Anda di halaman 1dari 7

TEORI DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

TUGAS INI UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH PENGANTAR ILMU


ADMINISTRASI

Dosen Pengampu: SITI ASIAH WAHYUNI HAWASYI, S.S., M.Hum

Disusun oleh Kelompok 9:

1. LAURA BILQISMI 404230030


2. FAUZI IBNU GAMA 404230016

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023/2024
TEORI DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia bisnis dan
organisasi. Bukan hanya menjadi domain para eksekutif atau manajer, kepemimpinan
adalah kualitas yang dapat dimiliki oleh setiap individu dalam berbagai tingkatan dan
bidang.

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

Pengertian kepemimpinan adalah perihal pemimpin atau cara memimpin. Secara harfiah,
kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang memiliki arti mengarahkan,
membina, mengatur, menuntun, menunjukkan, atau memengaruhi.

Sementara itu, Civitas akademika di Amerika Serikat menyebutkan pengertian


kepemimpinan sebagai sebuah proses pengaruh sosial yang di dalamnya seseorang dapat
melibatkan bantuan dan dukungan selainnya dalam usaha mencapai suatu tugas bersama.

2. Menurut William G. Scott (1962)

Pengertian kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan yang diselenggarakan


dalam kelompok, dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

3. Menurut Weschler dan Massarik (1961)

Weschler dan Massarik mendefinisikan kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi,


yang dijalankan dalam situasi tertentu, dan diarahkan melalui proses komunikasi, untuk
mencapai tujuan tertentu. Jadi kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
dan menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih dari sekadar
memberikan instruksi, seorang pemimpin mampu menggerakkan timnya dengan visi,
nilai-nilai, dan arah yang jelas. Pemimpin yang baik juga mampu mendengarkan,
memotivasi, dan memberikan dukungan kepada anggota timnya.
B. Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Seorang pemimpin harus mampu
merumuskan strategi, mengelola sumber daya, memberikan arahan yang jelas, dan
mengukur hasil kinerja.

1. Mengkomunikasikan Visi

Salah satu peran utama seorang pemimpin adalah mengkomunikasikan visi dan tujuan
organisasi kepada seluruh tim. Ini membantu menginspirasi dan memotivasi anggota tim
untuk bekerja menuju visi bersama.

2. Pengambilan Keputusan

Pemimpin seringkali harus membuat keputusan yang penting untuk organisasi. Ini
mencakup mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi yang diperlukan, dan
memilih tindakan yang paling tepat.

3. Pengorganisasian

Fungsi penting lainnya adalah mengatur sumber daya, tugas, dan tanggung jawab dalam
organisasi. Pemimpin harus merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi aktivitas
tim agar mencapai tujuan dengan efisien.

4. Mengukur Kinerja

Pemimpin harus mampu mengukur kinerja individu dan tim serta memberikan umpan
balik yang bermanfaat. Ini membantu dalam identifikasi kekuatan dan kelemahan, serta
memberikan arah untuk perbaikan.

5. Mengelola Konflik

Pemimpin seringkali harus mengatasi konflik di antara anggota tim. Tujuan dalam hal ini
adalah untuk menjaga harmoni dan memastikan bahwa konflik tidak mengganggu
produktivitas.
C. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan mencoba untuk menjelaskan fenomena kepemimpinan melalui
berbagai pendekatan. Berikut adalah penjelasan tentang teori kepemimpinan yang Anda
sebutkan:

1. Great Man Theory (Teori Orang Hebat)

Teori ini berasumsi bahwa pemimpin yang luar biasa lahir dengan sifat-sifat khusus yang
membuat mereka menjadi pemimpin yang sukses. Dalam teori ini, kepemimpinan
dianggap sebagai bakat bawaan dan hanya dimiliki oleh individu yang “istimewa.” Teori
ini pertama kali muncul pada abad ke-19 dan telah banyak dikritik karena tidak
mempertimbangkan peran penting pengalaman, pelatihan, dan lingkungan dalam
mengembangkan pemimpin yang efektif.

2. Trait Theory (Teori Sifat Kepribadian)

Teori ini mengasumsikan bahwa pemimpin yang efektif memiliki sifat kepribadian
tertentu, seperti kecerdasan, karisma, integritas, dan kemampuan komunikasi yang baik.
Menurut teori ini, individu yang memiliki sifat-sifat ini cenderung menjadi pemimpin
yang sukses. Meskipun teori ini memberikan wawasan tentang karakteristik yang penting
bagi pemimpin, beberapa kritikus berpendapat bahwa tidak ada daftar sifat yang bersifat
universal untuk setiap pemimpin.

3. Contingency Theory (Teori Kontingensi)

Teori kontingensi berpendapat bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik
dalam semua situasi. Kepemimpinan yang efektif tergantung pada situasi dan kondisi
tertentu. Teori ini mengakui bahwa pemimpin harus beradaptasi dengan perubahan
lingkungan dan mengubah gaya kepemimpinan mereka sesuai dengan kebutuhan.
4. Teori Gaya dan Perilaku

Teori ini menekankan bahwa pemimpin yang efektif tidak lahir, tetapi dibentuk melalui
pengembangan keterampilan kepemimpinan dan perilaku yang tepat. Ini melibatkan
fokus pada tindakan seorang pemimpin daripada pada sifat atau karakter bawaan. Teori
ini menekankan bahwa pemimpin dapat belajar untuk menjadi lebih efektif melalui
pelatihan dan pengalaman.

5. Behavioral Theories (Teori Perilaku)

Teori ini menekankan bahwa kepemimpinan yang sukses tergantung pada perilaku yang
dapat dipelajari daripada karakteristik mental atau fisik tertentu. Teori ini berpendapat
bahwa pemimpin yang efektif adalah mereka yang mengadopsi perilaku yang mendukung
pencapaian tujuan organisasi. Perilaku ini dapat diajarkan, dipelajari, dan ditingkatkan
melalui pengalaman dan pelatihan. Secara keseluruhan, teori kepemimpinan menciptakan
dasar pemahaman yang beragam tentang apa yang membuat seseorang menjadi
pemimpin yang efektif. Sementara beberapa teori lebih berfokus pada sifat atau
karakteristik individu, yang lain menekankan adaptabilitas pemimpin dalam menghadapi
berbagai situasi dan kondisi. Kombinasi elemen-elemen ini dapat membentuk pandangan
yang lebih komprehensif tentang kepemimpinan yang sukses.1

1
diindeks oleh Google lebih dari 10 tahun lalu: https://www.lspr.ac.id/tujuan-fungsi-kepemimpinan/#:~:text=Apa
%20Fungsi%20Kepemimpinan%3F,jelas%2C%20dan%20mengukur%20hasil%20kinerja
D. Tipe Tipe Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Klasik

Kepemimpinan klasik adalah kepemimpinan yang ditandai oleh sifat dominatif, direktif,
otoritatif, dan para pengikut harus patuh/taat melaksanakan perintah pimpinan dan tertutup
pertanyaan. Sifat-sifat tersebut ada karena pemimpinlah satu-satunya otoritas yang berhak
menafsirkan kebenaran yang sah. Kerajaan-kerajaan dan negara-negara totalitarian pada
umumnya menerapkan paradigma kepemimpinan klasik (Uni Soviet/semua presiden sebelum
Garberchov, Jerman/dibawah Hitler, Singapore/Lee Kwan Yew, dsb.). Jadi, pemimpin
mendekte pengikut “apa yang harus dilakukan” tanpa konsultasi.

2. Kepemimpinan Berdasarkan Sifat Pembawaan

Teori ini meyakini bahwa pemimpin itu dilahirkan yang berarti pembawaan, bukan
dipersiapkan/didikan.Sifat pembawaan pemimpin meliputi kualitas jiwa dan raga yang dapat
digunakan untuk membedakan pemimpin dan pengikut. Contoh sifat pembawaan misalnya:
kecerdasan intelektual, tubuh yang gagah dan tinggi, kepercayaan diri yg tinggi, dan tingkat
energi.

3. Kepemimpinan Berdasarkan Perilaku

Teori ini meyakini bahwa perilaku pemimpin secara langsung mempengaruhi efektivitas
kerja yang dipimpin, dan pemimpin dapat dipersiapkan/ dipelajari, bukan dilahirkan. Tiga
jenis gaya perilaku pemimpin yaitu otoritarian, demokratik, dan pasif/pembiaran. Ketiganya
dapat dipecahpecah lagi lebih rinci.

4. Kepemimpinan Kharismatik

Kepemimpinan karismatik adalah jenis kepemimpinan yang mengandalkan pada karisma


seorang pemimpin. Karisma seorang pemimpin ditunjukkan oleh kewibawaan yang dimiliki
oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi yang dipimpin. Kewibawaan bersumber pada
aspek psikologis dan fisik seorang pemimpin.

5. Kepemimpinan Transaksional

Kepemimpinan transaksional adalah jenis kepemimpinan yang mengandalkan transaksi


antara pemimpin dan yang dipimpin. Artinya, ada kesepakatan atau tawar menawar antara
pemimpin dan yang dipimpin (politik dagang sapi). Pemimpin meminta yang dipimpin
melakukan sesuatu dan yang dipimpin akan diberi imbal jasa jika yang dipimpin telah
melaksanakan perintah sang pemimpin.
6. Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional dapat diartikan bahwa keefektifan gaya kepemimpinan tertentu


tergantung pada situasi. Jika situasi berubah, gaya kepemimpinan yang digunakan juga harus
berubah. Jadi, tidak ada satu gaya kepemimpinan terbaik yang berlaku untuk semua situasi.
Situasi adalah lingkungan yang berada di sekitar pemimpin, baik dalam bentuk fisik maupun
non-fisik, yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih jenis kepemimpinan tertentu. Situasi
yang dimaksud dapat berupa: orang yang dipimpin, jenis pekerjaan, waktu, sistem/ struktur
(politik, ekonomi, teknologi, sosial, dsb.), dan kultur. Dalam melakukan “interaksi” dengan
yang dipimpin, seorang pemimpin selalu memilih “cara” memimpin yang paling tepat
berdasarkan visi yang jelas, situasi yang dipimpin dan kondisi lingkungan yang
mempengaruhinya. Dengan memper-timbangkan tiga hal ini, seorang pemimpin dapat
menggunakan salah satu atau kombinasi cara-cara memimpin berikut: mengarahkan,
memberi contoh, membimbing, mempengaruhi, mengkocing, memfasilitasi, mendukung,
mendorong, memotivasi, mendelegasi, dan/atau cara lain yang tepat. Menurut teori
kepemimpinan situasional, perilaku pemimpin yang efektif juga tergantung pada tingkat
kesiapan yang dipimpin. Kesiapan yang dimaksud adalah sejauhmana yang dipimpin
memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk menyelesaikan suatu tugas. Jika kesiapan yang
dipimpin meningkat, disarankan kepemimpinan bergerak secara gradual dari direktif
(dominatif) ke kocing, ke dukungan, ke partisipasi dan akhirnya ke delegasi.

7. Kepemimpinan Visioner/ Transformasional

Kepemimpinan visioner/transformasional adalah kepemimpinan yang mengandalkan visi


pemimpin sebagai inspirasi untuk mengarahkan pengikutnya. Tiga hal yang harus dilakukan
oleh pemimpin transformasional: (1) menyadari perlunya perubahan, (2) menciptakan visi
baru, (3) melembagakan perubahan. Dalam literatur, paradigma ini sering disebut paradigma
ideal khususnya untuk melakukan transformasi organisasi.

8. Kepemimpinan Organik

Dalam kepemimpinan organik, pemimpin tidak menjadi figur sentral, akan tetapi kelompok
secara keseluruhan menjadi kuncinya. Konsensus kelompok yang bisa menentukan siapa
yang seharusnya menjadi pemimpin dan berapa lama. Jadi, kepemimpinan tak perlu
bersarang pada individu tertentu, meskipun individu tersebut menduduki peran
kepemimpinan untuk tujuan tertentu. Kompleksitas masalah yang dihadapi oleh organisasi
membuat pemimpin sentral tunggal tidak lagi relevan. Perspektif dan kemampuan majemuk
sangat diperlukan untuk memecahkan kompleksitas masalah yang dihadapi oleh suatu
institusi/ organisasi.2

2
Universitas Negeri Yogyakarta https://staffnew.uny.ac.id/upload/131808327/pengabdian/10kepemimpinan-
leadership.pdf

Anda mungkin juga menyukai