lain.
14. Memandang dari Sudut Lain.
Kemampuan memandang dari sudut yang lain merupakan kemampuan yang harus
dimiliki setiap pemimpin. Adakalanya perbedaan timbul diantara pemimpin ataupun
antar bawahan. Jika mampu memahami sudut pandang yang berbeda
dengan baik
maka tujuan akan mudah tercapai.
15. Berwibawa
Berwibawa adalah salah satu syarat pemimpin. Seorang pemimpin yang berwibawa
akan membuat orang segan padanya. Dengan wibawa pula seorang pemimpin akan
dengan mudah mempengaruhi anak buah. Wibawa harus diletakkan pada tempatnya,
jangan sampai terbawa pada tempat lain yang berlebihan karena akan membuat
orang lain merasa
tidak nyaman.
Karena wibawa yang digunakan
secara
berlebihan cenderung mengarah pada sikap angkuh.
16. Keinginan untuk Memimpin
Keinginan memimpin adalah hal yang harus dimiliki seorang pemimpin. Jika tidak
memiliki keinginan memimpin, maka yang ada hanyalah perasaan terpaksa dan
akan
menemui
kegagalan.
Pemimpin yang baik akan menganggap sebuah kepercayaan sebagai tanggung jawab,
bukannya keterpaksaan. Dengan rasa
tanggung jawab tersebut, maka semangat
memimpin akan berlipat. Sebaliknya jika diliputi rasa keterpaksaan maka memimpin
adalah suatu beban berat yang semakin bertumpuk.
17. Pro Aktif
Sikap pro aktif bisa diartikan sebagai
sikap menahan diri terhadap situasi,
namun
dengan toleransi tertentu.
18. Objektif dalam Menilai
Kemampuan menilai segala hal secara objektif sangatlah diperlukan agar mampu
melihat
sesuatu secara jujur dan
menyeluruh. Jika memiliki
menilai secara
objektif, tentu tidak ada yang namanya
kolusi dan nepotisme. Pemimpin yang
demikian akan mampu membentuk tim
yang solid sehingga akan memudahkan
dalam mencapai tujuan. Jika mampu menilai secara objektif maka tidak ada lagi pihak
yang merasa iri atau dianaktirikan

Anda mungkin juga menyukai