Anda di halaman 1dari 9

Konsep Dasar Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam


organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan
dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

Elemen Kunci Kepemimpinan

Elemen kunci dari kepemimpinan terdiri dari 5 macam, yaitu:

1. Pemimpin-Pengikut (Leaders-Followers)

Definisi kita tentang kepemimpinan yaitu merupakan proses yang mempengaruhi


antara pemimpin dan pengikut, bukan hanya pemimpin mempengaruhi pengikut.
Karena pengikut yang baik akan melakukan peran kepemimpinan apabila
diperlukan dan pengikut mempengaruhi para pemimpin. Dengan mengetahui
bagaimana pemimpin dan pengembangan keterampilan kepemimpinan akan
membuat menjadi pemimpin dan pengikut yang lebih baik.

2. Proses Mempengaruhi

Mempengaruhi adalah proses pemimpin mengkomunikasikan ide-ide,


mendapatkan penerimaan dari orang-orang dan memberikan motivasi kepada
pengikut untuk mendukung dan melaksanakan ide-ide melalui perubahan.

3. Tujuan Organisasi

Para pemimpin yang efektif dapat mempengaruhi pengikutnya untuk berpikir


tidak hanya pada kepentingan mereka sendiri tetapi juga dari kepentingan
organisasi melalui visi bersama. Kepemimpinan terjadi ketika pengikut
dipengaruhi untuk melakukan apa yang bermanfaat bagi organisasi dan diri
mereka sendiri.
4. Perubahan

Pemimpin mempengaruhi dan menetapkan tujuan adalah tentang perubahan


organisasi yang perlu terus berubah untuk beradaptasi dengan lingkungan global
yang berubah dengan cepat. Kepemimpinan melibatkan pengaruh pengikutnya
untuk membawa perubahan menuju masa depan yang diinginkan bagi
organisasinya. Para pemimpin dan pengikut yang efektif menikmati bekerja
dengan orang-orang dan membantu mereka mencapai keberhasilan. Seperti
penelitian, pengalaman, dan akal sehat semuanya akan menunjuk ke hubungan
langsung antara keberhasilan keuangan perusahaan dan komitmennya untuk
praktik kepemimpinan yang memperlakukan orang sebagai aset.

5. Orang

Orang-orang yang maju dalam organisasi adalah mereka yang bersedia untuk
mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru.

Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam kehidupan


kelompok atau organisasi di mana fungsi kepemimpinan harus diwujudkan dalam
interaksi antar individu. secara operasional fungsi pokok kepemimpinan dapat
dibedakan sebagai berikut:

1. Fungsi Instruktif

Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator


merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana dan di mana
perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan
memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

2. Fungsi Konsultatif

Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha
menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan
yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang
dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan
keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang
dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam
pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa
umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-
keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi
konsultatif dapat diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat
dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan
berlangsung efektif.

3. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang


yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam
melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi
dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak
mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin
harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.

4. Fungsi Delegasi

Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat


atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang
penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang
memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.

5. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif


mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang
efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan,
pengarahan, koordinasi dan pengawasan.

Karakteristik Kepemimpinan

Stephen R. Coney menjelaskan bahwa karakteristik seorang pemimpin adalah:

1. Seorang yang Belajar Seumur Hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, Pemimpin adalah sebuah proses, dan
proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman yang baik maupun yang
buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada Pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan
prinsip melayani berdasarkan karier sebagai tujuan utama. Dalam memberi
pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa Energi yang Positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif
didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain.
Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang
pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan
kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat
menunjukkan energi yang positif, seperti:

a. Percaya pada Orang Lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk anak buah sehingga mereka
mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

b. Keseimbangan dalam Kehidupan


Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada
prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat
dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan
akhirat.

c. Melihat Kehidupan sebagai Tantangan

Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan,
mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung
pada inisiatif, ketrampilan, kreativitas, kemauan, keberanian, dinamisasi, dan
kebebasan.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa


kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya kemauan dan keinginan sepihak,
kebanggaan dan penolakan, dan ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut,
memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan
pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan seseorang pada saat


orang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat.
Kebanyakan orang menganggap gaya kepemimpinan merupakan tipe
kepemimpinan. Hal ini antara lain dinyatakan oleh Siagian (2003:14) bahwa gaya
kepemimpinan seseorang adalah identik dengan tipe kepemimpinan orang yang
bersangkutan. Gaya kepemimpinan seorang pemimpin itu mempunyai sifat,
kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian tersendiri yang unik dan khas,
hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Menurut Rivai (2002: 122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter


Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam
mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang
paling diuntungkan dalam organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang


pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang
kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral
tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri
sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur


organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan adalah
menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta bawahan.

4. Aplikasi Kepemimpinan Partisipatif

Keikutsertaan seorang pimpinan sangat berpengaruh pada sebuah kepemimpinan.


Menurut Yukl (1998: 143-144), terdapat beberapa aplikasi dalam kepemimpinan
partisipatif, yaitu:

evaluasi sebagaimana pentingnya keputusan tersebut;

identifikasi orang-orang yang mempunyai pengetahuan dan keahlian relevan;

evaluasi kemungkinan kerja sama oleh peserta;

evaluasi kemungkinan penerimaan tanpa partisipasi;

evaluasi apakah layak untuk mengadakan pertemuan.


Teknik Kepemimpinan

Menurut Wursanto (2002: 207) dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Organisasi


menjelaskan tentang teknik kepemimpinan yaitu membicarakan bagaimana
seorang pemimpin, menjalankan fungsi kepemimpinannya yang terdiri dari:

1. Teknik Kepengikutan

Merupakan teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang menjadi
kehendak si pemimpin. Ada beberapa sebab mengapa seseorang mau menjadi
pengikut yaitu:

kepengikutan karena peraturan atau hukum yang berlaku;

kepengikutan karena agama; kepengikutan karena tradisi atau naluri;


kepengikutan karena rasio.

2. Teknik Human Relations

Merupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan


psikologis maupun kepuasan jasmaniah. Teknik human relations dapat dilakukan
dengan memberikan berbagai macam kebutuhan kepada para bawahan, baik
kepuasan psikologis ataupun jasmaniah.

3. Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan

Dengan teknik ini pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi teladan, pemberi
semangat dan pemberi dorongan. Dengan cara demikian diharapkan dapat
memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga mereka
mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin.

Keahlian dalam Kepemimpinan

Keahlian adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengetahuan dan


kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai seperangkat tujuan. Keahlian
dapat dipelajari, dilatih, dan dikembangkan. Keahlian-keahlian ini berbeda sesuai
sifat dan kualitas seorang pemimpin.
1. Keahlian Teknis

Keahlian ini merupakan pengetahuan mengenai dan kemahiran atas jenis


pekerjaan tertentu. Keahlian ini meliputi kompetensi-kompetensi di area
spesialisasi tertentu, kemampuan analitis, dan kemampuan menggunakan alat dan
teknik yang tepat. Keahlian teknis melibatkan kemampuan menggunakan metode
dan teknik untuk melakukan suatu tugas. Termasuk di dalamnya pengetahuan
mengenai metode, proses, prosedur dan teknik, serta kemampuan menggunakan
peralatan untuk melakukan tugas. Contoh, di perusahaan software komputer,
keahlian teknis dapat meliputi pengetahuan bahasa program dan bagaimana
memprogramnya, serta memastikan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh para klien.

2. Keahlian Hubungan Manusia

Keahlian Manusia adalah pengetahuan mengenai dan kemampuan bekerja dengan


orang lain. Keahlian ini beda dengan keahlian teknis, di mana keahlian manusia
berorientasi manusia, sementara keahlian teknis berorientasi benda. Melibatkan
kemampuan untuk memahami, berkomunikasi, dan bekerja dengan baik dengan
individu dan kelompok melalui pengembangan hubungan yang
efektif. Interpersonal skill juga disebut sebagai manusia, orang, dan soft skill.

3. Keahlian Konseptual

Keahlian konseptual adalah kemampuan untuk bekerja dengan gagasan-gagasan


dan konsep-konsep. Jika keahlian teknis bicara tentang kerja dengan benda,
keahlian manusia bicara tentang kerja dengan manusia, maka keahlian konseptual
bicara tentang kerja dengan ide atau gagasan. Pemimpin yang punya keahlian
konseptual merasa nyaman tatkala bicara tentang ide yang membentuk suatu
organisasi dan dapat melibatkan diri ke dalamnya. Mereka mahir menempatkan
tujuan organisasi ke dalam kata-kata yang bisa dipahami oleh para pengikutnya.
Kemampuan mengambil keputusan berdasar pada kemampuan untuk mengonsep
suatu situasi dan memilih alternatif untuk menyelesaikan masalah dan mengambil
keuntungan dari peluang yang ada. Decision making merupakan pemahaman atas
“apa yang sedang terjadi”, karena keputusan merupakan kemampuan konsep,
dan decision making skill sering disebut sebagai kemampuan konsep.

DAFTAR PUSTAKA

Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013, h. 88.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah; Konsep, Strategi dan


Implementasi.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, h. 107.

Baharudin dan Umiarso, Kepemimpinan Pendididkan Islam; Antara Teori dan


Praktek, Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012.

Lussier, Robert N. and Christopher F. Achua. 2010. Leadership: Theory,


Application, and Skill Development. Ohio: South-Western Cengage
Learning.

Northouse, Peter G. 2010. Leadership: Theory and Practice. California: SAGE


Publication.

Anda mungkin juga menyukai