Anda di halaman 1dari 16

BAB V

KEPEMIMPINAN

Pengantar Bab
Kepemimpinan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar mau mengikuti kemauannya. Pemimpin, kepemimpinan serta gaya kepemimpinan tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena seorang pemimpin pasti melakukan kegiatan
memimpin.

Tujuan Umum
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian pemimpin
serta hubungan antara pemimpin, kepemimpinan, dengan gaya kepemimpinan, sehingga
nantinya mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang baik dalam sebuah kegiatan ataupun
organisai lainnya.

Tujuan Khusus
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian pemimpin
2. Menjelaskan pengertian kepemimpinan
3. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan
4. Menjelaskan teori dan tipe dari gaya kepemimpinan
5. Mendeskripsikan ciri-ciri pemimpin
6. Memahami prinsip-prinsip didalam kepemimpinan
7. Mendeskripsikan bagaimana kriteria seorang pemimpin
8. Menjelaskan fungsi dari kepemimpinan
9. Menjelaskan peran kepemimpinan
10. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
11. Menjelaskan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
12. Menjelaskan pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja
13. Menjelaskan peran motivasi kerja dalam memoderasi pengaruh kepemimpinan pada
kinerja karyawan.

1
1.1 PEMIMPIN (LEADER)
Orang yang mampu menggerakkan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja
bersama untuk mencapai tujuan. Menurut Jack Welch dalam Slater, pemimpin adalah orang
yang memberikan inspirasi dengan visi yang jelas mengenai bagaimana sesuatu dapat
dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Pemimpin dan kepemimpinan adalah sesuatu yang
tak dapat dipisahkan, merupakan suatu kesatuan. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa
kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan ini terbentuk dari suatu proses dari waktu ke waktu hingga
akhirnya akan mengkristal dalam suatu bentuk karakteristik kepemimpinan. Seseorang yang
mempunyai jiwa kepemimpinan, dengan usaha yang gigih akan dapat membantu lahirnya
penegasan sikap kepemimpinan pada dirinya (Fahmi, 2012). Robbins (2009) menyatakan
bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
kearah tercapainya tujuan. yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Ada empat
implikasi penting dalam pernyataan tersebut, yaitu :
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpin, akan membantu dalam menentukan status
atau kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua mutu atau kualitas kepemimpinan dari seorang manajer menjadi tidak
relevan.
2. Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin
dan anggota kelompok. Pemimpin biasanya mempunyai kekuasaan yang lebih besar
dan mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan dari anggota
organisasi.
3. Kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk
mempengaruhi tingkah laku pengikut dengan berbagai cara. Pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan ”apa” yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi ”bagaimana” bawahan akan melaksanakan perintahnya.
4. Kepemimpinan adalah mengenai ”nilai”. Seorang pemimpin harus memperhatikan
komponen moral dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pemimpin harus dapat
menjadi contoh atau guru etika bagi para bawahan atau pengikutnya.

1.2 KEPEMIMPINAN

2
Menurut Rivai dan Mulyadi (2012), kepemimpinan pada dasarnya adalah melibatkan
orang lain, melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota
kelompok, menggerakkan kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan
untuk mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai. Empat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
1. Kecerdasan, 3. Motivasi diri dan dorongan
2. Kedewasaan, berprestasi, dan
4. Sikap hubungan kemanusiaan.
Sementara itu Yukl (2012), mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan individu
untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan
kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Kepemimpinan juga terkait
dengan sebuah proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang
kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas
dan hubungan kelompok dalam suatu organisasi (Yukl, 2012).
Wilson (2015) menyatakan kepemimpinan sebagai proses psikologis dalam menerima
tanggung jawab tugas, diri sendiri, dan nasib orang lain, dari beberapa definisi kepemimpinan
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk
mempengaruhi semangat, kegairahan, keamanan, kualitas kerja dan prestasi organisasi, serta
kemampuan memberikan peranan dalam mendorong individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi. Selain itu adanya proses serta hubungan antara pemimpin dan pengikut,
adanya pengaruh sosial, peran kepemimpinan ada di hampir setiap level di organisasi, dan
adanya fokus pada pencapaian tujuan.

1.3 GAYA KEPEMIMPINAN


Suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
orang lain. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Masing-masing gaya
tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya
kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya. Setiap pimpinan dalam memberikan
perhatian untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi karyawan di
lingkungannya memiliki pola yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan
itu dise babkan oleh gaya kepemimpinan yang berbeda-beda pula dari setiap pemimpin.

3
Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai
suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi (Nadira, 2014).

1.4 TEORI DAN TIPE-TIPE GAYA KEPEMIMPINAN


1.4.1 Teori-teori kepemimpinan
Pada awalnya teori-teori kepemimpinan berfokus pada kualitas apa yang membedakan
antara pemimpin dan pengikut, namun teori-teori berikutnya memandang dari variabel lain
seperti faktor situasional dan tingkat keterampilan individu. Diantara teori teori tersebut ialah:
a. Teori Great Man (Genetik) dan Teori Big Bang
Teori ini sering disebut teori genetis dengan asumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan (great
leader) bukan dibuat (leader are born, not made). Kepemimpinan merupakan bakat atau bawaan
dari lahir dari kedua orang tua. Menurut Bennis dan Nanus teori great man melihat kekuasaan
berada pada sejumlah orang tertentu, melalui proses pewarisan.5 Dengan kata lain pemimpin
menurut teori ini berasal dari keturunan tertentu yang berhak menjadi pemimpin sedangkan
orang lain tidak memilki pilihan selain menjadi orang yang dipimpin. Sebagaimana ungkapan
yang mengatakan “asal raja menjadi raja” yang berarti anak raja pasti memiliki bakat menjadi
raja sebagai pemimpin rakyatnya.Kepemimpin berasal dari warisan ini juga disebut dengan
teori kepemimpinan genetik yang menyatakan bahwa pemimpin itu tidak di buat, akan tetapi
lahir melalui bakat-bakat alami sejak lahir
Selanjutnya teori Big Bang yakni teori kepemimpinan yang menyatakan bahwa suatu
peristiwa besar menciptakan atau dapat menjadikan seserang menjadi pemimpin. Terdapat
sebuah situasi, perstiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian besar seperti revolusi, kekacauan atau
kerusuhan, pemberontakan, reformasi dan lainnya yang memunculkan seseorang menjadi
pemimpin. Kemudian pengikut atau pendukung menokohkan orang tersebut dan bersedia taat
pada keputusan-keputusan, perintah perintah yang diberikan dalam kejadian
atau peristiwa tersebut.
b. Teori Sifat atau Karakteristik Kepribadian
Kepribadian adalah salah satu faktor khas dan unik yang mendasari perilaku pemimpin.
Hal ini mengandung dua hal penting, yaitu pertama teori kepribadian selalu menggambarkan
apa yang sudah menjadi kebiasaan seseorang dengan orang lain dan apa yang sudah
membentuknya dalam waktu tertentu. kedua, kepribadian pemimpin sebagai manusia yang
stabil, maksudnya kepribadian dapat berubah secara mendadak dan dramatis, biasanya
disebabkan permasalahan tertentu dan membutuhkan pemulihan secara bertahap. Serupa
konsepsinya dengan teori great man, teori sifat mengasumsikan bahwa manusia mewarisi sifat-

2
sifat tertentu dan sifat- sifat yang membuat mereka yeng lebih cocok untuk menjalankan fungsi
kepemimpinan. Namun teori ini tidak menutup kemungkunan sifat dan kepribadian yang
diperoleh dari pengalaman dan hasil belajar.
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management, terdapat sepuluh
sifat pemimpin yang unggul yaitu;
1. Kekuatan, 7. Keterampilan berkomunikasi,
2. Stabilitas emosi, 8. Kemampuan mengajar,
3. Pengetahuan relasi insane, 9. Keterampilan sosial,
4. Kejujuran, 10. Kecakapan teknis dan kecakapan
5. Objektif, manajerial.
6. Dorongan pribadi,

c. Teori kepemimpinan berbagi kekuasaan


Teori ini disusun dengan asumsi bahwa kepemimpinan merupakan proses interaksi
kekuasaan antara pemimpin dan para pengikutnya. Dalam hubungan pemimpin dan para
pengikut dapat saling memberikan kebebasan untuk menggunakan kekuasaannya dalam
mencapai tujuan bersama. Kebebasan ini melahirkan dimensi kebebasan pemimpin dan
pengikut, dimensi kebebasan pemimpin ialah:
1. merasa berhak menentukan hak dan kewajiban para pengikut,
2. menggunakan hak prerogratifnya,
3. menggunakan kekuasaan proporsional dan personalnya,
4. pengikut wajib mematuhi hak prerogratif dan kekuasaan pemimpin,
5. mendelegasikan pengambilan keputusan kepada para pengikutnya, dan
6. mempunyai hak dan kewajiban untuk menghukum pengikut jika tidak mematuhi
pemimpin.
Sedangkan kebebasan dimensi pengikut untuk menggunakan kekuasaannya dalam
beberapa hal yakni;
1. Berinisiatif, berkreasi dan berinovasi dalam melaksanakan tugasnya,
2. Mengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya,
3. Menolak hak prerogative dan kekuasaan pemimpin jika tidak sesuai dengan peraturan
dan kelayakan.
Dengan adanya dimensi kebebasan tersebut pemimpin dan pengikut sama-sama memiki
tanggung jawab dan hak dalam melaksanakan tujuan bersama.
1.4.2 Tipe-tipe kepemimpinan

3
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan maka akan berlangsung aktivitas
kepemimpinan yang memperlihatkan gaya dalam memimpin yang memiliki tiga pola dasar
yakni; pertama, gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas, kedua,
gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama, dan ketiga, gaya
kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga pola
dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang terwujud dalam tiga tipe pokok
kepemimpinan, yaitu:
a. Tipe kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang, pemimpin sebagai
penguasa tunggal dan anak buah semata-mata hanya pelaksana tugas dan keputusan dari
pemimpin. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap
perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksiyang telah diberikan. Inisiatif dan daya
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah
segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang - orang yang dianggap
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang - orang tersebut diancam dengan hukuman,
dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
b. Tipe kepemimpinan kendali bebas (Laissez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter, pemimpin
berkedudukan sebagai simbol, pemimpin memberi kebebasan penuh pada orang yang dipimpin
untuk mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan
masing-masing. Pemimpin hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasihat. Kepemimpinan
ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat
keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing. Hal itu berdampak sering terjadi
terjadi kekacauan karena setiap anggota memiliki kepentingan dan kemampuan yang berbeda.
Dalam keadan seperti itu apabila ada anggota yang bertindak melakukan kepemimpinan
(informal) yang diterima (dipatuhi dan disegani) oleh anggota organisasi maka pemimpin yang
sebenarnya tidak berfungsi. Laissez faire adalah persepsi seorang pemimpin yang
berpandangan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena
para anggota terdiri dari orang-orang yang telah dewasa yang telah mengetahui apa yang

2
menjadi tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin yang laissez faire cenderung berperan
pasif dalam kepemimpinannya.
c. Tipe kepemimpinan demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting
dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang
yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspek.
Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas dan inisiatif yang
berbeda dihargai dan disalurkan secara wajar. Tipe kepemimpinan ini selalu berusaha untuk
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin untuk menyalurkan kemampuannya, dalam
menentukan keputusan tipe demokratis mementingkan proses musyawarah. Terdapat
koordinasi pekerjaan dari pemimpin pada bawahan, dengan penekanan rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini
bukan terletak pada person atau individu pemimpin melainkan terletak pada partisipasi aktif
dari setiap anggota kelompok

1.5 CIRI-CIRI PEMIMPIN


Ralp M. Stogdill dalam buku “Personel Factor Associated With Leadership” yang dikutip
oleh James A. Lee dalam bukunya “Management Theories and Prescriptions”, menyatakan
bahwa seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan :
a. Kapasitas, seperti kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility,
kemampuan menilai.
b. Prestasi, seperti gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga, dan
lain-lain.
c. Tanggung Jawab, seperti mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan
punya hasrat untuk unggul.
d. Partisipasi, seperti aktif, memiliki sosiabilitas yang tinggi, mampu bergaul, suka
bekerja sama, mudah menyesuaikan diri, dan punya rasa humor.
e. Status yang meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular dan tenar.
Robert B. Myers melakukan studi tentang hal yang sama dengan Ralph M. Stodill dengan
menghasilkan kesimpulan :
a. Sifat-sifat jasmani manusia tidak ada hubungannya dengan leadership.

3
b. Walaupun pemimpin cenderung untuk lebih tinggi dalam kecerdasan daripada orang
yang dipimpinnya, akan tetapi tidak ada hubungan yang berarti antara kelebihan
kecerdasan tersebut dengan soal kepemimpinan tersebut.
c. Pengetahuan yang dimanfaatkan untuk memecahkan problem yang dihadapi kelompok
yang dipimpin merupakan bantuan yang sangat berarti pada status kepemimpinan.
d. Ciri dan watak yang mempunyai korelasi dengan kepemimpinan adalah ; kemampuan
melihat problem yang dihadapi, inisiatif, kerja sama, ambisi, ketekunan, emosi yang
stabil, popularitas, dan kemampuan berkomunikasi.
Menurut Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, terdapat ciri-ciri yang harus dimiliki pemimpin
secara umum, antara lain :
a. Persepsi Sosial (sosial perception) Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah
kecakapan untuk cepat melihat dan memahami perasaan, sikap, kebutuhan anggota
kelompok. Persepsi sosial diperlukan untuk melaksanakan tugas pemimpin sebagai
penyambung lidah anggota kelompoknya dan memberikan patokan yang menyeluruh
tentang keadaan di dalam maupun di luar kelompok.
b. Kemampuan berfikir abstrak (ability in abstract thinking) Kemampuan berfikir abstrak
diperlakukan dalam menafsirkan kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan
keadaan diluar kelompok dalam hubungannya dengan realitas tujuan-tujuan kelompok.
Untuk itu ketajaman penglihatan dan kemampuan analitis yang didampingi oleh
kemampuan mengabstraksi dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam
maupun diluar kelompok. Kelompok tersebut memerlukan adanya taraf intelegensia
yang tinggi pada seorang pemimpin.
c. Kestabilan emosi (emotional stability) Pada dasarnya harus terdapat suatu kematangan
emosional yang berdasarkan pada kesadaran yang mendalam tentang kebutuhan,
keinginan, cita-cita serta pengintegrasian semua kedalam kepribadian yang bulat dan
harmonis. Kematangan emosi diperlukan untuk dapat merasakan keinginan dan citacita
anggota kelompok secara nyata dan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinan yang lain secara wajar.

1.6 PRINSIP- PRINSIP KEPEMIMPINAN


Menurut Bernes dalam buku Prilaku Dalam Keorganisasian mengatakan seorang pemimpin
dalam tim memfokuskan perhatiannya pertama kepada manusia baru kemudian pada hasilnya,

4
sehingga tanggung jawab pemimpin merupakan kebalikan dari tugas supervisor. Prinsip
kepemimpinan menurut Bernez dikemukakan mengandung beberapa prinsip, yaitu:
a. Mengadakan peningkatan secara terus menerus. Sudah menjadi sifat alamiah suatu
tugas dapat dilaksanakan secara sukses, maka kita pengalihan perhatian pada suatu
yang baru. Keberhasilan bukanlah suatu hasil akhir dari suatu tugas, keberhasilan
adalah suatu langkah maju berikutnya.
b. Mengakui masalah secara terbuka. Keterbukaan sebagai kekuatan yang bisa
mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat, dan juga sama
secepatnya dapat mewujudkan kemampuan.
c. Menciptakan tim kerja. Dalam organisasi Kaizen tim adalah bahan bangunan dasar
yang membentuk struktur organisasi. Masing-masing karyawan secara individual
memberikan sumbangan berupa reputasi akan efisiensi, prestasi kerja dan
peningkatannya.
d. Memberikan proses hubungan kerja yang benar. Dalam organisasi kaizen tidak
menyukai hubungan yang saling bermusuhan dan penuh kontroversi yang terjadi dalam
perusahaan secara murni berpusat pada hal-hal yang memiliki kultur yang saling
menyalahkan.
e. Mengembangkan disiplin pribadi. Disiplin di tempat kerja merupakan sifat alamiah dan
menuntut pengorbanan pribadi untuk menciptakan suasana harmonis dengan rekan
sekerja di dalam tim dan prinsip prinsip utama perusahaan, sehingga sifat-sifat
individual yang terpenting bisa tetap terjaga.
f. Memberikan informasi pada karyawan. Informasi merupakan hal yang penting dalam
perusahaan kaizen. Para pemimpin dan para manajer mengakui bahwa karyawan tidak
dapat diharapkan untuk berpartisipasi melebihi tugas sehari-hari mereka.
g. Sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran perusahaan, siklus kaizen atau
siklus kualitas tim-tim proyek.
h. Memberikan wewenang pada setiap karyawan. Melalui pelatihan berbagai keahlian,
dorongan semangat, tanggung jawab, pengambilan keputusan, akses sumber-sumber
data dan anggaran, timbal balik reputasi perusahaan, dan penghargaan, maka para
karyawan kaizen memilih kekuatan untuk cara memengaruhi urusan diri mereka sendiri
dan urusan perusahaan.

1.7 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN

5
Menurut Vietzal Rivai dan Boy Raffi Amar dalam buku pemimpin dan kepemimpinan
dalam organisasi mengatakan Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki
kriteria tertentu layaknya seorang pemimpin yang sejati kriteria tersebut, yaitu;
a. Pengaruh; seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang–orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh itu
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin.
b. Kekuasaan/power; seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena ia
memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin
ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki seorang pemimpin,
tanpa itu ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan.
c. Wewenang; wewenang disini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/
kebijakan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh pimpinan
apabila pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi kepercayaan untuk
melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang pemimpin.
d. Pengikut ; seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan / power dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut
yang berada di belakangnya yang memberi dukungan mengikuti apa yang dikatakan
pemimpin.

1.8 FUNGSI KEPEMIMPINAN


Menurut Usman Effendi Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntun, membimbing,
membangun, memberi motivasi kerja, mengarahkan organisasi, menjalin jaringan komunikasi
yang baik, memberikan pengawasan yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada
sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan target dan perencanaan. Agar kelompok berjalan
dengan efektif, pemimpin harus melaksanakan fungsi utama, yaitu;
a. Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah yaitu menyangkut
pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.

6
b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala sesuatu yang dapat
membantu kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain,
penengahan perbedaan kelompok dan sebagainya.

1.9 PERAN KEPEMIMPINAN


Menurut Burt Nanus yang dikutip lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen
Jakarta . Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan sebagai berikut
a. Pemberi arah
Seorang pemimpin diharapkan mampu memberi pengarahan, sehingga dapat diketahui
sampai sejauh mana efektifitas maupun efisiensi pelaksanaan dalam upaya pencapaian
tujuan.
b. Agen Perubahan
Seorang pemimpin sebagai katalisator perubahan pada lingkungan eksternal. Untuk itu,
pemimpin harus mampu mengantisipasi perkembangan dunia luar, serta menganalisis
implikasinya terhadap organisasi, menetapkan visi yang tepat untuk menjawab hal yang
utama dan prioritas atas perubahan tersebut, mempromosikan penelitian, serta
memberdayakan karyawan menciptakan perubahan-perubahan yang penting.
c. Pembicara
Pemimpin sebagai pembicara ahli, pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi
merupakan penasihat negosiator organisasi dari pihak luar, agar memperoleh informasi
dukungan, ide dan sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan organisasi.
d. Pembina
Pemimpin adalah pembina tim yang memberdayakan individuindividu dalam
organisasinya dan mengarahkan prilaku mereka sesuai visi yang telah dirumuskan. Dengan
kata lain ia berperan sebagai mentor, yang menjadikan visi menjadi realitas.

1.10 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN


Menurut Komang Ardana dan Ni Wayan Mujiati dalam buku Prilaku Organisasi
mengatakan ada beberapa faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses kepemimpinan
dalam suatu organisasi, faktor tersebut antara lain adalah:
a. Karakteristik pribadi pemimpin

7
Yang sangat menonjol adalah inteligensi. Umumnya pemimpin akan mempunyai taraf
inteligensi yang lebih tinggi dari pada yang dipimpin. Selain itu ada karakteristik lain seperti
kecerdasan dan memotivasi.
b. Kelompok yang dipimpin
Kumpulan dari pada karakteristik pribadi seorang pemimpin seperti yang diuraikan di
atas itu belum berarti apa-apa, sebelum ia menggunakan sebagai alat untuk menginterpretasi
tujuan yang harus dicapai olehnya.
c. Situasi
Setiap pemimpin akan berfungsi pada suatu situasi, yang berupa situasi manusia, fisik,
dan waktu. Tiap-tiap perubahan situasi membutuhkan perubahan dalam macam kemampuan
memimpin. Dengan pengertian bahwa setiap situasi adalah unik, maka untuk tiap situasi
dibutuhkan pemimpin yang spesifik dan fleksibel untuk menghadapi situasi yang dahsyat

1.11 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN


Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan
penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan
suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu organisasi
tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi
yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu
organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut
dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para
karyawannya.
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan bawahannya, yaitu karyawan yang terdapat di organisasi yang
bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat,
berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi
hanya mengerahkan seluruh karyawan saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan
agar para karyawannya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah
selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja karyawannya akan
tinggi.

1.12 PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

8
Seorang pemimpin harus dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis, baik
antara sesama karyawan, maupun antara atasan dengan bawahan. Kemampuan pemimpin
dalam mengarahkan serta mengkoordinasikan potensi yang dimiliki seluruh karyawan akan
terkait dengan peningkatan motivasi dalam melakukan pekerjaan.
Nawawi (2006) , menyimpulkan kepemimpinan yang efektif dalam hal motivasi kerja
dapat diwujudkan dengan kombinasi perilaku, dimana pemimpin harus bisa mengubah
kepemimpinannya sesuai dengan situasi organisasi. Kepemimpinan sangatlah berpengaruh
terhadap motivasi kerja karyawan, karena didalam motivasi kerja karyawan untuk memenuhi
kebutuhannya sangat membutuhkan dukungan dari seorang pemimpin, karena itu setiap
pemimpin harus mengetahui secara jelas tentang apa yang dibutuhkan oleh karyawan dan
perusahaan agar mereka bisa bekerjasama secara efektif.

1.13 Peran Motivasi Kerja dalam memoderasi Pengaruh Kepemimpinan Pada Kinerja
Karyawan
Kinerja karyawan maupun organisasi secara keseluruhan dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Disamping adanya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin organisasi, diduga
masih ada faktor lain yang ikut mempengaruhi kinerja karyawan. Salah satunya adalah faktor
motivasi kerja yang terdapat dalam diri karyawan. Pemimpin merupakan salah satu motivator
bawahannya dalam suatu organisasi, sehingga terdapat kaitan yang erat diantara keduanya.
Pada masa pertumbuhan perusahaan pemimpin berperan memotivasi karyawannya dengan
sifat/karakteristik seorang pemimpin yang dimilikinya dengan tujuan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan.

1.14 Perlatihan
1. Jelaskan hubungan antara pemimpin, kepemimpinan, dengan gaya kepemimpinan!
2. Jelaskan dampak dari apabila sebuah organisasi tidak memiliki seorang pemimpin!
3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang!

1.15 Rangkuman
1. Pemimpin adalah orang yang memberikan inspirasi dengan visi yang jelas mengenai
bagaimana sesuatu dapat dikerjakan dengan cara yang lebih baik

9
2. Kepemimpinan pada dasarnya adalah melibatkan orang lain, melibatkan distribusi
kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok, menggerakkan
kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai
3. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
4. Teori kepemimpinan antara lain, teori great man (genetik) dan teori big bang, teori sifat
atau karakteristik kepribadian, dan teori kepemimpinan berbagi kekuasaan. Adapun
tipe-tipe dalam kepemimpinan antara lain, tipe kepemimpinan otoriter, tipe
kepemimpinan kendali bebas, dan tipe kepemimpinan demokratis.
5. Seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan yaitu, kapasitas seperti
kecerdasan dan kewaspadaan, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, dan status yang
meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular, dan tenar
6. Prinsip kepemimpinan menurut Bernez dikemukakan mengandung beberapa prinsip
yaitu, mengadakan peningkatan secara terus-menerus, mengakui masalah secara
terbuka, menciptakan tim kerja, mengembangkan disiplin pribadi, memberikan
informasi pada karyawan, sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran
perusahaan, siklus kaizen atau siklus kualitas tim-tim proyek, serta memberikan
wewenang pada setiap karyawan
7. Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki kriteria, kriteria tersebut
yaitu, pengaruh, kekuasaan/power, wewenang, dan pengikut
8. Agar kelompok berjalan dengan efektif, pemimpin harus melaksanakan fungsi utama,
yaitu, fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah, dan fungsi
pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain, penengahan
berbedaan kelompok dan sebagainya
9. Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan seperti yaitu, pemberi arah, agen
perubahan, pembicara, dan berperan sebagai Pembina
10. Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses kepemimpinan dalam suatu organisasi
yaitu, karakteristik pribadi pemimpin, kelompok yang dipimpin, dan situasi
11. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok
dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang
terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.

10
12. Kepemimpinan yang efektif dalam hal motivasi kerja dalat diwujudkan dengan
kombinasi perilaku, dimana pemimpin harus bisa mengubah kepemimpinannya sesuai
dengan situasi organisasi.
13. Pemimpin merupakan salah satu motivator bawahannya dalam suatu organisasi,
sehingga terdapat kaitan yang erat diantara keduanya. Pada masa pertumbuhan
perusahaan pemimpin berperan memotivasi karyawannya dengan sifat/karakteristik
seorang pemimpin yang dimilikinya dengan tujuan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.

11
1.16 Bacaan Lebih Lanjut

Ardana, K., Mujiati, N. W., & Sriathi, d. A. (2009). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Kepemimpinan : Teori & Aplikasi (Cetakan Kesatu). Bandung:
Alfabeta.
Mulyadi, D. (2015). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Jakarta: Alfabeta.
Nadira, K. (2014). Pengertian Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan dan Teori yang mendasari
Kepemimpinan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan manajemen kinerja . Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity
Press.
Nawawi, H. (2009). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
Press.
Sanjaya, I. (2014, Desember 23). academia.edu. Diambil kembali dari PENTINGNYA
KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL UNTUK
PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN:
https://www.academia.edu/30510376/PENTINGNYA_KEPEMIMPINAN_DAN_KE
MAMPUAN_MANAJERIAL_UNTUK_PENINGKATAN_MUTU_LEMBAGA_PE
NDIDIKAN
Sudaryono. (2014). Leadership: Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekia.
Warren, B., & Nanus, B. (1990). Kepemimpinan. Jakarta: Prenhalindo.
Yukl, G. (2012). Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi Indonesia). Jakarta: PT Indeks.

12

Anda mungkin juga menyukai