Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi kepemimpinan

Definisi dari kepemipinan yaitu dari kata ―pimpin―, dalam hal tersebut

mengandung dua hal penting yang harus dipahami yaitu antara lain : ‘‘pemimpin‘‘

yang dilihat sebagai objek ataupun pemimpin yang berperan sebagau subjek. Kata

pemimpin sendiri dapat diartikan suatu kegiatan yang menggerakan, mengaturm

membina dan juga mengarahkan. Freddy Nuambery menyatakan kepemimpinan

merupakan keahlian dan jati diri seseorang dalam hal menggerakan dan mensgesti

orang lain supaya orang tersbut dapat melakukan hala tau suatu pekerjaan demi

mencapai tujuan yang diinginkan untuk kepentingan banyak orang . Veithzal Rivai

berkata kepemimpinan adalah kekuatan menggerakkan dan mempengaruhi orang

demi menggapai tujuan sasaran yang telah ditetapkan, merawat relasi kerja sama

dan kerja team yang solid mendapatkan support serta kekompakan kerja sama dari

orang-orang di luar team.

Pemimpin memiliki tanggung jawab atas keberhasilan aktivitas kinerja team

organisasi yang dia pimpin. Oleh karena itu pemimpin perlu mempunyai

kemampuan yang sama dalam menjalankan kepemimpinan. Ted W. Engstrom dan

Edward R. Dayton menyatakan suatu hubungan dan suatu tindakan, di mana

diikuti oleh orang-orang karena inspirasi, kepentingan pribadi atau struktur

organisasi. Sedangkan Peter Drucker, yang menulis bukub The Practice of

Management melihat bahawa kepemimpinan sangatlah penting. Yakob Tomatala

berpendapat mengenai kepemimpinan yang di dalamnya terdapat proses yang


tersusun dan tersistematis dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Hal-hal

penting dalam kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari tindakan kehidupannya,

serta kepemimpinan yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai

untuk perubahan organisasi, serta memberikan dampak yang positif kepada orang

lain yang membutuhkan.

Situasi dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling

membutuhkan dan saling berkaitan. Di mana seseorang yang ditempatkan untuk

memimpin dan memberikan pengaruh kepada orang yang dipimpin. Jika situasi

mengalami perubahan maka respons dari pemimpin harus cepat supaya persoalan

dapat diselesaikan. Pemimpin harus dapat dengan cakap membaca pekembangan

dan perubahan situasi. Myles Munroe menyatakan bahwa kepemimpinan adalah

suatu keadaan untuk dapat menggerakan orang lain dengan memberikan motivasi

dan inspirasi yang didasari keinginan yang berdasarkan semangat visi dan misi

yang telah ditetapkan oleh organisasi, hal tersebut akan menghasilkan suatu

keberanian dan keyakinan dalam mencapai suatu keinginan atau tujuan. Oswald

Sanders mendefinisikan ―Leadership is influence, the ability of one person

toinfluence others. , artinya ―Kepemimpinan adalah menggerakan atau

mempengaruhi orang lain dengan kemampuan yang dimiliki untuk merekrut

orang lain. Dari pandangan-pandangan para tokoh maka penulis mengambil suatu

kesimpulan terhadap definisi dari kepemimpinan yaitu kepemimpinan merupakan

proses mempengaruhi atau memberi teladan dan juga memberikan semangat suatu

team atau kelompok atau organisasi demi tercapainnya tujuan yang telah disusun

dan direncanakan. Dengan demikian kepemimpinan merupakan motor penggerak

pencapai tujuan organisasi. Di samping itu, Hessel Nogi memberikan pengertian


yang menarik tentang kepemimpinan, yaitu: suatu usaha atau tindakan yang

memberikan pengaruh secara pribadi, yang diterapkan dalam situasi tentu, dapat

juga dilakukan secara langsung untuk mencapai tujuan. Dalam menghadapi segala

perubahan maka diperlukan komunikasi yangt tetap dan dengan mengarah kepada

pencapaian tujuan bersama. Intinya adalah ada pencapaian tujuan yang dianggap

penting.

Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi atau kepemimpinan, penerapan fungsi-

fungsi kepemimpinan sangat penting. Alasannya adalah fungsi kepemimpinan

merupakan bagian yang sangat mendasar dalam menjalankan kepemimpinan

sehingga sebuah kepemimpinan berjalan dengan baik. Secara sederhana

kepemimpinan itu sendiri adalah: Membentuk sasaran, mempersiapkan diri untuk

menyelesaikan yang sudah mulai untuk mencapai tujuan.

2.2 Proses kepemimpinan

Proses kepemimpinan adalah serangkaian tindakan dan tahapan yang diikuti oleh

seorang pemimpin dalam upaya mempengaruhi, membimbing, dan mengarahkan

individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Proses ini melibatkan

sejumlah elemen yang mencakup perencanaan, komunikasi, pengambilan

keputusan, motivasi, dan penilaian. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam

proses kepemimpinan:

1. Identifikasi Visi dan Tujuan: Pemimpin pertama-tama harus memiliki visi

yang jelas tentang tujuan yang ingin dicapai. Ini melibatkan pemahaman

mendalam tentang apa yang ingin dicapai dan mengapa itu penting.
2. Perencanaan: Setelah visi dan tujuan telah diidentifikasi, pemimpin perlu

merancang rencana tindakan yang akan membantu mencapai tujuan

tersebut. Ini mungkin melibatkan perencanaan jangka pendek dan jangka

panjang, alokasi sumber daya, dan identifikasi langkah-langkah konkret

yang harus diambil.

3. Komunikasi: Komunikasi yang efektif adalah salah satu kunci

kepemimpinan yang baik. Pemimpin harus mampu mengkomunikasikan

visi, tujuan, dan rencana kepada tim atau kelompok dengan cara yang jelas

dan inspiratif. Ini membantu memotivasi orang-orang dan menjaga mereka

terfokus.

4. Pembuatan Keputusan: Pemimpin seringkali dihadapkan pada berbagai

keputusan, baik kecil maupun besar, dalam perjalanan mencapai tujuan.

Proses pengambilan keputusan yang baik melibatkan evaluasi informasi,

konsultasi dengan anggota tim atau pakar, dan pertimbangan konsekuensi

dari setiap keputusan.

5. Motivasi: Pemimpin harus mampu memotivasi anggota tim atau kelompok

untuk bekerja menuju tujuan bersama. Ini bisa dilakukan melalui berbagai

cara, seperti memberikan dorongan moral, pengakuan atas kontribusi, atau

memberikan insentif yang sesuai.

6. Pelaksanaan: Proses kepemimpinan melibatkan mengawasi dan mengelola

pelaksanaan rencana tindakan. Pemimpin harus memastikan bahwa

langkah-langkah yang telah dirancang dilaksanakan dengan efisien dan

sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.


7. Evaluasi dan Penilaian: Pemimpin harus secara teratur mengevaluasi

kemajuan terhadap tujuan dan mengukur hasil yang dicapai. Jika perlu,

perubahan atau penyesuaian dalam rencana dapat dilakukan.

8. Pengembangan Tim: Seorang pemimpin yang efektif juga memainkan

peran penting dalam pengembangan anggota tim atau kelompok. Ini

termasuk memberikan pelatihan, umpan balik konstruktif, dan bimbingan

untuk membantu individu mencapai potensi maksimal mereka.

9. Penghargaan dan Pengakuan: Penghargaan dan pengakuan atas kontribusi

anggota tim atau kelompok penting untuk mempertahankan motivasi dan

meningkatkan semangat kerja.

10. Proses kepemimpinan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis

dan terus berubah seiring dengan perkembangan situasi dan tujuan.

Pemimpin perlu fleksibel dan adaptif dalam menavigasi proses ini untuk

mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

2.3 Teori-teori kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam melaksanakan

tugas dan kewajibanya sifat pemimpin dalam memikul tanggung

jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan

wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang

dipimpinnya. Beberapa teori kepemimpinan sebagai berikut:

a. Teori Genetic,,
yaitu Kepemimpinan diartikan sebagai traits withen the individual leader:

Seseorang yang dapat menjadi pemimpin karna memang dilahirkan

sebagai pemimpin dan bukan karna dibuat atau di didik untuk itu.

b. Teori Sosial,

teori yang memandang Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok.

Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu kepamimpinan tidak hanya

dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang,

tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan

ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.

c. Teori Situasional,

suatu teori yang berpandangan bahwa kepamimpinan sangat bergantung

pada situasinya.

d. Teori Ekologis,

suatu teori yang mengatakan bahwa kepamimpinan merupakan

penggabungan antara bakat alami yang sudah ada sejak dilahirkan

dengan pendidikan dan pelatihan yang intensif.

e. Teori Sosio-behavioristik,

yaitu teori yang mengatakan bahwa kepemimpina dilahirkan oleh:

a. bakat, turunan,dan kecerdasan yang alamiah

b. pengalaman dalam kepemimpinan

Dari berbagai teori itu dapat di identifikasikan bahwa pada dasarnya,

teori kepemimpinan itu ada 3 macam, yaitu; teori sifat, teori perilaku, dan

teori lingkungan.
 Teori Sifat

Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik,

mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan keberhasilan

kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang menghubungkan

berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu. Teori ini menekankan pada

atribut-atribut pribadi dari parapemimpin. Dasar dari teori ini adalah

asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan

dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi

yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa

depan yang luar biasa dan kekuatan persuasife yang tidak tertahankan.

Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial

disebabkan oleh dimilikinya kemampuan ½ Kemampuan luar biasa dari

seorang pemimpin.

 Teori Pribadi-Perilaku

Di akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran

bahwa bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefektifan

kepemimpinan seseorang. Dari pada berusaha menemukan sifat-sifat,

mereka, meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-

pengikutnya.

 Teori Kepemimpinan Situasional

Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa

pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi


sebelum mengunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan

dalam perilaku manusia.

2.4 Kepemimpinan model integrative

Kepemimpinan integratif adalah sebuah pendekatan yang menggabungkan

berbagai gaya kepemimpinan, teori-teori, dan metode kepemimpinan yang ada

untuk mencapai hasil yang optimal dalam situasi tertentu. Pendekatan ini

memandang kepemimpinan sebagai keterampilan yang harus bersifat fleksibel dan

adaptif, sehingga pemimpin dapat menggabungkan berbagai pendekatan

berdasarkan kebutuhan dan karakteristik tim atau organisasi yang dipimpin.

Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Kepemimpinan integratif menekankan pentingnya

fleksibilitas dalam pemimpin. Pemimpin yang menggunakan pendekatan ini akan

mengubah gaya kepemimpinan mereka berdasarkan situasi dan kebutuhan yang

ada. Mereka tidak mengikuti satu pendekatan tertentu secara kaku, tetapi lebih

bersedia untuk menyesuaikan diri.

Integrasi Berbagai Gaya Kepemimpinan: Kepemimpinan integratif mencakup

integrasi berbagai gaya kepemimpinan, seperti kepemimpinan transaksional dan

transformasional, kepemimpinan partisipatif, dan lain sebagainya. Ini

memungkinkan pemimpin untuk menggunakan pendekatan yang sesuai dengan

tugas dan lingkungan kerja.

Fokus pada Hasil Optimal: Tujuan utama dari kepemimpinan integratif adalah

mencapai hasil yang optimal. Pemimpin yang mengadopsi pendekatan ini tidak

hanya berorientasi pada penggunaan satu metode atau gaya yang sudah dikenal,
tetapi mereka lebih berfokus pada mencapai hasil terbaik dengan menggunakan

alat yang paling sesuai.

Komunikasi Efektif: Kepemimpinan integratif memerlukan kemampuan

komunikasi yang kuat. Pemimpin perlu berkomunikasi dengan baik dengan

anggota tim, menggali masukan, dan mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi

mereka.

Memahami Anggota Tim: Pemimpin integratif cenderung memahami karakteristik

dan kemampuan individu dalam tim. Ini membantu mereka menentukan gaya

kepemimpinan yang paling sesuai untuk memotivasi dan membimbing setiap

anggota tim.

Pengelolaan Konflik: Kepemimpinan integratif juga mencakup kemampuan dalam

mengelola konflik. Pemimpin harus mampu mengidentifikasi konflik, memahami

penyebabnya, dan mencari solusi yang memadai.

Pengembangan Diri Terus-Menerus: Pemimpin yang mengadopsi pendekatan ini

harus selalu berupaya untuk mengembangkan diri mereka sendiri. Mereka terus

belajar tentang berbagai teori kepemimpinan dan memahami kapan dan

bagaimana menggunakan pendekatan yang berbeda.

Kesadaran Sosial (Social Awareness) dan Kecerdasan Emosional (Emotional

Intelligence): Kesadaran sosial dan kecerdasan emosional penting dalam

kepemimpinan integratif. Pemimpin perlu memahami perasaan dan kebutuhan

anggota tim mereka, serta memahami bagaimana emosi dapat memengaruhi

kinerja dan interaksi.


Kepemimpinan integratif dapat sangat efektif dalam situasi yang beragam dan

berubah-ubah, di mana pendekatan yang sama tidak selalu cocok. Ini juga

memberi pemimpin kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan

yang cepat dalam dunia bisnis dan organisasi. Kepemimpinan integratif

memberikan fleksibilitas dan adaptabilitas yang penting dalam memimpin tim dan

organisasi menuju kesuksesan.

2.5 Dimensi fungsional dan pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses yang penting dalam kepemimpinan dan

manajemen. Dimensi fungsional dalam pengambilan keputusan mencakup

berbagai elemen yang memengaruhi bagaimana keputusan diambil dan

dilaksanakan dalam organisasi.

Berikut beberapa dimensi fungsional dalam pengambilan keputusan:

1. Informasi dan Analisis: Keputusan yang baik memerlukan akses yang baik

ke informasi yang relevan. Pemimpin perlu mengumpulkan data yang

tepat, menganalisisnya, dan memahami implikasi informasi tersebut

sebelum membuat keputusan. Dimensi ini mencakup bagaimana informasi

diperoleh, dianalisis, dan digunakan dalam pengambilan keputusan.

2. Partisipasi dan Konsultasi: Ini mencakup sejauh mana anggota tim atau

anggota organisasi lainnya terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Apakah pemimpin mengambil keputusan secara otoriter atau melibatkan

anggota tim dalam pembuatan keputusan akan memengaruhi dinamika

organisasi.
3. Pengelolaan Risiko: Keputusan seringkali melibatk Q,,an risiko, dan

dimensi ini berkaitan dengan bagaimana pemimpin mengelola risiko yang

mungkin timbul akibat keputusan yang diambil. Ini melibatkan identifikasi

risiko, penilaian dampaknya, dan pengembangan strategi pengurangan

risiko.

4. Penyusunan Rencana Tindakan: Pengambilan keputusan sering diikuti

dengan perencanaan tindakan. Bagaimana rencana tindakan dirumuskan

dan dilaksanakan adalah bagian penting dari dimensi fungsional ini.

5. Komunikasi Keputusan: Setelah keputusan diambil, penting untuk

mengkomunikasikan keputusan tersebut secara efektif kepada anggota tim

atau anggota organisasi lainnya. Komunikasi yang jelas dan tepat waktu

adalah kunci.

6. Evaluasi dan Peninjauan: Dimensi ini mencakup bagaimana hasil

keputusan dievaluasi dan diulas. Apakah ada mekanisme untuk memeriksa

apakah keputusan telah mencapai hasil yang diinginkan, dan jika tidak,

apakah ada perubahan yang perlu dilakukan.

7. Kepatuhan dan Implementasi: Kepatuhan dengan keputusan dan langkah-

langkah pelaksanaan adalah bagian penting dari dimensi fungsional ini.

Pemimpin harus memastikan bahwa keputusan diikuti dan dilaksanakan

oleh anggota tim atau organisasi.

8. Kepemimpinan Transformasional: Pemimpin transformasional seringkali

berfokus pada dimensi ini, karena mereka menciptakan visi yang kuat dan

menginspirasi orang untuk mencapai tujuan yang tinggi melalui

pengambilan keputusan yang berdampak besar.


9. Waktu dan Prioritas: Dimensi ini berkaitan dengan bagaimana keputusan

diprioritaskan dalam konteks waktu. Apakah keputusan harus segera

diambil atau apakah ada waktu untuk pertimbangan yang lebih cermat.

10. Pengambilan keputusan yang efektif melibatkan pertimbangan dan

manajemen semua dimensi ini secara bijak dan seimbang. Keseluruhan

proses pengambilan keputusan akan berdampak pada bagaimana

organisasi berfungsi dan mencapai tujuannya. Dalam konteks

kepemimpinan, kemampuan untuk mengelola dimensi fungsional ini

dengan baik adalah kunci dalam mencapai keputusan yang

berkualitas dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Daswati Daswati. “Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya

Kepemimpinan Menuju Kesuksesan Organisasi,.” Jakarta: Academica,

2012.

Dhaniel Hutagalung. ―Membangun Inovasi Organisasi: Antara Kepemimpinan

Transformasional Dan Proses Manajemen Pengetahuan.‖ EDUKATIF:

JURNAL ILMU PENDIDIKAN 3, no. 6 (2021).

Freddy Numberi. Kepemimpinan Sepanjang Jaman Dalam Era Perubahan.

Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2010

Anda mungkin juga menyukai