Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN DALAM BUDAYA ORGANISASI

DISUSUN OLEH:

SATRIAWAN EKA PUTRA

B11.2019.05902

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan


orang lain, baik secara perseorangan maupun kelompok didalam suatu organisasi
sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam
mecapai tujuan organisasi.

Kepemimpinan meliputi berbagai dimensi, dan berfungsi sebagai salah satu


piranti penggerak, motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi,
sehingga peran kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam
mencapai tujuan.
Demikian pula halnya dengan kepengurusan dalam suatu organisasi yang
berperan sebagai salah satu jalur pembinaan kemahasiswaan harus mampu mewujudkan
tugas pokok dan fungsinya, kemauan dan kemampuan para pelaku kepemimpinan hanya
dapat berperan dengan sebaik – baiknya apabila secara teratur, terencana dan
berkesinambungan dilaksanakan pembinaan dan pengembangan bagi para pelaku
kepemimpinan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Pada organisasi banyak sekali sikap yang harus dimiliki oleh para pemimpin
maka bagaimana sikap dan sifat untuk menjadi pemimpin dan bagaimana cara melakukan
kepemimpinan ?
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Materi Kepemimpinan yang dipilih

Menurut Mulyadi dan Rivai (2009) dalam organisasi terdapat pihak-pihak yang
saling terkait antara lain pemimpin sebagai atasan, dan pegawai atau karyawan sebagai
bawahan. Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi menurut Suranta (2002)
dikarenakan pemimpin memiliki peran strategis dalam usaha mencapai tujuan organisasi
sesuai visi dan misi organisasi . Siagian (2002) mengutarakan bahwa Kepemimpinan
merupakan individu yang menduduki suatu jabatan tertentu dimana individu tersebut
memiliki kemampuan dan keterampilan untuk mempengaruhi perilaku orang lain yakni
bawahannya untuk berfikir dan bertindak sehingga melalui perilaku yang positif tersebut
dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan organisasi. Penjelasan pentingnya
kemampuan pemimpin dalam organisasi ditujukan untuk kemajuan bagi organisasi. Salah
satu gaya kepemimpinan yang menuntut kemampuan dari seorang pemimpin tersebut
yaitu gaya kepemimpinan transfomasional dengan memotivasi para bawahan untuk
berbuat lebih baik sesuai harapan dari bawahan dengan meningkatkan nilai tugas dengan
mendorong bawahannya mengorbankan diri sendiri demi kepentingan organisasi diikuti
dengan peningkatan tingkat kebutuhan bawahan yang lebih baik.

Hasil penelitian Riaz dan Ulhaque (2012) menunjukkan gaya kepemimpinan


transformasional memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pengambilan keputusan
dan berpengaruh negatif terhadap gaya pengambilan keputusan avoiden dan
ketergantungan. Hasilnya, gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan spontan. Selain itu gaya kepemimpinan otoriter menurut Gustomo dan
Silvianita (2009) berpengaruh terhadap loyalitas melalui kepuasan kerja. Kepuasan kerja
yaitu persepsi seseorang terkait pekerjaan, berdasarkan faktor-faktor lingkungan kerja
seperti gaya atasan, prosedur kerja dan aturan, rekan kerja, iklimi kerja dan tingkat
kompensasi yang diberikan pada bawahan. Kepemimpinan dalam organisasi juga
menuntut kepekaan terhadap budaya yang terdapat dalam organisasi.
Budaya dalam organisasi ini mempunyai fungsi antara lain: menetapkan batas dan
wewenang, memberikan rasa identitas kepada anggotanya. Karakteristik budaya dalam
organisasi dapat dijadikan pedoman bagi pimpinan untuk membuat keputusan agar
organisasi lebih efektif dalam mencapai tujuan. Adapun budaya organisasi tersebut
menurut Mc Gregor (1960) memiliki sisi tentang sifat manusia dan perilaku manusia
yang penting untuk dijadikan pedoman dalam menentukan gaya operasi atau praktik
setiap pimpinan. Sisi manusia berupa sifat dan perilaku

2.4. Analisis Artikel

2.4.1. Gaya kepemimpinan sebagaimana yang diungkapkan Marzuki (2002)


merupakan norma perilaku dari seseorang yang dipakai saat orang tersebut berusaha
mengarahkan atau mempengaruhi orang lain dengan berbagai kelebihan dan kelemahan.
Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai dengan potensi
kemampuan dan kepribadiannya. Dengan kata lain pemimpin memiliki sifat antusias
untuk mempengaruhi orang lain dalam pencapaian tujuan organisasi. Dengan
kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat
mungkin organisasi berjalan dengan efektif dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu,
pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang memiliki kemampuan mempengaruhi
perilaku angggotanya.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kepemimpian cara kerjanya


berbeda dengan manajer dimana kepemimpinan sifat kerja lebih fleksibel dengan
memberikan cara atau dorongan yang lebih efektif dari sekedar melakukan pekerjaan
yang sifatnya rutinitas. Berikut gaya kepemimpinan menurut As’ad (1991) telah
diketahui secara luas, yaitu: (1) Tipe otokratik adalah pemimpin yang sangat egois
dengan menunjukkan sikap “keakuannya”. Pemimpin ini selalu menggunakan cara yang
lebih dianggap pantas dari dirinya sendiri sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh
pemimpin pasti benar dan ide atau gagasan karyawan atau bawahan tidak diakui. (2) Tipe
karismatik adalah tipe yang memiliki daya tarik, dan pembawaan yang luar biasa untuk
mempengaruhi orang lain sehingga ia mempunyai bawahan yang bisa dipercaya serta
pengikut yang setia dan jumlahnya besar. (3) Tipe Paternalistik atau Maternalistik adalah
kepemimpinan dengan sifat kebapakan atau keibuan. (4) Tipe Militeristik, tipe ini mirip
dengan tipe kepemimpinan otoriter dengan sistem satu komando atau satu perintah yang
berasal dari pimpinan puncak dan harus dilaksanakan oleh bawahan. (5) Tipe
Demokratis, mengutamakan manusia adalah makhluk hidup yang mulia sehingga selalu
melibatkan bawahan (6) Tipe Laissez Faire atau delegatif, tipe ini bersifat permisif dan
memberikan kepercayaan berupa tanggungjawab pekerjaan secara penuh kepada
bawahan

2.4.3. Keterkaitan antara berbagai pihak di dalam organisasi membentuk interaksi


yang dilakukan secara rutin sehingga membentuk suatu budaya organisasi. Menurut West
dan Turner (2008:322) budaya terbentuk akibat dari rutinitas serangkaian kegiatan berupa
lama kerja, identitas organisasi, dan kegiatan lain yang dijalankan oleh seluruh anggota
organisasi bertujuan untuk meningkatkan kinerja para anggotanya tak terkecuali
pemimpin menjadi lebih baik. Pembentukan budaya organisasi terjadi tidak semata
karena aktifitas rutin saja melainkan anggota organisasi berupaya menciptakan,
mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, untuk
pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.

Budaya dalam organisasi tersebut bisa bervariasi sehingga interpretasi tindakan


dalam budaya ini juga beragam. Budaya sendiri berarti sebagai hasil tindakan dari
manusia. Jika dihubungkan dengan organisasi maka perwujudan dari semangat atau
suasana dan kepercayaan yang dilakukan dalam organisasi tersebut. Menurut Robins
(2003) budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem nilai dan kepercayaan para anggota
yang saling beriteraksi dengan anggota, struktur organisasi dan sistem pengawasan untuk
menghasilkan norma perilaku. Budaya organisasi atau perusahaan bersifat sangat
persuasif dan mempengaruhi hampir keseluruhan aspek kehidupan organisasi. Demikian
juga budaya organisasi mampu menumpulkan atau membelokkan dampak perubahan
organisasi yang sudah direncanakan secara matang.

Namun diantara perbedaan setiap organisasi, budaya dalam organisasi menurut


Kast dan Rosenzweig (1985: 954) secara umum memiliki fungsi bahwa budaya untuk
menyampaikan rasa identitas untuk anggota-anggota organisasi, memudahkan
terakomodirnya komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri sendiri,
meningkatkan stabilitas sosial organisasi, menyediakan premises (pokok-pokok
pendapat) yang diterima dan diakui dalam hal pengambilan keputusan. Bagian terpenting
dalam organisasi yaitu budaya sebagai pembentuk perilaku dan sikap manusia atau
bawahan. Aspek perilaku manusia ini merupakan bagian dari sisi kemanusiaan dalam
organisasi sehingga pemimpin melakukan tindakan sesuai dengan aspek.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Arti Kepemimpinan
Kepemimpinan atau Leadership berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing
atau tuntun, atau dalam kata kerja “memimpin” yaitu membimbing atau menuntun.
Sedangkan kepemimpinan (menunjukkan kata sifat) adalah perilaku seseorang yang
dibentuk oleh gabungan karakter positif seorang pemimpin. Ada sifat-sifat yang melekat dan
karenanya ia lebih bersifat Universal sebab didalamnya menyangkut parameter nilai (standar
value). Determinasi kepemimpinan menurut Kartini Kartono meliputi 3 faktor, yaitu (1)
faktor orang/pribadi (2) faktor posisi (3) factor situasi.
Jadi pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai
kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan, mengerahkan, dan membimbing
bawahan. Dalam pengertian lebih luas Pemimpin adalah seseorang yang memimpin dengan
jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir dan
mengontrol usaha orang lain atau melalui prestise kekuasaan. Menurut Paul Mersey dan
Kenenth M. Blanchard, 1982 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu
atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Dari berbagai pendapat pada dasarnya Kepemimpinan mempunyai dua hal yang
dominan, yaitu mempengaruhi dan saling pengaruh. Mempengaruhi mengandung kesan
searah sedangkan saling pengaruh mengandung makna timbal balik. Karena berupa
kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan bagaimana pemimpin mempengaruhi bawahan/anggota bias bermacam-
macam, antara lain dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik, memberi
perintah, memberi imbalan, melimpahkan wewenang, memberi penghargaan, memberi
kedudukan, membujuk, mengajak, memberi kesempatan berperan, memberi motivasi,
memberikan arah, mendorong kemajuan, menciptakan perubahan, memberikan ancaman,
hukuman dll.

A. Teori Kepemimpinan
Faktor-faktor yang terdapat dalam kepemimpinan dengan pendekatan :
1. Pendekatan Bakat
Teori ini memandang bahwa pemimpin dianugerahi bakat untuk yang membedakan
mereka dari orang kebanyakan dan menurut Ordway Tead : “Seseorang Pemimpin harus
memiliki sepuluh syarat yang berkenan dengan” :
a. Kekuatan fisik dan susunan syaraf
b. Penghayatan terhadap arah dan tujuan
c. Antusiasme
d. Integritas
e. Keahlian teknis
f. Kemampuan memutuskan
g. Keramah tamahan
h. Intelegensia
i. Keterampilan mengajar
j. Kepercayaan
2. Pendekatan Situasional
Teori ini berkeyakinan, bahwa situasi tertentulah yang melahirkan pemimpin.
Menurut Murphy : 1941, bahwa pemimpin dilahirkan oleh situasi darurat atau gawat.
Dalam situasi demikian muncul seorang yang mempunyai kemampuan membaca situasi
dan berhasil mengatasinya maka lahirlah seorang pemimpin.
3. Pendekatan Bakat dan Situasional
Pendekatan bakat gagal menemukan perangkat bakat yang menjamin keberhasilan
pemimpin. Sebaliknya pendekatan situasional terlalu meremehkan bakat walaupun hasil
penelitian menunjukkan adanya bakat dan keberhasilan memimpin. Oleh karena itu para
teoritisi berpendapat bahwa pemimpin adalah suatu proses yang melibatkan pemimpin,
anak buah dan situasi.
B. Asas Kepemimpinan
Sikap dasar dan Prinsip bagi seorang pemimpin adalah:
1. Konsisten dan Konsekwen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila.
2. Mengayomi, suka memberi perlindungan atau memberi teguh sehingga pengikutnya
selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya
Disamping sikap dasar diatas, para pemimpin organisasi di Indonesia perlu
mengembangkan sifat-sifat tertentu, yaitu:
1. Adil
2. Arif bijaksana
3. Penuh prakarsa/inisiatif
4. Percaya diri
5. Penuh daya pikat
6. Ulet
7. Mudah mengambil keputusan
8. Jujur
9. Berani mawas diri
10. Komunikatif
Karena latar belakang budaya, agama dan heterogenitas masyarakat indonesia yang
khas, secara operasional kepemimpinan organisasi di Indonesia harus berpegang pada 11
azas kepemimpinan sebagai norma, yaitu:
1. Taqwa ; percaya pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Ing Ngarso Sung Tulodo ; didepan memberi teladan
3. Ing Madya Mangun Karso ; ditengah membangun kemampuan, tekad dan prakarsa.
4. Tutwuri Handayani ; dibelakang memberi dorongan, penggerak, pengarah.
5. Waspada Urwowiseso ; senantiasa waspada, sanggup mengawasi dan berani
memberikan koreksi.
6. Ambeg Paramarta ; harus mampu menentukan segala sesuatu dengan tepat dan
menentukan prioritas.
7. Prasojo ; senan tiasa bersahaja, sederhana dan tidak berlebihan.
8. Setyo ; selalu setia, loyal terhadap organisasi.
9. Geminastiti ; hemat dan cermat.
10. Beloka ; jujur, terbuka dan berani bertanggung jawab
11. Legowe ; ikhlas, bersedia dan rela

C. Teknik dan Fungsi Kepemimpinan


Teknik kepemimpinan dalam berorganisasi adalah sebagai berikut:
1. Teknik pematangan / penyiapan pengikut.
a. Teknik penerangan (memberikan keterangan yang jelas faktual untuk meyakinkan
kepada pengikut sesuai dengan kemauan pemimpin ).
b. Teknik propaganda berusaha memaksakan kehendak atau keinginan pemimpin yang
kadang-kadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain.
2. Teknik Human Relations
Teknik ini merupakan proses pemberian dorongan agar orang mau bergerak, yang dapat
dijadikan motif, yaitu pemenuhan physis dan kebutuhan psikologis.
3. Teknik menjadi tauladan
Teknik pemberian contoh yang mewujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek negatif dalam
bentuk larangan dan aspek positif dalam bentuk anjuran atau keharusan.
4. Teknik persuasi ( mengajak dengan lunak).
5. Teknik pemberian perintah
Teknik menyuruh orang yang diberi peritah dengan ketentuan power dan kekuasaan.
6. Teknik penggunaan system komunikasi yang cocok.
Teknik ini harus mempertimbangkan kondisi penerimaan informasi ( yang diajak
komunikasi ).
7. Teknik penyedian Fasilitas-fasilitas
Kepada sekelompok orang yang sudah siap untuk mengikuti ajakan sipemimpin, Maka
orang-orang itu harus diberi fasilitas, atau kemudahan-kemudahan.
Fungsi kepemimpinan organisasi sebagai salah satu fungsi management, kepemimpinan
menjadi, mencakup beberapa tugas, dan kewajiban organisasi diantaranya:
1. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam rangka menjalankan kekuasaan organisasi. (Chester
Barrnat )
2. Motivasi
Motivasi diperlukan untuk kebutuhan psikologis, keamanan, kebutuhan social, prestise,
mempertinggi kemampuan (Abraham Maslow ).
3. Visi
Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila menjadi penglihatan tetapi tidak
mempunyai visi.
D. Kepemimpinan efektif
Sebagaimana yang dimaksud dengan kepemimpinan efektif dalah bagaimana
pemimpin menjalankan tugasnya, misalnya gaya apa yang digunakan dalam merencanakan,
merumuskan, menyampaikan perintah, atau ajakan kepada yang diperintah. Adapun
penggolongan gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis ( terpusat pada pemimpin /direktif )
Gaya ini ditandai dengan banyaknya petunjuk yang dating dari pemimpin (penonjolan
pada pemberian perintah ).
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku pada pemimpin dan anak
buahnya atua memimpin berdasarkan peraturan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya ini terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan, kepemimpinan
konsultatif atau parsitipatif (terjadi komunikasi dua arah ) dan keputusan diambil secara
bersama.
4. Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin melimpahkan sepenuhnya kepada anak buahnya dalam menentukan tujuan
serta cara dipilih untuk mencapai tujuan itu. Peranan pemimpin hanyalah menyediakan
keterangan dan hubungan dengan pihak luar.

E. Keterampilan yang diperlukan dalam kepemimpinan


Era reformasi diwarnai dengan perubahan-perubahan menuju kearah perbaikan. Untuk
menyikapi terhadap tuntutan perubahan (reformasi ), maka seorang pemimpin organisasi
harus memiliki dasar-dasar kesiapan sebagai berikut:
1. Siap beradaptasi ( menghargai dan menerima masyarakat yang sudah berubah ).
2. Fleksibelitas dan beritereaksi dengan orang-orang yang berbeda asal negara, budaya dll.
3. Berfikir positif bila menemui hal agak ganjil yang terjadi disekitarnya.
4. Berintergrasi dengan anggota organisasi, mempunyai rasa memiliki, berintegrasi diantara
disiplin ilmu.
5. Mengenali, memahami secara proaktif terjun didalam kegiatan-kegiatan yang bersipat
tradisional.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Seorang pemimpin merupakan unsur penting dalam menjalankan kehidupan
berorganisasi dengan memperhatikan kondisi para bawahannya. Sehingga pemimpin
tersebut dalam mengambil keputusan haruslah melibatkan peran serta para bawahannya.
Keputusan pelibatan bawahan tersebut sebagai upaya mengakomodir ide-ide yang
bersifat membangun demi tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu patut dicermati
bahwa di dalam organisasi terdapat budaya yang telah terbentuk dalam rutinitas
kehidupan berorganisasi. Penempatan perilaku kepemimpinan sesuai budaya organisasi
sangat penting dalam rangka mengarahkan peilaku bawahan untuk penyelesaian tugas
yang berorientasi tujuan organisasi.

Kehidupan berorganisasi juga menuntut pemenuhan kebutuhan individu secara


komprehensif agar dapat bekerja secara optimal. Maka dari itu motivasi yang bersifat
membangun bagi para bawahan diperlukan oleh seorang pemimpin sebagai wujud
pengarahan terhadap individu agar lebih bisa diajak bekerjasama dalam pencapaian
tujuan organisasi secara efektif. Tentunya setiap pemimpin tidaklah bisa menggunakan
satu gaya kepemimpinan saja atau dengan kata lain kondisi situasional menjadi patokan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Kepemimpinan patrisipatif yang
situasional memberikan ruang bagi para pemimpin dan bawahan untuk berinteraksi
secara dua arah melalui mekanisme dukungan dan arahan. Kondisi tersebut menjadi dasar
gaya kepemimpinan partisipatif dengan pendekatan situasional

Para pemimpin organisasi diera reformasi dihadapkan kepada multi tantangan


akibat kesalahan-kesalahan masa lalu. Untuk para pemimpin organisasi sekarang dituntut
memiliki moralitas, integritas kepemimpinan professional kompetitif dan daya saing
tinggi.
Daftar Pustaka

Kast, F. and Rosenzweig. 1985. Organizations and Management, A System andContingency


Approach, Mc Graw Hill Book company, New York, USA

Mulyadi, D., Rivai, V. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali Pers

Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju, 2009.

Setiawan, Bahar Agus dan Abd. Muhith, Transformational Leadership: Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

West, R. dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Humanika.

Link Artikel https://core.ac.uk/download/pdf/229348299.pdf

Anda mungkin juga menyukai