1.Tuliskan pokok pokok pembahasan perkuliahan mulai dari pemateri pertama sampai dengan
ketiga belas
Pertemuan 1 : Konsep Dasar Kepemimpinan Pendidikan
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, memiliki
keahlian khusus dalam bidang yang khusus untuk mencapai tujuan organisasi atau suatu kelompok.
Aspek personalitas menjadi salah satu kepribadian dalam kepemimpinan. Personalitas dapat
diartikan sebagai totalitas karakteristik – karakteristik individu. Pada umumnya, para kepala
sekolah yang sangat efektif dalam memelihara hubungan baik dalam sebuah organisasi adalah
mereka yang mempunyai sifat – sifat kepribadian yang baik.
Etika kepemimpinan bermula dari dua hal pada diri seorang pemimpin, yaitu karakter atau
kepribadian dan tindakan atau perilaku.
Pada umumnya, seorang pemimpin dijadikan sebagai panutan atau contoh karena dapat
memengaruhi sikap dan perilaku karyawan dalam perusahaan. Oleh sebab itulah, seorang
pemimpin memiliki kewajiban-kewajiban moral yang disebut dengan etika kepemimpinan. Etika
kepemimpinan merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar dapat
dicontoh oleh bawahan atau karyawan.
Etika kepemimpinan adalah sejumlah sifat-sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin agar kepemimpinannya dapat berjalan dengan efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan bersama yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku. Adapun prinsip-
prinsip dalam etika kepemimpinan, antara lain :
Kecerdasan, Hasil penelitian pada umumnya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun demikian, yang sangat
menarik dari penelitian tersebut ialah pemimpin tidak bisa melampaui terlalu banyak dari kecerdasan
pengikutnya.
Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial. Pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai emosi
yang stabil, serta mempunyai perhatian yang luas terhadap akitivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai
keinginan menghargai dan dihargai.
Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para pemimpin seara realatif mempunyai dorongan motivasi yang
kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik dibandingkan
dari yang ekstrinsik.
Sikap sikap hubungan kemanusiaan. Pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga diri dan
kehormatan pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian Universitas Ohio
pemimpin itu mempunyai perhatian dan kalau mengikuti istilah penemuan michigan pemimpin itu
berorientasi pada karyawan bukanya beorientasi pada produksi.
Pemimpin mencoba melaksanakan sangat sedikit kontrol atau pengaruh terhadap anggota.dan anggota itu
menentukan tujuan dan kebanyakan membiarkan sendiri untuk memutuskan bagaimana mencapainya dan
hanya memberikan nasehat serta pengarahan sejauh diminta.
Tahun 1945, Fleishman dan kawan-kawannya di University of Ohio menemukan penemuan dalam
bidang kepemimpinan. Studi Ohio memulai penelitian dengan premis bahwa tidak ada kepuasan atas
rumusan kepemimpinan Dengan asumsi kepemimpinan atau yang terdahulu selalu definisi ada. bahwa
diartikan sama dengan kepemimpinan yang baik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ohio"oleh
dapat Universitas dibedakan
adanya dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu "initiating structure" (struktur tugas), dan
"consideration” (tenggang rasa).
Perilaku kepemimpinan struktur tugas mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
1.mementingkan produksi yang tinggi.
2.mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah ditetapkan.
3.lebih banyak melakukan pengarahan.
4.melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja ketat.
5.melakukan pengawasan secara ketat.
6.penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja
Perilaku kepemimpinan struktur tugas dan perilaku kepemimpinan tenggang rasa tidak saling tergantung.
Artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang lain.
Dalam studinya lebih lanjut, Fleisman dan Harris menemukan bahwa keluhan yang timbul dari para
pegawai sangat sedikit apabila pemimpin sekaligus berperilaku struktur tugas dan tenggang rasa dengan
derajat yang sama-sama tinggi. Sebaliknya keluhan yang muncul dari para pegawai sangat banyak apabila
pemimpin sekaligus berperilaku struktur tugas dan tenggang rasa dengan derajat yang sama-sama rendah.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio perilaku struktur tugas dan perilaku
tenggang rasa berdiri bebas dan tidak saling mempengaruhi. Lalu hubungan antara perilaku struktur tugas
dan perilaku tenggang rasa dengan absensi, keluhan, produktivitas, serta kepuasan kerja dapat
dikemukakan sebagai berikut: "Dalam organisasi yang dipimpin dengan perilaku struktur tugas prestasi
para pekerja baik, tetapi banyak terjadi absensi dan keluhan sedikit tetapi prestasi kerja para pegawai
netral. Apabila kedua perilaku tersebut diterapkan sekaligus dengan derajat yang tinggi maka
produktivitas dan kepuasan kerja cenderung meningkat.
Pertemuan 7 : Pendekatan perilaku berdsarkan studi kepimpinan universitas Michigan
Studi kepemimpinan Michigan adalah serangkaian studi kepemimpinan terkenal yang dimulai di
Universitas Michigan pada tahun 1950-an, yang bermaksud untuk mengidentifikasi prinsip dan gaya
kepemimpinan yang mengarah pada produktivitas yang lebih besar dan meningkatkan kepuasan kerja di
antara para pekerja
Dari penelitian tersebut menemukan terdapat adanya dua macam perilaku kepemimpinan, yaitu "the job-
centered" (terpusat pada pekerjaan), dan "the employee-centered" (terpusat pada pegawai)
1.Perilaku kepemimpinan yang terpusat pada pekerjaan memiliki ciri-ciri yang sama dengan perilaku
struktur struktur tugas
2.Perilaku kepemimpinan yang terpusat pada pegawai memiliki ciri-ciri yang sama dengan perilaku
tenggang rasa
Pemimpin yang beriorentasi pada pekerjaan cenderung melakukan penyeliaan secara ketat sehingga
pengikut melaksanakan tugas mereka dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan dengan jelas.
Pemimpin yang beriorentasi karyawan yakin tentang perlunya pendelegasian pengambilan keputusan dan
upaya membantu pengikut/bawahan dalam memenuhi kebutuhan mereka dengan menciptakan lingkungan
kerja yang mendorong.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio maupun penelitian yang dilakukan oleh Universitas
Michigan menemukan hal yang sama yaitu adanya dua macam perilaku kepemimpinan.
Perbedaan antara kedua penelitian tersebut adalah terletak pada perbedaan hubungan antara dua macam
perilaku yang berhasil diketemukan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Universitas Ohio perilaku struktur tugas dan perilaku tenggang
rasa berdiri bebas tidak saling mempengaruhi. Sebaliknya menurut hasil penelitian Universitas Michigan
perilaku yang terpusat pada pekerjaan dan perilaku yang terpusat pada pegawai saling berhubungan
sebagai suatu kontinum.
Bahwa perilaku pemimpin yang terpusat pada pegawai lebih efektif daripada perilaku pemimpin yang
terpusat pada pekerjaan. Hal ini disebabkan karena perilaku yang terpusat pada pegawai akan
meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang sedangkan perilaku yang terpusat pada pekerjaan
hanya mengutamakan peningkatan produktivitas jangka pendek.
Perilaku pemimpin yang terpusat pada pekerjaan akan berhasil baik dalam situasi kerja yang kurang
tersusun karena dalam keadaan seperti ini pengawas dapat memberikan bantuan teknik serta instruksi
pelaksanaan. Sedangkan perilaku yang terpusat pada pekerjaan tidak berhasil dalam situasi kerja yang
sangat tersusun karena pegawai tidak memerlukan pengawasan mendetail
Pertemuan 8 : Pendekatan kontigensi berdasarkan model kepempinan kontigensi dari fidler
Teori kontigensi fidler yang mengemukakan dimana kepemimpinan yang efektif dilakukan oleh seorang
manager yang tau dalam situasi tertentu, di dalan teori ini lebih membahas tentang bagaimana pola yang
dilakukan oleh seorang pemimpin dalan menghadapi situasi tertentu sehingga dapat memberikan
pendekatan yang tepat. Fidler telah mengidentifikadikan tiga aspek dalam situasi pekerjaan yang
membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yang akan efektif diantaranya.
Tiga aspek diatas sering disebut sebagai pendekatan yang dimana pendekatan ini berorientasi pada tugas,
hal ini berkaitan dengan situasi dan kondisi tertentu dalam waktu yang tertentu pula. Efektivitas
kepemimpinan terbentuk dari penggabungan antara situasi yang dialami oleh pemimpin dengan perilaku
apa yang ditampilkan oleh pemimpin yang tepat, hal yang dapat dikatakan perilaku yang tepat dimana
pemimpin dapat menjalin pendekatan hubungan atau relas
Pemimpin yang melalui pendekatan relasi akan lebih baik dalam situasi yang menghidarkan perilaku atas
pengungkapan yang ekstrem misalnya adanya situasi dimana adanya tumpang tindih antara pemimpin dan
bawahan dalam relasinya tetapi dalam variabel variabel lainnya tingkatannya tinggi, kemudian dalam
situasi yang lainpun terkadang variabel pemimpin memiliki tingkatan yang lebih rendah dari variabel
yang lainnya.
Kepemimpinan yang efektif tidak hanya terstruktuk dengan satu gaya kepemimpinan tertentu, namun
banyak cara yang dapat dipelajari untuk menjadi kepemimpinan yang efektif dalam kepemimpinan
kontigensi. Adapun pokok perilaku kepemimpinan yang menjadikan tiga variabel dengan maksud gaya
tertentu, namun antara beberala variabel saling berhubungan satu sama lain
William J. Reddin (1970), berasal dari Kanada merupakan pencetus gaya kepemimpinan tiga dimensi
(three-dimensional-model). Dalam gaya ini, ada tiga kelompok yang saling berhubungan, yaitu gaya
dasar, gaya efektif, dan gaya tak efektif. Tiga gaya itu diorientasikan pada dua hal, yaitu orang (people
oriented) dan tugas (task oriented).
Berdasarkan atas adanya perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada orang dan tugas, masing- masing
gaya kepemimpinan tersebut dibagi menjadi 4 macam gaya, yaitu :
1. kelompok gaya dasar dibagi menjadi gaya :
" seperated " (pemisah)" Dedicated " ( pnegabdi) " Related" ( penghubung) " intteregated" (terdapdu)
2.kelompok gaya efektif dibagai menajadi gaya : "Bureaucrat" (birokrat)
"Benevolent autocrat" (otokrat bijak) "Developer" (pengembang) "Executive" (eksekutif)
3. kelompok gaya tak efektif dibagi menjadi gaya :Desester " (pelari ) “Autocrat”(otokrat) “Misiionary”
(Penganjur) “Compromiser” (Kompromis)
Pertemuan 10 : Model kepempinan sitasional dari paul hersey dan blanchard
Setiap gaya kepemimpinan memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan cocok untuk situasi tertentu. Model
kepemimpinan situasional Paul Hersey dan Blanchard menekankan bahwa gaya kepemimpinan yang
efektif harus disesuaikan dengan situasi dan tingkat keterampilan dan kemampuan individu yang
dipimpin. Pada dasarnya, kepemimpinan situasional Paul Hersey dan Blanchard terdiri dari empat gaya
kepemimpinan, yaitu directing, coaching, supporting, dan delegating.
Faktor situasional memainkan peran penting dalam menentukan pendekatan kepemimpinan yang efektif.
kepemimpinan yang efektif tergantung pada tingkat kesiapan (readiness) dari anggota tim yang dipimpin.
Tingkat kesiapan ini mencakup kemampuan dan motivasi anggota tim dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan kepada mereka. Faktor situasional yang harus dipertimbangkan termasuk lingkungan
organisasi, tujuan yang ingin dicapai, struktur dan budaya perusahaan, serta karakteristik individu dalam
tim
Dengan menggunakan pendekatan kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kesiapan anggota tim,
pemimpin dapat lebih efektif dalam membimbing dan mengelola tim. Faktor situasional, seperti
kemampuan dan motivasi anggota tim, menjadi dasar dalam menentukan gaya kepemimpinan yang tepat
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Membangun hubungan yang efektif antara pemimpin dan anggota tim sangat penting untuk mencapai
kesuksesan dalam berbagai situasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun
hubungan yang baik antara pemimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun hubungan yang baik antara pemimpin membangun hubungan yang baik antara pemimpin
dan anggota tim tergantung pada situasinya. dan anggota tim tergantung pada situasinya.
Dalam situasi di mana anggota tim baru bergabung, penting bagi pemimpin untuk menetapkan harapan
dan mengkomunikasikan visi serta tujuan tim dengan jelas. Selain itu, penting untuk mendengarkan ide
dan masukan dari setiap anggota tim dan memberikan umpan balik secara teratur.
Dalam situasi di mana anggota tim sudah bekerja bersama untuk waktu yang lama, penting untuk
membangun kepercayaan dan hubungan yang lebih dalam. Pemimpin harus berusaha melakukan diskusi
terbuka dan jujur agar semua masalah dapat diatasi dengan baik.
Dalam situasi di mana tim mengalami masalah atau konflik, pemimpin harus berusaha untuk
menyelesaikan masalah dengan cepat dan efektif. Pemimpin harus mendengarkan setiap pihak dengan
teliti dan obyektif, dan mencari solusi yang paling tepat untuk masalah yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikutnya untuk
menyampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan organisasi. Apabila pemimpin mampu menerapkan
gaya kepemimpinan transformasional maka kinerja karyawan akan semakin membaik.
Secara definitif, kepemimpinan transformasional adalah bentuk nilai, keyakinan, dan kebutuhan yang
termasuk di dalamnya perubahan sebagai bentuk terobosan baru. Seorang pemimpin dengan gaya
transformasional diyakini bisa mempengaruhi kinerja karyawan secara keseluruhan.
Seorang pemimpin yang menerapkan transformational leadership biasanya memiliki pandangan visioner
dan juga mampu memfasilitasi karyawan atau bawahannya untuk mengasah skill yang diperlukan.
2.Fokus mengubah mindset agar tim mau keluar dari zona nyaman
5.Mau bertanggung jawab terhadap langkah yang diambil tim, apapun konsekuensi hasilnya (baik atau
buruk)
7.Mampu mengajak lebih banyak anggota tim berpartisipasi, terutama dalam berinovasi
8.Mampu menginspirasi
10.Berpikiran terbuka
11.Progresif
1.Pengaruh Ideal
2.Mempertimbangkan Individu
3.Motivasi Inspirasional
4.Stimulasi Intelektual
1. Tingginya Turnover
Turnover karyawan adalah hal yang rentan terjadi di kepemimpinan otokratis. Saat semua keputusan
hanya berasal dari pimpinan, karyawan tidak akan memiliki ruang untuk menyuarakan pendapat.
Karena kekuasaan terpusat pada satu orang, pemimpin merasa bahwa dirinya adalah yang paling pintar
dan paling bisa diandalkan. Karena keputusan pemimpin bersifat mutlak, anggota tidak punya
kesempatan berpendapat.
Kepemimpinan yang melayani (servant leadership) merupakan suatu tipe atau model kepemimpinan
yang dikembangkan untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh suatu masyarakat atau
bangsa. Para pemimpin-pelayan (servant leader) mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan
kebutuhan, kepentingan dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya.
1. Mendengarkan (listening)
Servant leader mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang lain, mengidentifikasi dan
membantu memperjelas keinginan kelompok, juga mendengarkan suara hati dirinya sendiri;
2. Empati (empathy)
Pemimpin yang melayani adalah mereka yang berusaha memahami rekan kerja dan mampu berempati
dengan orang lain;
3. Penyembuhan (healing)
Servant leader mampu menciptakan penyembuhan emosional dan hubungan dirinya, atau hubungan
dengan orang lain, karena hubungan merupakan kekuatan untuk transformasi dan integrasi;
4. Kesadaran (awareness)
Kesadaran untuk memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan, dan nilai-nilai. Melihat situasi
dari posisi yang seimbang yang lebih terintegrasi;
5. Persuasi (persuasion)
Pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada memaksa kepatuhan. Ini adalah satu
hal yang paling membedakan antara model otoriter tradisional dengan servant leadership;
6. Konseptualisasi (conceptualization)
Kemampuan melihat masalah dari perspektif konseptualisasi berarti berfikir secara jangka panjang atau
visioner dalam basis yang lebih luas;
7. Kejelian (foresight)
Jeli atau teliti dalam memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi
dari keputusan untuk masa depan;
8. Keterbukaan (stewardship)
Menekankan keterbukaan dan persuasi untuk membangun kepercayaan dari orang lain;
Tanggung jawab untuk melakukan usaha dalam meningkatkan pertumbuhan profesional karyawan dan
organisasi;
Dengan demikian, karakteristik utama yang membedakan antara kepemimpinan pelayan dengan model
kepemimpinan lainnya adalah keinginan untuk melayani hadir sebelum adanya keinginan untuk
memimpin. Selanjutnya mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan akan menjadi pemimpin.
Sedangkan prioritas kepemimpinan pelayan yang pertama dan utama adalah pada pengembangan
bawahan yang menghasilkan nilai tambah bagi pelanggan, lalu terciptanya kepuasan pelanggan yang
diikuti dengan keberhasilan yang berkesinambungan.
Authentic leaders focus on the longterm Pada karakteristik ini, pemimpin fokus untuk hasi
jangka panjang, bersediauntuk membimbing setiap orang dan memelihara organisasi dengan dan
kerjakeras. Hal tersebut dikarenakan pemimpin yakin dengan hasil yang akanbertahan untuk
jangka waktu yang lama. Menurut Shamir dan Eilam (2005), karakteristik dari kepemimpinan otentik
adalahsebagai berikut. 1. Pemimpin otentik tidak menjalankan sebuah kepemimpinan yang palsu.
Artinyapemimpin tidak berpura-pura menjadi pemimpin hanya karena berada dalamposisi
kepemimpinan tertentu. Dengan kata lain, saat menjalankan perankepemimpinannya, pemimpin
menjadi dirinya sendiri. 2. Pemimpin otentik tidak mengambil peran kepemimpinan demi
status,kehormatan, atau penghargaan pribadi lainnya. Artinya kepemimpinan otentikmempimpin
dengan misi dan keyakinan. Mereka memiliki nilai-nilai dasar yangingin dipromosikan agar bisa
membuat perbedaan. 3. Proses yang dialami seorang pemimpin otentik untuk sampa pada
keyakinan,nilai-nilai, misi, atau pemicu kepemimpinannya itu bukan imitasi. Artinyakeyakinan,
nilai-nilai, atau misi tersebut mungkin saja mirip dengan konsepyang diajukan pemimpin lain.
Tetapi, seorang pemimpin otentik, mendapatkansemua itu melalui refleksi dari pengalaman pribadinya
sendiri. 4. Pemimpin otentik selalu berbicara dan bertindak berdasarkan nilai-nilai
dankeyakinan. Artinya pemimpin otentik bukan untuk menyengkan beberapa pihak, mendapatkan
popularitas, atau didorong oleh kepentingan politik yang sempit.
•Keyakinan
Merujuk pada nilai diri yaitu keyakinan bahwa kita memiliki kemampuan untuk mencapai tugas tertentu
secara sukses.
•Harapan
Adalah kondisi motivasional yang positif dengan didasarkan pada ketekunan dan keyakinan di dalam
tujuan mereka.
•Optimisme
Merujuk pada proses kognitif untuk melihat situasi dari sadut positif dan memiliki harapan yang disukai
tentang masa depan.
•Keuletan
Adalah kapasitas untuk pulih dari dan menyesuaikan diri dengan situasi yang tidak menyenangkan.
a. pemahaman diri
b. transparansi hubunga
Pendekatan praktis memberi rekomendasi tentang bagaimana menjadi aute dan cara mengembangkan
kepemimpinan autentik. Contoh, pendekatan Terry (19 93) menekankan bahwa pemimpin seharusnya
membatasi masalah dengan mem pertanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada situasi tertentu,
Kepemimpinan auten berfungsi ketika pemimpin dan pengikut datang bersama untuk mendefinisik
kekhawatiran "nyata mereka dan menentukan apakah "hal yang benar untuk di lakukan dengan hal itu.
Kepemimpinan autentik mencoba untuk menentukan apakah yang benar-benar baik bagi pemimpin,
pengikut, dan organisasi.
kepemimpinan autentik memberikan dampak yang positif terhadap individu dan organisasi. Pemimpin
autentik dapat membangun hubungan yang kuat, menginspirasi, dan memotivasi orang-orang di sekitar
mereka. Mereka menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan memungkinkan orang-orang untuk
berkembang secara pribadi dan profesional. Dalam kesimpulannya, kepemimpinan autentik memainkan
peran penting dalam mencapai kesuksesan jangka panjang dalam organisasi.
2. Tuliskan materi pembahasan yang masih memerlukan pendalaman lebih lanjut
*Baik karena keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang
dimiliki oleh pribadi si pemimpin. sebab Kepemimpinan yang efektif adalah dimana kepemimpinan
tersebut mampu memotivasi bawahanya untuk terus berjuang menuju kesuksesan, memiliki semangat
bekerja, produktif, berorientasi terhadap hasil dan tentunya akan memberikan dampak positif kepada
perusahaan atau kelompok yang sedang dipimpin.