Anda di halaman 1dari 3

Nama : Silna Casea Pasaribu

NIM : 2005134895
Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen Pengampu :Dr. Ir. Zulfarina, M.Si

1. Teori Kepemimpinan Awal


1) The “Great Man” theory
teori kepemimpinan The Great Man Theory pertama kali digagas oleh Thomas Carlyle sekitar
pertengahan abad ke-19. Teori kepemimpinan ini mengklaim bahwa pemimpin itu sejatinya
dilahirkan. Namun, hanya laki-laki yang terlahir diberkahi “mukjizat” sifat-sifat heroiklah yang
bisa menjadi pemimpin.

2) Trait theory
Teori ini berpendapat bahwa seseorang dapat memiliki karakter, kepribadian, ciri fisik, atau sifat-
sifat tertentu yang membuat mereka lebih cocok menjabat dalam kepemimpinan. Teori
kepemimpinan ini tidak memedulikan apakah karakteristik itu genetik atau diperoleh. Teori ini
berpendapat, seorang pemimpin idealnya memiliki sifat extrovert, kepercayaan diri yang tinggi,
keberanian, karisma, kecerdasan tinggi, hingga postur badan yang tinggi tegap. Jenis kelamin,
agama, status perkawinan, usia, pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan juga memengaruhinya.

3) Contingency theory
Teori kepemimpinan kontingensi berpendapat bahwa tidak ada satu cara memimpin terbaik yang
dapat diterapkan pada semua situasi. Menurut teori kontingensi, leadership yang efektif bukan
hanya tentang kualitas si pemimpin, tetapi juga tentang keseimbangan antara perilaku, kebutuhan,
dan konteks.

4) Behavioral theory
Teori kepemimpinan berdasar perilaku adalah kebalikan dari The Great Man Theory. Teori
berdasar perilaku mengatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini
berfokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter
bawaan dari orang tersebut. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah
hasil dari tiga keterampilan utama yaitu keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.

5) Servant theory
Teori kepemimpinan servant pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini
percaya bahwa seorang pemimpin yang baik bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara
kesejahteraan fisik serta mental pengikutnya. Pemimpin cenderung fokus untuk memenuhi
kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.

6) Transactional theory
Teori transaksional menggambarkan gaya kepemimpinan yang didasari perjanjian yang dibuat
antara pemimpin dan bawahannya. Perjanjian ini dibuat untuk menghasilkan pertukaran
(transaksi) yang saling menguntungkan antara pemimpin dan pengikut. Layaknya simbiosis
mutualisme.
2. Apa itu teori kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan diri untuk memotivasi dan membimbing
sekelompok orang tanpa paksaan untuk bertindak mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan
dapat di artikan proses mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai dalam melakukan
pekerjaan yang telah ditugaskan kepada pegawainya. Kepemimpinan merupakan aspek penting
bagi seorang pemimpin, karena seorang pemimpin harus berperan sebagai organisator
kelompoknya untuk mencapai yang telah ditetapkan. Kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai
suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berhubungan dengan
penugasan karyawan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan

3. Bagaimana Kepemimpinan model terkini ?


 Model Kepemimpinan Transaksional.
Kepemimpinan transaksional adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan serta
ditetapkan dengan jelas peran dan tugas-tugasnya.Kepemimpinan transaksional aktif
menekankan pemberian penghargaan kepada bawahan untuk mencapai kinerja yang
diharapkan. Oleh karena itu secara pro aktif seorang pemimpin memerlukan informasi
untuk menentukan apa yang saat ini dibutuhkan bawahannya.

 Model Kepemimpinan Transformasional


Teori ini mengacu pada kemampuan seorang pemimpin untuk memberikan
pertimbangan dan rangsangan intelektual yang individukan dan yang memiliki charisma.
Dengan kata lain pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu
memperhatikan keprihatinan dan kebutuhan pengembangan diri pengikut untuk
mengeluarkan upaya ekstra untuk mencapai tujuan kelompok.

4. Perilaku pemimpin yang efektif


 Leader mampu melihat terlebih dahulu sebelum orang lain melihat
Ia mampu membaca pergerakan dari masa lalu dan masa kini untuk memprediksi apa yang
akan terjadi di masa depan.
 Leader menjadi role model bagi orang lain
Cara terbaik untuk membangun kredibilitas tinggi adalah dengan memberikan contoh baik
dalam berperilaku. Jika Anda menuntut banyak hal dari anggota tim maka sebagai leader
Anda pun bersedia menetapkan standar tinggi untuk diri sendiri. Tetapkan perkataan dan
perbuatan dalam satu garis lurus untuk membangun kepercayaan dan membuat tim sukarela
mengikuti contoh yang Anda tunjukkan.
 Leader menunjukkan integritas
Seorang pemimpin yang berintegritas memiliki nilai-nilai baik dalam membuat keputusan,
berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Menunjukkan integritas melalui perilaku
sehari-hari akan membuat Anda di posisi leadership mendapatkan kesetiaan, kepercayaan,
dan penghargaan dari anggota tim.
 Leader berkomunikasi secara efektif
Kemampuan berkomunikasi secara efektif, ringkas, dan bijaksana merupakan keahlian yang
krusial dari seorang pemimpin. Komunikasi melibatkan banyak hal, bukan hanya tentang
mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan merespon dengan baik, tetapi juga
berbagi informasi yang berkualitas, mengajukan pertanyaan cerdas, terbuka atas ide dan
gagasan baru, menjernihkan kesalahpahaman, dan juga berkomunikasi untuk menginspirasi
dan menyemangati anggota tim.
 Leader memberdayakan orang lain
yang baik mampu mengkomunikasikan tujuan dan tenggat waktu yang jelas pada tim, namun
memberikan kebebasan pada karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai cara mereka.
Berikan tantangan dengan harapan tinggi dan semangat agar karyawan bisa lebih kreatif dan
inovatif.
 Leader memberikan motivasi dan inspirasi
Para pemimpin hebat mau meluangkan waktu memetakan kekuatan, kebutuhan dan prioritas
dari anggota tim sehingga mereka bisa bergerak maju dengan gairah, antusiasme, inspirasi
dan motivasi.
 Leader bersikap terbuka atas ide dan gagasan baru
Perubahan itu tidak dapat dihindari dan hal ini harus dipahami oleh seorang pemimpin.
Menjadi sosok yang terbuka atas ide, gagasan, dan perspektif orang lain yang berbeda karena
setiap individu memiliki perspektif unik yang dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi tim.

5. Contoh studi kasus


Di sebuah perusahaan terdapat seorang pemimpin yang ramah. Selain ramah dia juga cenderung
melakukan pekerjaan atas kehendaknya tanpa melibatkan orang lain. Dalam artian , cenderung
bersikap individual dan beranggapan bahwa pekerjaan yang dilakukan orang lan tidak sebagus yang
ia kerjakan. Sehingga, banyak rekan dan bawahan merasa pemimpin tersebut terlalu otoriter dan
tidak percaya pada orang lain.

Jika saya berada di perusahaan tersebut sebagai rekan sekaligus bawahannya, maka saya akan
berusaha untuk menyampaikan aspirasi saya saat rapat perusahaan atau evaluasi kinerja pemimpin.
Saya akan berusaha menyampaikan pendapat saya akan sikap si pemimpin yang membuat rekan
yang lain kurang nyaman. Sehingga, jika sekiranya pendapat saya diterima maka beliau bisa
mengubah mindset otoriter serta self control yang ia miliki, dan bisa mempercayakan tugas ke
banyak orang dengan melibatkan kerja sama agar pekerjaan cepat selesai.

Anda mungkin juga menyukai