Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KONFLIK

KELOMPOK 1 :
INDRI OKTAVIANI 20221030003
FATMA ANNAJWA 20221030001
DWI PASHA ANGGARA P 20221030002
FERNANDO VALENTINO 20221030004
KEPEMIMPINAN
Pengertian :
Kepemimpinan adalah sikap yang ada di dalam seorang pemimpin. Sedangkan
pemimpin adalah seseorang yang sudah diberi kepercayaan.
Kepercayaan tersebut digunakan untuk menjadi sebuah kepala atau ketua di
dalam perusahaan atau organisasi.
Di dalam KBBI atau kamus besar bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah
perihal pemimpin atau cara memimpin. Sedangkan pemimpin menurut KBBI
adalah orang yang memimpin.
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
1.Menurut Moejiono, kepemimpinan atau leadership sebenarnya adalah akibat
dari pengaruh yang terjadi secara satu arah. Hal itu terjadi karena seorang
pemimpin mungkin memiliki sebuah kualitas tertentu. Kualitas tersebut adalah
sesuatu yang membedakan dirinya dengan para pengikutnya.

2.Menurut Stoner kepemimpinan adalah sebuah proses dalam mempengaruhi


atau mengarahkan sebuah kegiatan. Kegiatan tersebut terkait dengan
kelompok atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mencapai sebuah tujuan
tertentu.
TUJUAN
Tujuan dari sikap kepemimpinan tersebut adalah
untuk mencapai sebuah target atau goal. Baik di
bidang pekerjaan atau sebuah organisasi, selalu
ada target yang ingin di capai. Target-target yang
sudah ditentukan tersebut dapat terlaksana
karena adanya sikap kepemimpinan.
Aspek Penting Kepemimpinan
1. Seorang pemimpin harus melibatkan orang lain
Orang lain yang dimaksud sebagai pengikut, bawahan, atau anggota-anggota kelompok. Kesediaan
dari anggota kelompok dalam menerima sebuah arahan dari pemimpin tentu akan membantu.
Melalui hal tersebut, akan membantu menegaskan status pemimpin.
2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan
Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di antara pemimpin dan para
anggota kelompok. Maksud dari aspek ini adalah anggota kelompok tetap memiliki kuasa di dalam
sebuah organisasi. Mereka dapat membentuk kegiatan kelompok melalui berbagai cara. Akan
tetapi, kekuasaan dari pemimpin organisasi cenderung akan lebih tinggi, jika dibandingkan dengan
anggota kelompoknya.
3. Kepemimpinan sebagai kemampuan dalam menggunakan kekuasaan
Kepemimpinan adalah sebagai kemampuan dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan.
Kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin umumnya akan digunakan dalam memengaruhi
perilaku anggota kelompoknya. Oleh karena itu, para pemimpin diharapkan memiliki kewajiban
khusus dalam mempertimbangkan etika, saat akan mengambil sebuah keputusan.
TEORI KEPEMIMPINAN
Teori Transformasional Teori gaya dan perilaku
Teori ini mengacu pada kata transformasi, kata Teori kepemimpinan berdasarkan gaya dan
tersebut memiliki arti umum perubahan. Teori perilaku ini disebut sebagai kebalikan dari teori
kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori orang hebat atau great man theory. Teori
yang mengarahkan pada istilah “memanusiakan berdasarkan gaya dan perilaku ini menyatakan
manusia”. Teori ini mengedepankan pendekatan bahwa pemimpin yang hebat itu dibuat. Teori ini
personal pemimpin dengan bawahannya atau menjelaskan bahwa pemimpin yang hebat itu
organisasi. bukan berasal sejak mereka dilahirkan.

Hal itu dilakukan dalam rangka mengubah kesadaran, Teori kepemimpinan ini memfokuskan pada
membangun semangat serta memberi inspirasi. tindakan dari seorang pemimpin. Vulkan pada
Dilakukan demi mencapai tujuan bersama, tanpa kualitas sifat, mental atau karakter bawaan dari
merasa ditekan atau tertekan. Bahkan, mampu orang tersebut. Teori gaya dan perilaku ini juga
memberikan motivasi pada setiap anggotanya. menyebutkan bahwa seseorang dapat belajar serta
berlatih menjadi pemimpin.
Gaya Kepemimpinan :
1. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang sebelum membuat keputusan memperhitungkan masukan-
masukan yang diterima dari orang yang dipimpinnya. Masa yang dipimpin dapat menyuarakan pendapat mereka
secara bebas. Dengan masukan yang diberikan, pemimpin dapat melihat masalah dari sisi yang berbeda, sehingga
dapat mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang sebenarnya.
2. Kepemimpinan Otoriter
Jenis kepemimpinan otoriter ini merupakan lawan dari kepemimpinan demokratis. Pemimpin dengan gaya ini
merupakan pemimpin absolut. Gaya kepemimpinan ini bisa dilihat dari cara seorang pemimpin mengambil
keputusan, tanpa memikirkan orang yang terdampak keputusan yang diambil.
3. Kepemimpinan Delegatif (Laissez-Faire)
Kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memberikan otoritas kepada tim
yang dipimpinnya dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
4. Kepemimpinan Strategis
Gaya kepemimpinan strategis menempatkan dirinya antar tugas atau tujuan yang harus dicapai dan kesempatan
untuk berkembang dari tugas yang diberikan. Pemimpin seperti ini akan berusaha mengimbangi dan memastikan
bahwa kondisi kerja setiap orang tetap kondusif dan stabil.
5. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional akan memberi imbalan (reward), jika tim yang dipimpinnya berhasil mengerjakan
pekerjaan dengan kualitas yang memuaskan dan sesuai dengan target dan arahan. Imbalan bisa berupa insentif
tambahan, makanan, atau uang untuk memotivasi tim yang dipimpinnya.

6. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin dengan gaya transfomasional selalu berupaya untuk mengubah timnya ke arah yang lebih baik.
Perubahan ini bisa berupa penambahan skill set dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih
cepat. Pemimpin dengan gaya transformasional akan selalu mendorong timnya keluar dari zona nyaman dengan
tugas baru dan menantang. Dengan memberikan tugas yang menantang diharapkan tim yang dipimpinnya dapat
menyelesaikan tugas apapun secara efisien.

7. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin dengan gaya karismatik umumnya bisa menggerakan masa atau tim yang dipimpinnya secara alami
untuk menggapai tujuannya. Umumnya karisma seseorang terbentuk dari lingkungan dimana orang tersebut
tumbuh dan nilai-nilai sosial yang dianggap penting olehnya.

8. Kepemimpinan Birokrasi
Dalam menjalankan tugasnya memimpin sekelompok orang, pemimpin ini selalu mengacu pada SOP dan
ketentuan yang berlaku. Umumnya gaya kepemimpinan seperti ini dapat ditemukan di perusahaan dengan budaya
kerja tradisional, dimana hal seperti senioritas masih menjadi praktik umum. Kepemimpinan jenis ini tidak terlalu
suka dengan perubahan dan cara out of the box dalam menyelesaikan permasalahan. Pendekatan yang dilakukan
oleh pemimpin birokrasi umumnya bersifat konservatif dan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan.
MANAJEMEN KONFLIK
Menurut KBBI, manajemen artinya penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk
mencapai sebuah tujuan. Sedangkan konflik adalah peristiwa yang terjadi ketika dua atau lebih pihak
saling bertentangan atau berselisih.
Pengertian Manajemen konflik adalah cara untuk mengelola konflik untuk meredam kemungkinan
buruk akibat konflik seperti permusuhan, perpecahan, hingga persaingan tidak sehat. Manajemen
konflik sendiri bisa dilakukan secara mandiri, kerjasama baik dengan atau tanpa pihak ketiga, hingga
mengambil keputusan antara kedua belah pihak.

Menurut para ahli


Menurut Howard Ross manajemen konflik adalah langkah-langkah penyelesaian konflik yang
diarahkan ke hasil tertentu, seperti ketenangan, kreatif, hingga bermufakat.

Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk menghindari perselisihan atau bahkan permusuhan.
Fungsi Manajemen Konflik
Meningkatkan kreativitas dan produktivitas pekerja
Dengan minimnya gesekan, maka kinerja anggota akan semakin baik. Tentu ini akan
berpengaruh terhadap produktivitas dan kreativitas kerja. Pekerja dapat bekerja dengan
maksimal tanpa perlu pusing memikirkan masalahnya dengan atasan. Selain bagi pekerja
sendiri, kinerja yang baik juga akan berpengaruh pada hasil pekerjaan yang semakin cepat
dan semakin baik atau kreatif.

Mengurangi kesenjangan antar pekerja


Jika terjadi konflik, suasana kerja pasti tidak mengenakkan. Atmosfer positif yang dibutuhkan
untuk menghasilkan ide-ide kreatif menjadi hilang. Maka dari itu, manajemen konflik penting
untuk mengurangi kesenjangan antar satu pihak dengan yang lainnya. Selain itu, manajamen
konflik juga penting dilakukan agar masing-masing pihak saling menghormati.

Melatih kemampuan penyelesaian konflik


Meski konflik cenderung dilihat sebagai hal buruk, namun ada sisi lain mengapa konflik itu
penting adanya. Konflik memang akan selalu ada, namun upaya organisasi untuk
mengatasinya setiap kali konflik datang pada akhirnya akan membuahkan hasil. Organisasi
akan terbiasa dengan adanya konflik, lalu menjadikan manajemen konflik sebagai hal yang
mudah untuk dilakukan.
Tahapan Manajemen Konflik
Identifikasi
Di tahap identifikasi, harus bisa menemukan jawaban atas apa kira-kira yang menjadi penyebab terjadinya konflik.
Mulai dari mengetahui pihak mana saja yang berselisih, akar permasalahan, skala konflik, hingga dampak yang
mungkin terjadi.
Diagnosis
Pada tahap ini diagnosis, harus melakukan analisis dan pemetaan konflik secara menyeluruh terhadap hasil
identifikasi awal. Kemudian, buatlah diagnosis atau statement atas konflik yang terjadi. Misalnya, yang terjadi
ternyata “konflik vertikal antara manajer dan anggota tim karena sistem kerja yang tidak teratur”
Kesepakatan solusi
Di tahap kesepakatan solusi ini, kedua belah pihak dipertemukan. Kamu sebagai penengah misalnya, menjabarkan
berbagai opsi penyelesaian yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Kemudian, biarkan kedua pihak menimbang
hingga sepakat untuk memilih mana solusi terbaik untuk keduanya.
Penerapan solusi
Di tahap penerapan solusi ini, Sepakat terhadap solusi yang dipilih bukanlah akhir dari konflik, melainkan kedua
pihak juga harus diawasi masing-masing untuk menerapkan apa yang sudah disepakati. Jika kesepakatan
memerintahkan kedua pihak tidak boleh ikut campur urusan masing-masing, maka keduanya harus mematuhi hal
tersebut.
Evaluasi
Di tahap akhir evaluasi ini, Selain memantau pelaksanaan kesepakatan, penerapan solusi juga harus dievaluasi. Ini
dilakukan untuk melihat seberapa efektif solusi yang telah dipilih. Jika sudah baik, maka kamu tak perlu khawatir
lagi jika konflik terjadi lagi.
Jenis-Jenis Manajemen Konflik
Accommodating
Jenis pertama adalah akomodasi. Pada dasarnya, jenis ini menitikberatkan pada kepentingan dua
pihak yang cara penyelesaiannya dilakukan oleh pihak ketiga. Di sini, pihak ketiga harus
mendengarkan dan mengumpulkan setiap pendapat dari kedua belah pihak. Kemudian, pihak ketiga
memberikan beberapa solusi yang dapat mengadopsi kedua kepentingan, ataupun bisa juga berat seb

Avoiding
Selanjutnya adalah teknik menghindari, atau manajemen konflik apatis. Jenis ini dipilih untuk
mencegah dan menghindari potensi konflik. Tujuan utama dari jenis ini memang untuk preventif atau
pencegahan jangan sampai konflik terjadi.

Compromising
Jenis ini dikenal sebagai pilihan strategi yang positif karena kedua pihak yang berselisih memilih
berkompromi untuk mengambil solusi untuk kepentingan bersama. Tujuannya, hasil kesepakatan
yang ada memberikan pengaruh positif bagi kedua pihak.
Collaborating
Jenis ini juga dianggap memiliki output yang positif karena setiap anggota dari kedua
pihak dipersilakan untuk bekerja sama menyelesaikan konflik. Namun, untuk catatan,
strategi ini hanya bisa dilakukan jika kedua pihak sepakat untuk mencari solusi dengan
tujuan kepentingan bersama.
Competing
Jenis ini membutuhkan pihak ketiga untuk membiarkan kedua pihak saling berkompetisi
dengan sehat sebagai bentuk penyelesaian masalah. Meski terlihat adil di beberapa
kasus, namun hasilnya masih terkesan “hitam-putih” karena akan ada pihak yang menang
dan kalah.
Conglomeration
Pada jenis ini, sebuah pihak akan menggabungkan beberapa strategi yang sudah
disebutkan di atas. Tentunya, ini akan memakan biaya dan waktu, misalnya menyewa
pihak ketiga, hingga pertemuan-pertemuan dengan pihak yang saling berselisih.
TOKOH PEMIMPIN SOEHARTO

Jend. Besar TNI (Purn) H. M. Soeharto adalah presiden kedua republic Indonesia. Beliau lahir di
Kemusuk, Yogyakarta pada tanggal 8 juni 1921 dan telah wafat pada tanggal 27 januari 2008 di jakarta.
Soeharto mempunyai karir perjalanan yang panjang di militer dan politik. Di militer pak harto memulai
dari sersan KNIL, Komandan PETA, Komandan resimen berpangkat mayor dan komandan batalyon
berpangkat letnan Kolonel. Beliau merupakan Presiden Indonesia terlama yang menjabat 32 tahun, dari
1967 hingga 1998. Masa kepemimpinannya disebut dengan Orde Baru atau Orba. Awal mula terpilihnya
Soeharto sebagai Presiden Indonesia adalah saat ia berhasil menumpas Gerakan 30 September dan
menyatakan Partai Komunis Indonesia sebagai organisasi terlarang.Gaya Kepemimpinan Presiden
Soeharto adalah gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu
mampu menangkap peluang dan melihat tantangan yang berdampak positif serta mempunyai visi yang
maju kedepan dan sadar akan perlunya langkah-langkah yang penyesuaian. Pada awalnya sifat
kepemimpinan yang baik dan menonjol dari mantan presiden soeharto adalah kesederhanaan,
keberanian dan kemampuan dalam mengambil inisiatif dan keputusan, kuat mental dalam menghadapi
bahaya serta konsisten dengan segala keputusan yang diterapkan. Tahun-tahun soeharto diwarnai
dengan praktik otoritarian dimana tentara mempunyai peran yang sangat dominan. Terlihat jelas bahwa
soeharto memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter, dominan dan sentralis. Mantan presiden soeharto
juga memiliki sifat kepemimpinan exploitative-authoritative, atau kurang demokratis. Disaat
kepemimpinannya juga, soeharto menerapkan gaya kepemimpinan coercive, yang selalu menginginkan
agar perintah dan instruksinya dipatuhi orang lain secara segera.
Manajemen Konflik era kepemimpinan soeharto
Konflik Filipina dan bangsa moro
Perdamaian Thailand berawal pada awal periode 1980-an, saat Presiden Filipina Ferdinand Marcos
berusaha mencari dukungan dari negara-negara Timur Tengah dan Indonesia untuk
menyelesaikan konflik dengan Bangsa Moro di Mindanau. Saat itu Moro ingin merdeka dan
memisahkan diri dari Filipina.
Marcos bertemu dengan Soeharto di Jakarta, meminta penyelesaian soal Moro agar tetap menjadi
bagian Filipina. Soeharto menerima permintaan Marcos. Indonesia setuju untuk mendamaikan
konflik dengan syarat Bangsa Moro tetap menjadi bagian dari Filipina.
Langkah perdamaian ini diteruskan oleh pengganti Marcos, Presiden Corazon Aquino. Tahun 1989,
Lalu Pada Tanggal 23 September 1993, Presiden Fidel Ramos mengunjungi Presiden Soeharto
di Jakarta. Kembali meminta bantuan untuk menyelesaikan konflik di Mindanau.

Indonesia kemudian membawa masalah Mindanau ke Forum Menteri Luar Negeri Negara Muslim.
Dibentuk Komite Enam, dengan Indonesia sebagai ketuanya.
Tak mudah menyelesaikan konflik pemerintah Filipina dengan Bangsa Moro. Indonesia selalu
terlibat sebagai fasilitaror. Akhirnya perjanjian damai bisa diteken antara kedua pihak tahun
1996.
Konfrontasi Indonesia - Malaysia
Di era Orde Lama, Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia. Beruntung, tak pernah terjadi peperangan
besar. Konfrontasi Indonesia-Malaysia dilahirkan oleh Soekarno. Konfrontasi padam seiring dengan
lengsernya Soekarno. Pembangunan dan kesejahteraan masyarakat memburuk setelah Indonesia
berkonfrontasi dengan Malaysia. Permusuhan itu membuat Indonesia keluar dari Perserikatan
Bangsa-bangsa (PBB) pada 1965 dan dikucilkan dari pergaulan internasional
Demonstrasi besar-besaran pada awal 1966 membuat Soeharto mengambil alih pemerintahan, Di
bawah Soeharto hubungan Indonesia-Malaysia diperbaiki. pemerintah Indonesia berunding dengan
Malaysia. Dari 28 Mei hingga 1 Juni 1966, Menteri Luar Negeri Malaysia Tun Abdul Razak bertemu
dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik di Bangkok, Thailand. Pertemuan itu
menghasilkan Persetujuan Bangkok.
Setelah Persetujuan Bangkok, hubungan Indonesia-Malaysia berangsur membaik. Persetujuan Bangkok
ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya persetujuan normalisasi hubungan Malaysia-Indonesia
pada 11 Agustus 1966. Pada 31 Agustus 1967 Indonesia dan Malaysia kembali membuka
hubungan diplomatik tingkat kedutaan besar setelah setahun sebelumnya diputus
Pembasmian Partai Komunis Indonesia
Selama masa kepresidenannya, Suharto menyelesaikan konflik dengan Partai
Komunis Indonesia (PKI) melalui pembubaran partai tersebut setelah Gerakan
30 September 1965 yang diakibatkan pembunuhan massal terhadap anggota
PKI dan komunis di Indonesia. Akibat dari pembubaran PKI, banyak anggota
partai dan komunis yang ditangkap, dibunuh, atau dipenjarakan tanpa proses
peradilan yang adil. Pembubaran PKI ini dijadikan landasan Suharto dalam
menjalankan rezim yang bersifat autoriter.
Secara ekonomi, Suharto juga mengambil tindakan yang cukup radikal dalam
mengatasi konflik dengan PKI. Ia mengeluarkan kebijakan yang mengarah ke
pengembangan ekonomi yang cenderung anti-komunis dan menjauhkan diri
dari sistem ekonomi yang diperkenalkan oleh PKI.
Sumber
SUMBER : https://dailysocial.id/post/manajemen-konflik
SUMBER : https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
kepemimpinan/
https://www.pelatihan-sdm.net/mengenali-berbagai-macam-
gaya-kepemimpinan/
https://www.academia.edu/29279509/Analisis_Kepemimpin
an_Soeharto
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/12/1100008
79/alasan-soeharto-dapat-memimpin-selama-32-
tahun?page=all
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai