Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding
makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,
kemampuan untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang
buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola
lingkungan dengan baik. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri.Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan,
manusia hidup berkelompok. Hidup dalam kelompok tentulah tidak
mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota
kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan.
Menciptakan dan menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas
manusia.

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai


berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih
dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya
literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagai sudut
pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari bak saja,
akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat
melatih calon-calon pemimpin.
Sejarah timbulnya kepemimpinan, sejak nenek moyang dahulu kala,
kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan
peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi
alam sekitarnya. Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi
kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang
ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang
paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara
bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-
lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah
dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kenyataannya para pemimpin
dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para
pemimpin juga memainkan peranan penting dalam membantu kelompok,
organisasi atau masyarakat untuk mencapai tujuan mereka.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka rumusan
maslah yang dapat dibuat adalah :
1. Apa definisi dari kepemimpinan?
2. Apa teori-teori pada kepemimpinan?
3. Bagaimana gaya dari kepemimpinan?
4. Bagaimana tipe dari kepemimpinan?
5. Apa ciri dari pemimpin yang efektif ?
6. Bagaimana tipe kepimpinan yang diterapkan di perusahaan Marcedez-
Benz Indonesia?
C. Tujuan Makalah
Pembuatan makalah in mempuyai tujuan :
1. Mengetahui tentang definisi dari kepemimpinan.
2. Mengetahui teori-teori yang terdapat di kepemimpinan.
3. Mengetahui tentang gaya kepemimpinan.
4. Mengetahui tentang tipe kepemimpinan.
5. Mengetahui tentang ciri dari pemimpin yang efektif .
6. Mengetahui Tipe Kepemimpinan yang diterapkan Pemimpin Marcedez-
Benz Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai beikut :
1. Manfaat dari penelitian makalh ini yait sebagai sumber epembelajaran
bertambahnya wawasan dan pengetahuan khususnya bagi kam pemulis
dan umumnya nagi pembaca.
2. Dengan penulis makalah ini kita bisa mengetahui tentang
Kepemimpinan dan manfaat penting yang dapat dperoleh bagi sebuah
perusahaan yang menerapkan sistem tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,
perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan
pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang
memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam prakteknya,
sering diartikan sama antara pemimpin dan kepemimpinan, padahal
pengertian tersebut berbeda. Pemimpin adalah orang yang tugasnya
memimpin, sedangkan kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin. Kepemimpinan membutuhkan
penggunaan kemampuan secara aktif untuk mempengaruhi pihak lain dan
dalam wujudkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk
mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar
dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai
sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau
Leadership seorang Manajer akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi
terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya.
Menurut Gareth Jones and Jennifer George (2003:440):
“Kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu
mempunyai pengaruh terhadap orang lain dan mengilhami, memberi
semangat, memotivasi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan mereka
guna membantu tercapai tujuan kelompok atau organisasi”

Menurut Stephen P. Robbins (2003:40), “Kepemimpinan


adalah Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok ke arah
tercapainya tujuan”. Sedangkan definisi Kepemimpinan menurut Richard
L. Daft (2003:50) “Kepemimpinan adalah Kemampuan mempengaruhi
orang yang mengarah kepada pencapaian tujuan. Dari beberapa definisi
tersebut, sangat jelas dikatakan bahwa kepemimpinan adalah fungsi
manajemen yang erat keterkaitannya dengan pencapaian tujuan organisasi.
Orang yang melakukan fungsi kepemimpinan ini biasanya disebut
dengan “pemimpin” atau dalam bahasa Inggris disebut dengan “Leader”.
Pemimpin adalah individu yang mampun mempengaruhi perilaku orang
lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang
diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

B. Teori-Teori kepemimpinan
Selain definisi-definisi mengenai Kepemimpinan yang
dikemukakan oleh para ahli, terdapat juga beberapa teori kepemimpinan
(leadership) yang menjadi dasar dari kepemimpinan itu sendiri, yaitu:
1. Teori Sifat, atau Trait Theory ini mempercayai bahwa orang yang
dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan menjadikan
mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya, kualitas
kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan,
kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung
jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang
menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental,
fisik dan sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum diantara para
pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat
tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari
bakat namun juga berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat
sifat kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau
kegagalan seorang pemimpin diantaranya stabilitas dan ketenanagn
emosiaonal, mengakui kesalahan, penegtahuan yang luas dan
interpersonal yang baik.
2. Teori Perilaku, sebagai reaksi dari teori sifat, Teori Perilaku
atau Behavioural Theories ini memberikan perspektif baru tentang
kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para pemimpin
daripada karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau
dilatih. Teori Perilaku ini menganggap bahwa kepemimpinan yang
sukses adalah didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan
hanya dari bawaan sejak lahir.
3. Teori Kontigensi, beranggapan bahwa tidak ada cara yang paling baik
untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap gaya kepemimpinan
harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu. Berdasarkan Teori
Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil tampil dan memimpin
sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja
kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan
kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori
Kontingensi atau Contingency Theory ini juga sering disebut dengan
Teori Situasional.
C. Gaya Kepemimpinan

Meskipun semua manajer memiliki gaya kepemimpinan mereka


masing-masing , gaya gaya tersebut biasanya dapat diklasifikasikan menjadi
autoraksi, bebas kendali dan partisipasif. Adapun penjelasannya sebgai
berikut:

1. Gaya kepemimpinan autokrasi, manajer yang menggunakan gaya ini,


tetap mempertahankan wewenang penuh dalam pengambilan
keputusan, karyawan tidak memiliki atau hanya memiliki sedikit
masukan. Sebagai contoh, jika para manajer merasa yakin bahwa salah
satu pabrik perusahaan akan terus merugi, mereka mungkin akan
memutuskan untuk mneutup pabrik tanpa meminta masukan dari para
pekerja pabrik tersebut. Manajer yang autokrasi percaya bahwa karywan
tidak dapat memberikan masukan yang kontribusi pada keputusan yang
diambil. Para karyawan yang mengingkan tanggung jawab
kemungkinan besar akan merasa tidak puas dengan manajemen seperti
ini.
2. Gaya kepemimpinan bebas kendali atau free rein, mendelegasikan
sebagian besar wewnangnya kepada para kryawan. Gaya ini adalah
lawan dari gaya autokrasi. Para manajer bebas kendali
mengkomunikasikan tujuan kepada para karyawan namun
membolehkan karyawan untuk meilih bagaimana cara mencapai tujuan
bersama. Sebagai contoh manajer dapat menginformasikan kepada
karyawan dalm sebuah pabrik tersebut harus ditingkatkan dan kemudian
memperkenankan karyawan mnerapkan strategi perbaikannya. Para
kryawan yang bekerja dibawah gaya kepemimpinan ini diharapkan
mengelola dan memotivasi diri mereka sendiri setiap hari.
3. Gaya kepemimpinan parsitipatif atau disebut juga demokratis, para
pemimpin menerima beberapa masukan karyawan namun biasanyan
menggunakan wewnang yang mereka miliki untuk mengambil
keputusan. Gaya ini mensyaratkan seringnya komunikasi diantara
pemimpin dan karyawannya. Pemimpin yang menggunakan gaya
manajemen ini memperkenankan karyawan mnegungkapkan masukan
atau pendapat mereka tapi tidak memaksa karyawan untuk membuat
pengambilan keputusan yang penting. Sebagai contoh, para pemimpin
pabrik dapat mempertimbangkan ide-ide karyawan mengenai bagaimna
meningkatkan kinerja pabrik, namun tetap pemimpin lah yang membuat
keputusan akhir.
Perbandingan dari gaya-gaya kepemimpinan ini disajikan dalam
tampilan gambar. Gaya kepemimpina yang optimal akan bervariasi
tergantung pada situasi dan pengalaman serta kepribadian para
karyawannya. Gaya bebas kendali mungkin tepat jika para kryawannya
sangat mandiri, kreatif, dan termotivasi. Gaya autokrasi dapat menjadi gaya
kepemimpinan yang paling efektif untuk mengelola karyawan yang tingkat
keahlian yang rendah atau tingkat perputaran karyawan yang tinggi. Gaya
kepemimpina partisipatif akan efektif ketika para kryawan menawarkan
sudut pandang yang berbeda karena kedekatan mereka di pekerjaan sehari-
hari.
D. Tipe Kepemimpinan
Berdasarkan gaya kepemimpinan diatas dikenal beberapa tipe
kepemimpinan yaitu sebagai berikut:
1. Tipe karismatik, adalah para pemimpin yang mempunyai kekuatan
energy, daya Tarik yang luar biasa yang akan diikuti oleh para
bawahannya. Pemimpin jni mempunyai keistimewaan tertentu misalnya
mempunyai magis, masusia super dan berani.
2. Tipe Paternalistik, adalah pemimpin yang akan bersikap melindungi
bawahannya dan bertindak sebagai seorang baapk atau ibu yang penuh
dengan kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberiakn
kesempatan kepada karyawan untuk berinisiatif dan menagmbil
keputusan.
3. Tipe Militeris, dalam memimpin dan memotivasi bawahannya dalam
bentuk perintah, system komando dari atasan kebaawahan, dengan
pengambilan jeputusan yang sebtarlistik, yakni berada pada sepenuhnya
ditangan pemimpin.
4. Tipe Otokrasi, agar para bawahannya menyelasaikan tugas yang harus
diselasaikan nya, pemimpin tipe ini akan mendasarkan pengaruhnya
kepada keuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin
akan mendikte tugas kerja setiap anggota. Dan akan terus berperan
seebagai seorang dominan sebagai pemegang monopoli keuasaan,
sehingga dia akan bertindak seperti menjadi seorang raja.
E. Ciri Pemimpin Yang Efektif.
Berdasarkan kemampuannya untuk menangani seluruh
bawahannyta, kinerja pemimpin dapat dikelompokan kedalam kelompok
pemimpin yang efektif dan pemimpin yang itidak efektif. Pemimpin yang
efektif merupakan pimpinan yang berhasil menggerakan seluruh anggota
organisasi sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat dicapai. Secara
umum pemimpin yang efektif memiliki ciri-cir antara lain:
1. Dapat Dipercaya (Amanah)
Pada hakekatnya kepemimpiann adalah kepemimpian seseorang
baru akan menjadi pemimpin apabial dia dipercaya oleh orang
lain(pengikutnya). Salah satu tugas dari seorang pemimpin adalh
mebina hubungan dengan berbagi pihak. Tujuan organisasi hanya dapt
dicapai ktika organisais mampu menjalin hubungan dengan seluruh
stakeholder terpelihara dengan baik atau semakin terpupuk apabila
masing-masing pihak saling mempercayai. Jika ada salh satu pihak
yang tidak dapat dipercaya, maka hubungan akan terputus. Oleh karena
itu keberhasilan pemimpin akan sangat tergantung kepada seberapa
besar kepercayaan orang lain baik para bawahan maupun para
stakeholder lain.
2. Memiliki Kecerdasan Yang Sedikit Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan
Bawahannya.
Seorang pimpinan akan efektif jika memiliki kecerdasan yang
sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para bawahannya. Jika seorang
pemimpin kecerdasannya dibawah para bawahannya atau sama bisa ajdi
pemimpin tersebut akan dicemooh atau tidak akn memiliki wibawa. Jika
kondisi ini terjadi makan pemimpin akan sulit untuk mendorong para
bawahannya untuk mengikutu apa yang menjadi arahan dan tujuan dari
organisasi tersebut.
Begitu juga sebaliknya jika pemimpin memilih kecerdasan jauh
lebih tinggi akan sulit dan adanya hambatan dalam berkomunukasi
dengan para bawahannya mungkin kan terjadi kesalahpahaman, karena
bisa jadi jika seorang pimpinan dalam kondisi ini kan menganggap
bahwa yang dipahaminya kan juga dipahami oleh bawahannya
3. Memiliki Hasrat Berprestasi Dan Berprakarsa.
Seorag pemimpin akn menjadi energy dan inspirasi bagi para
bawahannya, oleh karena itu hasrat ber[restasi dan berprakarsa sangat
diperlukan oleh seorang pemimpin . jika pemimpin tidak memilki hasrat
untuk berprestrasi dan berprakarsa tinggi maka akan menular kepada
bawahannya. Kepemimpinan yang efektif ini terjadi dengan melalui
perintahdan pemeblajaran melalui keteladanan, jika pimpinannya loyo
dan hanya menjalankan deangan prinsip asal jalan, maka susah untuk
meciptakan para bawahannya untuk berprestasi.
4. Mempunyai Kemampuan Sosial.
Tanpa kepercayaan diri, seorang pemimpin akan mengalami
kesulitan untuk mengendalikan bawahannya maupun untuk
berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu
kepercayaan diri diperlukan agar memudahlan untuk berinteraksi.
Stabilitas emosi yang tinggi merupakan hal yang sangat penting
yang harus dimilki bagi seorang pemimpin, sebab tugas utama seorang
pemimpin untuk mengambil keputusan , dimana sebaik-baiknya
keputusan diambil dengan pemikiran yang jernih.
Walaupun komponen manusia sering dianggap sebagai salah satu
faktor produksi dalam operasional suatu perusahaan, akan tetapi dalam
memperdayakannya tidak bisa disamakn dengan faktir produksi yang
lainnya. Para pekerja sebagai manusia tidak semata-mata hanya ingin
mendapatkan balsan finansial, akan tetapi juga mereka memerlukan
perhatian dan pengakuan dari pimpinannnya.
5. Mempunyai Kemampuan untuk Menyesuaikan Diri Dengan Kebutuhan
Para Pengikutnya.
Didalam sebuah organisasi maupun perusahaan terdapat berbagai
macam orang-orang yang mecari pemuas kebutuhannya yang beragam
anatara satu dengan yang klainnya. Oleh karena itu pemimpin
diperlukan harus memeprlajari apa saja kebutuhan para
pengikutnyasehingga mereka mau bergabung dengan organisasi. Hal ini
baru terjadi jika pemimpin memilki kemampuan untuk memahami
terhadap kebutuhan para kryawannya dan meneyesuaikannya dengan
kebutuhan perusahaan atau organisasi.
6. Mempunyai Kemampuan Untuk Mencari, Menyaring,
Menginterpensikan Dan Memadukan Informasi Yang Diterima.
Kemampuan yang baik adalah keputusan yang diambil
berdasarkan fakta dan informasi yang akurat dan lengkap. Oleh karena
itu sebelum keputusan diambil seorang pemimpin harus mencari dan
mengumpulkan berbagai informasi dan dari informasi yang terkumpul
ia harus memilih dan memilah informasi mana yang benar dan tidak
jelas sehingga dapat mengambil informasi yang betul-betul akurat.dan
juga diperlukan kemampuan untuk memadukan dari berbagai informasi
yang didapat agar bisa lengkap tidak lupa harus menginterpensikan
terlebih dahulu sebelum pengambilan keputusan.
7. Memahami Bidang Secara Keseluruhan. Dan Memiliki Pengetahuan
Menengani Aspek Teknis Yang Relevan.
Idealnya seorang pemimpin memahami berbagaiaspek operasional
organisasi, sehingga kan memudahkan untuk pengambilan keputusan
dan mudah dalm mengendalikan organisasi. Paling tidak seorang
pemimpin memahami aspek-aspek opersional perusahaan secara global.
Jika pemimpin tidak aspek-aspek operasional ia akan kesulitan
mengambil keputusan, serta kan menimbulkan peluang dibohongi oleh
para bawahannya.
F. Gaya Kepemimpinan pada Marcedez-Benz Indonesia.
Dalam gaya kepemimpinan Dr.Claus Weider Binus mampu
membangun bisnis dan organisasi melalui pendekatan 3 dimensi yaitu
strategi, operasional dan budaya. Hal inilah yang menjadi kunci
kesuksesannya. Menurut weider, faktor budaya kerja beperan penting dalam
menghasilkan nilai – nilai yang berisi integritas, disiplin, tanggung jawab,
serta semangat dalam membentuk sebuah subordinate yang solid.
Dari penyataan weider dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan dia
tidak keras dan tidak otoriter. Terlebih cendrung ke demokratis. Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi
tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya kepemimpinan weider mengutamakan kerja sama atau
membentuk sebuah subordinate yang solid dengan mengedepankan
kedisiplinan dan tanggung jawab. Kepemimpinan weider melibatkan
karyawannya dengan tanggung jawab.

Kunci keberhasilannya (Weider) dalam memimpin adalah :

1. Weider memiki karakter yang demokrasi terhadap karyawan yang


melibatkan karyawan didalam kegiatasn organisasi.
2. Budaya kerja dan integritas atau kesatuan para subordinat yang
menjadi kunci kesuksesan.
3. faktor budaya kerja dalam menghasilkan nilai – nilai yang berisi
integritas, disiplin, tanggung jawab, serta semangat dalam membentuk
sebuah subordinate yang solid.
BAB III

SIMPULAN

A. Simpulan

Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk


mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar
dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai
sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau
Leadership seorang Manajer akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi
terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya. Ciri pemimpin yang
efektif harus memiliki sifat Dapat Dipercaya (Amanah), memiliki
kecerdasan yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan para
bawahannya, Memiliki Hasrat Berprestasi Dan Berprakarsa, Mempunyai
Kemampuan Sosial. Mempunyai Kemampuanuntuk Menyesuaikan Diri
Dengan Kebutuhan Para Pengikutnya, Mempunyai Kemampuan Untuk
Mencari, Menyaring, Menginterpensikan Dan Memadukan Informasi Yang
Diterima dan Memahami Bidang Secara Keseluruhan. Dan Memiliki
Pengetahuan Menengani Aspek Teknis Yang Relevan.

Ada beberapa teori kepemimpinan (leadership) yang menjadi dasar


dari kepemimpinan itu sendiri yaitu teori sifat yaitu teori ini mempercayai
bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan
menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Teori perilaku
yaitu teori ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah
didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari
bawaan sejak lahir. dan teori kontigensi yaitu beranggapan bahwa tidak
ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap
gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Gaya kepemimpinan yang optimal akan bervariasi tergantung pada
situasi dan pengalaman serta kepribadian para karyawannya. Gaya bebas
kendali mungkin tepat jika para kryawannya sangat mandiri, kreatif, dan
termotivasi. Gaya autokrasi dapat menjadi gaya kepemimpinan yang paling
efektif untuk mengelola karyawan yang tingkat keahlian yang rendah atau
tingkat perputaran karyawan yang tinggi. Gaya kepemimpina partisipatif
akan efektif ketika para kryawan menawarkan sudut pandang yang berbeda
karena kedekatan mereka di pekerjaan sehari-hari.
Gaya kepemimpinan Marcedez-Benz Indonesia yang ditertapkan
oleh sang CEO Welder yaitu bahwa kepemimpinan dia tidak keras dan tidak
otoriter. Terlebih cendrung ke demokratis
DAFTAR PUSTAKA

Kartawan ( ). Kewirausahaan Untuk Para Calon Entrepreuneur.

Kho.B (2019) Pengertian Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan. [Online].


Tersedia: https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-
teori-kepemimpinan-definisi-leadership/ . [20 Oktober 2019]

Madura. J (2015). Pengantar Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta:Salemba Empat.

Sirait.D (2015). Gaya kepemimpinan Dan Contoh Gaya Kepemimpinan Honda


dan Marcedez Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://doputsi.blogspot.com/2015/09/gaya-kepemimpinan-dan-contoh-
gaya.html [21 Oktober 2019]

Unknow (2014) Makalah Kepemimpinan. [Online]. Tersedia :


http://kumpulanfiledokument.blogspot.com/2014/08/makalah-
kepemimpinan.html. [20 Oktober 2019]

Anda mungkin juga menyukai