Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

EMA203M (C6)
Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan dalam Koperasi dan UMKM
Dosen Pengampu : Dr. I Gst. A. Kt. Gd. Suasana, S.E., M.M.

TIM PENYUSUN :
KELOMPOK 6

Ni Kadek Mawar Sri Widyastuti (2107521008/04)

Ni Putu Dinda Febriyanti (2107521024/09)

Dila Lutfiana (2107521176/23)

PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
JIMBARAN
2022

PEMBAHASAN
1. Teori-teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk memotivasi atau menggerakan
orang lain demi mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Kepemimpinan dalam
organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau
berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.
Berikut ini beberapa pengertian kepemimpinan menurut pendapat para ahli :
a. Menurut Rauch & Behling, kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi
aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
b. Menurut George P. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang
lain untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok.
c. Menurut H. Koontz dan C. Donnell, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi
orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum.
d. Menurut Ordway Tead, kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang
lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seorang menjadi pemimpin, atau
bagaimana timbulnya seorang pemimpin. Beberapa teori kepemimpinan diantaranya
sebagai berikut:
1. Teori Sifat
Teori ini penekanannya lebih pada sifat-sifat umum yang dimiliki pemimpin,
yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa
individu dilahirkan dengan memiliki sifat-sifat tertentu yang secara alamiah
menjadikan mereka seorang pemimpin. Menurut Stogdill dalam Sutikno (2014:26),
sifat sifat tertentu efektif di dalam situasi tertentu, dan ada pula sifat - sifat tertentu yang
berkembang akibat pengaruh situasi organisasi. Sebagai contoh, sifat kreativitas akan
berkembang jika seorang pemimpin berada di dalam organisasi yang fleksibel dan
mendorong kebebasan berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis.
Menurut Darf dalam Sutikno (2014:26), menjelaskan tiga sifat penting yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran dan integritas,
serta motivasi.
2. Teori Perilaku
Teori ini lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin. Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang ketika
melakukan kegiatan pengarahan dalam suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.

3. Teori Situasional
Teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang
pemimpin adalah berbeda -beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi.
Menurut Hersey dan Blanchard dalam Sutikno (2014:27), kunci pokok situasi yang
menentukan keefektifan perilaku seorang pemimpin terfokus pada karakterisitik
kematangan karyawan. Menurut mereka, karyawan memiliki tingkat kesiapan dan
kematangan yang berbeda-beda sehingga pemimpin harus mampu menyesuaikan gaya
kepemimpinannya. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu adalah jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas, bentuk dan sifat teknologi
yang digunakan, norma yang dianut kelompok, ancaman dari luar organisasi, tingkat
stress, serta iklim yang terdapat dalam organisasi.
4. Teori Jalan
Tujuan menurut teori ini yakni nilai strategis dan keefektifan seorang pemimpin
didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya
dengan penerapan reward. Tugas pemimpin menurut teori ini adalah bagaimana karyawan
bisa mendapatkan reward atas kinerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin
menjelaskan dan mempermudah jalan menuju pencapaian tersebut. Pemimpin
berusaha memperjelas jalur menuju tujuan yang diinginkan oleh organisasi sehingga
karyawan tahu ke mana harus mengerahkan tenaganya untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Teori Kelebihan
Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia
memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu:
 Kelebihan rasio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam pengetahuan
tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki pengetahuan
tentang cara cara menggerakkan organisasi, dan pengambilan keputusan yang
cepat dan tepat.
 Kelebihan rohaniah, artinya seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran
budi pekertinya kepada bawahannya. Seorang pemimpin harus mempunyai moral
yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan panutan para pengikutnya.
Tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan hendaknya menjadi suri teladan bagi para
pengikutnya.
 Kelebihan badaniah, seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah
yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak
dengan cepat." (Wursanto dalam Sutikno 2014).
6. Teori Kharismatik
Teori ini menyatakan bahwa, seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai
kharisma (pengaruh) yang sangat besar. Pemimpin yang bertipe kharismatik biasanya
memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat besar.
2. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Dalam upaya memotivasi pekerja agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah
pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin memiliki beberapa tipe (bentuk)
kepemimpinan. Tipe kepemimpinan juga sering disebut gaya kepemimpinan. Berikut
adalah tipe-tipe kepemimpinan secara umum:
1. Tipe Otokratik
Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya,
sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain
yang turut ikut campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki
serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif.
Jadi, seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu tergantung kepada kekuasan formilnya
• Dalam tindakan penggerakkannya sering mempergunakan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Kendali Bebas (Laissez-Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratik.
Dalam tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali
menghindari diri dari tanggung jawab. Disini seorang pemimpin mempunyai keyakinan
bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap karyawan maka
semua usahanya akan cepat berhasil.
3. Tipe Demokratik
Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, artinya pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran, pendapat, dan nasehat dari karyawan, melalui
forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
4. Tipe Karismatik
Pada tipe kepemimpinan ini karyawan akan dengan senang hati melakukan
apapun yang dibutuhkan pemimpin, mulai dari membantu project atau order baru yang
harus segera ditangani, diminta melakukan revisi pekerjaan sesuai permintaan klien dan
sebagainya.
Namun adapun sisi negatif dari tipe kepemimpinan ini, yaitu timbul
ketergantungan yang tinggi terhadap pemimpin perusahaan akibat kenyamanan kerja
yang diberikan. Suatu hari ketika ada pergantian pemimpin, maka kinerja dan
produktivitas karyawan bisa jadi mengalami penurunan dengan berbagai alasan, seperti
pemimpin yang baru tidak senyaman pemimpin sebelumnya.
5. Tipe Militeristik
Tipe pemimpin ini sangat mementingkan disiplin tingkat tinggi. Baginya, seorang
pemimpin harus memiliki keahlian pemimpin yang sesungguhnya. Apabila karyawan
memiliki sifat yang selaras dengan sang pemimpin, maka kolaborasi kerja yang efektif
bisa tercipta. Datang ke kantor tepat waktu dan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai durasi
deadline merupakan keharusan. Sebaliknya, apabila karyawan tidak disiplin, dijamin
mereka tidak akan bertahan lama bekerja di perusahaan tersebut, karena akan bermasalah
dengan atasan, mulai dari mendapat teguran karena telat, kinerja yang lambat, dan kurang
disiplin pada aturan kerja perusahaan.
6. Tipe Pemimpin Paternalistik
Tipe pemimpin ini akan selalu memperlakukan karyawan seperti pemula yang
segalanya harus diajarkan, dipandu, dan dikontrol sesuai keinginan atasan. Bisa jadi, tipe
pemimpin ini memiliki perfeksionis dalam kerja yang juga diinginkannya bisa dilakukan
karyawannya. Sisi Positifnya, karyawan dapat mengerjakan pekerjaan sesuai arahan
atasan. Sisi negatifnya, kemandirian dan kreativitas pegawai jadi kurang berkembang
serta tidak bebas dalam berpendapat untuk kontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
3. Effective Leadership
Keberhasilan seorang pemimpin juga dipengaruhi oleh kompetensi sang
pemimpin mengenal tipe kepribadiannya dan tipe para pendukungnya (karyawan). Untuk
itu para pemimpin hendaknya memiliki karakteristik effective leadership seperti:
1. Mampu melihat peluang lebih dahulu daripada orang lain
2. Menjadi role model bagi orang lain
3. Menunjukkan integritas
4. Berkomunikasi secara efektif
5. Memberdayakan orang lain
6. Memberikan motivasi dan inspirasi
7. Bersikap terbuka atas ide dan gagasan baru
4. Cerita Sukses Kepemimpinan
Tugas utama seorang pemimpin adalah membangun karakter orang-orang yang
dipimpinnya. Ada banyak teori tentang kepemimpinan, tapi kisah nyata dari setiap
pemimpin hebat tentu akan menjadi sebuah kisah yang sangat menginspirasi dan
membakar semangat. Salah satu kisah sukses tersebut adalah kisah Mc'Donald.
Tahun 1937-an, masyarakat Amerika mulai gandrung dengan mobil, sehingga
kakak beradik Dik & Mor berinovasi dengan membuka kedai khusus yang bisa memesan
dari mobil. Bisnis ini meraih sukses besar.
Menu andalan kedai mereka adalah hot-dog, gorengan (french fries), burger, roti
sandwich, coca cola dan aneka salad. Bisnis ini meledak, bahkan antrian semakin panjang
hingga keluar pintu.
Seiring berjalannya waktu mereka melakukan inovasi yaitu menghapus pesanan
dari mobil, dengan fokus pada walk-up customer, mengurangi daftar menu, dan fokus
pada hamburger. Perubahan tersebut menjadi berita di media, dan mereka mendapatkan
tawaran iklan gratis.
Tahun 1955, usaha mereka stuck, omsetnya tetap, dan banyak pendatang-
pendatang baru yang meniru. Akhirnya usaha itu mengalami kemunduran. Setahun
sebelumnya, seorang sales bernama Ray Kroc, berkunjung untuk menjual mesin
pengaduk milkshake. Kroc terkagum-kagum dengan konsep restoran milik McDonald
bersaudara. Melihat potensi bisnis dari restoran tersebut, Ray Kroc mengajak bekerja
sama. Ray Kroc menuangkan semua konsep yang ada di kedua kepala kakak beradik itu
ke dalam sebuah manual tertulis McDonald‟s system. Manual itu dibeli dan ia pun
mendapat hak untuk memperluas bisnis McDonald‟s dengan konsep franchise.
Dalam tempo 4 tahun, Ray Kroc berhasil membuka 100 cabang Mc Donald‟s
tanpa modal sama sekali. Semuanya dibiayai oleh para franchise Mc’Donald. Akhirnya,
maskot McDonalds, Ronald McDonald, pertama kali diperkenalkan tahun 1963.
Berikut adalah nilai kepemimpinan yang dapat diambil dari Ray Kroc pemimpin
McDonald's:
1) Memiliki visi besar
Ray Kroc memiliki rencana yang jauh lebih besar dalam pikirannya. Dia memiliki
visi besar untuk McDonald's. Dengan visi tersebut, dia berbicara dengan saudara
McDonald's untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dia pertama kali membayangkan
8 restoran ini mengaduk burger dan segera menghasilkan uang tunai, hari ini, lengkungan
McDonald's adalah salah satu logo yang paling dikenal di dunia. Melalui visinya, ia
menjadi salah satu pemimpin bisnis terdepan di dunia. Sementara yang lain melihat
keterbatasan, seorang pemimpin melihat peluang dan kemungkinan.
2) Aktif dalam bisnis
Ketika Ray Kroc mengamankan hak waralaba master McDonald's, dia tidak pergi
bekerja di restoran McDonald's. Dia pergi untuk bekerja 'pada' McDonald's 'bisnis'. Bagi
Kroc, restoran McDonald's yang pertama hanyalah model atau prototype yang bisa
diproduksi ulang lagi dan lagi di kota-kota besar di seantero negeri. Alih-alih secara
pribadi menggulung lengan bajunya untuk menjalankan sendi, dia malah mulai
menganalisis setiap fungsi operasional McDonald's dari pembelian sampai persiapan ke
memasak dan pembersihan. Tanpa mengubah esensi konsep, dia membuat
penyempurnaan dan terus mengembangkan seperangkat standar dan prosedur yang
komprehensif, yang pada dasarnya adalah sebuah sistem untuk menjalankan McDonald's.
3) Ciptakan peluang
Kroc tahu bagaimana menciptakan peluang untuk dirinya sendiri. Seperti yang dia
katakan kepada seorang penulis biografi, "Saya terobsesi dengan gagasan untuk membuat
McDonald's menjadi yang terbesar dan terbaik." Kroc meraih kesuksesan dengan peduli
dengan bisnisnya lebih dari orang lain.
4) Cintai apa yang Anda lakukan
"Jika Anda bekerja hanya karena uang, Anda tidak akan pernah berhasil, tapi jika
Anda menyukai apa yang Anda lakukan dan Anda selalu mengutamakan pelanggan dan
kesuksesan akan menjadi milik Anda," kata Ray Kroc. Bisnis harus tentang apa yang
dapat Anda berikan untuk pelanggan Anda, dan betapa bergairahnya Anda terhadap hal
itu. Jika hasrat akan bisnis Anda dan bagi pelanggan Anda tidak ada, bisnis Anda akan
mati.
5) Jadilah pengambil risiko
Menurut Kroc, "Jika Anda bukan pengambil risiko, Anda harus keluar dari
bisnis." Pikiran yang tidak berani untuk mengambil risiko membuat Anda kehilangan
kesempatan untuk sukses. Kroc mengambil model bisnis kecil dan memulai sebuah
rencana ekspansi yang panjang tanpa tahu betul apa hasilnya.
5. Langkah-langkah Dalam Mengambil Keputusan
1. Mendefinisikan masalah (mengenal persoalan) yaitu menetapkan apa yang menjadi
persoalan terjadinya penyimpangan.
2. Menentukan pedoman pemecahan masalah seperti mencari rambu-rambu yang tepat
untuk memecahkan penyebab masalah.
3. Mengidentifikasikan alternatif di mana pilihan pemecahan sedapat mungkin harus
dimunculkan.
4. Mengadakan penilaian terhadap baik buruknya alternatif dengan cara atau model
tertentu.
5. Menilai alternatif yang terbaik dengan standar ukuran tertentu.
6. Mengimplementasikan alternatif yang dipilih, yaitu penerapan keputusan beserta
resiko dan konsekuensinya agar dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sumantri, B., & Putera Permana, E. (2017). Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) Perkembangan, Teori dan Praktek. Kediri: Fakultas
Ekonomi Universitas Nusantara PGRI.
Siagian, S. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan . Jakarta: Rineka Cipta.
Sutikno. (2014). Pemimpin dan Kepemimpinan: Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin yang
diidolakan . Lombok: Holistica Lombok.

Anda mungkin juga menyukai