PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti dan makna kepemimpinan dalam kependidikan ?
2. Bagaimana kepemimpinan wirausaha kepala sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dan makna kepemimpinan dalam kependidikan.
2. Untuk mengetahui kepemimpinan wirausaha kepala sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Suryabrata Sumadi, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 2001), h. 36.
pendidikan. Akibat dari pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan itu
menumbuhkan konsekuensi tersendiri bagi pemimpin sebagai pemegang
kendali pendidikan. Suatu gagasan yang harus menunjukkan kepedulian
pemimpin adalah membuat catatan penggunaan waktu dan secara berkala
meninjaunya agar diketahui penggunaan waktu yang efektif dan
penggunaan sumber daya yang efisien. Agar pemimpin dapat menjadi lebih
efektif, pemimpin mana pun dapat mengambil manfaat dengan memusatkan
perhatiannya pada daftar penting yang dapat memandu kepala sekolah
memahami kinerja institusi.
Suatu pembaharuan biasanya dimulai dengan lahirnya gagasan
pembaharuan oleh sekelompok masyarakat tertentu. Karena itulah,
pemimpin memiliki kepedulian yang kontinu agar tidak tertinggal oleh
pembaruan. Manajemen pendidikan dihadapkan pada pekerjaan pekerjaan
yang belum rampung secara internal, sudah muncul tuntutan-tuntutan baru
yang harus menuruti pembaruan itu. Kepedulian pemimpin pendidikan pada
kepala sekolah adalah kesiapan bereaksi dan motivasi yang kuat melakukan
aktivitas dengan penuh tanggung jawab agar tidak tertinggal oleh
pembaruan dalam dinamika pendidikan yang kompetitif. Jika kepedulian
dan kemampuan pemimpin rendah dalam mengatasi berbagai masalah
pembelajaran, sukarlah baginya kompetitif menuju kualitas yang
diharapkan, meski kualitas sampai saat ini belum dapat diukur, karena
kualitas itu sendiri relatif.
7. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha membantu anak didik mencapai kedewasaan,
diselenggarakan dalam suatu kesatuan organisasi sehingga usaha yang satu
dengan lainnya saling berhubungan dan saling mengisi. Pengelolaan
pendidikan dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif secara
berkelanjutan merupakan komitmen dalam pemenuhan janji sebagai
pemimpin pendidikan. Peranan kepala sekolah adalah sangat penting dalam
menentukan operasional kinerja harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan
tahunan yang dapat memecahkan berbagai problematika pendidikan di
sekolah tersebut. Pemecahan berbagai problematika ini sebagai komitmen
dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui kegiatan supervisi
pengajaran, konsultasi, dan perbaikan perbaikan penting guna meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Kepala sekolah berusaha menghubungkan tujuan sekolah dengan sekolah
dan memaksimalkan kreativitas. Setiap kepala sekolah membawa pengaruh
besar terhadap pengajaran untuk kebaikan atau keburukan. Kepala sekolah
memerlukan instrumen yang mampu menjelaskan berbagai aspek
lingkungan sekolah dan kinerja nya dalam memantau perjalanan ke arah
masa depan yang menjanjikan. Kepala sekolah harus mengenal kebutuhan
para guru dan profesional pendidikan lainnya dalam melaksanakan tugas
profesionalnya, kemudian setelah mengenal dengan baik maka kepala
sekolah menyediakan kebutuhan tersebut untuk menyesuaikan perilaku yang
berorientasi pada tujuan.
Kebutuhan para guru itu antara lain ruangan kerja yang diinginkan
kesempatan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan, menghilangkan
hambatan profesional, dan sebagainya. Karena itulah kepala sekolah sebagai
pemimpin pendidikan Harus benar-benar Arik mengambil kebijakan dalam
tugas-tugas administratif, sebagai upaya memperkecil resiko atau kerugian
dalam pelaksanaan manajemen pendidikan di bawah tanggung jawabnya
sebagai pemimpin. Namun dilihat dari posisi kepala sekolah di hadapan
birokrasi pemerintahan seperti birokrasi Dinas Pendidikan di provinsi dan
kabupaten/kota tidak banyak memberi dorongan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Para birokrat pemerintah tersebut memperlakukan
kepala sekolah hanya sebagai pelaksana teknis dari unit kerja mereka, bukan
dipandang sebagai pemimpin institusi profesional kependidikan yang
memiliki otonomi atas dasar profesional tersebut.
Tugas administratif adalah mengatur kegiatan secara khusus dan saling
tergantung sebagai ciri khas setiap organisasi. 2 Para manager termasuk
kepala sekolah sebagai manager harus belajar menanggulangi kekuatan yang
non linier, yaitu ketika masukan kecil dapat mencetuskan hasil yang besar
dan sebaliknya. Artinya, dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran
2
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1983), h. 17.
kepala sekolah tidak bisa meremehkan hal-hal yang kecil, karena bisa saja
hal itulah yang menghambat kesuksesannnya. Kepala sekolah memiliki
kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan dengan
kebijakan pengelolaan sekolah dibandingkan dengan system manajemen
pendidikan yang dikontrol oleh pusat.
Seberapa besar kekuasaan kepala sekolah tergantung seberapa jauh MBS
dapat diimplementasikan. Pemberian kekuasaan secara utuh sebagaimana
dalam teori MBS tidak mungkin dilaksanakan dalam seketika. Ada proses
dan transisi dari manajemen dengan system dikontrol oleh pusat menjadi
menggunakan model MBS. Kepala sekolah dan seluruh warga sekolah
harus menjadi “learning person”seseorang yang senantiasa berusaha
menambah pengetahuan dan keterampilannya.
3
Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hal: 48.
Ciri dan watak orang yang berjiwa wirausaha menurut alma
adalah orang yang menyukai tantangan atau resiko seperti
persaingan, harga turun naik, barang tidak laku, dan membuat
pertimbangan dari segala macam segi.4
e. Pekerja keras
Agar seorang kepemimpinan wirausaha kepala sekolah dapat
meraih sukses, dalam mengembangkan usaha bari dalam
menjalankan program pendidikan tentu ia memerlukan sikap pekerja
keras, dedikasi dan kesabaran wirausahanya yang tinggi.
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang
lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal
ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu
atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil
merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik.
Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada
pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan
keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para
wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka
mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan
karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
f. Percaya diri
Kepemimpinan wirausaha kepala sekolah harus mempunyai
rasa percaya diri yang tinggi terhadap kemampuannya untk
menyukseskan sekolah yang dipimpinnya, tetapi bukan nekat tanpa
landasan yang memadai. Ia percaya bahwa ia mampu memahami dan
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapinya saat ini dan
yang akan datang. Seorang pemimpin harus bisa percaya diri agar
yang dipimpinnya itu bisa berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
4
Alma, B. 2002.Kewirausahaan (edisi revisi). Bandung: Alfabeta.
Kepemimpinan wirausaha kepala sekolah adalah pemimpin
yang telah memperhitungkan kemungkinan yang terjadi terhadap
usahanya, jadi ia tidak takut mengalami kegagalan.
g. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi
dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.
Sifat kepemimpinan memang ada dalam diri masing-masing
individu. Sekarang ini, sifat kepemimpinan sudah banyak dipelajari
dan dilatih. Ini tergantung pada masing-masing individu dalam
menyesuaikan diri dengan organisasi atau orang yang ia pimpin.
3. Pendidikan Kewirausahaan
a. Apakah Kewirausahaan dapat di Didik?
Sejumlah guru besar sekolah bisnis berpendapat bahwa
kwewirausahaan tidak dapat di didik.5 Kewirausahaan dibawa semenjak
lahir dan berhubungan dengan takdir dan nasib. Mereka yang
berpendapat seperti ini mendasarkan pada kenyataan bahwa:
1) Banyak wirausaha yang sukses tidak pernah belajar kewirausahaan di
sekolah bisnis; dan
2) Sebagian bbesar dari mereka yang menyelesaikan pendidikan di
sekolah bisnis dan ekonomi tidak menjadi wirausaha akan tetapi
menjadi manajer perusahaan atau karyawan.
Berkembangnya seni dan sains kewirausahaan, karakteristik
wirausaha dan proses kewirausahaan dapat diketahui. Oleh karena itu
kewirausahaan dapat di didik. Akan tetapi sekolah bisnis tidak menjamin
5
W. D. Bygrave, The Portable MBA in Entrepreneurship, (New York: John Eilly and Son,
1994), h. 2.
akan mampu memproduksi wirausahawan. Bill Gate atau Lize Claiborne
yang lain seperti seorang professor fisika juga tidak menjamin
menciptakan Albert Einstein. Jika sekolah bisnis diberi mahasiswa yang
mempunyai sikap mendirikan bisnis akan berhasil membuat wirausaha
yang lebih baik. Jadi dapat dimaknai bahwa wirausaha termasuk
kepemimpinan wirausaha kepala sekolah dapat dilahirkan melalui proses
pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan kewirausahaan
Tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah untuk memahami:
1) Karakteristik kewirausahaan dalam memimpin sekolah dan menguasai
teknik bagaimana mengubah mentalitas, sikap dan perilaku diri orang
agar memiliki karakteristik tersebut
2) Pengetahuan kreativitas dan inovasi dan bagaimana agar menjadi
kratif dan inovatif
3) Peran sekolah terutama bagi kemampuan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat dan kehidupan terdidik
4) Proses kewirausahaan, perencanaan dan pengembangan produk serta
proses pendirian unit-unit baru dalam mengembangkan sekolah
5) Teknik memahami, mengidentifikasi dan menganalisis peluang
peningkatan mutu pendidikan
6) Sumber-sumber pembaruan teknologi pendidikan dan manajemen
sekolah
7) Teknik menyusun proposal
8) Teknik manajemen pembelajaran; pengembangan produk, pemasaran
produk, memperoleh sumber-sumber usaha dan keuangan dan
akuntansi
9) Prinsip-prinsip bisnis yang diterapkan untuk usaha sekoalah.
Jenis materi keterampilan yang diajarkan dalam pendidikan dan
pelatihan kewirausahaan antara lain:6
1) Pengantar kewirausahaan.
2) Teknik mendirikan usaha baru.
6
Wirawan, Pendidikan Jiwa Kewirausahaan: Strategi Pendidikan Nasional dalam
Globalisasi dan Otonomi Daerah, (Jakarta: Uhamka Press, 2001), h. 59.
3) Studi komparatif bisnis.
Ada beberapa karakteristik dari wirausahawan yang berhasil memiliki
sifat-sifat yang dikenal dengan istilah 10 D yakni:7
1) Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi bagaimana
keinginannya terhadap masa depan pribadi maupun bisnisnya dan
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2) Decisiveness, yaitu tidak bekerja lambat, membuat keputusan,
melaksanakan kegiatannya secara cepat.
3) Doers, yaitu menindaklanjuti keputusan, atau tidak mau menuda-
nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.
4) Determination, yaitu melaksanakan kegiatannya dengan penuh
perhatian.
5) Dedication, yaitu bekerja tidak mengenal lelah.
6) Devotion, yaitu kegemaran atau kegilaan dalam mencintai bisnisnya
7) Details, yaitu sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
8) Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang
hendak dicapai
9) Dollars, yaitu mengutamakan ukuran kesuksesan bisnisnya.
10) Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya
terhadap orang-orang kepercayaannya.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin kuat dan semakin
menyempitnya lapangan pekerjaan, maka sektor yang paling mungkin
dapat meningkatkan kesejahteraan hidup adalah menanamkan sikap atau
jiwa kewirausahaan.
7
Ibid., h. 5.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA