KEPEMIMPINAN
Pengantar Bab
Kepemimpinan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar mau mengikuti kemauannya. Pemimpin, kepemimpinan serta gaya kepemimpinan tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya karena seorang pemimpin pasti melakukan kegiatan
memimpin.
Tujuan Umum
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian pemimpin
serta hubungan antara pemimpin, kepemimpinan, dengan gaya kepemimpinan, sehingga
nantinya mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang baik dalam sebuah kegiatan ataupun
organisai lainnya.
Tujuan Khusus
Setelah pembahasan bab ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian pemimpin
2. Menjelaskan pengertian kepemimpinan
3. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan
4. Menjelaskan teori dan tipe dari gaya kepemimpinan
5. Mendeskripsikan ciri-ciri pemimpin
6. Memahami prinsip-prinsip didalam kepemimpinan
7. Mendeskripsikan bagaimana kriteria seorang pemimpin
8. Menjelaskan fungsi dari kepemimpinan
9. Menjelaskan peran kepemimpinan
10. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
11. Menjelaskan pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
12. Menjelaskan pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja
13. Menjelaskan peran motivasi kerja dalam memoderasi pengaruh kepemimpinan pada
kinerja karyawan.
1
1.1 PEMIMPIN (LEADER)
Orang yang mampu menggerakkan sumberdaya (terutama manusia) untuk bekerja
bersama untuk mencapai tujuan. Menurut Jack Welch dalam Slater, pemimpin adalah orang
yang memberikan inspirasi dengan visi yang jelas mengenai bagaimana sesuatu dapat
dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Pemimpin dan kepemimpinan adalah sesuatu yang
tak dapat dipisahkan, merupakan suatu kesatuan. Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa
kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan ini terbentuk dari suatu proses dari waktu ke waktu hingga
akhirnya akan mengkristal dalam suatu bentuk karakteristik kepemimpinan. Seseorang yang
mempunyai jiwa kepemimpinan, dengan usaha yang gigih akan dapat membantu lahirnya
penegasan sikap kepemimpinan pada dirinya (Fahmi, 2012). Robbins (2009) menyatakan
bahwa kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok
kearah tercapainya tujuan. yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Ada empat
implikasi penting dalam pernyataan tersebut, yaitu :
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka
untuk menerima pengarahan dari pemimpin, akan membantu dalam menentukan status
atau kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa
bawahan, semua mutu atau kualitas kepemimpinan dari seorang manajer menjadi tidak
relevan.
2. Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin
dan anggota kelompok. Pemimpin biasanya mempunyai kekuasaan yang lebih besar
dan mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan dari anggota
organisasi.
3. Kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk
mempengaruhi tingkah laku pengikut dengan berbagai cara. Pemimpin tidak hanya
dapat memerintah bawahan ”apa” yang harus dilakukan, tetapi juga dapat
mempengaruhi ”bagaimana” bawahan akan melaksanakan perintahnya.
4. Kepemimpinan adalah mengenai ”nilai”. Seorang pemimpin harus memperhatikan
komponen moral dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pemimpin harus dapat
menjadi contoh atau guru etika bagi para bawahan atau pengikutnya.
1.2 KEPEMIMPINAN
2
Menurut Rivai dan Mulyadi (2012), kepemimpinan pada dasarnya adalah melibatkan
orang lain, melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota
kelompok, menggerakkan kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan
untuk mempengaruhi tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai. Empat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, yaitu:
1. Kecerdasan, 3. Motivasi diri dan dorongan
2. Kedewasaan, berprestasi, dan
4. Sikap hubungan kemanusiaan.
Sementara itu Yukl (2012), mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan individu
untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan
kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi. Kepemimpinan juga terkait
dengan sebuah proses yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang
kuat terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas
dan hubungan kelompok dalam suatu organisasi (Yukl, 2012).
Wilson (2015) menyatakan kepemimpinan sebagai proses psikologis dalam menerima
tanggung jawab tugas, diri sendiri, dan nasib orang lain, dari beberapa definisi kepemimpinan
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan untuk
mempengaruhi semangat, kegairahan, keamanan, kualitas kerja dan prestasi organisasi, serta
kemampuan memberikan peranan dalam mendorong individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi. Selain itu adanya proses serta hubungan antara pemimpin dan pengikut,
adanya pengaruh sosial, peran kepemimpinan ada di hampir setiap level di organisasi, dan
adanya fokus pada pencapaian tujuan.
3
Kesesuaian antara gaya kepemimpinan, norma-norma dan kultur organisasi dipandang sebagai
suatu prasyarat kunci untuk kesuksesan prestasi tujuan organisasi (Nadira, 2014).
2
sifat tertentu dan sifat- sifat yang membuat mereka yeng lebih cocok untuk menjalankan fungsi
kepemimpinan. Namun teori ini tidak menutup kemungkunan sifat dan kepribadian yang
diperoleh dari pengalaman dan hasil belajar.
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of Management, terdapat sepuluh
sifat pemimpin yang unggul yaitu;
1. Kekuatan, 7. Keterampilan berkomunikasi,
2. Stabilitas emosi, 8. Kemampuan mengajar,
3. Pengetahuan relasi insane, 9. Keterampilan sosial,
4. Kejujuran, 10. Kecakapan teknis dan kecakapan
5. Objektif, manajerial.
6. Dorongan pribadi,
3
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan maka akan berlangsung aktivitas
kepemimpinan yang memperlihatkan gaya dalam memimpin yang memiliki tiga pola dasar
yakni; pertama, gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas, kedua,
gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan hubungan kerja sama, dan ketiga, gaya
kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga pola
dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang terwujud dalam tiga tipe pokok
kepemimpinan, yaitu:
a. Tipe kepemimpinan otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang, pemimpin sebagai
penguasa tunggal dan anak buah semata-mata hanya pelaksana tugas dan keputusan dari
pemimpin. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap
perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksiyang telah diberikan. Inisiatif dan daya
pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan
pendapatnya. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah
segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang - orang yang dianggap
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang - orang tersebut diancam dengan hukuman,
dipecat, dsb. Sebaliknya, orang - orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya,
dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
b. Tipe kepemimpinan kendali bebas (Laissez Faire)
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter, pemimpin
berkedudukan sebagai simbol, pemimpin memberi kebebasan penuh pada orang yang dipimpin
untuk mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan
masing-masing. Pemimpin hanya mengfungsikan dirinya sebagai penasihat. Kepemimpinan
ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat
keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing. Hal itu berdampak sering terjadi
terjadi kekacauan karena setiap anggota memiliki kepentingan dan kemampuan yang berbeda.
Dalam keadan seperti itu apabila ada anggota yang bertindak melakukan kepemimpinan
(informal) yang diterima (dipatuhi dan disegani) oleh anggota organisasi maka pemimpin yang
sebenarnya tidak berfungsi. Laissez faire adalah persepsi seorang pemimpin yang
berpandangan bahwa pada umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena
para anggota terdiri dari orang-orang yang telah dewasa yang telah mengetahui apa yang
2
menjadi tujuan organisasi. Oleh karenanya pemimpin yang laissez faire cenderung berperan
pasif dalam kepemimpinannya.
c. Tipe kepemimpinan demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting
dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang
yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan berbagai aspek.
Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreativitas dan inisiatif yang
berbeda dihargai dan disalurkan secara wajar. Tipe kepemimpinan ini selalu berusaha untuk
memanfaatkan setiap orang yang dipimpin untuk menyalurkan kemampuannya, dalam
menentukan keputusan tipe demokratis mementingkan proses musyawarah. Terdapat
koordinasi pekerjaan dari pemimpin pada bawahan, dengan penekanan rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis ini
bukan terletak pada person atau individu pemimpin melainkan terletak pada partisipasi aktif
dari setiap anggota kelompok
3
b. Walaupun pemimpin cenderung untuk lebih tinggi dalam kecerdasan daripada orang
yang dipimpinnya, akan tetapi tidak ada hubungan yang berarti antara kelebihan
kecerdasan tersebut dengan soal kepemimpinan tersebut.
c. Pengetahuan yang dimanfaatkan untuk memecahkan problem yang dihadapi kelompok
yang dipimpin merupakan bantuan yang sangat berarti pada status kepemimpinan.
d. Ciri dan watak yang mempunyai korelasi dengan kepemimpinan adalah ; kemampuan
melihat problem yang dihadapi, inisiatif, kerja sama, ambisi, ketekunan, emosi yang
stabil, popularitas, dan kemampuan berkomunikasi.
Menurut Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, terdapat ciri-ciri yang harus dimiliki pemimpin
secara umum, antara lain :
a. Persepsi Sosial (sosial perception) Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah
kecakapan untuk cepat melihat dan memahami perasaan, sikap, kebutuhan anggota
kelompok. Persepsi sosial diperlukan untuk melaksanakan tugas pemimpin sebagai
penyambung lidah anggota kelompoknya dan memberikan patokan yang menyeluruh
tentang keadaan di dalam maupun di luar kelompok.
b. Kemampuan berfikir abstrak (ability in abstract thinking) Kemampuan berfikir abstrak
diperlakukan dalam menafsirkan kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan
keadaan diluar kelompok dalam hubungannya dengan realitas tujuan-tujuan kelompok.
Untuk itu ketajaman penglihatan dan kemampuan analitis yang didampingi oleh
kemampuan mengabstraksi dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi sosial di dalam
maupun diluar kelompok. Kelompok tersebut memerlukan adanya taraf intelegensia
yang tinggi pada seorang pemimpin.
c. Kestabilan emosi (emotional stability) Pada dasarnya harus terdapat suatu kematangan
emosional yang berdasarkan pada kesadaran yang mendalam tentang kebutuhan,
keinginan, cita-cita serta pengintegrasian semua kedalam kepribadian yang bulat dan
harmonis. Kematangan emosi diperlukan untuk dapat merasakan keinginan dan citacita
anggota kelompok secara nyata dan untuk dapat melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinan yang lain secara wajar.
4
sehingga tanggung jawab pemimpin merupakan kebalikan dari tugas supervisor. Prinsip
kepemimpinan menurut Bernez dikemukakan mengandung beberapa prinsip, yaitu:
a. Mengadakan peningkatan secara terus menerus. Sudah menjadi sifat alamiah suatu
tugas dapat dilaksanakan secara sukses, maka kita pengalihan perhatian pada suatu
yang baru. Keberhasilan bukanlah suatu hasil akhir dari suatu tugas, keberhasilan
adalah suatu langkah maju berikutnya.
b. Mengakui masalah secara terbuka. Keterbukaan sebagai kekuatan yang bisa
mengendalikan dan mengatasi berbagai masalah dengan cepat, dan juga sama
secepatnya dapat mewujudkan kemampuan.
c. Menciptakan tim kerja. Dalam organisasi Kaizen tim adalah bahan bangunan dasar
yang membentuk struktur organisasi. Masing-masing karyawan secara individual
memberikan sumbangan berupa reputasi akan efisiensi, prestasi kerja dan
peningkatannya.
d. Memberikan proses hubungan kerja yang benar. Dalam organisasi kaizen tidak
menyukai hubungan yang saling bermusuhan dan penuh kontroversi yang terjadi dalam
perusahaan secara murni berpusat pada hal-hal yang memiliki kultur yang saling
menyalahkan.
e. Mengembangkan disiplin pribadi. Disiplin di tempat kerja merupakan sifat alamiah dan
menuntut pengorbanan pribadi untuk menciptakan suasana harmonis dengan rekan
sekerja di dalam tim dan prinsip prinsip utama perusahaan, sehingga sifat-sifat
individual yang terpenting bisa tetap terjaga.
f. Memberikan informasi pada karyawan. Informasi merupakan hal yang penting dalam
perusahaan kaizen. Para pemimpin dan para manajer mengakui bahwa karyawan tidak
dapat diharapkan untuk berpartisipasi melebihi tugas sehari-hari mereka.
g. Sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran perusahaan, siklus kaizen atau
siklus kualitas tim-tim proyek.
h. Memberikan wewenang pada setiap karyawan. Melalui pelatihan berbagai keahlian,
dorongan semangat, tanggung jawab, pengambilan keputusan, akses sumber-sumber
data dan anggaran, timbal balik reputasi perusahaan, dan penghargaan, maka para
karyawan kaizen memilih kekuatan untuk cara memengaruhi urusan diri mereka sendiri
dan urusan perusahaan.
5
Menurut Vietzal Rivai dan Boy Raffi Amar dalam buku pemimpin dan kepemimpinan
dalam organisasi mengatakan Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki
kriteria tertentu layaknya seorang pemimpin yang sejati kriteria tersebut, yaitu;
a. Pengaruh; seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang–orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh itu
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin.
b. Kekuasaan/power; seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena ia
memiliki kekuasaan yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki seorang pemimpin
ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki seorang pemimpin,
tanpa itu ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak merasa saling diuntungkan.
c. Wewenang; wewenang disini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk menetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/
kebijakan. Wewenang disini juga dapat dialihkan kepada karyawan oleh pimpinan
apabila pemimpin percaya bahwa karyawan tersebut mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan baik, sehingga karyawan diberi kepercayaan untuk
melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari segi sang pemimpin.
d. Pengikut ; seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaan / power dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut
yang berada di belakangnya yang memberi dukungan mengikuti apa yang dikatakan
pemimpin.
6
b. Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala sesuatu yang dapat
membantu kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain,
penengahan perbedaan kelompok dan sebagainya.
7
Yang sangat menonjol adalah inteligensi. Umumnya pemimpin akan mempunyai taraf
inteligensi yang lebih tinggi dari pada yang dipimpin. Selain itu ada karakteristik lain seperti
kecerdasan dan memotivasi.
b. Kelompok yang dipimpin
Kumpulan dari pada karakteristik pribadi seorang pemimpin seperti yang diuraikan di
atas itu belum berarti apa-apa, sebelum ia menggunakan sebagai alat untuk menginterpretasi
tujuan yang harus dicapai olehnya.
c. Situasi
Setiap pemimpin akan berfungsi pada suatu situasi, yang berupa situasi manusia, fisik,
dan waktu. Tiap-tiap perubahan situasi membutuhkan perubahan dalam macam kemampuan
memimpin. Dengan pengertian bahwa setiap situasi adalah unik, maka untuk tiap situasi
dibutuhkan pemimpin yang spesifik dan fleksibel untuk menghadapi situasi yang dahsyat
8
Seorang pemimpin harus dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis, baik
antara sesama karyawan, maupun antara atasan dengan bawahan. Kemampuan pemimpin
dalam mengarahkan serta mengkoordinasikan potensi yang dimiliki seluruh karyawan akan
terkait dengan peningkatan motivasi dalam melakukan pekerjaan.
Nawawi (2006) , menyimpulkan kepemimpinan yang efektif dalam hal motivasi kerja
dapat diwujudkan dengan kombinasi perilaku, dimana pemimpin harus bisa mengubah
kepemimpinannya sesuai dengan situasi organisasi. Kepemimpinan sangatlah berpengaruh
terhadap motivasi kerja karyawan, karena didalam motivasi kerja karyawan untuk memenuhi
kebutuhannya sangat membutuhkan dukungan dari seorang pemimpin, karena itu setiap
pemimpin harus mengetahui secara jelas tentang apa yang dibutuhkan oleh karyawan dan
perusahaan agar mereka bisa bekerjasama secara efektif.
1.13 Peran Motivasi Kerja dalam memoderasi Pengaruh Kepemimpinan Pada Kinerja
Karyawan
Kinerja karyawan maupun organisasi secara keseluruhan dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Disamping adanya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin organisasi, diduga
masih ada faktor lain yang ikut mempengaruhi kinerja karyawan. Salah satunya adalah faktor
motivasi kerja yang terdapat dalam diri karyawan. Pemimpin merupakan salah satu motivator
bawahannya dalam suatu organisasi, sehingga terdapat kaitan yang erat diantara keduanya.
Pada masa pertumbuhan perusahaan pemimpin berperan memotivasi karyawannya dengan
sifat/karakteristik seorang pemimpin yang dimilikinya dengan tujuan untuk mencapai sasaran
yang telah ditetapkan.
1.14 Perlatihan
1. Jelaskan hubungan antara pemimpin, kepemimpinan, dengan gaya kepemimpinan!
2. Jelaskan dampak dari apabila sebuah organisasi tidak memiliki seorang pemimpin!
3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seseorang!
1.15 Rangkuman
1. Pemimpin adalah orang yang memberikan inspirasi dengan visi yang jelas mengenai
bagaimana sesuatu dapat dikerjakan dengan cara yang lebih baik
9
2. Kepemimpinan pada dasarnya adalah melibatkan orang lain, melibatkan distribusi
kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok, menggerakkan
kemampuan dengan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
tingkah laku bawahan, dan menyangkut nilai
3. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
4. Teori kepemimpinan antara lain, teori great man (genetik) dan teori big bang, teori sifat
atau karakteristik kepribadian, dan teori kepemimpinan berbagi kekuasaan. Adapun
tipe-tipe dalam kepemimpinan antara lain, tipe kepemimpinan otoriter, tipe
kepemimpinan kendali bebas, dan tipe kepemimpinan demokratis.
5. Seorang pemimpin harus memiliki beberapa kelebihan yaitu, kapasitas seperti
kecerdasan dan kewaspadaan, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, dan status yang
meliputi kedudukan sosial-ekonomi yang cukup tinggi, popular, dan tenar
6. Prinsip kepemimpinan menurut Bernez dikemukakan mengandung beberapa prinsip
yaitu, mengadakan peningkatan secara terus-menerus, mengakui masalah secara
terbuka, menciptakan tim kerja, mengembangkan disiplin pribadi, memberikan
informasi pada karyawan, sebagai contoh tugas mereka dalam sistem sasaran
perusahaan, siklus kaizen atau siklus kualitas tim-tim proyek, serta memberikan
wewenang pada setiap karyawan
7. Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki kriteria, kriteria tersebut
yaitu, pengaruh, kekuasaan/power, wewenang, dan pengikut
8. Agar kelompok berjalan dengan efektif, pemimpin harus melaksanakan fungsi utama,
yaitu, fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah, dan fungsi
pemeliharaan kelompok atau sosial yaitu segala sesuatu yang dapat membantu
kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain, penengahan
berbedaan kelompok dan sebagainya
9. Seorang pemimpin diharapkan dapat berperan seperti yaitu, pemberi arah, agen
perubahan, pembicara, dan berperan sebagai Pembina
10. Faktor tertentu yang dapat mempengaruhi proses kepemimpinan dalam suatu organisasi
yaitu, karakteristik pribadi pemimpin, kelompok yang dipimpin, dan situasi
11. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok
dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang
terdapat dalam organisasi yang bersangkutan.
10
12. Kepemimpinan yang efektif dalam hal motivasi kerja dalat diwujudkan dengan
kombinasi perilaku, dimana pemimpin harus bisa mengubah kepemimpinannya sesuai
dengan situasi organisasi.
13. Pemimpin merupakan salah satu motivator bawahannya dalam suatu organisasi,
sehingga terdapat kaitan yang erat diantara keduanya. Pada masa pertumbuhan
perusahaan pemimpin berperan memotivasi karyawannya dengan sifat/karakteristik
seorang pemimpin yang dimilikinya dengan tujuan untuk mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
11
1.16 Bacaan Lebih Lanjut
Ardana, K., Mujiati, N. W., & Sriathi, d. A. (2009). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Fahmi, I. (2012). Manajemen Kepemimpinan : Teori & Aplikasi (Cetakan Kesatu). Bandung:
Alfabeta.
Mulyadi, D. (2015). Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan Pelayanan. Jakarta: Alfabeta.
Nadira, K. (2014). Pengertian Tipe-tipe Gaya Kepemimpinan dan Teori yang mendasari
Kepemimpinan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Nawawi, H. (2006). Evaluasi dan manajemen kinerja . Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity
Press.
Nawawi, H. (2009). Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
Press.
Sanjaya, I. (2014, Desember 23). academia.edu. Diambil kembali dari PENTINGNYA
KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL UNTUK
PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN:
https://www.academia.edu/30510376/PENTINGNYA_KEPEMIMPINAN_DAN_KE
MAMPUAN_MANAJERIAL_UNTUK_PENINGKATAN_MUTU_LEMBAGA_PE
NDIDIKAN
Sudaryono. (2014). Leadership: Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Lentera Ilmu
Cendekia.
Warren, B., & Nanus, B. (1990). Kepemimpinan. Jakarta: Prenhalindo.
Yukl, G. (2012). Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi Indonesia). Jakarta: PT Indeks.
12