Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR MANAJEMEN

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


DOSEN PENGAMPU: Mner Jeffry L. A. Tampenawas, SE., MM.

OLEH KELOMPOK 2:
1. Putri Beslar
2. Graciella Pangemanan
3. Keizy Robot
4. Andini Mamonto
5. Valentino Muliawan
A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin


memengaruhi dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.

Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras
dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok. (George P. Terry).

Robins (1995) merumuskan kepemimpinan sebagai suatu kegiatan untuk


mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan
tertentu yang mereka inginkan bersama. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah
kemampuan mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan kelompok tersebut.

Stogdill (dalam Bass, 1981) mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak lain adalah
proses (tindakan) yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan organisasi kelompok dalam
upaya mencapai tujuan.

Dari berbagai pendapat yang dirumuskan para ahli diatas dapat diketahui bahwa
konsepsi kepemimpinan itu memiliki titik kesamaan kata kunci yakni “suatu proses
mempengaruhi”. Akan tetapi kita menemukan bahwa konseptualisasi kepemimpinan
dalam banyak hal berbeda. Perbedaan dalam hal “siapa yang mempergunakan
pengaruh, tujuan dari upaya mempengaruhi, cara-cara menggunakan pengaruh
tersebut”.

Definisi kepemimpinan seperti yang diungkapkan sebelumnya, berimplikasi pada tiga hal
utama seperti dikemukakan oleh Locke (1997), yaitu:

1) kepemimpinan menyangkut ‘orang lain’, bawahan atau pengikut  Kesediaan mereka


untuk menerima pengarahan dari pemimpin.  Jika tidak ada pengikut, maka tidak
akan ada pula pemimpin,
2) kepemimpinan merupakan suatu ‘proses’. Agar bisa memimpin, pemimpin mesti
melakukan sesuatu, kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu posisi
otoritas. Kendatipun posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong
proses kepemimpinan, tetapi sekadar menduduki posisi itu tidak memadai untuk
membuat seseorang menjadi pemimpin

3) kepemimpinan harus ‘membujuk’ orang-orang lain untuk mengambil tindakan.


Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat berbagai cara seperti menggunakan
otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan
sasaran, memberi imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi, dan
mengkomunikasikan sebuah visi.

Rumusan kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu
organisasi terdapat orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada
atasan atau pimpinan mereka. Karena itu, kepemimpinan dapat dipahami sebagai
kemampuan mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerjasama di dalam kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori Sifat
Teori ini penekanannya lebih pada sifat – sifat umum yang dimiliki pemimpin, yaitu
sifat – sifat yang dibawa sejak lahir.
Menurut teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat – sifat tertentulah yang bisa
menjadi pemimpin. Teori ini menegaskan ide bahwa beberapa individu dilahirkan
memiliki sifat – sifat tertentu yang secara alamiah menjadikan mereka seorang
pemimpin.
Menurut Stogdill dalam Sutikno (2014:26), sifat – sifat tertentu efektif di dalam
situasi tertentu, dan ada pula sifat – sifat tertentu yang berkembang akibat
pengaruh situasi organisasi. Sebagai contoh, sifat kreativitas akan berkembang jika
seorang pemimpin berada di dalam organisasi yang flexible dan mendorong
kebebasan berekspresi, dibandingkan di dalam organisasi yang birokratis.
Menurut Darf dalam Sutikno (2014:26), menjelaskan tiga sifat penting yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, yaitu kepercayaan diri, kejujuran, dan integritas,
serta motivasi.

2. Teori Perilaku
Teori ini lebih terfokus pada tindakan – tindakan yang dilakukan pemimpin daripada
memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin. Dasar pemikiran
teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seseorang ketika melakukan
kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan.

3. Teori Situasional
Teori ini mengatakan bahwa pembawaan yang harus dimiliki seorang pemimpin
adalah berbeda – beda, tergantung dari situasi yang sedang dihadapi.
Hersey dan Blanchard dalam Sutikno (2014:27), terfokus pada karakterisitik
kematangan bawahan sebagai kunci pokok situasi yang 9 menentukan keefektifan
perilaku seorang pemimpin. Menurut mereka, bawahan memiliki tingkat kesiapan
dan kematangan yang berbeda – beda sehingga pemimpin harus mampu
menyesuaikan gaya kepemimpinannya, agar sesuai dengan situasi kesiapan dan
kematangan bawahan.
Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu adalah:
- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
- Norma yang dianut kelompok
- Ancaman dari luar organisasi
- Tingkat stress
- Iklim yang terdapat dalam organisasi
Menurut Fread Fiedler dalam Sutikno (2014:27), “Kepemimpinan yang berhasil
bergantung kepada penerapan gaya kepemimpinan terhadap situasi tertentu.
Sehingga suatu gaya kepemimpinan akan efektif apabila gaya kepemimpinan
tersebut digunakan dalam situasi yang tepat.”

4. Teori Jalan – Tujuan


Menurut teori ini, nilai strategis dan keefektifan seorang pemimpin didasarkan pada
kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan motivasi anggotanya dengan
penerapan hadiah. Tugas pemimpin menurut teori ini adalah bagaimana bawahan
bisa mendapatkan hadiah atas kinerjanya, dan bagaimana seorang pemimpin
menjelaskan dan mempermudah jalan menuju hadiah tersebut. Pemimpin berusaha
memperjelas jalur menuju tujuan yang diinginkan oleh organisasi sehingga bawahan
tahu ke mana harus mengerahkan tenaganya untuk mencapai tujuan organisasi.
Selain itu, pemimpin juga memberikan hadiah yang jelas bagi prestasi bawahan yang
telah memenuhi tujuan organisasi sehinggan bawahan termotivasi.

5. Teori Kelebihan
Teori ini beranggapan bahwa seseorang akan menjadi pemimpin apabila ia memiliki
kelebihan dari para pengikutnya.
Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal
yaitu:
- Kelebihan rasio, ialah kelebihan menggunakan pikiran, kelebihan dalam
pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, dan kelebihan dalam memiliki
pengetahuan tentang cara – cara menggerakkan organisasi, dan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat.
- Kelebihan Rohaniah, artinya seorang pemimpin harus mampu menunjukkan
keluhuran budi pekertinya kepada bawahannya. Seorang pemimpin harus
mempunyai moral yang tinggi karena pada dasarnya pemimpin merupakan
panutan para pengikutnya. Segala tindakan, perbuatan, sikap dan ucapan
hendaknya menjadi suri teladan bagi para pengikutnya.
- Kelebihan Badaniah, seorang pemimpin hendaknya memiliki kesehatan badaniah
yang lebih dari para pengikutnya sehingga memungkinkannya untuk bertindak
dengan cepat.” (Wursanto dalam Sutikno 2014).

6. Teori Kharismatik
Menyatakan bahwa, “Seseorang menjadi pemimpin karena mempunyai charisma
(pengaruh) yang sangat besar. Kharisma diperoleh dari kekuatan yang luar biasa.
Pemimpin yang bertipe kharismatik biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan
pengaruh yang sangat besar. Pengaruh yang luar biasa ini dapat dilihat dari
pengorbanan yang diberikan oleh para pengikut untuk pribadi sang pemimpin,
sampai – sampai mereka rela untuk menebus nyawanya untuk sang pemimpin.
Konsep kepemimpinan yang kharismatik ini banyak bersumber dari ajaran agama
dan sejara Yunani Kuno.” Namun secara konseptual kepemimpinan kharismatik ini
dalam pandangan ilmiah dipelopori oleh Robert House, yang meneliti pemimpin
politik dan religius di dunia (Sutikno, 2014:29)

C. Isu Terkini Mengenai Kepemimpinan.


Isu adalah sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu
atau lebih pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sector swasta,
kasus pengadilan sipil atau criminal yang dapat menjadi masalah kebijakan public
melalui tindakan legislatife atau perundangan.

Seorang pemimpin tidak dilahirkan, meskipun sejarah menunjukkan beberapa


pemimpin muncul dalam situasi tertentu. Yang jelas kebanyakan pemimpin itu dibentuk
dan dibina. Dimana kepemimpinan adalah skillset yang dapat dipelajari. Jika kita
seorang pemimpin, orang-orang cenderung untuk mengamati apa yang kita lakukan
sehingga mereka itu tahu siapa kita seebenarnya seperti yang terjadi pada Presiden SBY.
Pemimpin yang mengutamakan dirinya sensdiri tidak efektif karena mereka yang
dipimpin itu hanya mematuhi dan menjalankan apa yang menjadu kewajiban mereka
sebagai karyawan dan melakukan apa yang diperintahlan pemimpin.

Pada umumnya, manusia bekerja dengan baik kalau berada dalam lingkungan kerja yang
tepat dimana mereka merasa dipercaya dan terbedayakan dalam mengembankan tugas
dan tanggung jawabnya. Menjadi tugas pemimpin untuk menciptakan suasana kerja
yang bersifat saling mempercayai.

Jadi, kepemimpinan yang baik itu adalah ketika pemimpin itu sendiri mampu
mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan tanpa paksaan melainkan
menggunakan pendekatan seperti motivasi, berupa pennghargaan, uang atau gaji
bahkan promosi jabatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01631-HM%20Bab2001.pdf

https://www.kubikleadership.com/kepemimpinan-dalam-organisasi/

https://www.kompasiana.com/yulizafirta9/5dc8284d097f364a5f684162/isu-isu-kontem?
page=all#section1

Anda mungkin juga menyukai