BAB II
LANDASAN TEORI
1. Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
paksaan dan tindakan-tindakan yang arbitrer (sebagai wasit). Ia
melakukan pengawasan yang ketat, agar semua pekerjaan berlangsung
secara efisien. Kepemimpinannya berorientasi pada struktur organisasi
dan tugas-tugas. Pemimpin tersebut pada dasarnya selalu mau berperan
sebagai pemain orkes tunggal dan berambisi untuk merajai situasi. Karena
itu dia disebut otokrat keras. Pada intinya otokrat keras itu memiliki sifat-
sifat tepat, seksama, sesuai dengan prinsip, namun keras dan kaku. Tidak
pernah dia mau mendelegasikan otoritas. Lembaga atau organisasi yang
dipimpinnya merupakan a one man show. Dengan keras ia menekankan
prinsip-prinsip business is business, “waktu adalah uang” untuk bisa
makan, orang harus bekerja keras, yang kita kejar adalah kemenangan
mutlak, dan lain-lain. Sikap dan prinsipnya sangat konservatif. Dia hanya
bersikap baik pada orang-orang yang patuh pada dirinya yaitu terhadap
“hamba-hamba yang setia dan loyal” padanya.
2. Teori Psikologis
Teori Ini Menyatakan, bahwa fungsi seorang pemimpin adalah
memunculkan dan mengembangkan system motivasi terbaik, untuk
merangsang kesediaan bekerja dari para pengikut dan anak buah.
Pemimpin merangsang bawahan, agar mereka mau bekerja, guna
mencapai sasaran- sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-
tujuan pribadi. Maka kepemimpinan yang mampu memotivasi orang lain
akan sangat mementingkan aspek-aspek psikis manusia seperti
11
3. Teori Sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar
relasi dalam organisasi, dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap
konflik organisatoris antara para pengikutnya, agar tercapainya kerjasama
yang baik. Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan menyertakan para
pengikut dalam pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya juga
mengidentifikasikan tujuan dan kerap kali memberikan petunjuk yang
diperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap tindakan yang
berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.
4. Teori Suportif
Menurut Teori Ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin, dan
bekerja dengan penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing
dengan sebaik-baiknya melalui policy tertentu. Untuk maksud ini
pemimpinperlu menciptakan suatu lingkungan kerja yangmenyenangkan,
dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap pengikutnya untuk
melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerja sama dengan
pihak lain, mau mengembangkan bakat dan keterampilannya dan
menyadari benar keinginan sendiri untuk maju.
8. Teori Situasi
Teori ini menjelaskan, bahwa harus terdapat daya lenting yang
tinggi/luwes pada pemimpin untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan
situasi, lingkungan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan itu harus
dijadikan tantangan untuk diatasi. Maka pemimpin itu harus mampu
menyelesaikan masalah-masalah actual. Sebab permasalahan-
permasalahan hidup dan saat- saat krisis (perang, revolusi, malaise, dan
lain-lain) yang penuh pergolakan dan ancaman bahaya, selalu akan
memunculkan satu tipe kepemimpinan yang relevan bagi masa itu.
a) Kepemimpinan Otokratis
Pemimpin sangat dominan dalam setiap pengambilan keputusan dan setiap
kebijakan, peraturan, prosedur diambil dari idenya sendiri. Kepemimpinan
jenis ini memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri. Ia membatasi
inisiatif dan daya pikir dari para anggotanya. Pemimpin yang otoriter tidak
akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan cenderung
berkomunikasi satu arah yaitu dari atas (pemimpin) ke bawah (anggota).
Jenis kepemimpinan ini biasanya dapat kita temukan di akademi
kemiliteran dan kepolisian.
b) Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan ini biasa diterapkan dalam sebuah perusahaan dan
akan efektif apabila setiap karyawan mengikuti setiap alur prosedur dan
melakukan tanggung jawab rutin setiap hari.
c) Kepemimpinan Partisipatif
Dalam gaya kepemimpinan partisipatif, ide dapat mengalir dari bawah
(anggota) karena posisi kontrol atas pemecahan suatu masalah dan
pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
d) Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan ini biasa disebut Laissez-faire dimana pemimpin
memberikan kebebasan secara mutlak kepada para anggota untuk
melakukan tujuan dan cara mereka masing-masing. Pemimpin cenderung
membiarkan keputusan dibuat oleh siapa saja dalam kelompok sehingga
terkadang membuat semangat kerja tim pada umumnya menjadi rendah.
14
e) Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan jenis ini cenderung terdapat aksi transaksi antara
pemimpin dan bawahan dimana pemimpin akan
memberikan reward ketika bawahan berhasil melaksanakan tugas yang
telah diselesaikan sesuai kesepakatan. Pemimpin dan bawahan memiliki
tujuan, kebutuhan dan kepentingan masing-masing.
f) Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional dapat menginspirasi perubahan
positif pada mereka (anggota) yang mengikuti. Para pemimpin jenis ini
memperhatikan dan terlibat langsung dalam proses termasuk dalam hal
membantu para anggota kelompok untuk berhasil menyelesaikan tugas
mereka.
h) Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang kuat atas para
pengikut oleh karena karisma dan kepercayaan diri yang ditampilkan. Para
pengikut cenderung mengikuti pemimpin karismatik karena kagum
dan secara emosional percaya dan ingin berkontribusi bersama dengan
pemimpin karismatik.
i) Kepemimpinan Situasional
Pemimpin yang menerapkan jenis kepemimpinan situasional lebih sering
menyesuaikan setiap gaya kepemimpinan yang ada dengan tahap
perkembangan para anggota yakni sejauh mana kesiapan dari para anggota
melaksanakan setiap tugas.
15
1. Kharisma
Kharisma dianggap sebagai kombinasi dari pesona dan daya tarik pribadi
yang berkontribusi terhadap kemampuan luar biasa untuk membuat orang
lain mendukung visi dan juga mempromosikannya dengan bersemangat.
Pemimpin karismatik adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfir
motivasi atas dasar komitmen dan identitas emosional pada visi, filosofi,
dan gaya mereka dalam diri bawahanya.
16
2. Motivasi Inspiratif
Motivasi inspiratif menggambarkan pemimpin bergairah dalam
mengkomunikasikan masa depan organisasi yang idealis. Pemimpin
menggunakan komunikasi verbal atau penggunaan simbol-simbol yang
ditujukan untuk memacu semangat bawahan. Pemimpin memotivasi
bawahan akanarti penting visi dan misi organisasi sehingga seluruh
bawahannya terdorong untuk memiliki visi yang sama. Kesamaan visi ini
memacu bawahan untuk bekerja sama mencapai tujuan jangka panjang
dengan optimis. Sehingga pemimpin tidak saja membangkitkan semangat
individu tapi juga semangat tim.
3. Stimulasi Intelektual
Stimulasi intelektual menggambarkan pemimpin mampu mendorong
karyawan untuk memecahkan masalah lama dengan cara yang baru.
Pemimpin berupaya mendorong perhatian dan kesadaran bawahan akan
permasalahan yang dihadapi. Pemimpinan kemudian berusaha
mengembangkan kemampuan bawahan untuk menyelesaikan
permasalahan dengan dekatan atau perspektif baru.
4. Perhatian Yang Individual
Perhatian yang individual menggambarkan bahwa pimpinan selalu
memperhatikan karyawannya, memperlakukan karyawan secara
individual, melatih dan menasehati. Pemimpin mengajak karyawan untuk
jeli melihat kemampuan orang lain. Pemimpin memfokuskan karyawan
untuk mengembangkan kelebihan pribadi.
2.2Kompensasi
2.2.1Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan.
1) Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan Hasibuan (2008:118).
17
secara sukarela atau pun tidak secara sukarela. Turnover dapat berupa
pengunduran diri, perpindahan keluar unit organisasi, pemberhentian atau
kematian anggota organisasi.
B. Rivai (2009:238), turnover intention merupakan keinginan karyawan
untuk berhenti kerja dari perusahaan secara sukarela atau pindah dari satu
tempat ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri.
C. Simamora (2004), turnover intention merupakan pemisahan diri secara
sukarela oleh seorang karyawan dari organisasi.
berpindah
karyawan.
4. Kepuasan Kerja
berpengaruh
secara negatif
dan signifikan
keinginan
berpindah
karyawan
Permasalahan Variabel
Hipotesis
1) Gaya kepemimpinan
berpengaruh terhadap
tingkat turnover intention
karyawan.
2) Kompensasi
berpengaruhterhadap Analisis data
tingkat turnover intention 1) Analisis regresi
karyawan. linier berganda
3) Gaya kepemimpinan dan 2) Pengujian hipotesis
kompensasi berpengaruh
terhadap tingkat turnover -Uji t
intention karyawan.
-Uji F
27