Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LANDASAN HISTORIS KEILMUAN ORGANISASI


Manusia adalah makhluk yang dinamis, ketidakterbatasan kebutuhan
manusia dan keterbatasan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhannya telah
menghadapkan manusia untuk hidup berorganisasi. Hal ini didukung pula dengan
karakteristik manusia sebagai makhluk sosial yang tidak memungkinkan hidup
wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk sejak manusia pertama
hidup di muka bumi, sekelompok manusia yang mempunyai orientasi dan tujuan
yang relatif sama berhimpun dan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
Perilaku organisasi merupakan satu disiplin ilmu yang sangat menarik
untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terlebih bagi
mahasiswa Management Pendidikan, maka mempelajari ilmu kepemimpinan dan
perilaku organisasi merupakan syarat mutlak. Untuk memahami ilmu
kepemimpinan dan perilaku organisasi secara baik, maka mari kita bahas teori
dan masalah-masalah yang berhubungan dengan hakikat pemimpin dan
kepemimpinan beserta dengan perilaku organisasi termasuk prinsip-prinsip yang
ada di dalamnya.
Kepemimpinan dan perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam
organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk
memperbaiki keefektifan organisasi. Perilaku organisasi adalah disiplin ilmu yang
mempelajari perilaku tingkat individu dan kelompok dalam organisasi dan
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja organisasi, kelompok atau individu).
Perilaku Organisasi adalah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku tingkat
individu dan kelompok dalam organisasi dan dampaknya terhadap kinerja (baik
kinerja organisasi, kelompok atau individu). Perilaku organisasi juga dikenal
sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah bidang studi akademik khusus
yang mempelajari organisasi, menggunakan metode dari sosiologi, ekonomi, ilmu
politik, antropologi dan psikologi. Disiplin ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu
sumber daya manusia dan psikologi industri.
Pengetahuan organisasi adalah studi tentang dinamika pribadi dan
kelompok dan konteks organisasi, dan sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang
berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor ikut berperan, ilmu yang mempelajari
organisasi memahami dan menyusun model dari faktor-faktor tersebut.
Seperti dalam semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk
mengontrol, menjelaskan, dan memprediksi. Tapi ada beberapa kontroversi
tentang dampak etis dari fokus pada perilaku karyawan. Karena itu, perilaku
organisasi (dan kajiannya yang mendalam, yaitu psikologi industri) terkadang
dituduh sebagai alat ilmiah bagi mereka yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan
tersebut, Perilaku Organisasi dapat memainkan peran penting dalam
pengembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

B. PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


Di dalam setiap organisasi pasti memiliki sumber daya manusia yang
menduduki perannya masing-masing, baik sebagai pemimpin dan kepemimpinan.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Mengutip sebuah mutiara hadits dalam agama yang penulis yakini. Sudah menjadi
ketetapan-Nya bahwa kita adalah seorang pemimpin. Hal ini tidak mempedulikan
apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahannya, strata pendidikannya,
darimana sukunya berasal, dan berapa penghasilannya per bulannya. Kita murni
terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di lingkup organisasi maupun
lingkup kecil keluarga tersayang atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi, diri kita
pribadi. Kita selalu dituntut tampil dengan baik sebagai seorang pemimpin.
Pemimpin yang bisa mengayomi, pemimpin yang bisa melindungi dan menjadi
teladan bagi pengikut atau orang yang dipimpinnya.
Sebenarnya, pemimpin dan kepemimpinan  merupakan suatu kesatuan
kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Seperti
organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan
kepemimpinan.
Dengan demikian, antara pemimpin dan kepemimpinan memiliki makna
atau pengertian yang berbeda. Walaupun keduanya tidak bisa terpisahkan satu
dengan lainnya. Agar Anda memiliki pemahaman yang mendalam, maka mari kita
bahas apa itu pemimpin dan apa pula kepemimpinan.

1. Pengertian Pemimpin
Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu
di lingkungan sekolah, tempat kerja, pertemanan, keluarga, atau untuk dirinya
sendiri. Momen tersebut akan membantu memunculkan kualitas dan gaya
kepemimpinan dalam diri Anda.
Suradinata (1997) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang
memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga.
Makna pemimpin itu adalah:
a) Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
b) Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya
dan mewariskan pada rekan-rekannya.
c) Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
d) Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Pemimpin bukan sekadar memerintah orang di bawahnya. Sosok pemimpin
membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang benar.
Mereka menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan
sesuatu yang baru. Ketika seorang pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga
harus menggunakan keterampilan manajemen mereka untuk membimbing orang-
orang mereka ke tujuan yang tepat, dengan cara yang efektif dan efisien.

2. Pengertian Kepemimpinan dari Para Ahli


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kepemimpinan adalah
cara memimpin atau perihal pemimpin. Secara harfiah, kepemimpinan berasal dari
kata “pimpin” yang artinya mengarahkan, membina, mengatur, menuntun,
menunjukkan, atau memengaruhi. Kepemimpinan adalah tentang memetakan ke
mana Anda harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau organisasi.
Seperti yang dilansir dari laman liputan6, pengertian kepemimpinan
menurut Kartini Kartono (1994) adalah karakter khas, khususnya, mengambil
situasi tertentu. Karena kelompok melakukan kegiatan tertentu dan memiliki
tujuan dan berbagai peralatan khusus. Pemimpin kelompok dengan fitur
karakteristik adalah fungsi dari situasi tertentu.
Kemudian menurut George R. Terry, pengertian kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam seseorang atau pemimpin dan pengaruh yang lain
untuk mau bekerja secara sadar dalam kaitannya dengan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
William G. Scott (1962) berpendapat pengertian kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi kegiatan yang diselenggarakan dalam kelompok dalam
upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Hemhill dan Coon (1995), pengertian kepemimpinan adalah sikap
individu yang memimpin berbagai kegiatan kelompok terhadap tujuan yang akan
dicapai bersama-sama.
Dari Rauch dan Behling (1984), pengertian kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir terhadap pencapaian tujuan.
Lalu pengertian kepemimpinan menurut Weschler dan Massarik (1961) adalah
pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, dan diarahkan
melalui proses komunikasi, untuk mencapai tujuan tertentu atau lebih.
Terakhir, P. Pigors (1935) menyatakan bahwa pengertian kepemimpinan
adalah proses mendorong dan mendorong melalui interaksi yang berhasil dari
perbedaan individu, pengendalian kekuatan seseorang dalam mengejar tujuan
bersama.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku
orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor
intern maupun faktor ekstern. Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris
menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya.

3. Fungsi Kepemimpinan Organisasi


Apakah kepemimpinan organisasi merupakan suatu yang urgen?
Kepemimpinan di setiap organisasi tentu saja memiliki fungsi yang dapat
memperlancar kegiatan di organsiasi. Apabila fungsi kepemimpinan tidak berjalan
efektif, maka keberadaan organisasi tidak ubahnya hanya sebagai “wadah” saja
termpat berkumpulnya orang-orang. Dari berbagai teori yang berhasil ditelsiik,
tidak kurang ada lima fungsi kepemimpian organisasi, yaitu: (a) fungsi instruksi,
(b) fungsi konsultatif, (c) fungsi partisipasi, (d) fungsi delegasi, dan (e) fungsi
pengendalian.

a. Fungsi Instruktif
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator untuk menentukan semua aspek
di dalam sebuah organisasi. Cara mengerjakan perintah, melaksanakan dan
melaporkan hasil, dan tempat mengerjakan perintah harus diperhatikan agar
setiap keputusan dapat berjalan efektif.

b. Fungsi Konsultatif
Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah.
Komunikasi ini digunakan saat pemimpin hendak menetapkan kebijakan atau
keputusan dan memerlukan pertimbangan dari kelompok yang dipimpinnya.
Dengan begitu, keputusan pun dapat diambil secara efektif dan maksimal.

c. Fungsi Partisipasi
Fungsi partisipasi melibatkan anggota untuk ikut serta dalam setiap
pengambilan kebijakan. Ini perlu dan bagus dilakukan agar orang yang
dipimpinnya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi menentukan apa yang
akan dilaksanakan nantinya.

d. Fungsi Delegasi
Dalam fungsi delegasi, pemimpin harus bisa mempercayakan seseorang
yang dipimpinnya, seperti pelimpahan wewenang dan turut andil dalam penentuan
keputusan. Hal ini akan sangat membantu pekerjaan pemimpin dalam mencapai
tujuan. Oleh karena itu, kerja sama antara pemimpin dan anggota sangat
diperlukan.

e. Fungsi Pengendalian
Pemimpin harus mampu mengatur aktivitas dari para anggota agar tetap
terarah. Pemimpin harus bisa memberi arahan, bimbingan, serta contoh yang baik
terhadap anggota. Untuk mewujudkannya, seorang pemimpin perlu mengadakan
kegiatan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan.

4. Tujuan Kepemimpinan Organisasi


Kepemimpinan adalah proses di mana seseorang dapat mengarahkan,
membimbing dan mempengaruhi perilaku dan pekerjaan orang lain menuju tujuan
tertentu dalam situasi tertentu. Kepemimpinan adalah kemampuan seorang
manajer untuk mendorong orang yang dia pimpin untuk bekerja dengan percaya
diri dan semangat. Oleh karena itu, salah satu tujuan kepemimpinan yaitu
menjadi sarana untuk mencapai sebuah tujuan. Melalui kepemimpinan, setiap
individu dapat memperhatikan cara seorang pemimpin untuk mewujudkan tujuan
atau keinginannya. Dengan begitu, kepemimpinan bisa digunakan sebagai tolok
ukur dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, kepemimpinan juga memiliki tujuan untuk memberi motivasi
kepada orang lain. Hal ini sangat diperlukan sebagai salah satu cara untuk
mempertahankan dan meningkatkan semangat kerja yang ada dalam diri orang
yang dipimpinnya.

a. Pentingnya Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah bagian penting dari manajemen yang membantu
memaksimalkan efisiensi dan untuk mencapai tujuan. Dikutip dari
managementstudyguide.com, poin-poin berikut menunjukkan pentingnya
kepemimpinan dalam suatu organisasi:

b. Memulai Inisiasi
Pemimpin adalah orang yang memulai pekerjaan dengan
mengkomunikasikan kebijakan dan rencana kepada bawahan dari mana pekerjaan
sebenarnya dimulai.

c. Memberikan Bimbingan
Seorang pemimpin tidak hanya mengawasi tetapi juga memainkan peran
untuk membimbing bawahannya. Bimbingan di sini berarti menginstruksikan
pada bawahan bagaimana cara mereka harus melakukan pekerjaan mereka secara
efektif dan efisien.

d. Menciptakan Kepercayaan
Percaya diri merupakan faktor penting yang dapat dicapai melalui apresiasi
upaya kerja bawahan, menjelaskan peran mereka dengan jelas dan memberi
mereka pedoman untuk mencapai tujuan secara efektif.

e. Membangun Moral
Moral menunjukkan kesediaan karyawan terhadap pekerjaan mereka dan
membuat mereka percaya diri sekaligus untuk memenangkan kepercayaan
mereka. Seorang pemimpin dapat menjadi pendorong moral dengan mencapai
kerjasama penuh sehingga mereka tampil dengan kemampuan terbaik saat
bekerja.

f. Membangun Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja yang efisien membantu pertumbuhan yang sehat dan
stabil. Oleh karena itu, hubungan antar manusia harus diperhatikan oleh seorang
pemimpin. Dia harus memiliki kontak pribadi dengan karyawan dan harus
mendengarkan masalah mereka dan membantu menyelesaikannya. Dia harus
memperlakukan karyawan dengan istilah kemanusiaan.

g. Koordinasi
Koordinasi dapat dicapai melalui rekonsiliasi kepentingan pribadi dengan
tujuan organisasi. Sinkronisasi ini dapat dicapai melalui koordinasi yang tepat dan
efektif yang seharusnya menjadi motif utama seorang pemimpin.

C. MITOS-MITOS PEMIMPIN DAN INTI MELAWANNYA


Banyak mitos yang salah tentang leadership atau kepemimpinan. Memang
ilmu atau pelajaran tentang kepemimpinan bisa dibilang minim di bangku sekolah.
Padahal kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting penentu kesuksesan
dalam berkarier maupun berkeluarga (Nurseffi Dwi Wahyuni, 2016).

1. Mitos Pemimpin
Sangat penting bagi siapapun juga, profesional yang sedang meniti karier di
level apapun, untuk dapat memahami dan menerapkan kepemimpinan yang baik.
Sayangnya, banyak mitos yang salah tentang leadership. Apa saja mitos tersebut?

a. Mitos Bahwa Pemimpin Itu Dilahirkan


Pemimpin itu dilahirkan, bukan dihasilkan! Dengan kata lain bahwa
leadership bukan dibentuk tapi dilahirkan. Karakteristik pemimpin tidak bersifat
genetis. Tidak ada orang yang ketika lahir serta-merta dikaruniai gen pemimpin.
Presiden Jokowi bukan semata ditakdirkan menjadi pemimpin. Soeharto seorang
anak desa yang lahir dari keluarga miskin, dimana orangtuanya adalah bekerja
sebagai ulu-ulu di desa Kemusuk Jogjakarta; begitu juga Jokowi sudah merasakan
pahitnya menjadi korban gusur, dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana,
ketika masa kanak-kanak bergaul dengan masyarakat kecil.
Para pendukung mitos ini berkeyakinan bahwa pemimpin itu memang dari
sananya sudah ditakdirkan sebagai “pahlawan” yang memiliki karakter seperti
kekuatan fisik, kemampuan dan kebijaksanaan yang sangat berbeda dengan orang
kebanyakan.
Jika ditanya, darimana asal karakter tersebut, para pendukung mitos ini
tidak mampu memberikan penjelasan logis dan biasanya merujuk kepada
keturunan/darah biru. Mereka juga tidak mampu menjelaskan bagaimana proses
transfer karakter pemimpin tersebut terjadi.
Mitos ini tidak sesuai bagi organisasi pendidikan atau yang lainnya sebab
menganggap bahwa orang yang dapat menjadi pemimpin adalah mereka yang
merupakan keturunan orang yang superior di antara yang lainnya. Hal itu berarti
organisasi menutup kemungkinan adanya pengembangan karyawan dan
regenerasi kepemimpinan.

b. Mitos Bahwa Pemimpin untuk Semua Situasi


Sekali Pemimpin, Tetap Pemimpin! Mirip dengan The Brightright Myth,
bedanya the Birthright Myth menekankan pada faktor keturunan sedangkan the
For-All-Seasons Myth menekankan pada faktor karakter dan prestasi yang telah
dicapai (track record).
Dalam proses pemilihan pemimpin, para pemilih biasanya memilih
pemimpin atas dasar pertimbangan prestasi atau apa yang sudah dicapai oleh
pemimpin tersebut sebelumnya. Misalnya: seseorang terpilih menjadi Bupati
karena dahulu dinilai berhasil membangun daerahnya ketika menjabat sebagai
Kepala Desa. Dalam pandangan mitos ini, jika seseorang pernah berhasil
memimpin suatu organisasi maka dia juga akan berhasil di organisasi berikutnya.
Pada kenyataannya, mitos ini tidak selamanya benar karena keberhasilan
seorang pemimpin tergantung kepada situasi dan kondisi tertentu. Jadi,
keberhasilan seorang pemimpin pada masa lalu dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi yang ada saat itu, sedangkan dalam situasi dan kondisi yang lain, belum
tentu keberhasilan yang sama dapat dia capai seperti yang pernah terjadi.
c. Mitos Bahwa Pemimpin Karena Intensitas
Mitos ini berkeyakinan bahwa pemimpin memiliki kedalaman dan keluasan
perasaan yang jauh dibandingkan dengan orang kebanyakan. Intensitas ini terlihat
bahwa pemimpin biasanya lebih emosional dibanding orang kebanyakan atau
dikenal dengan Anger Myth. Jika pemimpin marah, bawahan lebih baik mengikuti
saja, jangan menunjukkan sikap melawan.
Didasari atas dasar teori X dari Douglas McGregor yaitu bahwa manusia
pada dasarnya membenci pekerjaan yang harus dikerjakan sehingga mereka perlu
digerakkan dengan kemarahan dari pemimpinnya. Kemarahan itu dapat berupa
ancaman atau hukuman. Seorang pemimpin harus mampu membuat bawahannya
merasa takut karena rasa takut akan menggerakkan bawahan untuk bekerja.
Pada kenyataannya, perasaan takut pada diri karyawan untuk sementara
dapat meningkatkan produktivitas tetapi pada banyak kasus ternyata kemarahan
pemimpin dapat memunculkan banyak konflik di organisasi yang menyebabkan
kinerja organisasi kurang efektif. Bentuk dari intensitas perasaan yang lain adalah
rasa percaya diri, optimistic/semangat.
Jadi seorang pemimpin selain harus bisa tegas, juga harus memiliki
kepercayaan diri dan optimisme yang tinggi dalam mengarahkan bawahannya
guna mencapai tujuan organisasi.

d. Mitos Bahwa Kepemimpinan adalah Ilmu yang Sulit dan Langka


Bukan sulit atau langka, leadership hanya jarang diajarkan. Dengan
semakin terjebaknya orang tua dalam pekerjaan, semakin jarang pula anak-anak
mendapatkan contoh apalagi arahan tentang kepemimpinan yang baik. Padahal
keluarga adalah lingkup terkecil yang paling tepat untuk memperkenalkan prinsip
dasar kepemimpinan pada anak-anak dan generasi penerus bangsa.

e. Mitos Bahwa Pemimpin Hanya Ada Di Atas


Sebagian orang berpikir bahwa yang harus memiliki sifat pemimpin hanya
orang-orang yang ada di atas atau di pucuk pimpinan sebuah organisasi. Hanya
bos-bos saja yang bisa atau boleh memiliki karakteristik seorang pemimpin. Hal ini
tidak benar.
Menjadi pemimpin tidak sama dengan menjadi bos. Kepemimpinan adalah
kemampuan menggerakkan dan memotivasi karyawan, bukan soal posisi atau
titel. Sekalipun bertitel direktur, jika seseorang tidak dapat menjalankan
arahannya, dia bukan seorang pemimpin yang baik. Ya, dia seorang direktur, tapi
ia bukan pemimpin.

f. Mitos Bahwa Pemimpin Pasti Berkharisma Tinggi


‘Kharisma’ adalah kemampuan seseorang bersosialisasi dengan baik dan
santun dengan orang-orang di sekitarnya, sehingga orang tersebut mendapatkan
rekognisi dan dihormati. Kharisma membuat seseorang dikenal dan membuka
pintu kesempatan.
Namun, kharisma saja tidak cukup untuk menjadikan Anda seorang
pemimpin sejati. Anda membutuhkan kredibilitas. Ibaratnya, kharisma akan
membukakan pintu, namun kredibilitas lah yang akan membuat Anda disegani.
g. Mitos Bahwa Pemimpin itu Manipulasi
Contoh manipulasi misal bos Anda mengatakan, “Kamu akan saya naikkan
jadi manajer kalau penjualan naik 200%,” lalu setelah Anda berhasil menaikkan
penjualan menjadi 200%, bos Anda mengatakan, “Gini ya… ternyata saya ada
arahan dari direksi, kamu masih belum pantas jadi manajer.” Pemimpin yang baik
seharusnya tidak memanipulasi, tapi memotivasi, yakni memberi nilai yang
mampu dan pasti menggerakkan kepentingan semua pihak.
Itulah tujuh mitos yang salah dari pemahaman soal kepemimpinan.
Mendalami kepemimpinan jelas akan membantu Anda dalam berkarier.

2. Inti Ilmu Kepemimpinan untuk Melawan Mitos


Banyak sekali teori kepemimpinan yang dapat Anda jadikan referensi, salah
satunya ajaran John C. Maxwell. Dalam salah satu bukunya yang berjudul The 21
Irrefutable Laws of Leadership, ada 21 pokok bahasan inti ilmu kepemimpinan,
dua di antaranya: (1) the law of influence, dan (2) the law of process.

a. The Law of Influence


“Menilai seorang pemimpin sejati adalah dari kemampuannya dalam
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Tidak lebih, tidak kurang.”
Seseorang yang tidak memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain, tidak akan
bisa memimpin orang lain. Kepemimpinan sejati tidak bisa ditunjuk atau
ditugaskan. Sekali lagi, seorang direktur bisa ditunjuk, namun seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan timnya.
Kepemimpinan perlu diperjuangkan, bukan sesuatu yang jatuh dari langit.
Titel mentereng seperti direktur, general manager, vice president, hanya bisa
membeli waktu. Maksudnya, saat Anda mulai menjabat, anak buah memang akan
mendengarkan Anda karena Anda adalah atasan mereka.
Namun beberapa saat kemudian, tanpa leadership yang baik, dalam waktu
singkat Anda akan menjadi atasan tanpa anak buah yang mengikuti.
Bagaimana cara menggerakkan tim Anda? Seperti di atas; dengan motivasi, bukan
manipulasi.

b. The Law of Process


“Kepemimpinan Itu dibentuk setiap hari, bukan dalam satu hari”. Menjadi
seorang pemimpin ibaratnya melakukan investasi di pasar saham; jangan
berharap bisa kaya dalam satu hari. Seperti saat duduk di bangku perguruan
tinggi, kelulusan dan ijazah tidak Anda terima dalam satu atau dua hari, namun
tiga sampai empat tahun.
Sebagai pemimpin yang baik, Anda harus percaya the law of process; tidak
ada yang instan, semua harus dipelajari. Dalam sebuah studi terhadap 90
pemimpin terbaik, kemampuan untuk mengembangkan dan meningkatkan talenta
berorganisasi dan memimpin menjadi garis pemisah yang jelas antara pemimpin
dan pengikut.
Pemimpin sejati tidak pernah berhenti belajar, bahkan seumur hidup.
Ketika mantan presiden ke-26 Amerika Serikat Theodore Roosevelt meninggal
dunia tahun 1919, ditemukan buku pengetahuan di samping tempat tidurnya.
Sampai akhir hayatnya, Theodore masih terus belajar.
3. Kat-kiat Menghadapi Mitos Kepemimpinan
a) Jangan percaya pada mitos The Birthright. Pemimpin itu dapat diciptakan
(are made), baik melalui pengembangan diri (self made) maupun dukungan
lingkungan sekitar.
b) Perhatikan mitos The For-All-Seasons. Tak seorangpun pemimpin yang
bisa berhasil sepanjang masa. Setiap pemimpin hanya memiliki karakter
dan kemampuan yang tepat bagi situasi dan kondisi tertentu. Keberhasilan
pada situasi dan kondisi satu tidak dapat ditransfer ke keberhasilan pada
situasi dan kondisi yang lain.
c) Hindari mitos Intensity atau Anger. Jangan memotivasi orang dengan cara-
cara kemarahan atau kekerasan.

D. ATRIBUT-ATRIBUT KEPEMIMPINAN
Memimpin orang lain membawa tuntutan baru terhadap individu dan
mengharuskan mereka memiliki atau mengembangkan kompetensi dan atribut
baru. Biasanya orang dipromosikan di sebuah pos dimana mereka harus
memimpin yang lain karena mereka memiliki kinerja yang tinggi dalam hal
melakukan tugas yang berorientasi pada pekerjaan. Namun memimpin orang lain
memerlukan ketrampilan lain dibandingkan melakukan sesuatu untuk diri Anda.
Jadi apa saja atribut penting untuk memimpin orang lain? Menurut Taba
Aris Nurjaman (2021) atribut pemimpinan ideal adalah: (1) personalitas, (2)
integritas, (3) orientasi, (4) kapabilitas, (5) asertisivitas, (6) produktivitas, dan (7)
intelektualitas.
Menurut Duncan Brodie (...) sedikitnya ada lima atribut ideal dari seorang
pemimpin, yaitu: (1) memberi feedback, (2) mendengarkan dan terlibat langsung,
(3) menjaga keseimbangan dengan baik, (4) menetapkan tujuan, (5) pelatihan dan
pengembangan.

1. Memberikan Feedback
Atribut pertama adalah belajar bagaimana memberikan feedback. Orang
didalam organisasi mencari feedback, dipuji dan dihargai atas apa yang sudah
mereka lakukan untuk Anda agar mendapatkan hasil. Proporsi besar dalam
kehidupan kita dihabiskan di tempat kerja dan kita ingin merasa dihargai. Jika
Anda harus menilai diri Anda sendiri pada skala 1-10 dalam hal memberikan
feedback (10 yang paling baik ) berapa skor yang akan Anda berikan untuk diri
sendiri ? Memberikan feedback memerlukan sedikit waktu atau tidak sama sekali,
tidak ada beban apapun dan merupakan kontribusi terbesar bagi karyawan dan
staf untuk merasa senang.

2. Mendengarkan dan Terlibat


Gaya otokrat dimana orang diperintah untuk melakukan sesuatu tidak bisa
diterapkan dalam dunia bisnis modern. Orang ingin terlibat memberikan
kontribusinya untuk keputusan penting dan merasa pandangan mereka
didengarkan. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus mengambil keputusan akhir
dengan jelas. Kesempatan adalah tidak semua orang setuju dengan keputusan tapi
jika Anda meluangkan waktu untuk mendengar dan terlibat dengan yang lain
dalam proses keputusan, mereka ada dibelakang keputusan yang Anda ambil.

3. Menjaga Keseimbangan dengan Baik


Salah satu tantangan dalam memimpin orang lain adalah keseimbangan
antara mendelegasikan ke orang lain dan memantau kemajuan. Terlalu banyak
campur tangan akan mengakibatkan orang lain atau tim berpikir Anda tidak
mempercayai mereka. Keterlibatan yang terlalu sedikit bisa berarti Anda terlambat
menemukan hal-hal diluar jalur dan kehilangan tenggat waktu. Meluangkan
waktu untuk briefing, memastikan pemahaman mereka dan meninjau beberapa
poin adalah cara yang sederhana namun efektif untuk mendapatkan
keseimbangan.

4. Menetapkan Tujuan
Dalam memimpin, sangat penting untuk menentukan tujuan yang jelas.
Terkadang pemimpin terjebak dalam keyakinan bahwa pekerjaan yang panjang
adalah dengan banyak detil apa yang harus dikerjakan karyawan merupakan
tujuan. Sebagai tambahan, buatlah sekitar 6 tujuan penting bagi masing-masing
orang. Tujuan ini harus spesifik, terukur, bisa dicapai, dan berorientasi pada hasil
dan dibatasi waktu.

5. Pelatihan dan Pengembangan


Saat memimpin orang lain Anda harus membuat jadwal dan memberikan
komitmen untuk melatih orang lain. Seringkali pengusaha berupaya keras untuk
merekrut orang tapi tidak ada investasi waktu dan /atau uang untuk melatih dan
mengembangkan sumber daya manusia. Sebagai seorang pemimpin, Anda harus
meluangkan waktu untuk membantu orang supaya bisa tumbuh dan melakukan
apa yang mereka kerjakan dengan lebih baik.
Kesuksesan memimpin orang lain penting bagi kesuksesan organisasi.
Mungkin Anda telah menunjukkan performa yang menonjol dalam hal ini. Jika
tantangan Anda adalah level performa yang tinggi. Jika Anda masih
mengembangkan diri sebagai seorang pemimpin, dimana Anda harus fokus untuk
maju menghadapi performa yang menonjol?
Dimensi-dimensi kepemimpinan memang begitu banyak. Orang bisa
mempelajari masalah kepemimpinan dari berbagai penjuru. Sungguh pun begitu,
aspek-aspek yang dipelajari tidak menutup kemungkinan untuk saling tumpang
tindih dan saling bersinggungan. Misalnya, orang berbicara tentang aturan
permainan kepemimpinan, pasti akan menyinggung syarat-syarat kepemimpinan,
atau atribut kepemimpinan, atau hukum kepemimpinan dan sebagainya. Hal ini
tidak perlu dipersalahkan karena yang penting adalah penekanan ulasannya, titik
perhatiannya.
Demikianlah mengenai atribut kepemimpinan yang ditawarkan oleh
Gardner (1987), sebagai hasil telaahnya pada berbagai bahan pustaka
kepemimpinan. Dalam hal ini atribut ialah karakteristik umum yang dimiliki oleh
pemimpin. Beberapa atribut yang dirangkum olch Gardner adalah sebagai berikut.

1. Vitalitas Fisik dan Stamina


Atribut ini sangat penting walaupun kebanyakan tidak dituntut dalam
merekrut seorang pemimpin. Dikatakan penting karena ia misalnya, masih harus
mampu mengumpulkan orang untuk suatu rapat di malam hari setelah bekerja
keras seharian, memimpin perdebatan yang berlangsung berjam-jam, kadang-
kadang sampai subuh, atau mewakili organisasi dimana-mana.

2. Intelegensi
Kepandaian seseorang harus mencakup kemampuannya untuk
menggabungkan data yang sulit, kompleks, dan data yang dipertanyakan dengan
prakiraan-prakiraan intuitif untuk tiba pada pembuktian bahwa data itu benar. Ia
juga harus memiliki kemampuan untuk menghargai teman sekerjanya, bahkan
juga mereka yang menentang kebijaksanaannya.

3. Kemauan Menerima Tanggung Jawab


Ada orang yang mau menerima jabatan pemimpin, tetapi tidak rela
bertanggung jawab atas apa yang diperbuat organisasinya. Untuk mengelak, ia
mempersalahkan semua bawahannya, memecat atau mengalihtugaskan mereka,
sungguhpun ada di antara tindakan mereka yang didasarkan atas perintah atau
kebijaksanaan pemimpin.

4. Kompetensi Penugasan
Mengetahui seluruh sistem dalam organisasinya, untuk mencegah
kemungkinan Seorang pemimpin harus mampu melaksanakan apa yang
ditugaskan kepadanya. Semua jenis pekerjaan, walaupun bukan ia yang
mengerjakan, perlu diketahui seluk beluknya, situasinya, dan lingkungan tempat
pekerjaan itu dilaksanakan. Pendeknya, ia perlu putusnya komunikasi dan mata
rantai perintah. Juga dimaksudkan untuk mencegah adanya pihak yang ingin
mengelabui pemmpin dengan memberikan informasi yang keliru.

5. Memahami Kebutuhan Orang Lain


Pemimpin perlu mengetahui, memahami, dan memberi perhatian pada
kebutuhan bawahan dan orang-orang yang bekerja di sekitarnya, serta pihakpihak
luar yang berkepentingan dengan organisasinya.

6. Terampil Berurusan dengan Orang


Pokok ini berkaitan dengan inteligensia dan kemampuan memahami
kebutuhan orang lain.

7. Ingin Berhasil
Pemimpin harus mau memperoleh hasil yang baik. Ia harus tahu apa yang
hendak dicapai dan berkeinginan untuk mengejar sasaran itu. kalau ia hanya mau
memimpin tatapi tidak tertarik akan hasil usaha yang dikejar, maka ia tidak tepat
disebut sebagai pemimpin.

8. Kemampuan Memotivasi
Memberikan motivasi terhadap bawahan dan orang sekitar merupakan
syarat bagi seorang pemimpin. Akan tatapi yang perlu ditekankan disini adalah
bahwa ia harus memiliki kemampuan untuk itu. ia mengetahui syarat itu, tetapi
tidak mampu melakukannya, maka kepemimpinannya menjadi kurang bermakna.
Jadi, ia perlu mengetahui bagaimana menggerakkan orang, memperkuat
keyakinan dari bawahan atau pengikutnya, dan berbagai hal lain.

9. Keberanian, Keteguhan, dan Ketahanan Pribadi


Seorang pemimpin tidak akan berhenti menghadapi berbagai tantangan. Ia
tidak boleh berani hanya satu kali, tetapi berkali-kali, sekarang dan Seterusnya. Ia
harus tabah menerima risiko yang berulang-ulang. Kalah-menang, jalan terus.

10. Kemampuan Memenangkan Kepercayaan


Tidak begitu mudah membuat orang lain percaya pada seorang pernimpin,
apalagi pemimpin yang baru. Di Amerika Serikat, seorang calon presiden harus
berkampanye berkali-kali, beratus kali menampilkan pribadinya di depan orang
banyak, menyampaikan programnya sedemikian rupa untuk mencoba
memenangkan kepercayaan dari rakyat Amerika. Akan tampak di situ sejauh
mana ia mampu membangun kredibilitasnya sehingga ia dapat memenangkan
pemilihan umum. Pemimpin organisasi nonprofit tidak luput dari persyaratan
kemampuan untuk memenangkan kepercayaan stafnya, anggota-anggotanya, dan
dari masyarakat yang mereka layani.

11. Kemampuan untuk Memanajemeni, Memutuskan dan Menetapkan


Prioritas
Tentang bidang itu, ia harus belajar, mengikuti berbagai kursus atau
pendidikan tambahan. Seseorang pemimpin mungkin sudah menghafal tugas-
tugas itu, bahkan selalu mengucapkannya dalam pidato pada berbagai
kesempatan. la berbicara berapi-api mengenai prioritas, pentingnya keputusan,
dan manajemen, tatapi ia sendiri belum mampu melaksanakannya. Apabila ia
menyadari bahwa ia mempunyai kelemahan dalam

12. Adaptasi dan Fleksibilitas


Seorang pemimpin tidak boleh kaku. Jika ia gagal dalam satu usaha ia
harus beralih ke pendekatan lain. Kalau masih gagal, mencoba lagi yang lain. la
haru memperlihatkan bahwa ia mampu berbuat begitu, karena hanya dengan
demikian ia dapat tampil sebagai pemimpin yang tangguh

E. GAYA PEMIMPN DAN TIPE KEPEMIMPINAN


Selama ini masih banyak orang yang salah mempersepsikan antara gaya
pemimpin dengan tipe kepemimpinan. Memang agak sulit membedakan mana
gaya pemimpin dan mana pula tipe kepemimpinan.
Gaya pemimpinan adalah perilaku seorang pemimpinan di dalam
melaksanakan kepemimpinannya pada sebuah organisasi. Sedangkan tipe
kepemimpinan karakteristik yang digunakan oleh setiap pemimpin di dalam
melaksanakan kepemimpinannya.

1. Gaya Pemimpin
Ketika Anda masuk ke sebuah organisasi baru, tentu Anda akan banyak
bertemu orang baru. Beberapa statusnya sama dengan Anda, namun tidak sedikit
yang statusnya sudah menjadi pegawai lama. Sebagai orang baru, Anda dituntut
untuk dapat beradaptasi dengan banyak orang, tak terkecuali kepada pimpinan.
Memberi kesan yang baik kepada pimpinan sangat berguna untuk memperlancar
pekerjaan. Oleh karena itu, ada lima gaya pemimpin yang wajib Anda ketahui,
yaitu: (a) gaya Otokratris, (b) gaya militeristik, (c) gaya paternalistik, (d) gaya
karismatik, dan (e) gaya demokrartis.

a. Gaya Otokratis
Gaya pemimpin yang seperti menganggap bahwa organisasi adalah milik
pribadi. Dengan menganggap bahwa dia adalah segalanya dalam organisasi
tersebut, pemimpin jenis ini sering memperlakukan bawahan sebagai alat saja.
Tidak heran jika kemudian dalam menggerakkan bawahan sering memaksa dan
mengancam. Untuk menghadapi orang seperti ini, Anda dituntut untuk dapat
bersikap sabar. Coba lakukan pekerjaanmu sedetail mungkin untuk mengurangi
kesalahan. Agar mental Anda tidak turun, jangan didengar seutuhnya apa yang
diucapkannya karena bisa jadi apa yang keluar dari mulutnya menyakitkan buat
Anda. Jangan lupa untuk sering-sering berbagi cerita kepada rekan seperjuangan.

b. Gaya Militeristik
Pemimpin yang bergaya militeristik senang dengan formalitas. Mereka
sering menuntut kedisiplinan yang tinggi dari bawahan untuk mencapai tujuan.
Kadang, pemimpin militeristik tidak suka menerima kritikan dan menyukai
upacara-upacara simbolis. Ketika menghadapi pimpinan yang seperti ini, jalani
saja dengan suka hati. Kedisiplinan memang diperlukan untuk mencapai target.
Apalagi jika target organisasi Anda sangat tinggi. Gaya pemimpin yang seperti ini
bisa mengarahkan fokus pekerjaan yang Anda lakukan sesuai dengan koridor
target yang hendak dicapai.

c. Gaya Paternalistis
Orang jenis ini memiliki gaya kebapakan. Gaya menggerakkan bawahan
seperti bapak yang mengarahkan anak-anaknya. Seringkali pemimpin bergaya ini
terlalu melindungi bawahan dan jarang memberi kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan. Karena merasa dituakan, gaya paternalistis kurang
memberi ruang inisiatif dan menganggap dirinya lebih tahu dari semua orang.
Dalam beberapa waktu barangkali Anda akan merasa nyaman karena merasa
diarahkan oleh orang terdekat. Namun jangan sampai terlena. Bisa jadi arahan-
arahan sang “Bapak” itu tidak membuatmu berkembang.

d. Gaya Karismatik
Pemimpin yang masuk dalam kategori ini mempunyai daya tarik yang amat
besar bagi bawahannya. Entah itu karena keramahannya, kecerdasannya, atau
karena ia dapat “memanusiakan” para bawahannya. Pemimpin yang seperti ini
dekat dengan bawahan dan karenanya banyak yang menyukainya. Buat Anda
yang menemukan tipe pemimpin yang seperti ini, dekatilah untuk saling berbagi
saran tentang pekerjaan. Syukur-syukur daya kharismanya bisa menular ke Anda.
e. Gaya Demokratis
Gaya pemimpin yang seperti ini mampu bawahannya bekerja dalam tim.
Pemimpin yang demokratis adalah orang yang terbuka terhadap kritik dan
masukan dari siapapun, selama sesuai dengan tujuan dan kemaslahatan bersama.
Tidak heran jika pemimpin demokratis selalu mendahulukan kepentingan
kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu. Sebagai seorang bawahan,
Anda patut bersyukur mendapatkan pimpinan yang seperti ini. Berbuatlah sebaik
mungkin agar dapat memberikan kontribusi yang banyak untuk kelompok Anda.
Kebebasan berinovasi perlu dimanfaatkan untuk mengembangkan kualitas Anda
ke depannya.
Demikian lima gaya pemimpin yang sering ditemui banyak orang di suatu
organisasi atau lembaga. Gaya pemimpin di atas juga dapat menjadi bahan
evaluasi, Silahkan rasakan sendiri Anda masuk dalam kategori pemimpin yang
mana?

2. Tipe Kepemimpinan
Tipe kepemimpinan yang dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam What Kind
of Manager  yang disunting oleh Wajosumidjo (Dept. P & K, Pusat Pendidikan dan
Latihan Pegawai, 1982), yaitu: berorientasikan tugas (task orientation),
berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation), dan berorientasikan
hasil yang efektif (effective orientation).
Berdasarkan ketiga orientasi tipe pemimpin tersebut maka terdapat delapan
tipe kepemimpinan, yaitu:
a. Tipe Deserter (Pembelot)
Tipe kepemimpinan deseler memiliki sifatnya: bermoral rendah, tidak
memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan kekuatan,
sukar diramalkan.
b. Tipe Birokrat
c. Tipe kepmimpinan birokrat memiliki sifatnya: correct, kaku, patuh pada
peraturan dan norma-norma; ia adalah manusia organisasi yang tepat,
cermat, berdisiplin, dan keras.
d. Tipe Misionaris (Missionary)
Tipe kepemimpinan misionaris memiliki sifatnya: terbuka, penolong, lembut
hati, ramah tamah.
e. Tipe Developer (Pembangun)
Tipe kepemimpinan developer memiliki sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif,
memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan
pada bawahan.
f. Tipe Otokrat
Tipe kepemimpinan otokrat memiliki sifatnya: keras, diktatoris, mau
menang sendiri, keras kepala, sombong. Bandel.
g. Benevolent Autocrat (otokrat yang bijak)
Tipe kepemimpinan autokrat memiliki sifatnya: lancar, tertib, ahli dalam
mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.
h. Tipe Compromiser (kompromis)
Tipe kepemimpinan compromiser memiliki sifatnya: plintat plintut, selalu
mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan,
berpandangan pendek dan sempit.
i. Tipe Eksekutif
Tipe kepemimpinan eksekutif memiliki sifatnya: bermutu tinggi, dapat
memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.
Lantas dari sekian banyak gaya pemimpin dan tipe kepemimpinan di atas,
gaya dan tipe manakah yang paling ideal diterapkan dalam sebuah organisasi
pendidikan? Termasuk di gaya pemimpinan dan tipe kepemimpinan manakah
Anda berada? “Sebaik-baik pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian
cintai dan mencintai kalian, kalian mendo’akannya dan merekapun mendo’akan
kalian, dan seburuk buruknya pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang
kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknatnya dan mereka pun melaknat
kalian”(HR Muslim dari ‘Auf bin Malik).

DAFTAR PUSTAKA
Taba Aris Nurjaman (2021). Atribut Pemimpin Ideal dan Keputusan Partisipasi:
Study Ulayat dan Analisis Pohon Keputusan. Jurnal Psikologi Ulayat:
Indonesian Journal of Indegenous Psychologi (2021) 8(1) 43-58.
Duncan Bridie (...). Lima Atribut Pentng dalam Kepemimpinan. Artikel.
https://pengusahamuslim.com.
Khairul. (2016). Lima Tipe Kepemimpinan dan Cara Bersikap Kepadanya. Artikel.
https://alumni.ugm.ac.id.
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Pemimpinan
Abnormal Itu? Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suradinata, Ermaya. (1995). Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam
Motivasi Kerja. Bandung: Ramadan.

Anda mungkin juga menyukai