Anda di halaman 1dari 12

JURNAL LKK HMI ( LATIHAN KHUSUS KOHATI )

“KEPEMIMPINAN DALAM MEWUJUDKAN KADER


KUALITAS INSAN CITA”

(Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Latihan Khusus Kohati (LKK))

DISUSUN OLEH:

NASWAH YUSRAN YUNUS


UTUSAN
HMI CABANG MALANG

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


KOMSARIAT EKONOMI
MUHAMADIYAH MALANG 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa Yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga kita dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam selalu terhatur kepada
Nabi dan Rasul kita, Rasul yang menjadi panutan semua ummat, yakni Nabi Besar
Muhammad SAW. Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya
penulis syukuri, karena dengan kehendaknya, taufiq dan rahmatnya pulalah
akhirnya penulis dapat menyelasaikan jurnal ini sebagai salah syarat untuk
mengikuti Latihan Khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional Yang dilaksanakan
oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Purwakarta. Adapun judul jurnal
ini yaitu: Kepemimpinan dalam mewujudkan kader kualitas insan cita .
Jurnal ini merupakan hasil jerih payah penulis yang sangat maksimal sebagai
manusia yang tidak lepas dari salah dan khilaf. Namun penulis menyadari bahwa
jurnal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Jadi penulis
memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun yang penulis harapkan dari
kawan-kawan sekalian, tapi perlu juga di ketahui bahwa kritikan dan saran dari
kawan-kawan sekali kami akan pertimbangkan.
Akhirnya, kepada Allah kita memohon. Semoga jurnal ini bermanfaat bagi kita
sebagai penambah wawasan dan cakrawala pengetahuan. Dan dengan
memanjatkan do’a dan harapan semoga apa yang kita lakukan ini menjadi amal
dan mendapat ridha dari Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Billahittaufiq Wal Hidayah

Malang,06 juni 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Himpunan Mahasiswa Islam atau lebih sering dikenal dengan sebutan HMI merupakan
organisasi mahasiswa tertua dan terbesar diindonesia yang masa kelahirannya dikenal
sebagai masa masa perjuangan pasca 2 tahun negri ini merdeka (5 febuari 1947) HMI
adalah sebagai wadah bagi setiap kader-kader dalam berproses. sebagai organisasi
kader yang basis keanggotaan nya adalah mahasiswa, HMI yang memiliki misi untuk
mencetak sosok calon kader pemimpin bangsa yang selain memiliki kedalaman ilmu,
juga memiliki sopan santun akhlak yang baik. Hal inilah yang terdapat pada misi nya HMI
sebagaimana tertuang dalam pasal 4 Anggaran Dasar HMI. Di tegaskan bahwa tujuan
HMI adalah "Terbinanya insan akademis pencipta,pengabdi yang bernafaskan Islam
dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi
Allah SWT". Dalam setiap organisasi pasti adanya seorang pemimpin. kepemimpinan
dalam organisasi itu sebuah proses dimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi dan
memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi.
Adanya proses dalam kepemimpinan , Proses dalam manajemen dengan cara sistematis
untuk melakukan suatu hal proses tersebut yaitu : pengarahan (Actuating) dan
memotivasi anggota organisasi (kader) untuk menuju ke arah pencapaian tujuan
organisasi, termasuk menciptakan iklim yang mendukung,membimbing dan meneladani
kader dalam melakukan pekerjaan. Dan untuk mengetahui lebih dalam mengenai
kegiatan para kader seorang pemimpin harus dapat mengawasi(controling) agar
kegiatan nya dapat berjalan dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan penyimpangan
dari rancangan semula. maka di perlunya koreksi dan evaluasi. Semua pengawasan ini di
kerjakan untuk mengadakan peningkatan kader kader yang berkualitas pada masa yang
akan datang.

 Tujuan kepemimpinan dalam organisasi , secara praktisnya mempunyai maksud


yang sangat urgent dalam menyukseskan proses kepemimpinan namun secara
defenitif kita dapat menganalisa secara spesifikasi. Tujuan kepemimpinan
merupakan kerangka ideal dan filosofi yang dapat memberikan pedoman bagi
setiap kegiatan pemimpin ,sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai tujuan
yang di inginkan secara efektif dan efisien.
 Ruang lingkup kepemimpinan organisasi adalah Lembaga dan individu ,baik
Lembaga formal maupun non formal. Lembaga dan individu tersebut dalam
dunia kepemimpinan organisasi yang nyata adalah individu-individu dalam
rumah tangga keluarga maupun masyarakat.
 Hakikat adanya kepemimpinan organisasi ini telah di buktikan oleh
beberapa tokoh ternama dalam peradabaan islam terbesar dimuka bumi ini
yaitu nabi Muhammad SAW. Beliau menerapkan berbagai aspek
kepemimpinan,mulai dari sifat sampai pada bentuk dimana ia
memerankan diri sebagai aktor terkuat pada masanya.
Adapun sifat-sifat kepemimpinan Nabi Muhammad SAW:
a. Shiddiq berarti benar, benar dalam perkataan maupun perbuatan.
b. Amanah memiliki arti dapat dipercaya.
c. Tablig yang berarti menyampaikan.
d. fataanah berarti cerdas.

B. Teori Kepemimpinan.
Pada bagian ini penulis mencoba memaparkan bagaimana sebuah teori,
dalam hal ini teori kepemimpinan. Menurut Chester Barnard(dalam
risimin,2004) latar belakang atau pendekatan awal kepemimpinan dalam
organisasi yaitu; Kordinasi aktivitas dan system yang diperlukan untuk
memelihara dan mempertahankan organisasi , membawa orang orang
dalam organisasi dan menjamin kerja sama mereka, menentukan sasaran
atau tujuan.

C. Metode Penelitian.
Penelitian ini tergolong penelitian studi literatur dengan menemukan
referensi teori sesuai dengan fenomena yang ditemukan. Referensi teori
yang didapatkan melalui penelitian studi literatur yang di jadikan dasar
dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan. Studi literatur
merupakan cara yang digunakan untuk menghimpun data atau sumber
yang berkaitan dengan tema dalam penelitian. Studi literatur dapat
diperoleh dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, dan pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan definisi kepempimpinan organisasi


a. Pengertian kepemimpinan organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses
dimana seorang pemimpin memengaruhi dan memberikan
contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan
organisasi. Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa
banyak orang yang menjadi pengikutnya, bukan juga dilihat
dari seberapa lama ia memimpin. Pemimpin yang baik dilihat
dari seberapa banyak ia mampu menciptakan sosok pemimpin
yang baru. Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting
bagi keberhasilan sebuah organisasi. Untuk itu, ada beberapa
sikap kepemimpinan dalam organisasi yang perlu diterapkan
oleh seorang pemimpin, diantaranya:
 Menjalin kedekatan.
Kepemimpinan dalam organisasi akan menjadi lebih efektif
jika seorang pemimpin telah mendapat respek dari anak
buah. Dengan cara menjalin kedekatan dengan
mereka,sehingga mereka akan percya dan mau mengikuti
arahan dari pimpinan.
 Memberikan semangat dan motivasi
Kepemimpinan dalam organisasi bukan meluluh soal
pangkat dan jabatan,tetapi kepemimpinan adalah bagaimana
seorang pemimpin dapat memberikan semangat dan
motivasi,bahkan untuk setiap hal kecil dari pekerjaan yang
bawahannya lakukan.
 Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
Kepemimpinan organisasi adalah tentang kepercayaan.
Berikan bawahan anda kepercayaan dan tanggung jawab
yang lebih dalam melakukan tugas mereka. Agar
kedepannya mereka tidak takut salah dalam mengambil
keputusan.

b. Defenisi kepemimpinan dalam organisasi.


definisi Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah
sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik
dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan
mengkoordinasi.
Adapun tipe tipe kepemimpinan dalam organisasi yaitu:
 Tipe otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan
otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong
otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat
dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah
seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter
akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara
lain dalam bentuk :

1. Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama


dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan
dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat
mereka.
2. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu
dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3. Pengabaian peranan para
bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang


otokratik antara lain:
1. Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2.Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4. Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya
penyimpangan oleh bawahan.

 Tipe kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada
tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang
ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut
yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang
dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut
tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret
mengapa orang tersebut dikagumi.
 Tipe Laissez faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-
sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak
terlalu sering intervensi.

2. Kualitas Insan Cita

Kualitas insan cita HMI adalah merupakan dunia cita yakni ideal yang terwujud oleh HMI
di dalam pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu
melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagai mana dirumuskan
dalam pasal tujuan (pasal 4 AD HMI) adalah sebagai berikut:

a. Kualitas Insan Akademis

 Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif, dan kritis.


 Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui
dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya
dengan kesadaran.
 Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu
yang dipilihnya, baik secara teoritis maupuan teknis dan sanggup bekerja secara
ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan
prinsip-prinsip perkembangan.

b.Kualitas Insan Pencipta;

 Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang


ada, dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih
baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa
penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan
pembaharuan.

 Bersifat independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan
sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menemukan bentuk
yang indah-indah.
 Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja
kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.

c. Kualitas insan pengabdi;

 Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesama
umat.

 Sadar membawa tugas insan pengabdi bukanya hanya membuat dirinya baik,
tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.

 Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang pasrah cita-citanya yang
ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya.

d. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam:

 Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya
tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan
mencipta sejalan dengan mission Islam. Dengan demikian Islam telah menafasi
dan menjiwai karyanya.

 Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity of personality” dalam dirinya.


Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split
personality tidak pernah ada dilema antara dirinya sebagai warga negara dan
dirinya sebagai muslim insan ini telah meng-integrasi-kan masalah suksesnya
dalam pembangunan Nasional bangsa ke dalam suksesnya perjuangan umat
Islam Indonesia dan sebaliknya.

e. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang
diridhoi Allah SWT :

 Insan akademis, Pencipta dan Pengabdi yang bernafaskan Islam dan


bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi
Allah SWT. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat yang dari perbuatannya
sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral.

 Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi persoalan-


persoalan dan jauh dari sikap apatis.

 Rasa tanggung jawab taqwa kepada Allah SWT, yang menggugah untuk
mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

 Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan


masyarakat yang adil dan makmur.

Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khalifah fil ardhi” yang
harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. Pada pokoknya insan cita HMI
merupakan “Man of future” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan
berpandangan jauh, bersifat terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa
yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara
operatif bekerja sesuai yang dicita-citakan. Dari lima kualitas lima insan cita tersebut
pada dasarnya harus dipahami dalam tiga kualitas insan Cita yaitu kualitas Insan
akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga kualitas insan
pengabdi tersebut merupakan insan Islam yang terefleksikan dalam sikap senantiasa
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adi dan makmur yang diridhoi Allah
SWT.
Bahwa tujuan HMI sebagai dirumuskan dalam pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah
merupakan tujuan dalam setiap anggota HMI. Insan cita HMI adalah gambaran masa
depan HMI. Suksesnya seorang HMI dalam membina dirinya untuk mencapai insan cita
HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.
Insan cita HMI ini pada suatu waktu akan merupakan intelectual community atau
kelompok intelegensia yang mampu merealisir cita-cita umat dan bangsa dalam suatu
kehidupan masyarakat yang sejahtera spiritual, adil dan makmur serta bahagia
(masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT).

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan.

Dari pemaparan materi di atas bisa saya tarik kesimpulan mengenai kepemimpinan
dalam mewujudkan kualitas insan cita. dalam suatu organisasi kita tidak dapat
dilepaskan dari seorang pemimpin. Kepemimpinan yang mempengaruhi orang lain dan
mengajak kader secara sukarela Agar dapat berpartisipasi guna mencapai tujuan
organisasi bersama.
HMI adalah organisasi perkaderan sejak didirikan pada tanggal 5 Febuari 1947 di
Yogyakarta HMI tidak lepas dari megkadar anak anak bangsa , HMI mencetak anak anak
bangsa menjadi insan akademis pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Amalm Tarigan, Islam Mazhab HMI,Balaii Pustaka,Jakarta,2006

Anda mungkin juga menyukai