Anda di halaman 1dari 19

Nama : Seftiani Rahmatia Rusdin

Kelas : MPI 2 B

NIM : 191022039

Mata Kuliah : Perilaku Budaya dan Organisasi

Tugas : Resume

Judul artikel 1:

Pembentukan dan Pengembangan Karakter dalam Kepemimpinan

Pemimpin merupakan individu yang memimpin melalui kegiatan sosial. Pemimpin


mempunyai fungsi mengatur, mengarahkan, mengorganisir, mengawasi dan
mengevaluasi orang lain. Kata memimpin merupakan sebuah kata yang singkat
namun dibalik kata tersebut memiliki pengertian yang sangat luas dan sangat sulit
untuk menjalankannya.

A. Definisi dan nilai-nilai karakter

Karakter dalam terminology Islam lebih dikenal dengan akhlaq.Untuk itu


struktur akhlak (karakter Islami) harus bersendikan pada nilai-nilai
pengetahuan Ilahiah, bermuara darinila-nilai kemanusian dan berlandaskan
pada ilmu pengetahuan.

Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter


bangsa termasuk di dalamnya kegiatan menjalankan aktivitas kepemimpinan
yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Religius

2. Jujur

3. Toleran

4. Disiplin

5. Kerja keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Demokrasi

9. Tanggung jawab
B. Konsep dan Model Kepemimpinan

Konsep kepemimpinan adalah seni atau proses untuk mempengaruhi orang


lainsehingga mereka bersedia dengan kemampuan sendiri dan secara antusias
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.Model kepemimpinan merupakan
karakteristik kepemimpinan, yaitu suatu pola perilaku yang ditampilkanseorang
pemimpin ketika mencoba mempengaruhi orang lain. Perilaku yang diperlihatkan
oleh bawahan adalah respon yang dilakukan pada mereka, meliputi:

1. Aspek Perilaku

a. Kepemimpinan positif, mempunyai pandangan bahwa orang pada hakekatnya


bersedia melakukan pekerjaan dengan baik bila diberi kesempatan dan dorongan
yang cukup.

b. Kepemimpinan negatif, mempunyai pandangan bahwa orang atau bawahan harus


dipaksa untuk bekerja, sehingga pemimpin memotivasi dengan menciptakan rasa
yang menakutkan, karena pemimpin ini lebih sering memberi hukuman dan sanksi
yang tidak ringan.

2. Aspek kekuasaan dan wewenang

a. Otoriter (otokratik), Pemimpin berorientasi pada tugas yang harus segera


diselesaikan, menggunakan posisi dan power dalam memimpin.

b. Demokratis, Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan mendorong munculnya


ide dari staf serta memotivasinya menentukan tujuan sendiri.

c. Partisipatif, Merupakan gabungan antara otokratik dan demokratis

d. Bebas tindak (laizes-faire), Pemimpin hanya sebagai official, bawahan yang


menentukan sendiri kegiatan yang akan dilakukan tanpa pengarahan, supervisi dan
koordinasi.

Disamping itu juga ada model kepemimpinan dalam mengendalikan organisasi, yaitu :

a. Kepemimpinan Transformasional

b. Kepemimpinan Karismatik

c. Kepemimpinan Visioner

C. Strategi Membangun Karakter dalan Kepemimpinan


Untuk membentuk karakter dalam organisasi sebaiknya dilakukan terlebih dahulu
oleh seorang pemimpin organisasi melalui beberapa strategi antara lain:

1. Menyadari dan mengenali eksistensi diri sendiri

2. Mengenal orang lain

3. Memahami dan menerapkan moralitas etika organisasi

4. Mengembangkan kecerdasan emosional


Judul artikel 2:

Entrepreneurship dalam Kepemimpinan di Perguruan Tinggi

Pemimpin yang berkualitas akan mampu menerapkan strategi kepemimpinan yang


efektif, dinamis, dan inovatif yang biasa disebut sebagai kepemimpinan berjiwa
wirausaha (entrepreneurship leadership). jiwa wirausaha (entreprenesurship) dalam
kepemimpinan di perguruan tinggi merupakan unsur penting, karena jiwa wirausaha
seorang pemimpin dapat mewujudkan tercapainya kerjasama, solidaritas yang sangat
efektif guna peningkatan efektivitas kerja pegawai.

A. Definisi Kepemimpinan

Sopiah menuliskan bahwa kepemimpinan dan kegiatan organisasi merupakan proses


mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para
bawahan yang memiliki tiga implikasi penting yaitu:

1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain, yaitu pegawai/bawahan

2. Kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama antara pemimpin


dan bawahan

3. Di samping secara sah mampu memberikan perintah atau pengarahan kepada


pemimpin juga dapat mempengaruhi pegawai dengan berbagai fungsinya sebagai
pemimpin.

B. Tugas Kepemimpinan

Harbani Pasolong menuliskan bahwa tugas kepemimpinan pada dasarnya meliputi


dua bidang utama, yaitu pencapaian tujuan organisasi dan kekompakkan orang orang
yang dipimpinnya.Kepemimpinan yang berhubungan dengan kelompok yaitu:

(1) Memulai (initianting) yaitu usaha agar kelompok ataupun anggota organisasi
memulai kegiatan atau gerakkan tertentu.

(2) Mengatur (regulating) yaitu tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan
kelompok.
(3) Memberitahu (informating) yaitu kegiatan memberi informasi, data, fakta,
pendapat para anggota dan meminta dari mereka informasi, data, fakta dan data
yang diperlukan.

(4) Mendukung (supporting) yaitu usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul
dari bawah dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi untuk
digunakan dalam rangka penyelesaian bersama.

(5) Menilai (evaluating) yaitu tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara
kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi-konsekuensinya dan untung
ruginya.

(6) Menyimpulkan (summarizing) yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan


merumuskan gagasan, ide, dan usul-usul yang muncul, menyingkat dan
menyimpulkannya sebagai landasan untuk memikirkan lebih lanjut.

C. Entrepreneurship dalam kepemimpinan perguruan tinggi

Untuk menjalankan kegiatan kepemimpinan di perguruan tinggi dengan tujuan


pengembangan efektivitas kerja bagi pegawai dan dosen perlu bagi setiap pemimpin
perguruan tinggi menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha
(entrepreneurship), strategi yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin dalam
menumbuhkan jiwa wirausaha dalam kepemimpinan antara lain:

1. Menentukan pilihan, Sebagai seorang pemimpin dalam organisasi hendaknya


mampu mengarahkan dan memotivasi diri sendiri dan bawahannnya agar dapat
menentukan pilihan

2. Kesungguhan, Seorang pemimpin yang berjiwa entrepreneurship peduli kepada


bawahannya, menyadari persis bahwa kesuksesan hidup seperti sukses berkarier
tidak mungkin tercapai tanpa dilandasi kesungguhan dan mau berusaha.

3. Menumbuhkan semangat, Semangat yang tumbuh pada diri sendiri akan menjadi
motivasi untuk melakukan setiap kegiatan

4. Membangun sikap asertif, Pemimpin organisasi hendaknya mampu membangun


sikap asertif meliputi (ketegasan, keberanian menyampaikan pendapat).

5. Menolong Bawahan yang Tertimpa Musibah. Sebagai seorang pemimpin yang


bertanggung jawab dan penuh perhatian kepada bawahan yang terkena musibah
dapat dilakukan melalui kunjungan langsung kepada mereka.
6. Mengelola Pekerjaan dengan Cepat, Tangkas, dan Tepat. Memimpin di sebuah
organisasi memerlukan keterampilan, keahlian, kecepatan, ketangkasan, ketepatan
dalam mengelola pekerjaan dan memutuskan apa yang harus dilakukan

7. Menjalin Kerjasama yang Baik dengan Wartawan.

8. Berdoa dan Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT.

Judul artikel 3:

Meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi melalui kepemimpinan stratejik

kepemimpinan perguruan tinggi/universitas haruslah berkualitas karena mutu


ataupun kualitas perguruan tinggi diukur dari mutu lulusannya, sebagai produk dari
mutu proses Oleh sebab itu, mutu kepemimpinan perguruan tinggi ditentukan oleh
empat faktor yaitu :

a. Faktor pengelola, dalam hal ini pemimpin dan yang dipimpin: (a) pimpinan lembaga
secara struktural dan unit-unit penunjangnya, (b) para dosen yang berkualitas yang
telah memenuhi standar pendidikannya, (c) staf tata usaha dan tenaga teknisi (d)
mahasiswa.

b. Faktor proses, yang berhubungan dengan: (a) proses belajar mengajar yang dipilih
oleh mahasiswa sendiri (b), proses belajar mengajar yang disodorkan oleh dosen, (c)
tersedianya sistem unit-unit yang menunjang seperti perpustakaan, laboratorium, dll
(d) sistem administrasi

c. Faktor peralatan, yang dipakai dalam proses belajar mengajar yang harus sempurna
dan mengikuti perkembangan.

d. Suasana kondusif, yang menunjang terciptanya kegairahan dan kemauan belajar.

A. Pemimpin dan kepemimpinan sebagai modal awal dalam meraih mutu


pendidikan

Untuk menjadi seorang pimpinan perguruan tinggi yang berkualitas perlu adanya
pemahaman dan penguasaan lima kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap
pemimpin yaitu:
1. Memiliki visi dan misi yang jelas

2. Mau bekerja keras

3. Memiliki ketekunan dan penuh ketabahan

4. Melayani dengan rendah hati

5. Memiliki kedisiplinan yang kuat

B. Jenis-jenis kepemimpinan stratejik di perguruan tinggi

Beberapa jenis kepemimpinan stratejik dapat digunakan untuk menanggulangi


gangguan dan ancaman yang selalu menghantui dunia perguruan tinggi yaitu :

1. The defenders, pemimpin jenis ini senantiasa berjuang keras untuk menciptakan
stabilitas, meningkatkan kualitas, memelihara ketertiban kampus dan
mempertahankan kelanjutan hidup dari berbagai kebijaksanaan.

2. The analyzers, para pemimpin stratejik cenderung ingin mengadakan perubahan


tetapi sangat hati-hati.

3. The prosfectors, prospektor adalah pemimpin yang selalu mempunyai harapan


sambil menggali terus kemungkinan-kemungkinan baru, yaitu dengan menciptakan
pelayanan-pelayanan baru serta metode pemasaran baru.

C. Karakteristik pemimpin yang efektif

Untuk meningkatkan mutu maupun kualitas suatu organisasi khususnya pada


lembaga perguruan tinggi dapat dilihat dari beberapa karakteristik pemimpinnya
yang meliputi :

(1) Entrepreneur, dalam hal ini seorang pemimpin sangat kompeten, individualis,
egosentris, dominan, percaya pada diri sendiri, inovatif, punya kemauan keras,
memiliki dorongan keras untuk mencapai sesuatu yang luar biasa.

(2) Corporateur, pemimpin yang memiliki karakteristik seperti ini selalu menganggap
tindakannya sebagai tindakan tim

(3) Developer, pemimpin yang seperti ini selalu memiliki jiwa yang suka membangun,

yaitu menganggap orang lain sebagai sumber kekuatan utama.

(4) Craftsman, Seorang pemimpin yang terampil menginginkan suatu pekerjaan


diselesaikan dengan sempurna.
(5) Integrato, seorang pemimpin yang integrator selalu ingin membangun konsensus
dan memegang komitmen.

(6) Gamesman, tipe pemimpin seperti ini berprinsip untuk selalu berperan bersama.

D. Tugas-tugas pemimpin perguruan tinggi

Tugas-tugas utama dan tanggung jawab pimpinan perguruan tinggi (Rektor, PR,
Dekan, Ketua Jurusan) sesuai Pengelolaan Mutu Total adalah sebagai berikut:

(1) Mempunyai visi tentang lembaga yang dipimpinnya

(2) Mampu berkomunikasi dengan seluruh dosen, pegawai dan mahasiswa.

(3) Memberikan perhatian utama kepada peningkatan mutu pelayanan kepada


mahasiswa.

(4) Berusaha semaksimal mungkin membimbing dan meningkatkan mutu pegawai,


dosen dan mahasiswa.

(5) Mampu dan berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
Judul artikel 4:

Kepemimpinan ketua yayasan dalam mewujudkan kualitas pendidikan dan


pembelajaran di swasta

Lembaga pendidikan dasar /SD swasta merupakan sebuah organisasi formal untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di tingkat dasar yang
melibatkan peran yayasan, guru, peserta didik, orang tua dan semua stakeholder
terkait. lembaga pendidikan dasar/SD swasta memiliki fungsi antara lain:

1. Menjadi pusat pembentukkan pemahaman dasar tentang keagamaan,


pembelajaran dasar ilmu pengetatahuan, teknologi, seni dan budaya.

2. Menciptakan corak atau ciri khas pembentukkan karakter yang baik dalam proses
pendidikan dan pembelajaran.

3. Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas kepada para guru (tenaga
pendidik) dan tenaga kependidikan (pegawai tata usaha) tentang lingkungan social
dalam rangka mengembangkan tiga ranah kecerdasan (IQ,EQ,SQ).

A. Peran kepemimpinan ketua yayasan dan kaitannya dengan kualitas pendidikan


dan pembelajaran di sd swasta
Terdapat factor yang mendukung terlaksananya tugas kepemimpinan Ketua Yayasan
dalam sebuah lembaga pendidikan dasar/SD swasta meliputi:

1. Faktor komunikasi

pentingnya komunikasi dalam sebuah lembaga pendidikan, maka ada empat fungsi
komunikasi yang efektif diterapkan di lembaga pendidikan dasar/SD swasta antara
lain:

a. Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku SDM di lembaga pendidikan


(guru,pegawai)mengatur administrasi sekolah dan lain sebagainya.

b. Komunikasi dipahami sebagai alat yang berfungsi untuk menumbuhkembangkan


semangat bagi seluruh pegawai/guru dalam membentuk dan meningkatkan kualitas
pendidikan di SD swasta.

c. Komunikasi berfungsi mendeskripsikan emosi bagi Ketua Yayasan.

d. Komunikasi berfungsi yaitu komunikasi memberikan informasi yang dibutuhkan


perorangan dan kelompok memutuskan kebijakan lembaga dengan jalan menyajikan
data dan sumber data agar mudah mengenal dan menilai berbagai alternatif
kebijakan dan keputusan yang diambil.

B. Menerapkan gaya memerintah dalam mengayomi dan mempengaruhi


pegawai/guru

Caludia Floretta(2009:91-93) bahwa dalam mempengaruhi orang lain terdapat


beberapa model kepemimpinan beserta ciri-ciri model kepemimpinan yang dapat
dilakukan oleh seorang pemimpin antara lain:

Model Memberitahu/Model Seorang Analis:

a. Lebih memilih logika daripada emosi

b. Menyampaikan argument atau ide dengan disertai alasan dan buktinya

c. Menekankan pada struktur dan organisasi

d. Suka menggabungkan atau menghubungkan dengan poin-poin lainnya

e. Cenderung berkembang tapi tidak jauh dari posisinya

Model Memerintah/Model seorang Pragmatis:

a. Menawarkan penghargaan/hadiah
b. Menggunakan kekuasaan yang lebih tinggi

c. Melakukan penawaran atau negosiasi

d. Menyebutkan dengan jelas tujuan dan harapannya

e. Ada ancaman atas ketidakpatuhan

Model Menebang/ Model seorang Preservasionis:

a. Mencari dan menunjukkan kelemahan atau ketidakkonsistensian dari ide-ide orang


lain

b. Menantang ide yang dianggap tidak praktis

c. Mempertahankan status quo

d. Mempertahankan posisinya.

Model menjadi Sumber Mata Air:

a. Cenderung fleksibel, bisa berubah setelah mendengarkan ide orang lain

b. Dengan aktif mendorong orang lain untuk memberikan saran mereka

c. Dengan aktif mendengarkan dan mencari tahu isyarat-isyarat baik verbal ataupun
non verbal

d. Menyampaikan kembali pendapat orang lain

e. Cenderung membuka diri.

Model Menjual/Model seorang Ahli Strategi:

a. Menyampaikan ide sehubungan dengan keuntungan yang bisa dicapai seseorang


untuk mewujudkan kebutuhan dan tujuannya (jelas atau tidak tertera dengan jelas)

b. Menggunakan strategi “penutupan” atau komitmen

c. Memberikan perhatian pada strategi pengambilan keputusan orang perorang.

d. Mencari tahu hambatan dan mengatasinya

Gaya Menyatukan/Gaya seorang Idealis

a) Menggunakan emosi daripada logika

b) Mencari tujuan yang sama


c) Memiliki orientasi untuk masa depan

d) Menggunakan bahasa, gambaran dan metafora secara gamblang.

Beberapa perbedaan mendasar yang dimiliki oleh pegawai dan guru di lembaga
pendidikan dasar/sd, yaitu :

1. Bakat dan minat

Perbedaan bakat dan minat antar sesama pegawai/guru sangat mempengaruhi teknik
mengajar, bekerja dan membimbing peserta didik. Guru yang tidak memiliki bakat
dan seni cenderung mengajar lebih kaku sehingga membuat peserta didik merasa
tertekan dan seolah-olah dipaksa untuk belajar.

2. Pengalaman kerja

Bagi seorang guru yang sebelumnya pernah mengajar dan bekerja serta memiliki
pengalaman mengajar biasanya lebih percaya diri. Dibutuhkan waktu untuk
menumbuhkembangkan keberanian, dan rasa percaya diri menunaikan tugas dan
tanggung jawab sebagai seorang guru dan pendidik professional.

3. Niat dan maksud

Tidak dapat dipungkiri setiap guru yang mengajar di lembaga pendidikan dasar/SD
swasta mempunyai niat, maksud dan tujuan berbeda. Niatnya tulus ikhlas karena
Allah mengabdi tanpa paksaan orang lain atapun menuntut pembayaran gaji yang
tinggi dan rela menerima kekurangan yang ada di lembaga pendidikan dasar/SD
swasta tempat dia bekerja dan mengabdi

C. Menumbuhkan kembangkan karakter religius dalam kepemimpinan

Seorang Ketua Yayasan yang mampu menjalankan aktivitas kepemimpinan dilandasi


dengan iman dan taqwa sebagai tanggung jawab seorang pemimpin berkarakter.
Keberhasilan kepemimpinan Ketua Yayasan yang berkarakter religious dipastikan
dapat menjadikan lembaga pendidikan dasar/SD swasta sebagai lembaga pendidikan
yang bukan hanya dikenal karena ketersediaan infrastruktur modern dan berdaya
saing, serta tanggap menghadapi perkembangan zaman, akan tetapi kepemimpinan
Ketua Yayasan berkarakter religious mampu menempatkan lembaga pendidikan
dasar/SD swasta sebagai lembaga pilihan utama yang dipercaya masyarakat.
Judul artikel 5:

Penerapan keterampilan manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan mutu


pendidikan

Mutu Pendidikan berkaitan erat dengan tingkat kepuasan pelangan (dalam hal ini
peserta didik dan orang tua/wali peserta didik), terhadap kualitas pelayanan
pendidikan yang diterima/didapatkannya. Setiap organisasi termasuk lembaga
pendidikan dituntut untuk meningkatkan kemampuan pemimpin dalam pengelolaan
organisasinya. Sekolah merupakan organisasi yang kompleks dan unik sehingga
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu, sebagai pemimpin dalam
sebuah organisasi sekolah, dapat dikatakan berhasil apabila tercapainya tujuan
sekolah, serta tujuan-tujuan dari individu yang ada di dalam lingkungan sekolah,
harus memahami dan menguasai peranan setiap individu dan hubungan kerjasama
antara individu.

A. Hakekat keterampilan manajerial kepala sekolah

Pengetahuan manajemen sangat esensial bagi kepala sekolah dalam melaksanakan


kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah, karena tugas pokok seorang kepala sekolah,
ialah melakukan proses kegiatan manajemen (pengelolaan sekolah). Dengan
demikian kepala sekolah sebagai manajer sangat memerlukan ketiga macam
keterampilan tersebut (Technical Skills, Human Skills, dan Conceptual skills).

1. Keterampilan Technical skills kepala sekolah

Keterampilan teknis (technical skill) yaitu kemampuan untuk menggunakan


pengetahuan, metode-metode, prosedur, tehnik dan akal yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas spesifik yang diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan
pelatihan.

2. Keterampilan human skill kepala sekolah

Kompetensi Human Skill lebih dikenal dengan istilah keterampilan manusiawi.


Keterampilan manusiawi merupakan keterampilan antar pribadi, yaitu pengetahuan
mengenai perilaku manusia, proses-proses kelompok, kemampuan untuk mengerti
perasaan, sikap, serta motivasi dari orang lain, dan kemampuan untuk
mengkomonikasikan dengan jelas dan persuasif.

3. Keterampilan conceptual skill kepala sekolah

Keterampilan konsep (conceptual skill) adalah kemampuan untuk melihat secara utuh
dan luas, terhadap berbagai masalah untuk kemudian mengaitkan organisasi antara
macam-macam perilaku yang berbeda, dan menyelaraskan antara berbagai
keputusan yang dikeluarkan organisasi, yang secara keseluruhan bekerja untuk
meraih tujuan.

B. Mutu pendidikan sekolah

Mutu pendidikan adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan


pendidikan secara internal, maupaun eksternal yang menunjukkan kemampuannya
memuaskan kebutuhan, yang diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses,
dan output pendidikan. Pencapaian mutu pendidikan di sekolah dalam setiap
jenjangnya, tentunya tidaklah sama terutama jika dikaitkan dengan aspek kualitas
sumber daya manusia, kualitas sarana dan prasarana, serta kualitas proses
pembelajaran yang ada di setiap sekolah.

C. Manajemen peningkatan mutu pendidikan

Manajemen peningkatan mutu adalah suatu metode peningkatan mutu yang


bertumpu pada sekolah itu sendiri, dengan cara mengaplikasikan sekumpulan teknik,
berdasarkan pada ketersedian data kualitatif, serta pemberdayaan semua komponen
sekolah secara berkesinambungan, dalam rangka meningkatkan kemampuan
organisasi sekolah, guna memenuhi kebutuhan peserta didik, dan masyarakat
pengguna jasa pendidikan. .Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen
peningkatan mutu memiliki prinsip bahwa:

a. Peningkatan mutu harus dilakukan pada tingkat sekolah.

b. Pemimpin mutu hanya dapat dilakukan dengan adanya kepemimpinan yang baik.

c. Peningkatan mutu harus melalui sinergi yang baik, antara berbagai komponen
sekolah, baik yang bersangkutan langsung dengan proses pendidikan maupun tidak.

Resume Video :

 Pengertian perilaku

 Seperti apa budaya

 Bagaimana organisasi

Perilaku berhubungan dengan tindakan atau sikap yang bisa mempengaruhi


kelompok dan orang lain. Organisasi merupakan wadah atau tempat menyatukan
aspirasi ataupun untuk mewujudkan satu tujuan atau sasaran. Orang-orang yang
punya keinginan atau aspirasi yang sama bisa disalurkan melalui organisasi.

Ketika organisasi dibentuk budaya yang dimaksud merupakan bagaimana kita


memberdayakan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bicara tentang
budaya yaitu tentang aturannya, prosedurnya, tata kerja dan lain-lain yang
berhubungan dengan upaya kita untuk mewujudkan aspirasi atau tujuan dan sasaran
organisasi.

Di dalam budaya organisasi orientasi dan tujuannya bagaimana seta komitmen


kerjanya, bagaimana antara perilaku, budaya, dan organisasi merupakan sistem atau
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Tiga sikap yang dapat mempengaruhi orang lain, terkait juga dengan emosi,
bagaimana menyampaikan ide atau memperlihatkan sikap baik, rasa suka maupun
tidak terhadap orang lain, yaitu :

1. Sikap aktif

2. Sikap adsertif

3. Sikap pasif (diam)

Sikap pasif adalah orang yang memiliki ide dan sasaran namun tidak menyampaikan
nya.

Resume rekaman 1 :

 Apakah perilaku yang muncul, dirasakan, terlihat dalam sebuah organisasi

 Apakah perilakunya positif atau negatif

 Apakah sikap yang ditampilkan seseorang dalam sebuah organisasi sifatnya


menguntungkan atau merugikan

Perilaku seseorang terkait dengan kecerdasan emosional. Tingky kecerdasan


seseorang bagus maka perilaku juga bagus begitupun sebaliknya. Dalam
mengembangkan kecerdasan emosional, seperti apa perilaku dan sikap yang
diwujudkan atau dikembangkan dalam rangka untuk menghasilkan dan membentuk
sikap perilaku yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain serta organisasi.
Terkait dengan ranah kecerdasan emosional dalam membentuk perilaku, yaitu :

1. Sikap / perilaku aktif

Apapun yang ingin disampaikan dalam sebuah organisasi dapat terkontrol,


beretika, beradab, dan menyampaikan secara langsung.

2. Sikap / perilaku adsertif

Menyampaikan saran, pendapat dan kritikan dengan cara beretika namun


tidak terlalu aktif.

3. Sikap / perilaku pasif

Perilaku setuju maupun tidak tetap diam, tidak menyampaikan saran atau
pendapat yang ada. Jika bersikap pasif dalam sebuah organisasi maka kita
maupun organisasi tidak dapat berkembang

Menyikapi sesuatu yang salah dengan cara yang baik itu lebih benar. Semakin banyak
memenangkan sebuah forum, semakin banyak musuh dalam perdebatan. Maka
bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan baik.

Dalam sebuah organisasi tiga sikap ini sering muncu, pro kontra selalu ada dalam
sikap ini. Sistem yang dibangun dalam sebuah organisasi untuk mencapai sebuah
tujuan melalui perilaku adsertif lebih bagus daripada sikap aktif dan pasif.

Sikap adsertif diperlukan untuk memahami diri sendiri. Rasa setuju maupun tidak
dapat disampaikan dengan cara yang sopan. Dampak dari berperilaku adsertif yaitu
akan disukai banyak orang dan nyaman ketika seseorang berada disekitar kita.

Resume rekaman 2:

 Kecerdasan intelektual

 Kecerdasan emosional

 Kecerdasan spritual

Ketiga kecerdasan ini sangat mempengaruhi perubahan maupun perkembangan


perilaku individu maupun perilaku dari budaya organisasi. Kecerdasan intelektual
yang berpengaruh terhadap pembentukan dan pengembangan sikap individu di
dalam berorganisasi.
Kecerdasan emosional juga merupakan komponen penting dalam pengembangan
perilaku atau sikap setiap orang. Kecerdasan emosional meliputi bagaimana kita
memenej atau bagaimana mengelola emosi dan perasaan. Sebagian orang
berpendapat bahwa emosional menyangkut rasa mara, perlu diketahui bahwa emosi
adalah sesuatu rasa yang berlebihan. Kecerdasan emosional diperlukan karena segala
sesuatu yang terjadi dipengaruhi emosinya, kontrolnya. Seseorang yang tidak bisa
mengontrol emosinya dapat berpengaruh buruk.

Dampak negatif seseorang yang tidak bisa mengontrol emosinya berpengaruh


terhadap diri sendiri yang mengakibatkan timbulnya banyak penyakit dan
pengaruhnya untuk orang lain yaitu membuatnya depresi.

Dalam sebuah organisasi bisa saja perasaan emosional itu ada seperti telalu menyukai
pekey yang dilakukan. Namun akan mengakibatkan diri cendey egois. Emosional
seperti ini akan berpengaruh pada organisasi dan juga akan melupakan waktu
terutama dalam beribadah.

Perlu adanya kecerdasan emosional untuk mengontrol sesuatu yang berlebihan


dalam hidup. Kecerdasan emosional itu memahami orang lain, tidak memaksakan
kehendak dan dapat memahami diri sendiri.

Resume rekaman 3 :

 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dalam lingkungan berorganisasi


atau lingkungan sosial lainnya.

 Kecerdasan intelektual

 Kecerdasan emosional

 Kecerdasan berpikir

Kecerdasan intelektual sebagai faktor yang menentukan pembentukan dan


pengembangan perilaku. Arti dari kecerdasan intelektual menyangkut kecerdasan
berpikir, kecerdasan intelegensi, kecerdasan bernalar. Dalam kecerdasan intelektual
maka identik dengan orang cerdas secara matematis, cerdas dalam berbahasa, cerdas
di bidang seni, cerdas di bidang ekonomi, hukum dan lainnya secara logika.

Cerdas secara logika ada dua yaitu digunakan dalam hal-hal positif, dan dalam
berpikir. Pada saat memberikan saran dalam pengembangan organisasi, bagaimana
dapat memberdayakan orang lain menjadi baik. Tidak banyak orang yang
menggunakan kecerdasan logikanya dengan baik.

Banyak yang menggunakan wewenangnya untuk keuntungan diri sendiri dikarenakan


kecerdasan logikanya akibatnya tidak sesuai aturan. Seseorang yang memiliki
intelektual maka sangat mudah beradaptasi di lembaga atau organisasi. Kecy
intelektual sangat penting untuk dibentuk dan dikembangkan karena berpengaruh
untuk diri sendiri maupun lingkungan sosial.

Namun, harus menyadari bahwa kecerdasan intelektual juga mempunyai dampak


negatif, makanya harus digunakan dalam hal-hal positif yang dapat menghasilkan
keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Anda mungkin juga menyukai