Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


TEORI GAYA KEPEMIMPINAN

Disusun Oleh :
Kelompok 1

Adellia Putri Anjani (220210220012) Dea Fadila Tenaza (220210220041)

Auliyah Zahra A (220210220020) Dheva Nadia (220210220033)

Cahya Adi P (220210220034) Disti Septia W (220210220030)

Cahya Wayakusumah (220210220006) Fadhlan Malik N (220210220008)

Citra Vitri Syabilla (220210220024) Fatma Al Fisanah (220210220039)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa inggris leadership yang berasal dari
kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership muncul
belakangan sekitar tahun 1700-an.16 Literatur tentang kepemimpinan jumlahnya sangat
banyak, beberapa bahkan membingungkan clan bertolak-belakang. Untuk menjelaskan "apa
yang membuat pemimpin itu efektif' terdapat beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan
berdasarkan sifat-sifat kepribadian umum yang dimiliki seorang pemimpin lebih besar
daripada yang bukan pemimpin. Kedua, berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin.
Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Keempat, pendekatan kembali
kepada sifat atau ciri-ciri suatu perspektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi
seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang lain.
Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus
melakukan sesuatu, seperti telah diobservasi oleh John Gardner (1986-1988), kepemimpinan
lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan
mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu
tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan harus membujuk
orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui
berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model
(menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan clan hukum, restrukturisasi
organisasi, clan mengkomunikasikan visi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pengertian pemimpin yang efektif dalam
hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan mereka bahwa
kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu meyakinkan bahwa
mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.
Konsep kepemimpinan erat. sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan. Dengan
kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya.
Terdapat beberapa sumber clan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi,
keahlian, penghargaan, referensi, informasi clan hubungan.
Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau suatu kelompok untuk
mencapai tujuan tersebut terdapat kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah kemampuan untuk
mendapatkan orang lain untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pihak lainnya.

1.2 Tujuan umum penugasan


Tujuan umum penugasan ini adalah untuk menilai dan menganalisis jenis-jenis
kepemimpinan dalam keperawatan, serta mendiskusikan pentingnya dan dampak dari setiap
jenis kepemimpinan dalam konteks pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
efektif.

1.3 Tujuan khusus penugasan


Tujuan khusus penugasan adalah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
kepemimpinan secara umum khususnya di dunia keperawatan dan untuk mengetahui
pendekatan kepemimpinan dalam keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan perawat.

BAB II
ISI

2.1 Teori Kepemimpinan


Kepemimpinan secara umum berarti seseorang yang memiliki kemampuan dan kesiapan
untuk mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, dan mengarahkan
orang lain atau kelompok untuk menerima pengaruh tersebut dan melakukan sesuatu untuk
membantu mencapai tujuan tertentu dikenal sebagai kepemimpinan. Ketika pendekatan
kepemimpinan dipandang secara sempit, jumlah kekuasaan yang dimilikinya dapat terlihat
lebih kecil ketika pengertian kepemimpinan tersebut dipahami. Karena kepemimpinan
merupakan bagian penting dari manajemen, para pemimpin harus merencanakan dan
mengorganisasikan serta mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan mereka.
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan terkait
dengan kepemimpinan. Menurut Wibowo (2015), ada sejumlah faktor yang dapat
menyebabkan kepemimpinan seseorang :
a. Teori Kelebihan: yang berpendapat bahwa seseorang akan menjadi pemimpin jika ia
memiliki kelebihan atas para pengikutnya. Pada dasarnya, ini adalah keuntungan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
b. Teori Sifat: Ini mencakup tiga kelebihan: rasio, kelebihan rohaniah, dan kelebihan
fisik. Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik jika memiliki
sifat-sifat yang membantu orang lain menjadi pengikut yang baik. Sifat-sifat ini
termasuk, tetapi tidak terbatas pada, adil, suka melindungi, penuh rasa percaya diri,
penuh inisiatif, mencolok, komunikatif, dan kreatif.
c. Teori Keturunan: Menurut teori ini, seseorang menjadi pemimpin karena garis
keturunan atau warisan. Dengan kata lain, jika orang tuanya adalah pemimpin,
anak-anak mereka secara otomatis akan menjadi pemimpin di tempat orang tuanya.
d. Teori Karismatik: Menurut teori ini, seseorang menjadi pemimpin karena dia
memiliki kharisma. Pemimpin yang sangat kharismatik biasanya memiliki kekuatan,
otoritas, dan daya tarik.
e. Teori Bakat: Teori ini, juga dikenal sebagai teori ekologis, mengatakan bahwa
pemimpin adalah bakat. Ia menjadi pemimpin karena bakat yang diperlukan untuk
menjadi pemimpin; untuk melakukannya, seseorang harus diberi kesempatan untuk
menunjukkan bakat tersebut.
f. Teori Sosial: mengatakan bahwa setiap orang dapat menjadi pemimpin jika diberi
kesempatan; setiap orang memiliki bakat untuk menjadi pemimpin; dan masalah
kepemimpinan dapat dipelajari melalui pengalaman praktik dan pendidikan formal.

2.2 Macam-macam Teori Kepemimpinan


Teori kepemimpinan secara umum memiliki macam-macam teori. Berikut adalah beberapa
teori kepemimpinan yang sering dibahas, serta perbedaan mereka:
1. Teori Trait
Teori Trait menganggap bahwa sifat atau karakteristik pribadi yang dimiliki seorang
pemimpin yang efektif adalah kunci untuk menjadi pemimpin yang sukses. Teori ini
menganggap bahwa sifat-sifat seperti kecerdasan, percaya diri, empati, dan integritas
yang diperlukan seorang pemimpin
2. Teori Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan situasional disebut juga sebagai gaya kepemimpinan yang ideal
karena karakteristik gaya kepemimpinan ini mempunyai sifat yang tegas dan disiplin
akan tetapi masih mempertimbangkan dan memahami kemampuan setiap orang atau
bawahan yang dipimpinnya dalam suatu organisasi atau sebuah kegiatan.
3. Teori Gaya dan Perilaku
Teori ini menganggap bahwa keberhasilan kepemimpinan tergantung pada perilaku,
sikap, dan karakteristik yang dirinya miliki. Teori ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang efektif adalah yang sesuai dengan faktor-faktor kualitas dan
situasi para pengikut.
4. Teori Transaksional
Dalam teori ini perilaku pemimpin berfokus pada transaksi interpersonal antara
pemimpin dengan anggota yang melibatkan hubungan pertukaran yaitu kesepakatan
mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
5. Teori Transformasional
Teori kepemimpinan transformasional adalah bagian dari Paradigma Kepemimpinan
Baru yang memberikan perhatian lebih pada unsur karismatik dan afektif
kepemimpinan. Namun kegunaan kepemimpinan ini dalam konteks publik secara
luas masih diperdebatkan dan banyak ilmuwan dari administrasi publik yang
berpendapat bahwa konteks organisasi publik dalam hal ukuran dan struktur,
membuat kepemimpinan transformasional sulit atau bahkan tidak etis untuk bisa
diterapkan (Tavfelin, 2013).
6. Teori Kepemimpinan Kontingensi
Teori kontingensi adalah teori pertama yang menetapkan bagaimana variabel situasi
berkaitan dengan kepribadian dan perilaku pemimpin (Lussier & Achua, 2016).
Dalam teori ini tidak ada perilaku yang optimal karena situasi menjadi sebuah
pertimbangan (Harrison, 2018).
7. Teori Kepemimpinan Perilaku (Behaviour)
Latar belakang lahirnya teori ini adalah karena ketidakkonsistenan teori sifat
sehingga mengarahkan perhatian peneliti terhadap apa yang seharusnya dilakukan
pemimpin dan bukan apa yang pemimpin miliki secara inheren (Harrison, 2018).
Teori ini memiliki keunggulan dimana menyediakan penjelasan tentang proses
kepemimpinan berdasarkan perilaku pemimpin yang bersifat empiris (Northouse,
2016). Namun teori ini gagal mempertimbangkan kemungkinan situasi yang
berkaitan dengan kepemimpinan (Harrison, 2018).
Semua teori kepemimpinan secara umum memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing. Pilihan teori yang tepat bergantung pada situasi dan lingkungan yang
dihadapi.
2.3 Analisis Teori Kepemimpinan untuk Keperawatan
Analisis teori kepemimpinan untuk keperawatan melibatkan pemahaman tentang berbagai
pendekatan kepemimpinan yang relevan dalam konteks perawatan kesehatan. Beberapa teori
kepemimpinan yang sering diterapkan dalam keperawatan termasuk teori transaksional,
transformasional, situasional, dan servant leadership. Penting untuk memahami bagaimana
masing-masing teori ini dapat diterapkan secara efektif dalam mengelola tim perawat,
memotivasi staf, dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien. Selain itu, penting juga untuk
mengakui bahwa tidak ada pendekatan kepemimpinan yang satu ukuran cocok untuk semua
situasi, dan kepemimpinan yang efektif dalam konteks perawatan kesehatan seringkali
memerlukan kombinasi berbagai pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan
yang dihadapi.
Teori transformasional dalam keperawatan adalah pendekatan kepemimpinan yang
bertujuan untuk mendorong perubahan positif dalam praktik keperawatan, budaya
organisasi, dan hasil pasien melalui pengaruh yang inspiratif, motivasional, dan moral dari
pemimpin. Analisis teori transformasional dalam keperawatan dapat memberikan
pemahaman mendalam tentang dampaknya terhadap praktik perawatan, kepuasan pasien,
dan kesejahteraan staf perawat. Kemudian analisis teori Servant leadership dalam konteks
keperawatan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana pendekatan kepemimpinan ini
dapat mempengaruhi kualitas perawatan pasien, kepuasan pasien, dan kesejahteraan
perawat. Ada beberapa aspek yang dapat dianalisis dalam servant leadership
1. Kualitas perawatan pasien, peningkatan kualitas perawatan pasien dengan cara
menekankan pentingnya pelayanan dan empati. Analisis dapat dilakukan dengan
membandingkan hasil perawatan, tingkat kepuasan pasien, dan kejadian yang tidak
diinginkan sebelum dan sesudah penerapan servant leadership.
2. Kepuasan Pasien: menciptakan lingkungan perawatan yang ramah, terbuka, dan
responsif terhadap kebutuhan pasien. Analisis dapat mencakup evaluasi tingkat
kepuasan pasien terhadap interaksi dengan staf perawat, kualitas komunikasi, dan
pengalaman perawatan secara keseluruhan.
3. Kesejahteraan Staf Perawat: memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan staf
perawat, yang dapat berdampak pada retensi staf, tingkat kelelahan, dan kepuasan
kerja. Analisis dapat meliputi survei kepuasan kerja, tingkat absensi, dan tingkat
kelelahan staf perawat sebelum dan sesudah penerapan servant leadership.
4. Kolaborasi Tim: mendorong kolaborasi dan kerja tim di antara staf perawat, yang
penting untuk memberikan perawatan yang holistik dan terkoordinasi kepada pasien.
Analisis dapat memperhatikan tingkat komunikasi dan koordinasi antar staf perawat,
serta efektivitas tim dalam menangani situasi kompleks dan mendesak.
5. Pemberdayaan Perawat: memberdayakan perawat untuk mengambil inisiatif,
mengembangkan keterampilan mereka, dan berkontribusi pada perbaikan proses
perawatan. Analisis dapat mencakup evaluasi tingkat partisipasi perawat dalam
pengambilan keputusan, peluang pengembangan karir, dan tingkat kepercayaan diri
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka.
6. Pengelolaan Konflik: mempromosikan pendekatan kolaboratif dalam mengelola
konflik dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara staf perawat. Analisis dapat
mencakup evaluasi efektivitas pemecahan konflik, tingkat kepuasan staf perawat
terhadap cara konflik ditangani, dan dampaknya terhadap kualitas perawatan pasien

2.4 Manfaat teori Jenis kepemimpinan dari 2 teori yang dipilih ada profesi
keperawatan
Kepemimpinan Transformasional adalah gaya kepemimpinan yang mampu memotivasi para
pengikut untuk melaksanakan dan mengelola kepentingan mereka sendiri demi kepentingan
organisasi. Sedangkan Servant Leadership, atau kepemimpinan pelayan, berfokus pada
melayani orang lain sebagai prioritas utama. Pemimpin dengan gaya ini memahami bahwa
pelayanan adalah kunci dalam memimpin. Mereka membantu orang lain tumbuh dan
berkembang, serta memenuhi kebutuhan anggota tim. Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970. Kepemimpinan transformasional
dan servant leadership memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
perawat. Manfaat keduanya adalah:
Kepemimpinan Transformasional:
● Meningkatkan Motivasi Kerja: Gaya kepemimpinan ini memotivasi perawat untuk
berkontribusi secara aktif dalam mengembangkan kebijakan kesehatan dan
mengubah teknologi kesehatan.
● Kreativitas dan Inovasi: Perawat yang dipimpin oleh kepemimpinan
transformasional cenderung lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pelayanan.
● Prestasi Kerja: Fokus pada tujuan organisasi dan pengembangan tim membantu
meningkatkan prestasi kerja perawat.
Servant Leadership:
● Pemberdayaan Karyawan: Gaya kepemimpinan ini memprioritaskan pelayanan
kepada anggota tim. Perawat merasa didukung dan diberdayakan untuk tumbuh.
● Kualitas Pelayanan: Servant leadership berkontribusi pada kualitas pelayanan
perawat dan kepercayaan pada supervisor perawat.
● Mengurangi Burnout: Dengan memperhatikan kesejahteraan perawat, servant
leadership dapat mengurangi tingkat stres dan turnover.
Kedua gaya kepemimpinan ini memiliki dampak positif pada kinerja perawat dan kualitas
pelayanan kesehatan. Implementasi model kepemimpinan ini sangat relevan untuk
pemimpin di rumah sakit di Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari bacaan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah terjemahan dari
bahasa inggris leadership yang berasal dari kata leader. Kepemimpinan secara umum berarti
seseorang yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerakkan, dan mengarahkan orang lain atau kelompok untuk
menerima pengaruh tersebut dan melakukan sesuatu untuk membantu mencapai tujuan
tertentu dikenal sebagai kepemimpinan.
Teori kepemimpinan secara umum memiliki macam-macam teori. Berikut beberapa
teori kepemimpinan yang sering dibahas:
1. Teori Trait
2. Teori Kepemimpinan Situasional
3. Teori Gaya dan Perilaku
4. Teori Transaksional
5. Teori Transformasional
6. Teori Kepemimpinan Kontingensi
7. Teori Kepemimpinan Perilaku (Behaviour)

Analisis teori kepemimpinan untuk keperawatan melibatkan pemahaman tentang


berbagai pendekatan kepemimpinan yang relevan dalam konteks perawatan kesehatan.
Beberapa teori kepemimpinan yang sering diterapkan dalam keperawatan termasuk teori
transaksional, transformasional, situasional, dan servant leadership. Penting untuk
memahami bagaimana masing-masing teori ini dapat diterapkan secara efektif dalam
mengelola tim perawat, memot ivasi staf, dan meningkatkan kualitas pelayanan pasien.

Pemimpin dengan gaya transformasional dan servant leadership memahami bahwa


pelayanan adalah kunci dalam memimpin. Mereka membantu orang lain tumbuh dan
berkembang, serta memenuhi kebutuhan anggota tim. Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh Robert K. Greenleaf pada tahun 1970. Kepemimpinan transformasional
dan servant leadership memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan
perawat.

3.2 Saran teori kepemimpinan yang tepat untuk profesi keperawatan kedepannya
Teori kepemimpinan yang cocok untuk profesi keperawatan di masa depan adalah teori
transformasi kepemimpinan. Teori transformasi adalah teori yang berpendapat bahwa
kepemimpinan yang efektif diperlukan untuk membangun citra positif keperawatan yang
mempengaruhi kebijakan kesehatan nasional. Teori ini mengacu pada peran pemimpin
kosmis atau pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mengubah ketidakberdayaan
bawahannya menjadi kinerja yang lebih baik. Misalnya, teori transformasi kepemimpinan
menyatakan bahwa pemimpin harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja
bawahan melalui pendidikan, manajemen pelayanan keperawatan, dan pengembangan
kepemimpinan keperawatan. Hal ini memungkinkan perawat untuk berpikir positif tentang
profesinya dan menunjukkan perilaku positif di lingkungan rumah sakit, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan memajukan karir perawat. Teori transformasi
kepemimpinan menghubungkan hubungan antara keterampilan kepemimpinan efektif
pemimpin ruangan dan karakteristik pribadi perawat praktik dengan model praktik
keperawatan profesional. Hal ini dapat meningkatkan keterampilan profesional perawat dan
mengubah ketidakberdayaan menjadi kinerja yang lebih baik. Sebagai saran, untuk berhasil
dalam profesi keperawatan, perawat harus memiliki keterampilan kepemimpinan yang
efektif, seperti memiliki visi dan misi yang jelas, komunikasi yang efektif, pelatihan,
manajemen layanan keperawatan, dan pengembangan kepemimpinan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Gillies (2005). Manajemen Keperawatan. Suatu Pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih
Bahasa Dika Sukmana dkk Jakarta

Harrison, C. (2018). Leadership Theory and Research: A Critical Approach to New and
Existing Paradigms. Switzerland: Palgrave Macmillan.

Hutahaean, W. S., & SE, M. T. (2021). Teori Kepemimpinan. Ahlimedia Book.

Lussier, R. N., & Achua, C. F. (2016). Leadership Theory, Application, & Skill Development
(6th ed.). Boston, USA: Cengage Learning.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2017). Leadership roles and management functions in
nursing: Theory and application

Miftahunnisa Igiriza, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional dan Motivasi Terhadap


Kinerja Pegawai di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2017), 21

Northouse, P. G. (2016). Leadership: Theory and practice (6th ed.). Los Angeles: Sage

Riadi, Muchlisin. (2023). Kepemimpinan (Leadership). Diakses pada 7/3/2024, dari


https://www.kajianpustaka.com/2023/01/kepemimpinan-leadership.html

Riznawaty Imma Aryanty, Ninuk Widyantoro. 2019. Sexual and Reproductive Health
Services in Indonesia: An Analysis of Equality, Quality, and Accountability. DAWN. Suva
(Fiji): Efektivitas Kepemimpinan Transformasional Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat

Robbins, Stephen P., 011, Organizational Behavior: Concepts, Controversies and


Application. New Jersey: Prentice-Hall Inc., 8 th edition, 1998.

Sunarso, D. B. (2023). Teori Kepemimpinan.

Tafvelin, Susanne. 2013. The Transformational Leadership Process Antecedents,


Mechanisms, and Outcomes in the Social Services. Sweden; Print and Media Umeå.

Anda mungkin juga menyukai